Anda di halaman 1dari 14

PENGAUDITAN 1

KERTAS KERJA AUDIT

Kelompok 6:

1. I Made Hari Wicaksana (1607532039)


2. I Gede Prabandhana Ariantaka (1607532448)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019
BALI
PEMBAHASAN

A. KERTAS KERJA
Pendokumentasian bukti audit diselenggarakan dalam kertas kerja. PSA No. 15, Kertas
Kerja (SA 339.03) menyebutkan bahwa kertas kerja adalah catatan-catatan yang
diselenggarakan auditor mengenai audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya,
informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.
Kertas kerja terutama berfungsi untuk:
 Menyediakan penunjang utama bagi laporan audit.
 Membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit.
 Menjadi bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing.
Kertas kerja harus dirancang sesuai dengan kebutuhan pada setiap penugasan.

B. JENIS-JENIS KERTAS KERJA


Berbagai jenis kertas kerja dibuat auditor selama audit berlangsung. Kertas kerja
tersebut terdiri dari: (1) Daftar saldo pemeriksaan (working trial balance), (2) Daftar dan
analisis (schedules and analysis), (3) memorandum dan informasi pendukung, dan (4) jurnal
penyesuaian dan reklasifikasi.
Kertas kera bisa dibuat secara manual (ditulis tangan) atau bisa juga dengan
menggunakan komputer.

1. Daftar Saldo Pemeriksaan (Working Trial Balance)

Contoh suatu daftar saldo pemeriksaan (hanya ditunjukkan sebagian) daftar dilihat
pada Gambar 4-7. Dalam mempelajari gambar tersebut perhatikanlah kolom-kolom penting
berikut : saldo auditan tahun lalu, saldo buku besar-besar tahun berjalan (sebelum diaudit,
artinya sebelum dikoreksi atau diklasifikasi berdasarkan hasil audit) penyesuaian, saldo setelah
disesuaikan, reklasifikasi, dan saldo akhir auditan. Dicantumkannya saldo hasil audit tahun
yang lalu diperlukan untuk Pembuatan prosedur analitis.
Kertas kerja daftar saldo pemeriksaan sangat penting dalam suatu audit karena
 Merupakan penghubung antara rekening-rekening besar kilen dengan pos-pos yang
dilaporkan dalam laporan keuangan
 Merupakan pengontrol atas kertas-kertas kerja yang lain.
 Memberi petunjuk pada kertas kerja yang mana dimuat bukti audit untuk setiap pos
laporan keuangan
Sebagai contoh Gambar 4-7 menunjukan jumlah yang dilaporakan dalam laporan
keuangan untuk surat berharga didasarkan pada rekening buku besar nomor 150 dan bahwa
bukti yang digunakan auditor untuk mengevaluasi asersi manajemen tentang surat berharga
dapat dilihat pada bagian dari kertas kerja dengan kode referensi B. Tidak dicantumkannya
nomor rekening untuk Kas pada Gambar 4-7, berarti bahwa pos laporan keuangan ini
merupakan gabungan dari beberapa rekening kas di buku besar. Dalam hal demikian, maka
initial di kertas kerja pada kolom referensi (dalam hal ini A) harus berisi daftar kelompok
rekening ini. Kaitan antara baris kas dalam kertas kerja daftar saldo pemeriksaan (kertas kerja
AA-1) dan kas yang disajikan dalam neraca. Dapat dilihat pada Gambar 4-8.

2. Daftar dan Analisis

Istilah kertas kerja daftar dan kertas kerja analisis bisa dipakai saling menggantikan
untuk menunjukkan kertas kerja individual yang berisi bukti-bukti yang mendukung pos-pos
yang terdapat dalam daftar saldo pemeriksaan. Seperti telah disinggung di atas, apabila
beberapa rekening buku besar digabungkan untuk tujuan pelaporan, maka perlu dibuat suatu
daftar kelompok (atau biasa disebut juga daftar utama). Selain menunjukkan rekening-rekening
buku besar yang termasuk dalam kelompok yang bersangkutan, daftar utama menunjukkan
pula kertas kerja daftar atau analisis individual yang berisi bukti audit yang diperoleh untuk
masing masing rekening yang termasuk dalam kelompok yang bersangkutan. Bagian tengah
Gambar 4-8 memberi gambaran mengenai pemakaian daftar utama kas pada perusahaan ABC
(kertas kerja A) dan bagaimana kertas kerja tersebut menghubungkan daftar saldo pemeriksaan
(kertas kerja AA-1) dengan kertas kerja pendukung untuk dua rekening buku besar kas
sebagaimana tercantum dalam kertas kerja utama kas (yaitu kertas kerja A-1 untuk Rek. No.100
– Kas Kecil dan kertas kerja A-2 untuk Rek. No.101 - Kas di Bank).
Gambat 4-7 kertas Kerja Daftar Saldo Pemeriksaan (sebagian)

Ref. K/K
:AA-1
PT ABC
Daftar Saldo Pemeriksaan - Neraca Dibuat oleh: tanggal:
31 Desember 1999 Diperiksa oleh: tanggal:

Saldo Saldo Penyesuaian Saldo Reklasifikasi Saldo


Ref No.
Keterangan Bk. Besar Bk. Besar No. Debet Disesuaikan No. Debet Akhir
K/K JR
31/12/98 31/12/99 JP (Kredit) 31/12/99 JR (Kredit) 31/12/99

Aktiva lancer
A Kas 392.000 427.000 (1) 50.000 477.000 477.000
B 150 Surat Berharga 52.200 62.200 62.200 62.200
C Piutang (Neto) 1.601.400 1.715.000 (1) (50.000) 1.665.000 (A) 10.000 1.675.000
D 170 Persediaan 2.542.500 2.810.200 (2) 133.000 2.943.200 2.943.200
E Biaya Dibayar Di Muka 24.900 19.500 19.500 19.500
Jumlah Aktiva Lancar 4.613.000 5.033.900 133.000 5.166.900 10.000 5.176.900
F 240 Investasi Jangka Panjang 190.000 190.000 190.000
G Aktiva Tetap(Neto) 3.146.500 3.310.900 3.310.900 3.310.900
Jumlah Aktiva 7.759.500 8.534.800 133.000 8.667.800 10.000 8.677.800
Kewajiban dan Modal
Kewajiban Lancar
M 400 Utang Wesel 750.000 825.000 825.000 825.000
N 210 Utang Dagang 2.150.400 2.340.300 (2) (133.000) 2.473.300 (A) (10.000) 2.483.300
O 420 Utang Biaya 210.600 189.000 189.000 189.000
P 430 Utang Pajak 150000 170.000 170.000 170.000
Jumlah Kewajiban Lanar 3.261.000 3.524.300 (133.000) 3.657.300 (10.000) 3.687.300
R 500 Utang Obligasi 1.000.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
S 600 Modal Saham 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000
T 700 Laba Ditahan 1.098.500 1.410.500 1.410.500 1.410.500
Jumlah Kewajiban dan 7.759.500 8.534.800 (133.000) 8.667.800 (10.000) 8.677.800
Modal
Daftar atau analisis individual seringkali menunjukkan komposisi dari suatu saldo rekening
pada suatu tauggal tertentu seperti nampak pada kertas kerja A-1 dalam Gambar 4.8. Contoh lain,
apabila auditor melakukan audit atas piutang dagang, maka ia akan membuat daftar utama untuk
piutang dagang yang berisi daftar saldo piutang pada setiap debitor. Atau dalam hal auditor
melakukan audit atas surat berharga, maka ia akan membuat daftar semua investasi beserta jumlah
rupiah investasi masing-masing yang totalnya sama dengan saldo rekening surat surat berharga
dibuku besar. Kertas kerja daftar saldo bisa juga menunjukkan perubahan yang terjadi pada satu
atau lebih saldo yang berhubungan selama periode yang iliput lapaoran keuangan seperti terlihat
Gambar 4 -9. Dalam keadaan tertentu, auditor menyusun daftar dari suatu rekening tertentu yang
diberi index “DOK” yang berarti “Diusun oleh Klien”. Auditor selanjutnya melakukan
pemeriksaan atas daftar tersebut dengan mencantumkan tickmark (tanda prosesdur yang
dikerjakan) beserta penjelasan dalam kertas kerja seperti nampak juga dalam Gambar 4-9.
AE-1
PT ABC
USULAN JURNAL PENYESUAIAN
No No Rekening Debet Kredit
KK JP

A-2 1 Kas di Bank 50.000


Piutang Wesel 50.000
(Penerimaan Wesel
melalui Bank)
AE-2
PT ABC
Rekomendasi Bank N/R 101-Kas di Bank
Saldo per buku, 31/12/99 426.000
Tambah penerimaan wesel dari Bank (JP#1) 50.000 Ka AE-1

Saldo setelah diselesaikan, 31/12/99 476.000 Ke A

AE-1
PT ABC
Perhitungan Kas – N/R – Kas Kecil
Uang logam 125
Uang kertas 875

Jumlah 1.000 Ke A

A
PT ABC
DAFTAR UTAMA KAS
K/K No So. Akhir Bk. Besar Penye- So. Akhir
No Rek Rekening 31/12/98 31/12/99 suaian 31/12/99

A-1 100 Kas Kecil 1.000 1.000 1.000


A-2 101 Kas di Bank 391.000 426.000 50.000 476.000
Jumlah 392.000 427.000 50.000 477.000
Ke AA-1
AA-1
PT ABC
DAFTAR SALDO PMERIKSAAN NERACA
K/K No So. Akhir Bk. Besar Penye- So. Akhir
No Rek Rekening 31/12/98 31/12/99 suaian 31/12/99

A Kas 392.000 427.000 50.000 477.000


AA-1
PT ABC
NERACA 31 DESEMBER
1998 1999

392.000 477.000

Gambar 4-8 Kertas Kerja Terpadu untuk Kas


Gambar 4-9 Kertas Kerja Piutang Wesel dan Bunga

No. K/K:
Dibuat oleh: Tanggal:
PT ABC Diperiksa oleh: Tanggal:
Piutang Wesel dan Bunga
3 1 Desember 1999

Rekening 160, 161, 450

Piutang Wesel Bunga

Nilai Saldo Saldo Piutang Penghasilan Diterima Piutang


Penarik Dibuat Jatuh Bunga Nominal 31-12-98 Debet Kredit 31-12-99 31-12-98 1999 1999 31-12-99
PT Abadi 1/7/97 30/6/96 10% 25.000 25.000 - 25.000 - 1.250 1.250 2.500 PK -
CV Mutiara 1/11/97 31/10/98 10% 30.000 30.000 - 30.000 - 500 2.500 3.000 PK -
UD Pratama 1/4/99 31/3/00 12% 40.000 - 40.000 - 40.000 - 3.600 - 3.600
PT Merapi 1/10/99 30/9/00 12% 20.000 - 20.000 - 20.000 - 600 - 600
55.000 60.000 55.000 60.000 1.750 7.950 5.500 4.200
T T T TD T T T T

Ke C Ke C
3. Memo Audit dan Informasi Penguat

Memo Audit adalah data tetulis yang dibuat auditor dalam bentuk uraian. Memo bisa
berupa komentar atas pelaksanaan prosedur audit dan kesimpulan yang dicaipai. Dokumentasi
informasi penguat terdiri dari: (1) ringkasan atau intisari notulen rapat dewan komisaris, (2)
jawaban konfirmasi, (3) representasi tertulis dari manajemen dan ahli dari luar, dan (4) salinan
kontrak-kontrak penting.

4. Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Reklasifikasi

Perlu dibedakan antara jurnal penyesuaian dengan jurnal reklasifikasi. Jurnal


penyesuaian audit adalah koreksi atau kekeliruan, penghilangan, atau kesalahan penerapan
prinsip akuntansi yang dilakukan oleh klien. Jurnal penyesuaian ini dilakukan atas sesuatu yang
berdampak material, baik secara individual atau secara keseluruhan, yang seharusnya telah
dilakukan oleh kilen. Jurnal reklasifikasi berkaitan dengan penyajian saldo-saldo yang benar
dalam laporan keuangan secara baik. Sebagai contoh, misalkan klien melaporkan saldo piutang
dagang yang di nilainya termasuk piutang dagang bersaldo kredit sebagai akibat adanya
pembayaran di muka dari seorang pelanggan. Meskipun klien tidak perlu membuat jurnal
reklasifikasi atas hal tersebut dalam pembukuannya, namun untuk tujuan pelaporan perlu
dibuat jurnal dalam daftar saldo pemeriksaan dengan cara mendebet piutang dagang dan
mengkredit rekening pendapatan diterima di muka (sebuah rekening kewajiban). Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 4-7 dan hasil reklasifikasi nampak pada laporan keuangan. Seperti halnya
jurnal penyesuaian, jurnal reklasifikasi juga hanya dilakukan untuk hal-hal yang mempunyai
dampak material.
Dalam kertas kerja, setiap usulan jurnal akan nampak dalam (1) kertas kerja daftar atau
analisis dari setiap rekening yang terpengaruh, (2) setiap kertas kerja daftar utama yang
terpengaruh, (3) ikhtisar terpisah yang berisi usulan jurnal penyesuaian dari jurnal reklasifikasi
dan (4) daftar saldo pemeriksaan. Hal ini nampak dalam Gambar 4 -8 yaitu pada kertas kerja
A-2, A, AE-1, dan AA-1 .
lkhtisar jurnal penyesuaian dan jurnal reklasifikasi pada awalnya disebut sebagai jurnal
“usulan” karena keputusan akhir auditor untuk melakukan penyeuaian atau reklasifikasi belum
bisa dipastikan sampai berakhirnya audit, karena hal itu baru bisa dilakukan setelah klien
memberi persetujuan. Keptusan tentang disetujui tidaknya usulan jurnal peayesuaian atau
reklasifikasi harus nampak dalam kertas kerja. Apabila klien menolak untuk melaksanakan
usulan jumal penyesuaian dan reklasifikasi yang dipandang perlu oleh auditor, maka hal itu
akan berpengaruh terhadap pendapat yang akan diberikan oleh auditor dalam laporannya.

C. MANFAAT KERTAS KERJA

1. Kertas kerja dapat dimanfaatkan untuk menghubungkan catatan klien dengan laporan
audit yang dihasilkan oleh auditor.
2. Kertas kerja dapat dimanfaatkan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya dan
merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.
3. Kertas kerja dapat dimanfaatkan untuk menguatkan simpulan-simpulan auditor dan
kompetensi auditnya dalam membuktikan telah dilaksanakannya dengan baik audit atas
laporan keuangan.
4. Kertas kerja dapat dimanfaatkan untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua
tahap audit yang terdiri dalam berbagai waktu, tempat, dan pelaksana.
5. Kertas kerja dapat dimanfaatkan untuk memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
6. Sebagai dasar perencanaan audit tahun selanjutnya.
Dalam pelaksanaan audit, Kertas Kerja Audit dapat digunakan sebagai acuan
bagi auditor untuk perencanaan audit tahun berjalan. Auditor dapat mengacu pada
kertas kerja tahun sebelumnya yang mencakup berbagai informasi seperti informasi
perencanaan audit, sistem pengendalian internal (SPI), alokasi biaya dan waktu,
program audit, serta hasil audit yang telah didokumentasikan.

7. Sebagai catatan bahan bukti dan hasil pengujian yang telah dilakukan.
8. Kertas kerja merupakan bukti bahwa auditor telah melakukan audit sesuai dengan
standar audit yang telah ditetapkan.
9. Sebagai dasar untuk menentukan jenis laporan audit yang pantas.
Kertas Kerja Audit membantu auditor dalam menentukan kelayakan laporan audit yang
akan diterbitkan dan memudahkan penyusunan laporan audit secara menyeluruh.
10. Sebagai dasar untuk supervisi audit oleh supervisor dan partner.
D. TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS KERTAS KERJA

SA Seksi paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus menerapkan prosedur memadai


untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya sekurang-kurangnya 10
tahun, sehingga dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku mengenai penyimpanan dokumen. Karena sifat kerahasiaan yang melekat pada
kertas kerja, auditor harus menjaga kertas kerja dengan cara mencegah terungkapnya
informasi yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihak-pihak yang tidak diinginkan.
Misalnya, klien memberitahukan kepada auditor untuk merahasiakan informasi mengenai
gaji direksi, manajer, dan aspek lain usaha perusahaan, maka auditor tidak boleh melanggar
pesan klien tersebut dengan mengungkapkan informasi tersebut kepada karyawan klien
yang tidak berhak untuk mengetahuinya.

Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arsip kertas kerja untuk setiap
kliennya, yaitu:

a) Arsip kini (current file), yaitu arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah
selesai dilakukan.
b) Arsip permanen (permanent file), yaitu untuk data yang secara relatif tidak
mengalami perubahan.

E. CARA MEMBUAT KERTAS KERJA YANG BAIK

Dalarn pembuatan kertas kerja, terdapat sejumlah tehnik dan mekanisme yang lazim
digunakan oleh para auditor berikut ini adalah beberapa tehnik penting yang harus diperhatikan
dalam pembuatan kertas kerja:
 Judul. Setiap kertas kerja harus berisi nama klien, judul yang jelas menunjukkan isi
kertas kerja yang bersangkutan, misalnya Rekonsiliasi Bank-Bank BNI, dan tanggal
neraca atau periode yang dicakup oleh audit.
 Nomor Index. Setiap kertas kerja harus diberi index atau nomor referensi, misalnya A-
I, B-2, dan sebagainya, untuk keperluan pemberi identifikasi dan pengarsipan
 Referensi-silang. Data dalam suatu kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain atau
dipindahkan atau dibawa ke kertas kerja lain, harus diberi referensi silang dengan
nomor index dari kertas-kertas kerja tersebut seperti terlihat dalam Gambar 4-8.
 Tanda Pengerjaan (tick marks). Tanda pengerjaan atau tick mark adalah simbol,
seperti tanda silang, centang, atau simbol lainnya, yang digunakan pada kertas kerjaa
untuk menunjukan bahwa auditor telah melakukan prosedur audit tertentu pada bagian
yang diberi tanda pengerjaan, atau bahwa tambahan informai tentang satu hal terdapat
pada kertas kerja lain yang ditunukan oleh tanda pengerjaan yang bersangkutan
 Tanda tangan dan Tanggal. Segera setelah menyelesaikan tugasnya, baik pembuat
maupun orang yang mereview kertas kerja harus menandatangani dan mencantumkan
pada kertas kerja yang bersangkutan. Hal ini diperlukan agar jelas siapa
penanggungjawab dalam permbuatan kertas kerja maupun mereview kertas kerja.
Terdapat beberapa teknik dalam pembuatan kertas kerja, meliputi:

1. Tentukan tujuan setiap pembuatan kertas kerja.


2. Hindari pekerjaan menyalin
3. Hindari penulisan ulang
4. Berilah pendukung atau penjelasan pada semua akun.
5. Tulislah langkah prosedur audit apa saja yang telah dilakukan.
6. Kertas kerja pemeriksaan harus diindeks
7. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan tentang sifat dari perkiraan yang
diperiksa, prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan kesimpulan mengenai kewajaran
perkiraan yang diperiksa.
8. Tuangkan dalam bentuk tulisan
9. Buktikan penjelasan lisan yang diperoleh.
10. Jawablah pertanyaan yang muncul.
11. Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working
papers sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab.
Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan daftar isi dan indeks kertas
kerja pemeriksaan dan paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam penugasan audit
tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Al. Haryono Jusup. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta : STIE YKPN

PSA No. 15, Kertas Kerja (SA 339.03)

Irawati Salim.(2015, 26 Juni). BAB IV TUJUAN, BUKTI DAN KERTAS KERJA AUDIT.
Diperoleh 10 Maret 2017, dari https://www.scribd.com/document/269720312/BAB-IV-
TUJUAN-BUKTI-DAN-KERTAS-KERJA-AUDIT#

Anda mungkin juga menyukai