Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI PENDEKATAN DALAM PENANGANAN KONFLIK

DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI


DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN
SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Oleh: Edy Sutrisno & Novi Desanti


Politeknik Negeri Pontianak
E-mail: edysutrisno_estr@yahoo.com

ABSTRACT

T he topic of this research is purposed to identify the conflict handling and


to analyze the influence that has done by BKD Kab. Sanggau. The method
used in this research is quantitative by involving 34 samples and also the
multiple linear regression analysis is used here as the analysis technic. The
variable measurement is done by using Likert scale and applied variously
based on the question. The result in this kind of technic analysis showed that
there is a parsially significant effect of the conflict handling that fulfilled and
interacted against the performance. On the other side, conflict handling by
dominating, compromising, and avoiding partially is not significantly affect
the performance. If seen simultaneously, the conflict handling also isn’t affect
it. However, as can be seen in signification score of the conflict handling is by
fulfilling and giving the massive influence to the performance.
Keywords: conflict, conflict handling, performance

PENDAHULUAN
yang berbeda. Selain itu bentuk persaingan
Setiap kelompok dalam satu organisasi, disengaja ataupun tidak sudah mulai terbuka yang
pastilah terjadi interaksi antara para individu yang dapat disebabkan oleh tuntutan internal maupun
ada di dalamnya. Interaksi ini dapat kita katakan eksternal organisasi. Pegawai Badan Kepegawai
sebagai hubungan dalam rangka pencapaian tujuan Daerah (BKD) Kabupaten Sanggau selaku aparatur
pribadi ataupun kelompok. Dalam suatu kelompok negara dalam menjalankan tugas dan tanggung
atau bahkan organisasi aktivitas yang dilakukan jawabnya sehari-hari melakukan sangat banyak
oleh seseorang saling terkait antara satu sama lain. interaksi yang sangat memungkinkan memicu
Sehingga merupakan hal yang wajar jika suatu saat munculnya konflik. Berbagai penyebab konflik
terjadi perbedaan. Perbedaan ini lama kelamaan tersebut dapat saja berupa komunikasi yang kurang
jika terus dibiarkan oleh para pihak yang berbeda lancar, pemahaman yang berbeda terhadap suatu
dapat menimbulkan konflik. Konflik yang terjadi hal dikarenakan latar belakang budaya, pendidikan
tidak menutup kemungkinan pada akhirnya akan dan pengalaman. Konflik yang terjadi tidak
memberikan dampak terhadap kinerja. menutup kemungkina pada akhirnya akan
Kecenderungan terjadinya konflik pada memberikan dampak terhadap kinerja.
organiasi dapat disebabkan oleh berbagai hal Apabila timbul konflik yang seharusnya tidak
misalnya: kemajuan teknologi baru, persaingan diharapkan, maka pimpinan ataupun para anggota
ketat, perbedaan kebudayaan dan nilai-nilai yang organisasi harus dapat memahami
dianut, serta berbagai pribadi

143
TRANSFORMASI: JURNAL MANAJEMEN PEMERINTAHAN \ VOL. 10 NO. 2 \ OKTOBER 2018: 143 – 154

apa yang sebenarnya terjadi dan mengetahui sebuah organisasi. Apakah konflik yang terjadi di
bagaimana cara menangani konflik yang muncul antara para anggota organisasi ataupun para
tersebut, tanpa merugikan pihak manapun. Hal ini anggota dengan pimpinan organisasi. Namun
mengandung arti bahwa anggota dan pimpinan dewasa ini ada beberapa pemikiran/pendapat
diharapkan harus dapat memilih cara yang sesuai bahwa konflik bahkan dapat berdampak positif
dalam menangani konflik yang muncul dengan bagi organisasi.
agar tidak menimbulkan dampak yang negatif
terhadap kinerja para anggota organisasinya. Robbins (2006: 546) mengemukakan
beberapa pandangan mengenai konflik, yaitu:
Tujuan Penelitian 1. Pandangan Tradisional.
Tujuan dari penelitian pada BKD Kabupaten Keyakinan bahwa semua konflik
Sanggau ini adalah untuk mengetahui, menguji dan membahayakan dan harus dihindari.
menganalisis: 2. Pandangan Hubungan Manusia.
1. Penanganan konflik yang ada di BKD Kab Keyakinan bahwa konflik merupakan hasil
Sanggau. alamiah dan tidak terhindarkan oleh
2. Pengaruh penanganan konflik tehadap kinerja kelompok.
baik secara parsial maupun simultan pada 3. Pandangan Interaksionis.
BKD Kab. Sanggau Keyakinan bahwa konflik tidak hanya menjadi
3. Cara penanganan konflik yang dominan yang kekuatan positif dalam kelompok namun
berdampak terhadap kinerja pegawai BKD konflik juga sangat diperlukan agar kelompok
Kab. Sanggau. berkinerja efektif.

KAJIAN PUSTAKA Jenis-Jenis Konflik


Jika dilihat dari sumber konflik, menurut
Konflik Kreitner & Kinicki (2005: 158) ada 4 tipe dari
Sebuah organisasi pastilah memiliki batasan konflik, yaitu:
tugas dan tanggung jawab yang jelas. Hal ini 1. Konflik Kepribadian.
menunjukkan adanya suatu keadaan dimana di Pertentangan antar pribadi yang didorong oleh
antara para anggota organisasi terjadi suatu ketidaksukaan atau ketidaksepakatan yang
interaksi yang kontinyu dalam waktu yang lama. sifatnya pribadi.
Batasan ini dapat dijadikan pembeda bagi
2. Konflik Nilai.
seseorang dalam usaha membantu mengidentifikasi
misalnya siapa saya yang menjadi anggota sebuah Tipe konflik ini sejajar dengan konflik
organisasi atau siapa saja yang bukan, siapa saja kepribadian. Sama seperti orang-orang yang
yang harus memberikan kontribusi atau siapa saja memiliki gaya yang berbeda-beda yang
yang yang tidak harus. Setiap organisasi yang mungkin saling bertautan.
terdiri dari para anggota pastilah memiliki tujuan 3. Konflik Antar Kelompok.
bersama yang jelas yang harus direncanakan, Konflik di antara kelompok kerja, tim dan
diorganisasikan, direncanakan dan diawasi agar departemen adalah ancaman biasa bagi daya
tujuan tersebut dapat tercapai. Dalam rangka saing organisasional.
pencapaian tujuan itulah yang seringkali 4. Konflik lintas budaya.
menyebabkan gesekan-gesekan yang dapat
menimbulkan konflik. Banyak pihak menganggap Sedangkan jika dilihat dari pandangan
bahwa konflik merupakan suatu musibah dan interaksionis, menurut Robbins (2006: 547-
dijadikan momok di dalam 548) ada 2 ragam konflik, yaitu:
1. Konflik Fungsional.
Konflik yang mendukung sasaran
kelompok dan memperbaiki kinerjanya.

144
Edy Sutrisno & Novi Desanti: Identifikasi Pendekatan dalam Penanganan Konflik dan Pengaruhnya ....

2. Konflik Disfungsional. Manfaat Konflik


Konflik yang menghambat kinerja
Dalam mengelola/menangani konflik banyak
kelompok.
manfaat/hasil yang diinginkan, bukan hanya berupa
Untuk dapat membedakan konflik fungsional kesepakatan dari pihak-pihak yang berkonflik saja,
dan konflik disfungsional, menurut Robbins (2006: tetpi lebih pada kemajuan organisasi.
548) juga perlu melihat jenis konflik:
Menurut Tjosvold dalam Kreitner dan Kinicki
1. Konflik tugas. (2005: 156) hasil dari konflik yang diinginkan
Konflik atas isi dan sasaran pekerjaan. adalah:
2. Konflik hubungan. 1. Kesepakatan.
Konflik berdasarkan hubungan Kesepakatan atau perjanjian yang adil dan
interpersonal. wajar adalah yang terbaik. Perjanjian yang
3. Konflik proses. membuat satu pihak merasa dieksploitasi atau
Konflik atas cara melakukan pekerjaan. dikalahkan cenderug akan menghasilkan
kemarahan dan konflik berikutnya.
2. Hubungan yang lebih kuat.
Proses Konflik
Kesepakatan yang baik memungkinkan pihak-
Menurut Robbins (2006: 548), proses konflik pihak yang berkonflik dapat membangun
dapat dilihat sebagai terdiri atas lima tahap: jembatan niat baik dan kepercayaan untuk
• Tahap I: digunakan jika nanti dibutuhkan.
Potensi opasisi atau ketidakcocokan 3. Pembelajaran.
adalah adanya kondisi (syarat) yang Konflik dapat meningkatkan kesadaran diri
menciptakan kesempatan untuk kemunculan lebih besar dan pemecahan masalah yang
konflik itu. kreatif.
• Tahap II:
Kognisi dan personalisasi. Konflik ada Strategi Penyelesaian Konflik
pada tingkat terasakan, bila individu- individu
Dalam upaya menyelesaikan konflik yang
terlibat secara emosional, sehingga pihak-pihak
memang tidak dapat dihindari, upaya
mengalami kecemasan, ketegangan, frustasi
menyelesaikannya dapat dilakukan dengan
atau permusuhan.
memanajemen konflik itu sendiri. Manajemen
• Tahap III: konflik berarti berusaha membuat suatu tahapan
Maksud. Maksud (niat) berada di antara yang dapat dilakukan dalam rangka mengarahkan
persepsi dan emosi orang serta perilaku konflik kearah sesuatu yang bermanfaat bagi
terang-terangan mereka. Maksud merupakan organisasi. Manajemen konflik sebenarnya dapat
keputusan untuk bertindak dengan cara dilakukan secara individual ataupun lingkup
tertentu. manajemen. Penyelesaian konflik ini memerlukan
kerja sama antar pribadi dan keorganisasian
• Tahap IV:
ataupun secara pribadi itu sendiri.
Perilaku. Tahap perilaku mencakup
Pendekatan penyelesaian konflik dapat
pernyataan, tindakan dan rekasi yang dibuat
dilakukan dengan berbagai cara. Menurut model
oleh pihak-pihak yang berkonflik.
Afzalur Rahim (dalam Kreitner & Kinicki 2005:
• Tahap V: 174) seorang spesialis konflik lima gaya
Hasil. Jalinan aksi reaksi antara pihak- pihak menangani konflik.
yang berkonflik menghasilkan konsekuensi.

145
TRANSFORMASI: JURNAL MANAJEMEN PEMERINTAHAN \ VOL. 10 NO. 2 \ OKTOBER 2018: 143 – 154

Gambar 1
Lima Gaya Penanganan Konflik
Sumber: M. A. Rahim, “ A Strategy for Managing Conflict in Complex Organizations”, Human Relations, Januari
1985 hal 84, (dalam Kreitner & Kinicki, 2005 hal 174).

1. Berintegrasi (Memecahkan Masalah). a. Produktivitas, bahwa produktivitas tidak


Dengan gaya ini pihak-pihak yang tertarik hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga
dihadapkan pada masalah dan dengan mengukur efektivitas pelayanan.
bekerjasama mengenali masalah, b. Kualitas layanan, maksudnya bahwa kualitas
menghasilkan dan memberikan bobot solusi- dari pelayanan yang diberikan sangat penting
solusi alternatif, dan memilih solusi. untuk dipertahankan.
2. Memenuhi (Memuluskan). c. Responsivitas, maksudnya bahwa birokrasi
harus memiliki kemampuan untuk mengenali
Orang yang bersedia memenuhi permintaan
kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan
mengabaikan kepentingannya sendiri untuk
prioritas pelayanan serta mengembangkan
memuaskan kepentingan pihak lain.
program-program pelayanan publik sesuai
3. Mendominasi (Memaksa). dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Kepedulian pada diri yang tinggi dan rendah d. Responsibilitas, maksudnya bahwa
untuk orang lain mendorong timbulnya sikap pelaksanaan kegiatan harus dilakukan sesuai
“Saya Menang, Anda Kalah”. dengan prinsip-prinsip administrasi yang
4. Menghindar. benar dan kebijakan birokrasi baik yang
eksplisit maupun yang implisit.
Taktik ini dapat melibatkan penarikan diri
pasif dari masalah atau menekan masalah e. Akuntabilitas, maksudnya bahwa seberapa
secara aktif. besar kebijakan dan kegiatan birokrasi tunduk
kepada pejabat politik yang dipilih oleh
5. Berkompromi.
rakyat, dimana para pejabat politik tersebut
Ini adalah pendekatan memberi dan menerima dengan sendirinya akan selalu
yang melibatkan perhatian rata- rata baik memprioritaskan kepentingan rakyat.
untuk diri sendiri atau orang lain.
Hubungan Konflik dengan Kinerja
Kinerja Pegawai
Berikut ini ditampilkan beberapa hasil
Menurut Dwiyanto (dalam Pasolong, 2006: penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
50-51) yang diunggah dari http://www. hubungan konflik dengan kinerja:
slideshare.net/mu_dir/mengukur-kinerja- 1. Judul: “Hubungan Konflik Dengan Kinerja
pegawai-melalui-lima-indikator mengenai indikator Karyawan Administrasi pada PT Kusuma
yang digunakan untuk mengukur kinerja pegawai Hadi Sentosa Jaten, Palur, Karanganyar”.
yaitu sebagai berikut. Menemukan bahwa Kinerja Karyawan
administrasi PT Kusuma Hadi Santosa

146
Edy Sutrisno & Novi Desanti: Identifikasi Pendekatan dalam Penanganan Konflik dan Pengaruhnya ....

tergantung pada faktor Konflik individu dan (Sugiyono, 2005: 90). Dalam penelitian ini yang
kelompok Karyawan administrasi PT Kusuma menjadi sample adalah pegawai tetap (PNS) BKD
Hadi Santosa (Lestari, 2012). yang berjumlah 34 (tiga puluh empat) orang.
2. Judul: “Pengaruh Komunikasi, Konflik dan
Pengumpulan data dalam penelitian ini
Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai”.
dilakukan melalui teknik wawancara, kuesioner,
Komunikasi, konflik dan disiplin kerja secara
dokumentasi dan observasi. Pada penelitian ini
simultan dan parsial berpengaruh signifikan
untuk mengukur skor dari variabel yang tergambar
terhadap kinerja pegawai adalah hasil analisis
pada setiap item-item pertanyaan menggunakan
yang ditunjukan dalam penelitian ini (Widodo
skala Likert. Skala Likert mempunyai ukuran dari
& Made Yuniari, 2013).
yang sangat positif sampai dengan yang sangat
3. Judul: “Pengaruh Konflik Peran Ganda, negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
Kecerdasan Emosional dan Komitmen pengaruh variabel Penanganan Konflik (X)
Organisasi terhadap kinerja Perawat Wanita terhadap Kinerja pegawai (Y) baik secara parsial
(Studi Kasus pada Rumah Sakit Islam Jakarta maupun simultan.
Pondok Kopi)”. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa konflik peran ganda,
HASIL DAN PEMBAHASAN
kecerdasan emosional dan komitmen
organisasi berpengaruh secara signifikan Penelitian menggunakan analisis statistik
terhadap kinerja perawat wanita (Meidah, deskriptif dengan menggambarkan item- item
2013). yang digunakan untuk mengetahui distribusi
frekuensi dari jawaban responden dari hasil
METODE PENELITIAN penyebaran kuesioner yang telah terkumpul.
Analisis ini juga digunakan untuk memperoleh
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan penjelasan ataupun gambaran mengenai
penelitian kuantitatif yaitu peneliti mengumpulkan pendekatan pendekatan- pendekatan penyelesaian
data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep konflik (menghindar, mengakomodasi, kompetisi
sebagai variabel- variabel yang berhubungan dan kompromi atau negosiasi) dan kinerja pegawai.
yang berasal dari teori yang sudah ada yang Adapun deskripsi tentang data yang berkaitan
diperoleh oleh peneliti dan kemudian mencari dengan masing-masing variabel untuk lebih
datanya dengan menggunakan kuesioner untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.
pengukuran variabel-variabel. Metode survei
digunakan untuk pengambilan sampel dari Dari tabel 1 diketahui frekuensi jawaban dari
populasi dan dengan menggunakan kuesioner beberapa butir pernyataan terkait variabel
sebagai instrumen pengumpulan data yang pokok penanganan konflik maka dapat diketahui nilai
(Singarimbun dan Effendi, 1995: 3). Berdasarkan yang paling besar adalah untuk indikator
tujuan penelitian yang ditetapkan, maka berinteraksi (memecahkan masalah) yang
penelitian ini adalah penelitian eksplanatori menunjukkan rata-rata keseluruhan jawaban
(Explanatory Research) yaitu penelitian yang pegawai berada pada skor item angka 4,296 yang
menyoroti hubungan antara variabel-variabel berarti item pernyataan berada pada daerah sangat
penelitian dan menguji hipotesis yang telah positif, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata
dirumuskan (Singarimbun dan Effendi, 1995: 5). pegawai menyatakan jika ada permasalahan yang
muncul mereka sangat ingin menemukan solusi
Lokasi penelitian yang dipilih adalah BKD bersama. Adanya keinginan untuk saling bertukar
Kabupaten Sanggau. Populasi adalah wilayah informasi dalam rangka memecahkan suatu
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek masalah sering dilakukan, hal ini dapat ditunjukkan
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu dengan 64,7% atau sebanyak 22 pegawai merasa
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan perlu untuk membagi informasi kepada
kemudian ditarik simpulannya

147
TRANSFORMASI: JURNAL MANAJEMEN PEMERINTAHAN \ VOL. 10 NO. 2 \ OKTOBER 2018: 143 – 154

sesama rekan kerja terutama informasi-informasi yang berkaitan dengan pnyelesaian pekerjaan sehingga
dapat meminimal munculnya ketidakadilan informasi yang dapat memicu timbulnya konflik yang tidak
diharapkan.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Variabel Penanganan Konflik (X)

NO. PERNYATAAN JAWABAN


VARIABEL PENANGANAN Rata
1 2 3 4 5
KONFLIK -
Indikator: Berinteraksi Rata
f % f % f % f % f %
(Memecahkan masalah)
Menemukan solusi
1. - - - - 6 17,6 16 47,1 12 35,3 4,296
bersama
Saling bertukar
2. - - 2 5,9 5 14,7 22 64,7 5 14,7 4,000
informasi
Indikator: Memenuhi (Memuluskan)
Me m uas kan
1. harapan rekan - - - - 21 61,8 4 11,8 9 26,5 3,630
kerja
2. Menerima saran - - - 12 35,3 15 44,1 7 20,6 3,778
Indikator: Mendominasi (Memaksa)
Menunjukkan
1. 4 11,8 19 55,9 7 20,6 3 8,8 1 2,9 2,037
kehebatan
Mempertahankan
2. 1 2,9 4 11,8 24 70,6 3 8,8 2 5,9 2,963
pendapat
Indikator: Menghindar
1. Menyimpan konflik 1 2,9 17 50 11 32,4 4 11,8 1 2,9 2,444
M en ghin da ri
2. 2 5,9 19 55,9 9 26,5 3 8,8 1 2,9 2,333
diskusi terbuka
Indikator: Berkompromi
Bernegosiasi untuk
1. 2 5,9 1 2,9 12 35,3 12 35,3 7 20,6 3,407
berkompromi
Memberi dan
2. - - 1 2,9 7 20,6 23 67,6 3 8,8 3,471
menerima

Sumber: diolah Peneliti

Sedangkan untuk variabel kinerja jawaban respons dirangkum pada tabel 2 berikut.
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja (Y)

NO. PERNYATAAN JAWABAN


VARIABEL KINERJA Rata
1 2 3 4 5 -
PEGAWAI
Rata
Indikator: Produkti𝑓itas F % f % f % F % f %
Bekerja dengan
1. 1 2,9 2 5,9 8 23,5 9 26,5 14 41,2 4,185
efisien
Bekerja dengan
2. 1 2,9 - - 9 26,5 5 14,7 19 55,9 4,370
efektif

148
Edy Sutrisno & Novi Desanti: Identifikasi Pendekatan dalam Penanganan Konflik dan Pengaruhnya ....

Indikator: Kualitas Layanan


M e m b e ri ka n
1. 1 2,9 2 5,9 4 11,8 7 20,6 20 58.8 4,444
pelayanan yg baik
Mempertahankan
2. 2 5,9 1 2,9 5 14,7 7 20,6 19 55,9 4,370
pelayanan yg baik
Indikator: Responsibilitas (tanggung jawab)
M en u n j u k ka n
1. - - - - 10 29,4 10 29,4 14 41,2 4,037
kehebatan
Mempertahankan
2. - - - - 8 23,5 15 44,1 11 32,4 4,074
pendapat
Indikator: Menghindar
Bekerja sesuai dgn
1. - - - - 3 8,8 9 26,5 22 64,7 4,556
prinsip adm
Bekerja sesuai dgn
2. - - - - 4 11,8 8 23,5 22 64,7 4,444
kebijakan birokrasi
Indikator: Akuntabilitas
M e n y e l e s a i k an
1. - - - - 2 5,9 8 23,5 24 70,6 4,593
pekerjaan dgn benar
M e n y el e s a i k an
2. pekerjaan tepat - - - - 6 17,6 13 38,2 15 44,1 4,296
waktu

Sumber: diolah Peneliti

Berdasarkan tabel 2 diketahui sebagian besar Pembahasan Pengujian Hipotesis


pegawai selalu melaksanakan/ menyelesaikan
pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya dengan Berdasarkan uraian yang telah dikemukan
menggunakan prinsip administrasi, hal ini sebelumnya dan dengan dukungan teori yang
dibuktikan dengan 64,7% atau sebanyak 22 terkait maka rumusan hipotesis yang telah diajukan
pegawai menjawabnya. Dari rata-rata keseluruhan hasilnya sebagai berikut.
jawaban pegawai menunjukkan skor item berada 1. Tidak terdapat pengaruh signifikan secara
pada angka 4,536 yang berarti pernyataan berada parsial penanganan konflik dengan cara
pada daerah positif, maka dapat disimpulkan berkompromi terhadap kinerja yaitu sebesar
bahwa rata-rata pegawai menyatakan telah bekerja 0,830.
sesuai dengan prinsip-prinsip administasi yang 2. Terdapat pengaruh signifikan secara parsial
benar. penanganan konflik dengan cara berinteraksi
Sebesar 70,6% atau sebanyak 24 pegawai terhadap kinerja yaitu sebesar 0,014.
(sering) menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan 3. Terdapat pengaruh signifikan secara parsial
yang diharapkan/mengerjakan pekerjaan dengan penanganan konflik dengan cara memenuhi
benar sesuai dengan standar yang ada (sesuai terhadap kinerja yaitu sebesar 0,004.
kualitas yang ditetapkan). Dari rata-rata 4. Tidak terdapat pengaruh signifikan secara
keseluruhan jawaban pegawai menunjukkan skor parsial penanganan konflik dengan cara
item berada pada angka 4,593 yang berarti mendominasi terhadap kinerja yaitu sebesar
pernyataan berada pada daerah sangat positif, maka 0,405.
dapat disimpulkan bahwa rata-rata pegawai 5. Tidak terdapat pengaruh signifikan secara
menyatakan telah menyelesaikan pekerjaan dengan parsial penanganan konflik dengan cara
benar. menghindar terhadap kinerja yaitu sebesar
0,334

149
TRANSFORMASI: JURNAL MANAJEMEN PEMERINTAHAN \ VOL. 10 NO. 2 \ OKTOBER 2018: 143 – 154

6. Tidak terdapat pengaruh signifikan secara Pengaruh Penanganan Konflik dengan Cara
simultan penanganan konflik terhadap kinerja Berinteraksi terhadap Kinerja
yaitu sebesar 0,218.
Jika dilihat dari hasil uji regresi linier
Peneliti membahas hasil penelitian berganda maka diketahui terdapat pengaruh
berdasarkan urutan dari tujuan penelitian, yaitu signifikan secara parsial penanganan konflik
sebagai berikut, dengan cara berinteraksi terhadap kinerja yaitu
sebesar 0,014. Jenis Penangan konflik ini yang
Identifikasi Penyebab Timbulnya Konflik dominan pada BKD Kab. Sanggau. Berintegrasi
Antar Pegawai di BKD Kab. Sanggau (Memecahkan Masalah), adalah cara yang sering
dilakukan oleh pegawai BKD Kab. Sanggau
Jika dihubungkan dengan beberapa pendapat
dalam menangani konflik yang muncul. Dengan
ahli mengenai sumber konflik, maka sumber
gaya ini pihak-pihak yang tertarik dihadapkan pada
konflik yang terjadi pada BKD Kab. Sanggau
masalah dan dengan bekerjasama mengenali
cenderung merupakan konflik disfungsional karena
masalah, menghasilkan dan memberikan bobot
terdapat pergesekan antar pribadi pada pegawai
solusi-solusi alternatif, dan memilih solusi.
yang menyebabkan menurunnya rasa saling
Penanganan konflik memang dapat melibatkan
pengertian, hal ini bersesuai dengan pendapat
banyak pihak dalam bentuk kerja sama dari hasil
Robbins (2003: 548).
berinteraksi dengan pihak lain, melibatkan bantuan
Perdebatan yang terjadi terkait dengan tugas diri sendiri ataupun memalui bantuan pihak ketiga.
dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh Hal ini juga yang terjadi pada para pegawai.
pegawai dapat menyebabkan ketidakpastian dalam
Selain inisiatif sendiri dalam menangani
kejelasan tentang tugas dan tanggung jawab
konflik, bentuk hubungan-hubungan yang telah
masing-masing bagian. Selain itu juga terjadi
terjalin selama ini dalam bentuk interaksi-interaksi
konflik kepribadian walaupun tidak sebesar konflik
keseharian aktivitas mereka, ternyata berdampak
disfungsional sebenarnya bukan hanya dapat
pada kinerja mereka. Berinteraksi dalam upaya
terjadi di BKD Kab. Sanggau, banyak organisasi
menangani konflik memiliki banyak manfaat bukan
juga mengalami hal yang sama. Hal ini dapat
hanya bagi pihak-pihak yang berkonflik tetapi juga
dipahami bahwa setiap individu berasal dari
bagi pencapaian tujuan organisasi secara
berbagai latar belakang yang berbeda, apakah itu
keseluruhan. Hal ini senada dengan yang
dari segi keturunan, pendidikan ataupun
diungkapkan oleh Tjosvold dalam Kreitner dan
lingkungan. Namun jika hal ini dapat
Kinicki (2005: 156-157), hasil dari konflik yang
teridentifikasi dengan cepat, maka akan lebih
diinginkan adalah:
mudah untuk dapat dicari penyelesaiannya.
Kekurang pahaman akan berbagai kepribadian 1. Kesepakatan.
berbeda yang ada pada bawahan oleh pimpinan Kesepakatan atau perjanjian yang adil dan
akan berdampak pada salahnya cara penanganan, wajar adalah yang terbaik. Perjanjian yang
sehingga berdampak buruk pada pencapaian tujuan membuat satu pihak merasa dieksploitasi atau
organisasi. Yang menarik adalah munculnya dikalahkan cenderug akan menghasilkan
konflik fungsional, hal ini dapat disebabkan kemarahan dan konflik berikutnya.
sebagian pegawai berusaha memendam konflik 2. Hubungan yang lebih kuat.
yang ada, sehingga konflik yang muncul bukan
Kesepakatan yang baik memungkinkan pihak-
merusak usaha untuk pencapaian organsasi, tetapi
pihak yang berkonflik dapat membangun
justru meningkatkan kinerja para pegawai. Hal ini
jembatan niat baik dan kepercayaan untuk
disebabkan karena pemendaman konflik dalam
digunakan jika nanti dibutuhkan.
beberapa waktu justru menngurangi munculnya
konflik disfungsional

150
Edy Sutrisno & Novi Desanti: Identifikasi Pendekatan dalam Penanganan Konflik dan Pengaruhnya ....

3. Pembelajaran. Perilaku mendominasi sebenarnya terbilang


Konflik dapat meningkatkan kesadaran diri normal disuatu lingkungan, apalagi juga ada
lebih besar dan pemecahan masalah yang hubungannya dengan ego setiap pegawai. Karena
kreatif. berkaitan dengan ego maka sebenarnya banyak
Dari hasil penelitian dan pendapat Tjosvold orang ingin menjadi fokus kediri sendiri, dia ingin
menunjukkan bahwa penanganan konflik yang baik semua orang mendengarkan. Pada kondisi ini
dan benar dengan cara berinteraksi akan pegawai “tidak begitu” peduli pada rekan kerja
menimbulkan kesepakatan, mengarahkan mereka. Memang pada dasarnya setiap pegawai
hubungan yang semakin kuat kearah kohesivitas ingin selalu didengarkan, namun sebenarnya ada
yang tinggi dan pada akhirnya akan berdampak kalanya memang kita harus mendengarkan.
pada kinerja pegawai yang tinggi. Penyelesaian masalah konflik menuntut adanya
saling pengertian, pemahaman dan saling
Pengaruh Penanganan Konflik dengan Cara mendengarkan. Bagaimana mungkin
Memenuhi terhadap Kinerja menyelesaikan konflik yang dapat benar-benar
dapat bisa diterima oleh kedua belah pihak dengan
Terdapat pengaruh signifikan secara parsial
rasa ikhlas, jika satu pihak cenderung memaksakan
penanganan konflik dengan cara memenuhi
kehendaknya pada pihak yang lain. Apalagi selama
terhadap kinerja yaitu sebesar 0,004. Memenuhi
proses penyelesaian konflik satu pihak cenderung
(Memuluskan) adalah juga cara yang sering
menunjukkan “power” nya. Sekali lagi, walaupun
dilakukan oleh pegawai BKD Kab. Sanggau
mendominasi merupakan hal yang normal namun
dalam menangani konflik yang muncul. Orang
tidak semestinya hal ini dibiarkan terlalu sering
yang bersedia memenuhi permintaan mengabaikan
terjadi dan dibiarkan. Walau bagaimanapun
kepentingannya sendiri untuk memuaskan
pimpinan dituntut untuk dapat mengarahkan agar
kepentingan pihak lain. Hal ini juga senada dengan
tidak menjadi kebiasaan yang melekat pada para
prinsip yang menurut Mayo (dalam Robbins, 2006:
pegawai karena dapat berdampak pada kinerja
544) dapat digunakan secara universal yang salah
mereka.
satunya adalah: “Mendahulukan kepentingan
umum di atas kepentingan individual”. Maksudnya Pengaruh Penanganan Konflik dengan Cara
kepentingan seorang pegawai tidak boleh Meghindar terhadap Kinerja
mendahulukan kepentingan organisasi secara
keseluruhan. Di sisi lain hal ini juga merupakan Tidak terdapat pengaruh signifikan secara
salah satu cara penanganan konflik yang baik parsial penanganan konflik dengan cara menghindar
karena mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja yaitu sebesar 0,334. Menghindar
tehadap kinerja adalah cara yang dilakukan oleh pegawai BKD
Kab. Sanggau dalam menangani konflik yang
muncul. Taktik ini dapat melibatkan penarikan diri
Pengaruh Penanganan Konflik dengan Cara
Mendominasi terhadap Kinerja pasif dari masalah atau menekan masalah secara
aktif. Menghindar dari konflik yang dilakukan para
Tidak terdapat pengaruh signifikan secara pegawai tidak serta merta menghilangkan konflik
parsial penanganan konflik dengan cara yang terjadi, ini hanya bersifat penundaan
mendominasi terhadap kinerja yaitu sebesar 0,405. penyelesaian. Memang terkadang dengan
Mendominasi (Memaksa) adalah cara yang menghindari penanganan konflik dalam suatu
dilakukan oleh pegawai BKD Kab. Sanggau dalam waktu dapat menghilangkan konflik yang terjadi.
menangani konflik yang muncul. Namun hal ini Tetapi tidak selamanya hal itu terjadi, atau malah
tidak memiliki pengaruh parsial yang signifikan memunculkan yang dikenal dengan istilah “konflik
terhadap kinerja. Kepedulian pada diri yang tinggi yang terpendam”. Apalagi Robbins (2006: 546)
dan rendah untuk orang lain mendorong timbulnya memiliki pandangan mengenai konflik yang salah
sikap “Saya Menang, Anda Kalah”. satunya adalah

151
TRANSFORMASI: JURNAL MANAJEMEN PEMERINTAHAN \ VOL. 10 NO. 2 \ OKTOBER 2018: 143 – 154

pandangan Hubungan Manusia, yang ber- serta mengembangkan program-program


keyakinan bahwa konflik merupakan hasil alamiah pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan
dan tidak terhindarkan oleh kelompok. Siapapun aspirasi masyarakat.
yang berada dalam suatu lingkungan, menjalin
d) Responsibilitas, maksudnya bahwa
hubungan dengan orang lain dan melakukan
pelaksanaan kegiatan harus dilakukan sesuai
komunikasi bisa suatu saat akan memunculkan
dengan prinsip-prinsip administrasi yang
konflik. Jadi sebenarnya apa yang dilakukan oleh
benar dan kebijakan birokrasi baik yang
pegawai dalam menangani konflik dengan cara
eksplisit maupun yang implisit.
menghindar tidak selamanya baik. Apalagi
sebaiknya setiap konflik yang muncul harus dapat e) Akuntabilitas, maksudnya bahwa seberapa
diselesaikan dengan cepat dan tepat dengan besar kebijakan dan kegiatan birokrasi tunduk
melibatkan berbagai pihak, terutama pihak-pihak kepada pejabat politik yang dipilih oleh
yang berkonflik sehingga tidak berdampak negatif rakyat, dimana para pejabat politik tersebut
pada kinerja. dengan sendirinya akan selalu
memprioritaskan kepentingan rakyat.

Pengaruh Penanganan Konflik dengan Cara Pengaruh Penanganan Konflik secara


Berkompromi terhadap Kinerja Simultan terhadap Kinerja
Tidak terdapat pengaruh signifikan secara Secara bersama-sama indikator yang
parsial penanganan konflik dengan cara penanganan konflik tidak memiliki dampak secara
berkompromi terhadap kinerja yaitu sebesar 0,830. signifikan terhadap kinerja para pegawai
Berkompromi adalah pendekatan memberi dan Kabupaten Sanggau. Hal ini berbeda dari berbagai
menerima yang melibatkan perhatian rata-rata baik penelitian yang menjadi rujukan bagi peneliti.
untuk diri sendiri atau orang lain. Pada BKD Kab. Namun jika dilihat secara mendalam, maka
Sanggau, pegawai sudah memiliki TUPOKSI perbedaan ini dapat dipahami karena sebenarnya
masing-masing, sehingga dalam melakukan ada beberapa indkator penanganan konflik yang
pekerjaan tidak diperlukan kompromi untuk ternyata memiliki pengaruh terhadap kinerja
menyelesaikan pekerjaan mereka masing-masing. pegawai secara parsial. Hal ini perlu mendapatkan
Memang ada beberapa konflik yang berkaitan perhatian khusus dari pihak-pihak terkait dan
langsung dengan pekerjaan tidak dapat di pimpinan organisasi, karena jika salah dalam
kompromikan, seperti berkaitan dengan masalah memilih cera penanganan konflik, tidak menutup
standar kinerja. Hal ini senada dengan yang kemungkinan akan berdampak pada kinerja
diungkapkan oleh Dwiyanto (dalam Pasolong, pegawai yang rendah. Cara penanganan konflik
2006: 50-51) yang diunggah dari http://www. yang salah dapat menyebabkan konflik
slideshare.net/mu_dir/mengukur-kinerja- disfungsional, konflik tugas, konflik hubungan dan
pegawai-melalui-lima-indikator mengenai konflik proses yang pada akhirnya menghambat
indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja kinerja kelompok dan organisasi. Pendeteksian dini
pegawai yaitu sebagai berikut. benih-benih konflik yang mulai muncul dapat
a) Produktivitas, bahwa produktivitas tidak diantisipasi jika pimpinan memahami proses
hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga konflik. Menurut Robbins (2006: 548-557), proses
mengukur efektivitas pelayanan. konflik dapat dilihat sebagai terdiri atas lima tahap:
b) Kualitas layanan, maksudnya bahwa kualitas potensi oposisi atau ketidakcocokan, kognisi dan
dari pelayanan yang diberikan sangat penting personalisasi, maksud (niat), perilaku, dan hasil.
untuk dipertahankan.
Apa pun yang dilakukan dalam hal
c) Responsivitas, maksudnya bahwa birokrasi
penanganan konflik yang ada di BKD Kab.
harus memiliki kemampuan untuk mengenali
Sanggau, hal yang perlu dipahami bahwa
kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan
sebenarnya konflik dapat timbul kapan
prioritas pelayanan

152
Edy Sutrisno & Novi Desanti: Identifikasi Pendekatan dalam Penanganan Konflik dan Pengaruhnya ....

saja dan dimana saja, apakah konflik itu secara 2. Secara parsial variabel penanganan konflik
alamiah muncul ataupun sengaja dimunculkan dengan cara berinteraksi dan memenuhi
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Sehingga peran pimpinan sebagai mediator Pegawai.
ataupun sebagai fasilitator sangatlah diperlukan,
3. Tidak terdapat pengaruh signifikan secara
guna menghindari konflik disfungsional.
parsial variabel penanganan konflik dengan
cara berkompromi, mendominasi dan
Keterbatasan Penelitian
menghindar terhadap kinerja pegawai.
Pada saat melakukan penelitian ini, kami tim
peneliti berusaha seoptimal mungkin untuk Saran
mengatasi berbagai masalah-masalah yang
Secara praktis sampai saat ini berinteraksi
dihadapi baik secara internal maupun secara
merupakan cara penanganan konflik yang paling
internal dilihat dari sisi peneliti. Beberapa
berdampak besar bagi peningkatan kinerja pegawai
keterbatas dalam pelaksanaan penelitian antara
BKD Kab. Sanggau. Tetapi ada beberapa hal yang
lain:
perlu mendapat perhatian serius dari pimpinan
1) Masalah penanganan konflik merupakan organisasi, para pegawai tetap serta yang dijadikan
seuatu yang banyak di bahas oleh beberapa ahli saran- saran oleh peneliti dalam penelitian ini.
dan penliti dan banyak indikator yang dapat Adapun saran-saran yang diajukan dalam
digunakan selain yang digunakan oleh peneliti penelitian ini adalah sebagai berikut.
pada penelitian ini.
1. Jika hasil akhir dari aktivitas baik itu secara
2) Analisis yang digunakan pada peneliti pada individual adalah kinerja pegawai yang tinggi,
saat melakukan penelitian sudah dianggap maka banyak cara yang dapat digunakan untuk
tepat, tidak menutup kemungkinan untuk alat menanganani konflik yang muncul.
analisis yang lain.
2. Selama ini penanganan konflik dengan cara
3) Hasil penelitian ini hanya dilakukan pada satu berinteraksi merupakan “jurus yang paling
lembaga pemerintah saja (BKD Kab. jitu”, namun tidak menutup kemungkinan
Sanggau), sehingga hasilnya tidak dapat cara-cara yang lain lebih tepat pada suatu
digunakan secara general untuk lembaga keadaan tertentu.
pemerintah yang lain.
3. Pimpinan harus terus menjaga interaksi yang
4) Variabel konflik bukan merupakan satu- sudah terjalin dengan baik selama ini untuk
satunya variabel yang dapat berpengaruh menghindari konflik yang muncul dengan
terhadap kinerja pegawai, banyak variabel tetap berpedoman pada pencapaian kinerja
yang dapat dipergunakan misalnya komitmen, yang tinggi.
kepuasan kerja maupun iklim organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN DAN SARAN
Abdurrahman, Maman & Sambas Ali Muhidin.
Simpulan 2011. “Panduan Praktis Memahami
Berdasarkan hasil analisis, pengujian hipotesis Penelitian (Bidang Sosial-Administrasi-
dan pembahasan yang telah dikemukakan pada Pendidikan)”. Pustaka Satria. Bandung.
pemaparan sebelumnya, maka selanjutnya dapat Kreitner, Robert & Angelo Kinicki. 2005.
ditarik simpulan sebagai berikut. “Perilaku Organisasi”. Buku 2 Edisi 5.
1. Secara simultan penanganan konflik tidak Salemba Empat. Jakarta.
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Lestari, Sri Isfantin Puji. 2012. “Hubungan
pegawai. Konflik Dengan Kinerja Karyawan
Administrasi pada PT Kusuma Hadi

153
TRANSFORMASI: JURNAL MANAJEMEN PEMERINTAHAN \ VOL. 10 NO. 2 \ OKTOBER 2018: 143 – 154

Sentosa Jaten, Palur, Karanganyar”. Singarimbun & Sofian Effendi. 1995. “Metode
www.stiewijayamulya.ac.id. Penelitian Survai”, Edisi Revisi. LP3ES.
Meidah, Endah. 2013. “Pengaruh Konflik Peran Jakarta.
Ganda, Kecerdasan Emosional dan Sugiyono. 2005. “Metodologi Penelitian
Komitmen Organisasi terhadap kinerja Administrasi”. Alfabeta. Bandung.
Perawat Wanita (Studi Kasus pada
Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Umar, Husein. 2002. “Metode Riset Bisnis”. Jakarta.
Kopi)”. www.uinjkt.ac.id. Wibowo, AH & Made Yuniari. 2013. “Pengaruh
Riduan. 2002. “Metode dan Teknik Menyusun Komunikasi, Konflik dan Disiplin Kerja
Tesis”. Alfabeta.Bandung. terhadap Kinerja Pegawai”. www.
portalgaruda.org
Robbins, Stephen P. 2006. “Perilaku Organisasi”,
Edisi Kesepuluh. PT Indeks Kelompok http://www.slideshare.net/mu_dir/mengukur-
Gramedia. kinerja-pegawai-melalui-lima-indikator

154

Anda mungkin juga menyukai