Anda di halaman 1dari 1

Definisi konflik

Pendapat yang paling umum adalah bahwa konflik merupakan sebuah presepsi. Jika tidak ada
seorang pun yang menyadari suatu konflik, maka pada umumnya tidak ada konflik yang terjadi. Kita
mendifinisikan konflik secara luas sebagai sebuah proses yang dimulai ketika salah satu pihak memandang
pihak lainnya memengaruhi secara negatif atas sesuatu hal yang dipedulikan oleh pihak pertama. Konflik
menggambarkan poin dimana aktivitas yang berlangsung ketika interaksi menjadi kesepakatan antar pihak.

Terdapat ketidak sepakatan atas peranan konflik dalam kelompok dan organisasi. Salah satu
pemikiran ilmu menyatakan bahwa konflik harus dihindari yang mana mengindikasikan kegagalan fungsi
di dalam kelompok. (Stephen & Robbins, 2015: 305)

Adapun cara pandang terhadap konflik yaitu sebagai berikut:

a) Pandangan Tradisional atas Konflik

Konflik dipandang sebagai kegagalan fungsi di dalam kelompok akibat komunikasi yang buruk,
kurangnya keterbukaan dan kepercayaan di antara orang-orang, serta kegagalan dari para manajer dalam
menanggapi kebutuhan dan aspirasi para karyawannya sehingga menimbulkan keyakinan bahwa semua
konflik berbahaya dan harus dihindari.

b) Pandangan Interaksionis atas Konflik

Keyakinan bahwa konflik tidak hanya merupakan sebuah paksaan yang positif dalam suatu
kelompok tetapi juga sangat diperlukan bagi suatu kelompok untuk bekerja dengan lebih efektif. Pandangan
interaksionis tidak berpendapat bahwa seluruh konflik adalah baik.

(1) Konflik fungsional akan mendukung tujuan kelompok, meningkatkan kinerjanya sehingga
merupakan bentuk konflik yang bersifat konstruktif (membangun).

(2) Konflik disfungsional merupakan konflik yang menganggu kinerja kelompok sehingga bersifat
destruktif (menghancurkan). (Stephen & Robbins, 2015: 306)

Anda mungkin juga menyukai