Anda di halaman 1dari 5

3.

1 Konsep Dasar oleh Patton dan Littleton


Seperangkat konsep dasar yang dikemukakan Paton dan Littleton (1970)
merupakan konsep-konsep dasar yang dikenalkan sebelum sumber-sumber yang
disebut sebelumnya. Buku Paton dan Littleton (P&L) yang diterbitkan pertama kali
pada tahun 1940 tersebut merupakan salah satu karya klasik yang mempengaruhi
pemikiran akuntansi sesudah itu. Berikut adalah konsep-konsep dasar yang
dikemukakan P&L:
1) Entitas Bisnis Atau Kesatuan Usaha (The Business Entity). Dalam konsep ini
bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis diperlakukan berbeda atau
secara hokum terpisah dengan pemilik dari bisnis tersebut. Hali ini termasuk
bahwa transaksi-transaksi dalam bisnis tersebut harus dijaga secara
keseluruhannya agar terpisah dari urusan pribadi seorang pemiliknya
2) Kontinuitas Kegiatan/Usaha (Continuity of Activity). Konsep ini menyatakan
bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa
datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka
akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus
sampai waktu tak terbatas.
3) Penghargaan Sepakatan (Measured Consideration). Konsep ini menyatakan
bahwa jumlah rupiah/agregat-harga atau penghargaan sepakatan yang terlibat
dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar
akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik
yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar (biaya).
4) Kos Melekat (Costs Attach). Bahwa kos melekat pada objek yang
dipresentasinya hingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah
atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang didekati. Bila
berbagai komponen digabungkan menjadi suatu objek atau barang baru,
gabungan kos yang baru semata-mata merupakan penggabungan berbagai kos
yang melekat pada tiap komponen tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru
yang melekat pada barang baru

1
5) Upaya Dan Capaian Atau Hasil (Effort And Accomplishment). Konsep ini
menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil
berupa pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa
upaya (biaya). Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan
sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
6) Bukti Terverifikasi Dan Objektif (Verifiable, Objective Evidence). Konsep ini
menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat
kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya
data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji
kebenarannya. Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti transaksi
yang kuat dan sah.
7) Asumsi (Assumptions). Bahwa asumsi di sini merupakan penjelasan bahwa
keenam dasar sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi
tertentu dengan segala keterbatasannya. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
kontinuitas usaha, perioda satu tahun, kos sebagai bahan olah, Daya beli uang
usaha dan tujuan mencari laba.

3.2 Gambaran Umum Konsep Dasar Menurut FASB


Salah satu perubahan yang tercermin dalam proyek kerangka konseptual
FASB adalah ditekankannya tujuan sosial yang luas dari pelaporan keuangan.
Perkembangan kerangka konseptual (conceptual framework) FASB melahirkan
beberapa konsep dasar atau sering disebut dengan Statements of Financial
Accounting Concepts (SFAC) diantaranya :
1) SFAC No. 1, Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises.
Secara umum, SFAC No. 1 membahas mengenai tujuan pelaporan keuangan.
Tujuan akuntansi menurut statement ini adalah untuk menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan bisnis oleh pengguna laporan
keuangan tersebut.
2) SFAC No. 2, Qualitative Characteristics of Accounting Information.
SFAC No. 2 menjelaskan mengenai karakteristik kualitatif dari informasi

2
akuntansi. Selain itu, dijelaskan juga mengenai fungsi laporan keuangan yaitu
untuk membantu pengguna dalam pengambilan keputusan bisnis.
3) SFAC No. 3, Elements of Financial Statements of Business Enterprises.
SFAC No. 3 mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan, di antaranya adalah
sebagai berikut: aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, deviden,
laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan, kerugian.
4) SFAC No. 4 Objectives Of Financial Reporting By Nonbusiness
Organizations. SFAC No. 4 ini berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan
nonbisnis, dimana karakterisitik dari organisasi non bisnis adalah penerimaan
sumber daya meskipun jumlahnya besar akan tetapi tidak mengharapakan
pengembalian.
5) SFAC No. 5, Recognition and Measurements in Financial Statements of
Business Enterprises. SFAC No. 5 menjelaskan mengenai pengakuan dan
pengukuran, menjelaskan pengertian earning yang berbeda dengan net
income. Earning merupakan net income dikurangi efek kumulatif pada tahun
sebelumnya karena adanya perubahan prinsip akuntansi yang digunakan.
6) SFAC No. 6, Elements of Financial Statements. SFAC No. 6 merupakan
pengganti dari SFAC No. 3, dimana definisi yang terdapat didalamnya sama
persis dengan yang tertulis di SFAC No. 3 yang ditambahkan cakupan sampai
ke organisasi nonbisnis. Dengan demikian, karakteristik informasi akuntansi
pada SFAC No. 2 juga berlaku bagi organisasi nonbisnis.
7) SFAC No. 7, Using Cash Flow Information and Present Value in
Accounting Measurements. SFAC No. 7 menjelaskan mengenai
permasalahan dalam pengukuran khusus dan bukannya masalah konseptual
yang lebih luas.

3.3 Join Project FASB-IASB


FASB dan IASB memulai proyek agenda baru bersama, untuk meninjau
kembali kerangka konseptual mereka untuk akuntansi keuangan dan pelaporan,
dimana setiap dasar keputusan standar akuntansi sebagian besar didasarkan atas

3
tujuan, karakteristik, definisi, dan kriteria yang ditetapkan pada kerangka konseptula
yang ada. Tujuan dari proyek baru ini adalah untuk membangun kerangka kerja
dengan cara mempersempit, memperbaharuhi, menyelesaikan dan mengkonvergekan
ke dalam kerangka kerja umum. Tujuan lain dari FASB dan IASB adalah untuk
menyatukan standar mereka diantaranya:
1) Alasan standar berbasis prinsip memerlukan kerangka kerja konseptual karena
untuk menjadi standar berbasis prinsip tidak hanya dapat mengumpulkan
konversi melainkan harus berakar pada konsep dasar.
2) Pentingnya IASB dan FASB berbagi kerangka konseptual umum adalah
dengan terciptanya konvergensi berarti bahwa FASB dan IASB akan terus
bekerja sama untuk mengembangkan kualitas tinggi, kompatibel standar
akuntansi dari waktu ke waktu. Konvergensi juga bermanfaat dalam cara
berikut:
a. Meningkatkan efisiensi pasar modal global dengan cara meningkatkan
perbandingan dan transparansi dari satu negara ke negara lain.
b. Mengurangi beban administrasi pada MNE yang saat ini diperlukan untuk
menyiapkan laporan keuangan dalam beberapa metode akunting.
c. Memungkinkan perusahaan untuk mengakses pasar modal di luar Amerika
Serikat tanpa memerlukan pertimbangan pelaporan keuangan standar
internasional US GAAP.
3) Karena kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan
keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan
menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan.
4) Cross-cutting issue adalah isu-isu yang berdampak lebih dari suatu bidang,
karena kekayaan suatu negara umumnya dipengaruhi oleh serangkaian faktor
yang saling berhubungan. Cross-cutting issue yang ditetapkan dalam sejumlah
konvensi internasional deklarasi, dan perjanjian pembangunan yang mengikat
negara-negara terkait.

4
DAFTAR PUSTAKA

Astika, I.B. Putra. 2011. Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan. Denpasar:


Udayana University Pres

Winwin Yadiati. 2010. Teori Akuntansi : Suatu Pengantar. PT Kencana : Jakarta

https://dindaituchdindhoet.wordpress.com/2010/10/19/kerangka-konseptual-fasb/
(Diakses pada tanggal 24 September 2017)
http://www.iasplus.com/en/projects/completed/other/iasb-fasb-convergence/
(Diakses pada tanggal 24 September 2017)

Anda mungkin juga menyukai