SAP 1
1
1.2 Tujuan audit
Ikatan Akuntan Indonesia (2001) menyatakan dalam Standar Profesional Akuntan
Publik SA Seksi 110, PSA No. 02 tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor
independen umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam hal
semua yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor merupakan sarana
bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk
menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah
dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia mengharuskan auditor
menyatakan apakah menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dan jika ada, menunjukan adanya
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
2
c) Governmental audit
Pada Departemen Keuangan terdapat instansi yang bertugas sebagai pemeriksa
pengelolaan keuangan instansi pemerintah dan perusahaan- perusahaan Negara,
yaitu Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang
bertindak sebagai akuntan intern pemerintah, sedangkan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) sebagai akuntan ekstern pemerintah yang bertanggung jawab
kepada DPR.
b. Menurut objeknya
Ditinjau dari objek yang diaudit, maka auditing dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
audit laporan keuangan (financial statement audit), audit operasional (management
audit), dan audit kepatuhan (compliance audit).
a) Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Audit ini dilakukan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan secara
keseluruhan yaitu informasi-informasi kuantitatif yang diaudit telah disusun
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b) Audit operasional (management audit)
Audit ini disebut juga audit manajemen, audit kinerja adalah suatu kegiatan
meneliti kembali atau mengkaji ulang hasil operasi pada setiap bagian dalam
suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengevaluasi atau menilai efisiensi dan
efektivitasnya.
c) Audit kepatuhan (compliance audit)
Audit ini memiliki tujuan untuk menentukan apakah perusahaan atau klien
mengikuti prosedur-prosedur khusus atau peraturan-peraturan yang ditetapkan
oleh pihak yang berwenang.
Dalam audit terus-menerus, auditor mengunjungi beberapa kali dalam satu periode
akuntansi dan setiap kali melakukan kunjungan mengadakan audit sejak
kunjungan sebelumnya.
3
b) Audit periodik (periodical audit)
Jika pelaksanaan audit dilakukan secara periodik, misalnya semester, tahunan,
kuartal, maka audit ini disebut audit periodik. Dalam hal ini laporan auditor yang
formal hanya dibuat pada tahun akuntansi
.
1.4 Profesi akuntan publik
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan
mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen
pribadi yang mendalam.
Akuntan publik adalah akuntan independen yang memberikan jasa akuntansi tertentu
dan menerima pembayaran atas jasa yang telah diberikannya. Semakin besar perusahaan,
maka dana untuk mengaudit yang diperlukan tentunya semakin besar. Akuntan publik
berperan sebagai pihak independen dalam menilai kesesuaian laporan keuangan perusahaan
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dengan demikian, bukan hanya keahlian
yang dituntut dari seorang akuntan publik, tetapi juga kejujuran (integritas) dalam
melakukan pekerjaan. Hal ini penting karena pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan sangat bergantung pada pendapat/opini akuntan publik.
Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang
akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
(USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan "CPA Indonesia" (sebelum
tahun 2007 disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP). Sertifikat akan dikeluarkan
oleh IAPI. Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah satu persyaratan utama untuk
mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik dari Kementrian Keuangan. Bidang jasa
yang digeluti dalam profesi akuntan publik meliputi:
a. Jasa atestasi.
Kantor-kantor akuntan publik yang ada saat ini dapat memberikan jasa-jasa
penjamin, salah satunya adalah jasa atestasi. Jasa atestasi adalah jenis jasa penjamin
yang dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan suatu laporan tertulis
yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh
pihak lain. Jasa atestasi diberikan untuk memberikan pernyataan atau pertimbangan
sebagai pihak yang independen dan kompeten tentang sesuatu pernyataan (asersi)
suatu satuan usaha telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Ada empat bentuk
jasa atestasi :
a) Audit Atas Laporan Keuangan Historis
4
Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang
dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis
yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Keyakinan yang diberikan pada
audit adalah keyakinan positif (possitive assurance).
b) Pemeriksaan (Examination)
Auditor dalam melaksanakan penugasan jasa ini akan memberikan pendapat atas
asersi-asersi suatu pihak sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Keyakian yang
diberikan adalah keyakinan positif. Tingkat keyakinan pemeiksaan berada
dibawah audit.
c) Review Atas Laporan Keuangan Historis
Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi, yang
diberikan kantor-kantor akuntan public. Banyak perusahaan non publik
menginginkan jaminan atas laporan keuangannya dengan biaya murah, audit atas
laporan keuangan menghasilkan jaminan yang tinggi sedangkan review hanya
menghasilkan jaminan yang moderat atas laporan keuangan, dan untuk
mendapatkan jaminan demikian dibutuhkan bukti yang lebih sedikit. Review untuk
keperluan tertentu dipandang sudah cukup memadai dan dapat dilakukan oleh
akuntan publik dengan biaya pemeriksaannya lebih murah.
d) Prosedur yang telah disepakati bersama (agreed upon Procedures)
Lingkup kerja jasa ini lebih sempit daripada audit maupun examination. Sebagai
contoh auditor dank lien sepakat bahwa prosedur tertentu akan dilakukan atas
elemen tertentu akan dilakukan atas elemen tertentu laporan keuangan misalnya
akun atau rekening kas dan surat berharga. Kesimpulan yang dibuat berbentuk
ringkasan temuan, keyakinan negatif atau keduanya.
b. Jasa non-atestasi
Jasa nonatestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya
akuntan public tersebut tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Ada tiga jenis jasa non atestasi :
a) Jasa Akuntansi
Jasa akuntansi dapat diberikan melalui aktivitas pencatatan, penjurnalan, posting,
jurnal penyesuain dan penyusunan laporan keuangan klien (jasa kompilasi) serta
perancangan sistem akuntansi klien.
b) Jasa Perpajakan.
Jasa perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak, dan perencanaan pajak.
5
Selain itu dapat bertindak sebagai penasehat dalam masalah perpajakan dan
melakukan pembelaan bila perusahaan yang menerima jasa sedang mengalami
permasalahan dengan kantor pajak.
c) Jasa Konsultasi Manajemen
Jasa konsultasi manajemen atau management advisory services (MAS)
merupakan fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan
teknis kepada klien untuk peningkatan penggunaan kemampuan dan sumber
daya untuk mencapai tujuan perusahaan klien.
3. PERKEMBANGAN AUDIT
3.1 Sejarah fungsi pengauditan
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke-15. Tahun kelahiran pengauditan
laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui
bahwa pada sekitar awal abad ke-15 jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun
pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru
terjadi pada abad ini.
3.2 Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900
Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari inggris. Akuntansi
sebagai profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad ke-19.
Para akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit sebagaimana
yang berlaku di Inggris. Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus
tunduk pada undang-undang yang disebut Companiest Act. Menurut undang-undang tersebut,
semua perusahaan publik harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika
Serikat, bentuk pelaporan model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang
berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana yang
telah disebutkan, di Inggris semua perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika
Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang
mengatur pasar modal yang disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari
pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.
Tidak hanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yag
diberikan kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad ke-19 menjadi
beraneka ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang berupa audit
atas semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara menyeluruh dan
mendalam. Auditor biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari dewan komisaris
perusahaan, dan laporan hasil audit biasanya dialamatkan kepada pihak intern perusahaan,
bukan kepada pemegang saham. Pemberian laporan kepada para pemegang saham pada
waktu itu tidak biasa dilakukan. Para manajer perusahaan hanya menginginkan untuk
7
mendapat jaminan dari auditor bahwa kecurangan dan kekeliruan dalam pencatatan tidak
terjadi.
3.3 Perkembangan di Abad Ke-20
Memasuki abad ke-20, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama
masa itu jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang
saham juga semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor.
Kebanyakan pemegang saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor,
dan kesalahpahaman melanda banyak pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir.
Pada umumnya mereka beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratan
laporan keuangan.
Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah berakhirnya perang
dunia I. Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus
berlangsung, sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve
Buletin yang memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute Of
Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi American Institute Of Certified Public
Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi
yang seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang
bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini merupakan pernyataan pertama yang
dikeluarkan oleh profesi akuntansi di Amerika Serikat dari sekian banyak pernyataan yang
dikeluarkan selama abad kedua puluh.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman
resmi. Akan tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi
laporan yang umum digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat laporan yang
umum saat ini telah makin diperbaharui sehingga pembuatan laporan hasil audit tidak lagi
merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses
pengambilan keputusan. Alternatif bentuk tipe laporan yang dapat dipilih auditor tidak
banyak, dan sekali auditor memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu,
auditor tinggal memilih jenis laporan yang telah dirancang untuk menyatakan pendapat
tersebut.
3.4 Perkembangan Pengauditan di Indonesia
Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda,
jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya
hampir tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia
pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi
8
seperti itu berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia
setelah tahun lima puluahn, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi
sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu
ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dan
Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma tersebut hampir
sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat.
Penetapan prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh
lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar
modal untuk memiliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan terjadi
dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan
keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank.
Pada tahun 1955 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan
terbatas untuk menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan perusahaan public,
maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan public. Pada tahun yang sama lahir
pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin meningkat peran akuntansi dan pengauditan,
khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan
public).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI
telah berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, ,dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan
profesi akuntansi internasional. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip
akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar
Professional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang
dibentuk oleh IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan
(SPAP) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad 21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman terjadi
atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami benar. Situasi demikian Nampak
sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal Bank Bali yang
diaudit oleh Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya, dikomentari berbagai
pihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerminkan kesalahpahaman masyarakat, tidak saja
9
mengenai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetapi juga
mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan seorang auditor.
SIMPULAN
SAP 1
12
Dari beberapa definisi auditing dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa auditing
adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan dan evaluasi bukti tentang
informasi yang ditemukan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk menentukan dan
melaporkan pendapat atas kewajaran suatu laporan keuangan atas dasar derajat kesesuaian
yang telah ditetapkan. Dari kegiatan audit yang dilakukan adapun tujuan dari hal tersebut
adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam hal semua yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Auditing dapat dikelompokan menjadi beberapa macam
yaitu berdasarkan pelaksanaannya, objeknya, serta waktu dan tujuannya. Profesi yang
melakukan auditing disebut dengan akuntan publik, dimana akuntan publik adalah akuntan
independen yang memberikan jasa akuntansi tertentu dan menerima pembayaran atas jasa
yang telah diberikannya.
Berdasarkan pernyataan mengenai definisi auditing, dapat kita hubungkan antara
akuntansi dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu sama lain, Secara umum hubungan
antara auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut, Accounting adalah suatu
proses menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial Statement. Sedangkan
Auditing adalah suatu proses mengevaluasi informasi dan menghasilkan kesimpulan (opini /
rekomendasi) yang membandingkan antara fakta dan kriteria.
Perkembangan audit dimulai sejak abad ke 15, Kelahiran fungsi pengauditan di
Amerika Utara berasal dari inggris. Akuntansi sebagai profesi diperkenalkan di bagian
benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad ke-19. Tonggak penting perkembangan
akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA).
Prinsip akuntansi dan norma tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan
standar audit yang berlaku di Amerika Serikat. Penetapan prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan
perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar modal untuk memiliki laporan keuangan
yang telah diaudit.
DAFTAR PUSTAKA
13
Arens, Alvin A; Randal J. Elder, Mark S. Beasley dan Amir Abadi Yusuf,2009, Auditing and
Assurance Services, An Integrated Approach, An Indonesian Adaption, Prentice Hall
International Edition Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.
LAMPIRAN
14
Gambar 1.1 Model Auditing
15
Gambar 1.4 Pe meriksaan Operasional
16