Anda di halaman 1dari 15

Konsep Dasar

Akuntansi
Secara Umum
Kelompok 1
Nama Anggota:
I Gede Krisma Udayana 1515351179
I Made Hari Wicaksana 1607532039
I Gede Prabandhana Ariantaka 1607532048
Gede Togar Pangestu 1707532144
Bahan Bahasan :

1. KONSEP DASAR AKUNTANSI


2. KERANGKA KONSEPTUAL
1.KONSEP DASAR AKUNTANSI

Secara umum akuntansi memiliki konsep dasar yang


menjadi acuan dalam menyusun standar akuntansi yang
ditujukan bagi praktek akuntansi. Basis postulat akuntansi
inilah yang kemudian muncul konsep-konsep dasar dalam
penyajian maupun pelaporan keuangan entitas.
Menurut Anthony, Hawkins, dan Merchant sebagaimana yang
dikutip Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdapat
beberapa poin, di antaranya konsep pengukuran dengan unit uang,
konsep entitas, konsep kelangsungan usaha, konsep kos, aspek
ganda, periode akuntansi, konservatisme, realisasi, penandingan,
konsistensi, dan materialitas.
Maka, untuk kepentingan penelitian, hanya akan dijelaskan konsep dasar yang merupakan
postulat akuntansi dan berhubungan dengan asumsi dasar akrual sebagai basis pencatatan
akuntansi. Yaitu,
1.konsep entitas,
2.konsep pengukuran uang,
3.konsep kelangsungan usaha,
4.konsep dua aspek akuntansi,
5.konsep kos,
6.konsep periode akuntansi,
7.konsep penandingan (matching concept), dan
8.konsep upaya dan hasil (effort and accomplishment).
1.konsep entitas,
Dalam konsep ini bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis
diperlakukan berbeda atau secara hukum terpisah dengan pemilik dari
bisnis tersebut. Hal ini termasuk bahwa transaksi-transaksi dalam bisnis
tersebut harus dijaga secara keseluruhannya agar terpisah dari urusan
pribadi dari seorang pemiliknya. Namun, diperbolehkan bagi seorang
pemilik untuk dapat memperoleh informasi yang benar mengenai kondisi
perusahaannya.
2.konsep pengukuran uang,
Konsep ini mengandung pengertian bahwa uang merupakan alat ukur
umum dan paling tepat dalam aktivitas ekonomi dan menjadi dasar yang
tepat pula bagi pengukuran analisis akuntansi. Dalam pencatatan, unit
moneter yang diwakili oleh uang sangat relevan, sederhana, tersedia
secara universal, dapat dipahami dan berguna. Secara umum, dengan
adanya uang sebagai alat ukur, menjadikan penyajian akuntansi dengan
unit moneter lebih dapat terkomunikasikan atas informasi sumber daya
ekonomi yang dimiliki dan tersaji dalam bentuk informasi kuantitatif. Hal
inilah yang membuat pengguna laporan keuangan lebih dapat melihat
objektifitas informasi sumber daya ekonomi bagi perusahaan untuk dapat
membuat keputusan ekonomi yang rasional.
3.konsep kelangsungan usaha,
Postulat kelangsungan usaha (going concern) mengasumsikan bahwa
perusahaan akan terus berlanjut sampai waktu yang tidak ditentukan.
Implikasi asumsi ini, pada keadaan luar biasa, nilai laporan likuidasi
untuk aset dan ekuitas adalah ‘pelanggaran’ atas konsep atau asumsi
dasar ini. Sebab asumsi kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa
perusahaan akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam
jangka panjang dan tidak untuk dilikuidasi dalam jangka pendek. Belkaoui
(1992) menambahkan bahwa dengan adanya konsep ini (going concern)
entitas akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk mewujudkan
proyek-proyeknya, komitmen, dan kegiatan yang sedang berlangsung.
4.konsep dua aspek akuntansi,
konsep ini, pada setiap dan masing-masing transaksi dibagi ke dalam dua
aspek. Salah satu aspek berhubungan dengan penerimaan atas suatu
manfaat tertentu sedangkan aspek yang lain berhubungan dengan
pemberian atas manfaat tersebut. Misalnya, ketika mesin yang telah dibeli
oleh perusahaan, mesin memberikan manfaat untuk dapat memproduksi
barang atau jasa. Untuk memiliki mesin tersebut perusahaan harus
membayar sejumlah uang kepada supplier mesin. Dengan demikian setiap
transaksi bisnis berkaitan dengan dua aspek yang tidak terpisahkan dan
kedua aspek tersebut dicatat tanpa terkecuali
5.konsep kos,
Pada dasarnya penggunaan prinsip ini karena perusahaan memiliki
kepentingan untuk menentukan nilai jual dari setiap aset setiap kali
perusahaan ingin menilai laba yang diperolehnya. Di mana penilaian
dengan cara yang lain akan mengakibatkan munculnya subjektifitas
sehingga berdampak pada informasi keuangan yang bias. Namun, dalam
standar akuntansi keuangan pun jika hal tersebut menjadi tidak relevan,
maka diperkenankan menilai dengan nilai wajar sebagai basis
pengukurannya.
6.konsep periode akuntansi,
“Konsep perioda menyatakan bahwa akuntansi memperhitungkan laba
dengan periode waktu sebagai takarannya dan bukan angkatan produk,”
(Suwardjono, 2003, hlm 101). Lanjut Suwardjono (2003) bahwa sebagai
implikasi dari konsep ini adalah akuntansi menentukan laba dengan
menandingkan atau mengasosiasi pendapatan periode dengan biaya yang
dianggap menciptakan pendapatan untuk periode tersebut. “Jadi, biaya
dianggap sebagai upaya untuk menghasilkan pendapatan dengan waktu
sebagai takaran penandingan,” (Suwardjono, 2003: hlm. 101).
7.konsep penandingan (matching concept), dan
Dalam akuntansi dikenal prinsip matching concept. Di mana yang
dimaksud dari prinsip ini adalah dengan diakuinya beban bukan pada saat
pengeluaran kas telah terjadi atau telah dibayarkan. Namun, diakui ketika
suatu produk atau jasa secara aktual memberikan kontribusi terhadap
pendapatan. “Pendapatan suatu periode harus dibebani dengan biaya-
biaya yang secara ekonomis berkaitan dengan produk yang menghasilkan
pendapatan tersebut,(Suwardjono, 1986, hlm 116).
8.konsep upaya dan hasil (effort and
accomplishment).
Dalam konsep penandingan (matching concept) yang berimplikasi pula
pada konsep upaya dan hasil dalam akuntansi, memberikan implikasi
bahwa biaya adalah upaya dalam rangka memperoleh hasil yang dalam
hal ini disebut pendapatan. “Secara konseptual, pendapatan timbul karena
biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya,” (Suwardjono,
2005, hlm. 234). Artinya pendapatan sudah dapat diakui meskipun belum
terealisasi karena adanya pengeluaran atau upaya entitas dalam
melakukan kegiatan produktifnya.
Add a Slide Title -
5

Anda mungkin juga menyukai