Anda di halaman 1dari 10

TEORI AKUNTANSI

“KONSEP DASAR AKUNTANSI KEUANGAN SECARA UMUM”

OLEH :

NI KADEK SUKMA DWIYANTIKA 1807531149 (17)

IDA BAGUS ADIPRAMANA NUGRAHA 1807531150 (18)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam
penyusunan standar akuntansi yang digunakan yang bertujuan untuk diterapkan dalam
praktek akuntansi. Karena hal inilah yang membuat munculnya berbagai konsep-konsep
dasar akuntansi dalam penyajian dan pelaporan keuangan suatu entitas.Sehingga
membuat beberapa sumber yang mengajukan berbagai konsep-konsep dasar akuntansi
yang berbeda-beda
Di dalam pengertian konsep dasar menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
dalam Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) menyatakan
bahwa asumsi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan usaha (going
concern). Menurut IFRS dalam The Conceptual Framework for Financial Reporting
sebagai asumsi dasar akuntansi adalah hanya kelangsungan usaha. Sedangkan menurut
Paton dan Littleton,konsep dasar akuntansi terdiri dari konsep kesatuan usaha, kontinuitas
usaha, penghargaan sepakatan, kos melekat, upaya dan hasil, bukti terverifikasi dan
asumsi.Menurut Anthony, Hawkins dan Merchant, konsep dasar akuntansi terdapat
beberapa point seperti konsep pengukuran dengan unit uang, konsep entitas, konsep
kelangsungan usaha, konsep kos, aspek ganda, periode akuntansi, konservatisme,
realisasi, penandingan, konsistensi danmaterialitas.
Hal-hal mengenai konsep dasar akuntansi ini pun dipelajari dalam mata kuliah
Teori Akuntansi yang perlu diketahui oleh mahasiswa-mahasiswa akuntansi dalam
menambah pengetahuan dan acuan dalam pengembangan pendidikan akuntansi yang
dipelajari.Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai pemahaman mengenai
konsep dasar akuntansi keuangan secara umum.
BAB II
ISI

2.1 Konsep Dasar Akuntansi


Konsep dasar akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam
Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 22 dan 23
menyatakan bahwa asumsi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan
usaha (going concern). Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS)
pada The ConceptualFramework for Financial Reporting paragraf 4.1, sebagai asumsi
dasar akuntansi adalah hanya kelangsungan usaha. Sedangkan menurut Paton dan
Littleton yang dikutip Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdiri dari,
konsep kesatuan usaha (Entity Theory), kontinuitas usaha (going concern),
penghargaan sepakatan, kos melekat (cost attach), upaya dan hasil (effort and
accomplishment), bukti terverifikasi, dan asumsi
Adapun penjelasan dari Konsep Dasar Akuntansi yang dikemukakan oleh Paton
dan Littleton yaitu :
a. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)
Dalam konsep ini bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis diperlakukan berbeda
atau secara hukum terpisah dengan pemilik dari bisnis tersebut. Hal ini termasuk bahwa
transaksi-transaksi dalam bisnis tersebut harus dijaga secara keseluruhannya agar terpisah
dari urusan pribadi dari seorang pemiliknya. Namun, diperbolehkan bagi seorang pemilik
untuk dapat memperoleh informasi yang benar mengenai kondisi perusahaannya.
Meskipun antara perusahaan dengan pemiliknya terpisah, namun pemilik tetap berhak
atas keuntungan yang harus diberikan oleh perusahaan dalam bentuk dividen.
b. Konsep Kelangsungan Usaha (Going Concern).
Konsep ini menyatakan bahwa jka tidak ada tanda-tanda atau rencana pasti dimasa
datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi
menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan terus menerus sampai waktu yang tidak
terbatas.
c. Penghargaan Sepakatan
Konsep ini meyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat-harga atau penghargaan sepakatan
yang tidak terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah
dasar akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomi yang
keluar.
d. Kos Melekat
Bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat mudah bergerak
dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang
didekati. Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dan yang
lainnya ikatan objek-objek yang disimbolkannya. Bila berbagai komponen digabungkan
menjadi suatu objek atau barang baru, gabungan kos yang baru semata-mata merupakan
penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap komponen tanpa memperhatikan
nilai ekonomik baru yang melekat pada barang baru.
e. Upaya Dan Hasil
Konsep ini meayatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil
berupa pendapatan. Dengan kata lain tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya biaya.
f. Bukti Terverifikasi dan Objektif
Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akun mempunyai tingkat
kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggai apabila terjadinya
data keungan didukung oleh bukti - bukti yang objektif dan dapat diuji
kebenarannya. Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti transaksi yang
kuat dan sah.
g. Asumsi
Contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam memilih konsep yang relevan.
- Kontinuitas usaha. Penerapan konsep ini harus tetap mempertimbangkan dalam proses
pelaporan
- Perioda satu tahun. Pelaporan periodik dengan waktu sebgai wadah pengukuran
adalah salah satu kebiasaaan penting dalam akuntansi
- Kos sebagai bahan olah. Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh akuntansi
didasarkan atas asumsi bahwa kos factor produksi yang diperolah perusahan
menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya.

- Daya beli uang usaha. Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap
menunjukkan nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang
waktu.

- Tujuan mencari laba. Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang
ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwah pendapatan adalah objek yang
dituju oleh upaya yang diukur dengan kos
Konsep Dasar oleh FASB, tujuan pelaporan keuangan menentukan
konsep dan prinsip yang relevan dalam penyusunan statemen laporan keuangan. Selaian
itu tujuan pelaporan keuangan diharapkan mampu memberikan informasi kepada para
pemakai dengan berbagai kepentingan, serta mencapai tujuan ekonomik sosial negara.
Sehingga, dengan adanya informasi tersebut dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan oleh pihak yang berkepentingan
Informasi tentunya akan dipakai bila terdapat kebermanfaatan keputusan bagi si
pemakai. FASB telah merumuskan kualitas mengenai kriteria informasi yang terdiri dari
dua unsur utama yaitu keberpautan (relevance) keterandalan (reliability). Kualitas
informasi akan jauh lebih bernialai lagi apabila terdapat unsur-unsur : 1) keterpahaman,
2) keberpautan, 3) nilai prediktif, 4) nilai balikan, 5) ketepatwaktuan, 6) keterandalan,
7) ketepatan penyimbolan, 8) keterujian, 9) kenetralan, 10) keterbandingan, dan 11)
materialitas.

2.2 Konseptual Penyajian Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan bentuk laporan pertanggung-jawaban manajemen
kepada stakeholders, secara umum mengambil bentuk Laporan Posisi Keuangan
(Neraca), Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas dan Catatan
Atas Laporan Keuangan. Terdapat pihak-pihak yang memberikan kontribusi terhadap
laporan keuangan sehingga dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan hasil interaksi
dari tiga kelompok, yaitu:

a. Entitas bisnis (Business Entity) Entitas bisnis merupakan pelaku proses akuntansi. Melalui
aktivitas operasional, aktivitas keuangan dan aktivitas non-operasional, entitas bisnis
menjustifikasi produksi laporan keuangan.
b. Pemakai informasi (Users) Produksi informasi akuntansi dipengaruhi oleh kepentingan
dan kebutuhan pemakai. Pemakai utama informasi akuntansi adalah stakeholders antara
lain; pemegang saham, analis keuangan, kreditor, karyawan, masyarakat dan agen
pemerintah.
c. Auditor Auditor bertugas memverifikasi bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU). Prinsip-prinsip akuntansi menjadi
sangat penting bagi semua pihak khususnya bagi para pemakai informasi karena prinsip-
prinsip tersebut dipergunakan untuk menjelaskan asersi-asersi manajemen yang
disampaikan dalam laporan keuangan.
Kerangka kerja teoretis (kerangka konseptual) dalam akuntansi dibutuhkan
untuk melegitimasi prosedur dan standar akuntansi keuangan yang dirumuskan.
Committee on Accounting Prosedure (CAP) tidak menekankan tugasnya pada perumusan
kerangka kerja akuntansi. Lembaga ini merumuskan prinsip dan standar akuntansi
dengan pendekatan konvensi. Pendekatan konvensi dalam perumusan prinsip dan standar
akuntansi merupakan suatu sistem perumusan prinsip dan standar akuntansi dengan
mengambil pola menggali dari praktik-praktik yang sudah terjadi dalam masyarakat
(deskriptif)
Pada tahun 1966 AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting
(ASOBAT). Dalam mendefinisikan akuntansi ASOBAT melengkapi orentasi postulat,
dalil dan konsep akuntansi dengan perumusan tujuan-tujuan akuntansi keuangan.
ASOBAT mempelopori orientasi akuntansi yang menekankan pada kebutuhankebutuhan
pemakai, sekumpulan tujuan atau sasaran dihubungkan dengan kebutuhan pemakai yang
mengacu pada metateori. Di bawah metateori sekumpulan tujuan dapat didefinisikan,
karakteristik kualitatif dan kebijakan-kebijakan dapat diimplementasikan ke arah
pencapaian tujuan. ASOBAT mengasumsikan bahwa evaluasi terhadap kerangka standar-
standar dan pedoman-pedoman akuntansi dapat menjadi lebih luas dan independen dari
tujuan penetapan standar itu sendiri, yaitu tujuan laporan keuangan. Menurut ASOBAT,
tujuan laporan keuangan yaitu:
a. Pembuatan keputusan-keputusan berkenaan penggunaan sumber-sumber yang langka
(termasuk pengenalan titik-titik keputusan kritis) kearah penentuan tujuan.
b. Melaksanakan dan mengendalikan struktur organisasi, sumber daya manusia dan material
secara berhasil guna.
c. Memelihara dan melaporkan sumber-sumber daya yang dimiliki entitas.
d. Pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dan pengendalian.

Komite eksekutif AAA dari komisi Statement of Accounting Theory and Theory
Acceptance (SATTA) pada tahun 1973, mempunyai tujuan yang hampir sama dengan
ASOBAT, yaitu sebagai badan yang berdedikasi tinggi untuk melakukan riset tentang
literatur yang berhubungan dengan laporan keuangan masa kini, dan pernyataan-
pernyataan profesi yang berkaitan dengan teori akuntansi. Untuk memahami SATTA
dengan lebih menyeluruh, maka hubungannya dengan ASOBAT harus dipahami, karena
kedua dokumen tersebut merupakan produk komite AAA. ASOBAT lebih menekankan
pada petunjuk tentang pengembangan metateori terkait dengan sistem-sistem penilaian
dan evaluasi informasi akuntansi. Sedang SATTA mengambil porsi sistem-sistem
penilaian akuntansi seperti pertimbangan-petimbangan teoretis, serta alasan-alasan kenapa
kriteria suatu sistem penilaian tidak dapat dikembangkan.

Konsep-konsep Dasar Pendukung Kos Perumusan konsep-konsep akuntansi


keuangan ditujukan untuk menyusun standar atau aturan-aturan akuntansi. Standar yang
baik adalah standar yang memiliki argumen dan memiliki dukungan konsep yang kuat.
Konsep tersebut dapat berupa dalil-dalil, aksioma-aksioma, asumsi-asumsi, doktrin-
doktrin, konvensi-konvensi, batasan-batasan dan prinsip-prinsip dengan pengertian
sebagai berikut.

a. Konsep Konsep adalah hasil dari proses identifikasi mengelompokan dan interpretasi dari
berbagai fenomena atau kejadian. Jadi, konsep tidak merupakan bahan atau bagian dari
proses formal dalam pembuatan teori, tetapi dapat digunakan di dalam teori sebagai
bagian dari suatu kesimpulan yang diperoleh dari kajian empiris.
b. Dalil-dalil (postulat-postulat) Dalil-dalil atau postulat-postulat adalah asumsi dasar yang
membahas lingkungan bisnis.
c. Prinsip-prinsip Prinsip-prinsip adalah pendekatan umum yang digunakan dalam penilaian
dan pengakuan peristiwa-peristiwa akuntansi. Prinsip pada dasarnya terdiri atas :
- Prinsip yang berorientasi pada input adalah ukuran umum yang mengarahkan fungsi
akuntansi.
- Prinsip yang berorientasi pada output melibatkan kualitas atau karakteristik tertentu
tentang laporan keuangan dan harus ada azas yang berorientasi input dan dilaksanakan
dengan benar.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa untuk menyediakan data kuantitatif,
terutama yang mempunyai sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi yag sesuai dengan prinsip akuntansi
dalam memilih alternatif dari suatu keadaan. Di dalam menyusun prinsip akuntansi,
digunakan asumsi-asumsi dan konsep-konsep dasar tertentu. Asumsi dasar ini merupakan
aspek dari lingkungan di mana akuntansi itu dilaksanakan. Sedangkan konsep-konsep
dasar merupakan pedoman dalam menyusun prinsip akuntansi. Konsep dasar diperlukan
untuk membuat kesatuan fikir dalam pembuatan laporan keuangan, agar tidak terjadi
perbedaan antara pembuat laporan keuangan yang satu dan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Astika, I. B. Putra. 2010. Teori Akuntansi: Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan.


Denpasar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
https://www.academia.edu/4523723/TEORI_AKUNTANSI
http://bujang4lawang.blogspot.com/2013/05/konsep-dasar.html
https://www.academia.edu/41975377/MAKALAH_TEORI_AKUNTANSI_KONSEP_DAS
AR_

Anda mungkin juga menyukai