Anda di halaman 1dari 16

BAHASAN

SAP 1

1. PENGAUDITAN DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK


1.1 Pengertian Auditing
Menurut Arens et al. (2010:4) auditing kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi
dari bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian
antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independent.
Sedangkan menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan- pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Agoes (2012:4) berpendapat bahwa auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut.
Menurut R.K Mautz, Husain A sharaf (1993) mendefinisikan auditing sebagai
rangkaian praktek dan prosedur, metode dan teknik, suatu cara yang hanya sedikit butuh
penjelasan, diskripsi, rekonsiliasi dan argumen yang biasanya menggumpal sebagai teori.
Menurut The American Accounting Association’s Committee on Basic Auditing
Concepts (Auditing: Theory And Practice, edisi 9, 2001:1-2) audit merupakan suatu proses
yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan umtuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta
menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa auditing
adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi
yang ditemukan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk menentukan dan melaporkan
pendapat atas kewajaran suatu laporan keuangan atas dasar derajat kesesuaian yang telah
ditetapkan.

1
1.2 Tujuan audit
Ikatan Akuntan Indonesia (2001) menyatakan dalam Standar Profesional Akuntan
Publik SA Seksi 110, PSA No. 02 tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor
independen umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam hal
semua yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor merupakan sarana
bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk
menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah
dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia mengharuskan auditor
menyatakan apakah menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dan jika ada, menunjukan adanya
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.

1.3 Macam-macam Auditing


Menurut Sunyoto (2014:7) auditing dapat dibedakan berdasarkan kelompoknya
yaitu menurut pelaksanaannya, objeknya, waktu pelaksanaannya serta menurut tujuan audit.
a. Menurut Pelaksanaannya
Dari pelaksanaannya, auditing dibagi menjadi tiga macam, yaitu internal audit,
eksternal audit, dan governmental audit.
a) Internal Audit
Pengertian internal audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang
diterapkan dalam suatu organisasi yang berfungsi untuk menguji dan
mengevaluasi kegiatan organisasi sebagai jasa yang diberikan kepada organisasi
tersebut.
b) Eksternal audit
Eksternal audit adalah merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar
yang bukan merupakan karyawan perusahaan yang berkedudukan bebas tidak
memihak baik kepada kliennya maupun terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan dengan kliennya

2
c) Governmental audit
Pada Departemen Keuangan terdapat instansi yang bertugas sebagai pemeriksa
pengelolaan keuangan instansi pemerintah dan perusahaan- perusahaan Negara,
yaitu Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang
bertindak sebagai akuntan intern pemerintah, sedangkan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) sebagai akuntan ekstern pemerintah yang bertanggung jawab
kepada DPR.
b. Menurut objeknya
Ditinjau dari objek yang diaudit, maka auditing dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
audit laporan keuangan (financial statement audit), audit operasional (management
audit), dan audit kepatuhan (compliance audit).
a) Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Audit ini dilakukan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan secara
keseluruhan yaitu informasi-informasi kuantitatif yang diaudit telah disusun
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b) Audit operasional (management audit)
Audit ini disebut juga audit manajemen, audit kinerja adalah suatu kegiatan
meneliti kembali atau mengkaji ulang hasil operasi pada setiap bagian dalam
suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengevaluasi atau menilai efisiensi dan
efektivitasnya.
c) Audit kepatuhan (compliance audit)
Audit ini memiliki tujuan untuk menentukan apakah perusahaan atau klien
mengikuti prosedur-prosedur khusus atau peraturan-peraturan yang ditetapkan
oleh pihak yang berwenang.

c. Menurut waktu pelaksanaannya serta tujuan audit


Audit ditinjau dari waktu pelaksanaan serta tujuan audit dibedakan menjadi dua
macam, yaitu audit terus-menerus (continous audit), dan audit periodik (periodical
audit).

a) Audit terus-menerus (continous audit)

Dalam audit terus-menerus, auditor mengunjungi beberapa kali dalam satu periode
akuntansi dan setiap kali melakukan kunjungan mengadakan audit sejak
kunjungan sebelumnya.

3
b) Audit periodik (periodical audit)
Jika pelaksanaan audit dilakukan secara periodik, misalnya semester, tahunan,
kuartal, maka audit ini disebut audit periodik. Dalam hal ini laporan auditor yang
formal hanya dibuat pada tahun akuntansi
.
1.4 Profesi akuntan publik
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan
mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen
pribadi yang mendalam.
Akuntan publik adalah akuntan independen yang memberikan jasa akuntansi tertentu
dan menerima pembayaran atas jasa yang telah diberikannya. Semakin besar perusahaan,
maka dana untuk mengaudit yang diperlukan tentunya semakin besar. Akuntan publik
berperan sebagai pihak independen dalam menilai kesesuaian laporan keuangan perusahaan
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dengan demikian, bukan hanya keahlian
yang dituntut dari seorang akuntan publik, tetapi juga kejujuran (integritas) dalam
melakukan pekerjaan. Hal ini penting karena pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan sangat bergantung pada pendapat/opini akuntan publik.
Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang
akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
(USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan "CPA Indonesia" (sebelum
tahun 2007 disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP). Sertifikat akan dikeluarkan
oleh IAPI. Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah satu persyaratan utama untuk
mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik dari Kementrian Keuangan. Bidang jasa
yang digeluti dalam profesi akuntan publik meliputi:
a. Jasa atestasi.
Kantor-kantor akuntan publik yang ada saat ini dapat memberikan jasa-jasa
penjamin, salah satunya adalah jasa atestasi. Jasa atestasi adalah jenis jasa penjamin
yang dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan suatu laporan tertulis
yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh
pihak lain. Jasa atestasi diberikan untuk memberikan pernyataan atau pertimbangan
sebagai pihak yang independen dan kompeten tentang sesuatu pernyataan (asersi)
suatu satuan usaha telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Ada empat bentuk
jasa atestasi :
a) Audit Atas Laporan Keuangan Historis

4
Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang
dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis
yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Keyakinan yang diberikan pada
audit adalah keyakinan positif (possitive assurance).
b) Pemeriksaan (Examination)
Auditor dalam melaksanakan penugasan jasa ini akan memberikan pendapat atas
asersi-asersi suatu pihak sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Keyakian yang
diberikan adalah keyakinan positif. Tingkat keyakinan pemeiksaan berada
dibawah audit.
c) Review Atas Laporan Keuangan Historis
Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi, yang
diberikan kantor-kantor akuntan public. Banyak perusahaan non publik
menginginkan jaminan atas laporan keuangannya dengan biaya murah, audit atas
laporan keuangan menghasilkan jaminan yang tinggi sedangkan review hanya
menghasilkan jaminan yang moderat atas laporan keuangan, dan untuk
mendapatkan jaminan demikian dibutuhkan bukti yang lebih sedikit. Review untuk
keperluan tertentu dipandang sudah cukup memadai dan dapat dilakukan oleh
akuntan publik dengan biaya pemeriksaannya lebih murah.
d) Prosedur yang telah disepakati bersama (agreed upon Procedures)
Lingkup kerja jasa ini lebih sempit daripada audit maupun examination. Sebagai
contoh auditor dank lien sepakat bahwa prosedur tertentu akan dilakukan atas
elemen tertentu akan dilakukan atas elemen tertentu laporan keuangan misalnya
akun atau rekening kas dan surat berharga. Kesimpulan yang dibuat berbentuk
ringkasan temuan, keyakinan negatif atau keduanya.

b. Jasa non-atestasi
Jasa nonatestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya
akuntan public tersebut tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Ada tiga jenis jasa non atestasi :
a) Jasa Akuntansi
Jasa akuntansi dapat diberikan melalui aktivitas pencatatan, penjurnalan, posting,
jurnal penyesuain dan penyusunan laporan keuangan klien (jasa kompilasi) serta
perancangan sistem akuntansi klien.
b) Jasa Perpajakan.
Jasa perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak, dan perencanaan pajak.
5
Selain itu dapat bertindak sebagai penasehat dalam masalah perpajakan dan
melakukan pembelaan bila perusahaan yang menerima jasa sedang mengalami
permasalahan dengan kantor pajak.
c) Jasa Konsultasi Manajemen
Jasa konsultasi manajemen atau management advisory services (MAS)
merupakan fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan
teknis kepada klien untuk peningkatan penggunaan kemampuan dan sumber
daya untuk mencapai tujuan perusahaan klien.

2. HUBUNGAN AUDIT DENGAN DISIPLIN ILMU YANG LAINNYA.


Auditing, suatu disiplin ilmu yang terkait tetapi terpisah dari akuntansi. Auditing
adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu
organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini, yang masuk akal tapi tidak dijamin
sepenuhnya mengenai kewajaran dan kesesuiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum. Berdasarkan pernyataan mengenai definisi auditing, dapat kita hubungkan antara
akuntansi dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu sama lain, Secara umum hubungan
antara auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut, Accounting adalah suatu
proses menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial Statement. Sedangkan
Auditing adalah suatu proses mengevaluasi informasi dan menghasilkan kesimpulan (opini /
rekomendasi) yang membandingkan antara fakta dan kriteria. Tahapan dalam audit terjadi
setelah tahapan akuntansi selesai dilaksanakan, karena dalam melakukan audit di perlukan
Laporan Keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Proses Akuntansi
bersifat konstruktif, diawali dengan mengumpulkan bukti pembukuan (bukti – bukti
transaksi), bukti pembukuan dicatat dalam bentuk Special Journal (Jurnal Penjualan, Jurnal
Pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal Pengeluaran Kas).
Setelah semua transaksi dicatat pada masing – masing kolom Special Journal, Tiap –
tiap jurnal dicatat dalam General Ledger, dan dilakukan penyesuaian pada transaksi yang
memerlukan penyesuaian. Melalui transaksi yang telah disesuaikan dapat diperoleh Trial
Balance yang terdiri atas Aktiva dan Passiva dari suatu perusahaan. Tahap selanjutnya adalah
pembuatan Worksheet, kemudian diperoleh Financial Statement (Laporan Keuangan) yang
akan menjadi bahan bukti untuk melakukan audit. Financial Statement yang dihasilkan dari
proses akuntansi, akan mengalami tahap audit. Audit terhadap Laporan Keuangan diperlukan
karena, (1) Ada potensi konflik antara penyedia informasi dengan pengguna informasi, (2)
Informasi mempunyai konsekuensi ekonomi yang sangat penting bagi business maker, (3)
6
Keahlian sering menghendaki informasi disajikan dan diverifikasi, (4) User sering tercegah
mempunyai hubungan langsung dengan informasi. Dalam melakukan audit harus sesuai
dengan Standar Auditing yang telah ditetapkan seperti standar umum, kerja lapangan dan
standar pelaporan.

3. PERKEMBANGAN AUDIT
3.1 Sejarah fungsi pengauditan
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke-15. Tahun kelahiran pengauditan
laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui
bahwa pada sekitar awal abad ke-15 jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun
pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru
terjadi pada abad ini.
3.2 Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900
Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari inggris. Akuntansi
sebagai profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad ke-19.
Para akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit sebagaimana
yang berlaku di Inggris. Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus
tunduk pada undang-undang yang disebut Companiest Act. Menurut undang-undang tersebut,
semua perusahaan publik harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika
Serikat, bentuk pelaporan model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang
berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana yang
telah disebutkan, di Inggris semua perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika
Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang
mengatur pasar modal yang disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari
pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.
Tidak hanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yag
diberikan kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad ke-19 menjadi
beraneka ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang berupa audit
atas semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara menyeluruh dan
mendalam. Auditor biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari dewan komisaris
perusahaan, dan laporan hasil audit biasanya dialamatkan kepada pihak intern perusahaan,
bukan kepada pemegang saham. Pemberian laporan kepada para pemegang saham pada
waktu itu tidak biasa dilakukan. Para manajer perusahaan hanya menginginkan untuk

7
mendapat jaminan dari auditor bahwa kecurangan dan kekeliruan dalam pencatatan tidak
terjadi.
3.3 Perkembangan di Abad Ke-20
Memasuki abad ke-20, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama
masa itu jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang
saham juga semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor.
Kebanyakan pemegang saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor,
dan kesalahpahaman melanda banyak pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir.
Pada umumnya mereka beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratan
laporan keuangan.
Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah berakhirnya perang
dunia I. Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus
berlangsung, sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve
Buletin yang memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute Of
Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi American Institute Of Certified Public
Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi
yang seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang
bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini merupakan pernyataan pertama yang
dikeluarkan oleh profesi akuntansi di Amerika Serikat dari sekian banyak pernyataan yang
dikeluarkan selama abad kedua puluh.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman
resmi. Akan tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi
laporan yang umum digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat laporan yang
umum saat ini telah makin diperbaharui sehingga pembuatan laporan hasil audit tidak lagi
merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses
pengambilan keputusan. Alternatif bentuk tipe laporan yang dapat dipilih auditor tidak
banyak, dan sekali auditor memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu,
auditor tinggal memilih jenis laporan yang telah dirancang untuk menyatakan pendapat
tersebut.
3.4 Perkembangan Pengauditan di Indonesia
Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda,
jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya
hampir tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia
pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi
8
seperti itu berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia
setelah tahun lima puluahn, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi
sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu
ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dan
Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma tersebut hampir
sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat.
Penetapan prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh
lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar
modal untuk memiliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan terjadi
dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan
keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank.
Pada tahun 1955 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan
terbatas untuk menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan perusahaan public,
maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan public. Pada tahun yang sama lahir
pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin meningkat peran akuntansi dan pengauditan,
khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan
public).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI
telah berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, ,dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan
profesi akuntansi internasional. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip
akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar
Professional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang
dibentuk oleh IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan
(SPAP) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad 21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman terjadi
atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami benar. Situasi demikian Nampak
sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal Bank Bali yang
diaudit oleh Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya, dikomentari berbagai
pihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerminkan kesalahpahaman masyarakat, tidak saja

9
mengenai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetapi juga
mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan seorang auditor.

4. PERAN AUDIT DI DALAM SUATU NEGARA

4.1 Peran Audit dalam Instansi Pemerintahan


Setiap akhir tahun anggaran, Pemerintah Pusat wajib menyampaikan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai
bentuk pertanggungjawaban publik. Setelah pemerintah menyampaikan laporan keuangan,
maka BPK akan melakukan kegiatan audit sebagai salah satu bentuk evaluasi dan
pengawasan terhadap kinerja dan akuntabilitas pemerintah. Hasil audit BPK yang berupa
opini, temuan, dan rekomendasi tindak lanjut temuan kemudian diberikan kepada pemerintah
sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan kegiatan tahun-tahun anggaran
selanjutnya. Hasil audit tersebut juga akan menjadi bahan informasi bagi masyarakat untuk
melakukan penilaian terhadap kinerja pemerintahan selama ini sehingga dapat menentukan
pilihan politik mereka di masa yang akan datang.
Adapun peran audit tersebut adalah sebagai berikut :
Pertama, peranan auditor pada tahap perencanaan. Dalam tahap ini seluruh
kebijakan publik yang telah disusun pemerintah perlu direview secara independen oleh
auditor untuk mendapatkan gambaran yang lebih objektif mengenai kebijakan publik yang
akan diambil oleh pemerintah. Dalam tahap perencanaan, kegiatan auditor yang dapat
dilakukan ada dua macam yaitu: (a) analisis proposal anggaran yang disampaikan oleh
pemerintah dan (b) review terhadap proposal kebijakan yang disusun oleh pemerintah.
Kedua, kegiatan auditor ini ditujukan untuk menghasilkan saran, pandangan, ataupun
alternatif kebijakan yang mungkin dapat digunakan oleh pemerintah sebagai bahan untuk
memperbaiki perencanaan yang telah disusun. Dengan adanya peranan auditor dalam
perencanaan maka pemerintah dapat menghindari permasalahan yang terjadi dalam
perencanaan antara lain yaitu: (1) kebijakan yang menguntungkan pihak tertentu (preferred
policies) dan (2) data yang bias. Peranan auditor dalam tahap ini hanya sebatas pada review
dan asistensi saja. Oleh karena perlu diingat bahwa auditor tidak berhak mengajukan usulan
kebijakan secara resmi kepada institusi legislatif sehingga pengambil keputusan tetap berada
di tangan pemerintah.
Kedua, peranan auditor pada tahap pelaksanaan. Fungsi auditor dalam tahap ini
difokuskan untuk mengawasi proses pelaksanaan kebijakan dan anggaran yang telah
10
ditetapkan oleh Pemerintah dan legislatif. Dalam proses pelaksanaan anggaran, proses
eksekusi kegiatan dan administrasi keuangan negara menjadi fokus utama dalam pengawasan
yang dilakukan oleh auditor. Dalam hal ini auditor intern pemerintah yang ada di dalam
setiap Kementerian/Lembaga memiliki peranan yang cukup penting mengingat mereka
merupakan institusi pengawasan yang terintegrasi dengan executing agency. Kegiatan utama
yang dilakukan oleh auditor dalam tahap pelaksanaan anggaran adalah:(1)asistensi dan
konsultasi pengelolaan kegiatan baik dari administratif maupun substantif dan (2) monitoring
dan evaluasi kegiatan secara integral. Kedua macam kegiatan ini ditujukan agar pengelolaan
kegiatan tetap berjalan pada koridor perencanaan yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan
auditor tersebut ditujukan juga untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam kegiatan.
Dengan adanya monitoring dan evaluasi yang terintegrasi dengan kegiatan maka executing
agency dapat segera melakukan tindakan korektif sehingga output dan tujuan dari
pelaksanaan kegiatan tetap dapat dicapai.
Ketiga, peranan auditor pada tahap pertanggungjawaban. Dalam tahapan
pertanggungjawaban peranan auditor sebenarnya saat ini sudah dijalankan sepenuhnya oleh
institusi pengawasan dan pemerikasaan yang telah ada. Dalam tahap pertanggungjawaban
auditor berperan untuk melakukan post audit atas implementasi kegiatan dan pengelolaan
keuangan negara dalam satu tahun anggaran. Kegiatan post audit yang dilakukan oleh auditor
ditujukan untuk memberikan opini atas kinerja dan laporan keuangan yang telah disusun oleh
pemerintah. Hasil dari pemeriksaaan kemudian dipublikasikan kepada masyarakat sebagai
bentuk akuntabilitas pemerintah dalam menjalankan pemerintahan negara.

4.2 Peran Audit pada Instansi Swasta


Auditing dilaksanakan dalam rangka membandingkan kesesuaian antara kebijakan
yang berlaku dalam suatu entitas swasta terhadap pelaksanaan yang sebenarnya terjadi untuk
melihat efektifitas dan efisiensi entitas.
Auditor dapat memberikan penilaian yang objektif dan relavan baik atas pelaporan
keuangan, operasional, dan kepatuhan atas prosedur yang berlaku yang dilaksankan oleh
pihak manajemen (audit), karena posisinya yang independen dan memiliki kompetisi yang
cukup, tidak perlu terbebani dengan aktivitas yang tidak dia lakukan ( aktivitas yang diaudit )
Auditing adalah hilir dari serangkaian proses yang dilaksanakan, sehingga audit yang
baik dapat menjamin entitas tersebut mampu sustainable. Menginformasikan keadaan yang
sebenarnya mengenai besaran untung atau rugi, posisi yang harus diperbaiki, dan yang
mengalami kemajuan, dapat dijadikan acuan bagi entitas tersebut untuk bertindak
11
restropektif, memprioritaskan aktivitas yang dianggap perlu, dan mengestimasi aktivitas
strategis. Pada akhirnya hasil dari audit akan menjadi acuan bagi pengguna laporan keuangan
entitas swasta dalam menjalankan usahanya, menilai kinerja perusahaan, mempengaruhi
keputusan investasi, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan perekonomian secara
keseluruhan.

SIMPULAN
SAP 1

12
Dari beberapa definisi auditing dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa auditing
adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan dan evaluasi bukti tentang
informasi yang ditemukan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk menentukan dan
melaporkan pendapat atas kewajaran suatu laporan keuangan atas dasar derajat kesesuaian
yang telah ditetapkan. Dari kegiatan audit yang dilakukan adapun tujuan dari hal tersebut
adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam hal semua yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Auditing dapat dikelompokan menjadi beberapa macam
yaitu berdasarkan pelaksanaannya, objeknya, serta waktu dan tujuannya. Profesi yang
melakukan auditing disebut dengan akuntan publik, dimana akuntan publik adalah akuntan
independen yang memberikan jasa akuntansi tertentu dan menerima pembayaran atas jasa
yang telah diberikannya.
Berdasarkan pernyataan mengenai definisi auditing, dapat kita hubungkan antara
akuntansi dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu sama lain, Secara umum hubungan
antara auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut, Accounting adalah suatu
proses menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial Statement. Sedangkan
Auditing adalah suatu proses mengevaluasi informasi dan menghasilkan kesimpulan (opini /
rekomendasi) yang membandingkan antara fakta dan kriteria.
Perkembangan audit dimulai sejak abad ke 15, Kelahiran fungsi pengauditan di
Amerika Utara berasal dari inggris. Akuntansi sebagai profesi diperkenalkan di bagian
benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad ke-19. Tonggak penting perkembangan
akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA).
Prinsip akuntansi dan norma tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan
standar audit yang berlaku di Amerika Serikat. Penetapan prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan
perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar modal untuk memiliki laporan keuangan
yang telah diaudit.

DAFTAR PUSTAKA
13
Arens, Alvin A; Randal J. Elder, Mark S. Beasley dan Amir Abadi Yusuf,2009, Auditing and
Assurance Services, An Integrated Approach, An Indonesian Adaption, Prentice Hall
International Edition Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.

Sugiyarto,Ardi. 2010. Merancang Ulang Peran Auditor Dalam Pengelolaan Keuangan


Negara.http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Merancang%20Ulang
%20Peran%20Auditor%20Dalam%20Pengelolaan%20Keuangan%20Negara.pdf.
Diakses pada 17 Februari 2017.

Setyorini,Dhyah. 2010. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik.


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dhyah%20Setyorini,%20M.Si.,
%20Ak./1.%20Pengauditan%20dan%20Profesi%20Akuntan%20Publik.pdf. Diakses
pada 17 Februari 2017.

LAMPIRAN

14
Gambar 1.1 Model Auditing

Gambar 1.2 Pemeriksaan Laporan Keuangan

Gambar 1.3 Pemeriksaan Kepatuhan

15
Gambar 1.4 Pe meriksaan Operasional

16

Anda mungkin juga menyukai

  • Sap 1
    Sap 1
    Dokumen8 halaman
    Sap 1
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 4
    CG Sap 4
    Dokumen13 halaman
    CG Sap 4
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Suharlan Bab II
    Suharlan Bab II
    Dokumen90 halaman
    Suharlan Bab II
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Sap 2 Kelompok 1 - Teori Mendasari GCG
    Sap 2 Kelompok 1 - Teori Mendasari GCG
    Dokumen10 halaman
    Sap 2 Kelompok 1 - Teori Mendasari GCG
    goufaprs
    Belum ada peringkat
  • Sap 2
    Sap 2
    Dokumen17 halaman
    Sap 2
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Data Revisi Individu
    Data Revisi Individu
    Dokumen16 halaman
    Data Revisi Individu
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Bab 13
    Bab 13
    Dokumen8 halaman
    Bab 13
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • CG Sap 8
    CG Sap 8
    Dokumen22 halaman
    CG Sap 8
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • SAP 3 Fix
    SAP 3 Fix
    Dokumen16 halaman
    SAP 3 Fix
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Eka
    Eka
    Dokumen14 halaman
    Eka
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Sap 2 Alasan
    Sap 2 Alasan
    Dokumen19 halaman
    Sap 2 Alasan
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Sap 4
    Sap 4
    Dokumen23 halaman
    Sap 4
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Analisis Perbandingan
    Analisis Perbandingan
    Dokumen2 halaman
    Analisis Perbandingan
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • METODE BUNGA EFEKTIF
    METODE BUNGA EFEKTIF
    Dokumen4 halaman
    METODE BUNGA EFEKTIF
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • RMK Akpri Pertanggungjawaban
    RMK Akpri Pertanggungjawaban
    Dokumen10 halaman
    RMK Akpri Pertanggungjawaban
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Sap 3 Fix
    Sap 3 Fix
    Dokumen13 halaman
    Sap 3 Fix
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • EFAS External Factor Analysis Summary
    EFAS External Factor Analysis Summary
    Dokumen13 halaman
    EFAS External Factor Analysis Summary
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Kasus Sap 12
    Kasus Sap 12
    Dokumen30 halaman
    Kasus Sap 12
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • SPM Sap 2
    SPM Sap 2
    Dokumen16 halaman
    SPM Sap 2
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Study Kelayakan Bisnis
    Study Kelayakan Bisnis
    Dokumen12 halaman
    Study Kelayakan Bisnis
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • RMK Bab 1
    RMK Bab 1
    Dokumen19 halaman
    RMK Bab 1
    Gita Puspita
    Belum ada peringkat
  • Sap 2 Fix
    Sap 2 Fix
    Dokumen13 halaman
    Sap 2 Fix
    Gita Puspita
    Belum ada peringkat
  • Laporan Interim
    Laporan Interim
    Dokumen1 halaman
    Laporan Interim
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Statistika Peluang
    Statistika Peluang
    Dokumen3 halaman
    Statistika Peluang
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Keuangan PRSH Dagang
    Laporan Keuangan PRSH Dagang
    Dokumen6 halaman
    Laporan Keuangan PRSH Dagang
    Ekhachee Ghadiztchilidizt
    Belum ada peringkat
  • Sap 1
    Sap 1
    Dokumen2 halaman
    Sap 1
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Foto Bioenergi
    Foto Bioenergi
    Dokumen1 halaman
    Foto Bioenergi
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Mankeu
    Mankeu
    Dokumen4 halaman
    Mankeu
    Ari Susanti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Interim
    Laporan Interim
    Dokumen3 halaman
    Laporan Interim
    ARI SUSANTI
    Belum ada peringkat