Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI KULIAH

TEORI AKUNTANSI

KONSEP DASAR

Disusun: Kelompok 5 Semester VI D

1. 17023000115, Helena Melfrida Putri Asdi


2. 17023000155, Ramadhan Fajar Ragil Putri

PRODI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG


KONSEP DASAR

Premis biasanya berbentuk konsep. Konsep sering disebut dengan berbagai nama yaitu
postulat, asumsi dasar, basic features, prinsip umum, aksioma, doktrin, konvensi,
fundamental, premis dasar, dan kendala. Konsep tersebut secara umum disebut dalam buku
ini sebagai konsep dasar.

A. Sumber Konsep Dasar


1. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC.
Konsep dasar tersebut adalah:
1) Basis akrual
2) Usaha berlanjut
2. Paul Grady
Grady mengidentifikasi sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktik
bisnis dan akuntansi di Amerika. Kesepuluh konsep dasar tersebut adalah:
1) Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi
2) Entitas bisnis spesifik
3) Usaha berlanjut
4) Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun
5) Konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama
6) Keaneragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independen
7) Konservatisma
8) Keterandalan data melalui pengendalian internal
9) Materialitas
10) Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran
3. Accounting Principles Board
APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik
lingkungan diterapkannya akuntansi yaitu:
1) Entitas akuntansi
2) Usaha berlanjut
3) Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban
4) Perioda-perioda waktu
5) Pengukuran dalam unit uang
6) Akrual
7) Harga pertukaran
8) Angka pendekatan
9) Pertimbangan
10) Informasi keuangan umum
11) Statemen keuangan berkaitan secara mendasar
12) Substansi daripada bentuk
13) Materialitas

1
4. Wolk, Tearney, dan Dodd
Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep dasar yang dianggap sebagai postulat
dan beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi-masukan dan prinsip
berorientasi-keluaran. Keempat konsep yang dikategori sebagai postulat adalah:
1) Usaha berlanjut
2) Perioda waktu
3) Entitas akuntansi
4) Unit moneter
5. Anthony, Hawkins, dan Merchant
Penulis ini mendaftar sebelas konsep berikut ini yang dijadikan basis dalam
membahas isi, bentuk, susunan, dan arti penting statemen keuangan.
1) Pengukuran dengan unit uang
2) Entitas
3) Usaha berlanjut
4) Kos
5) Aspek ganda
6) Perioda akuntansi
7) Konservatisma
8) Realisasi
9) Penandingan
10) Konsistensi
11) Materialitas
6. Paton dan Littleton
Berikut adalah konsep-konsep dasar yang dikemukakan P&L
1) Entitas bisnis atau kesatuan usaha
2) Kontinuitas kegiatan/usaha
3) Penghargaan sepakatan
4) Kos melekat
5) Upaya dan capaian/hasil
6) Bukti terverifikasi dan objektif
7) Asumsi

Suatu konsep dasar acapkali merupakan turunan atau konsekuensi logis dari konsep
dasar yang lain sehingga terjadi perbedaan tentang banyaknya konsep-konsep yang
masuk dalam seperangkat konsep dasar. Konsep dasar P&L dijadikan bahan
bahasan utama kemudian disusul pembahasan konsep dasar lain dengan
menunjukkan hubungannya dengan konsep dasar P&L.

B. Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan
usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya
terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan
kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.

2
Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi
berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik.
1. Batas Kesatuan
Batas kesatuan usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum
melainkan kesatuan ekonomik. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali oleh satu
manajemen.
2. Pengertian Ekuitas
Dengan sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas atau modal
merupakan utang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik.
3. Pengertian Pendapatan
Pendapatan menambah ekuitas karena dengan konsep kesatuan usaha pendapatan
sebagai kenaikan (aliran masuk0 kas menimbulkan kenaikan utang kesatuan usaha
kepada pemilik (ekuitas). Pendapatan (untung) juga didefinisi sebagai penurunan
kewajiban.
4. Pengertian Biaya
Biaya mengurangi ekuitas. Penalaran yang sama dapat digunakan untuk menjelaskan
mengapa biaya dapat didefinisi sebagai timbulnya kewajiban.
Pendapatan, biaya, untung, dan rugi merupakan penyebab perubahan ekuitas. Laba
(atau rugi) merupakan elemen yang harus didefinisi sebagai perubahan aset
perusahaan dan baru kemudian ditunjukkan pengaruhnya terhadap ekuitas. Dari
sudut pandang kesatuan usaha, laba ditahan merupakan utang perusahaan kepada
pemilik.
5. Sistem Berpasangan
Pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan (termasuk utang-
piutang dengan pemilik serta pihak lainnya) harus selalu ditunjukkan. Untuk
melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakanlah sistem berpasangan.
6. Persamaan Akuntansi
Pertanggungjelasan menuntut agar aset yang dipercayakan kepada manajemen selalu
ditunjukkan sumber atau asalnya. Pelaporan keuangan harus menunjukkan hubungan
ini. Hubungan fungsional inilah yang disebut persamaan akuntansi.
Persamaan akuntansi dapat dikatakan sebagai hubungan fungsional buku besar yang
merepresentasi elemen statemen keuangan.
A=K+E+P–B
Dengan konsep kesatuan usaha, persamaan akuntansi merupakan persamaan spesifik
atau khusus dan bukan persamaan aljabar.
7. Artikulasi
Dengan artikulasi, akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statemen laba-
rugi akan sama dengan laba dalam statemen perubahan ekuitas dan jumlah rupiah
ekuitas akhir dalam statemen perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah rupiah
ekuitas dalam neraca. Dengan konsep kesatuan usaha, pendapatan (P), biaya (B),
dan laba (P-B) didefinisi sebagai perubahan aset yang akhirnya mempengaruhi
ekuitas.
Bila dikaitkan dengan fokus pengukuran, pendefinisian pendapatan dan biaya
(dengan sendirinya laba) sebagai perubahan aset atau kewajibansering disebut

3
dengan pendekatan aset-kewajiban. RK FASB dibangun atas dasar pendekatan
aset-kewajiban sehingga ekuitas didefinisi sebagai aset dikurangi kewajiban
kemudian laba komprehensif didefinisi sebagai perubahan ekuitas.
Pendekatan pendapatan-biaya menekankan pendefinisian, pengakuan, dan
pengukuran pendapatan dan biaya (dengan sendirinya laba) sehingga perubahan aset
dan kewajiban dianggap sebagai akibat atau produk samping pengukuran
pendapatan dan biaya.
Pendekatan aset-kewajiban dan pendapatan-biaya mengakibatkan pendefinisian,
pengukuran, dan pengakuan elemen yang satu merupakan produk samping
pendefinisian, pengukuran, dan pengakuan elemen lainnya. Hal ini terjadi karena
akuntansi menganut pendekatan artikulasian. Pendekatan seperti ini menghalangi
pengukuran elemen-elemen statemen laba-rugi terpisah atau independen terhadap
pengukuran elemen-elemen neraca. Oleh karena itu, timbullah gagasan tentang
pendekatan nonartikulasi yang memisahkan pengukuran elemen-elemen kedua
statemen tersebut.
C. Kontinuitas Usaha
Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-
tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan
dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut
akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas.
Konsep ini mempunyai implikasi terhadap makna laporan periodik, fungsi statemen laba-
rugi dalam menentukan jangka melaba jangka panjang, dan fungsi neraca dalam
hubungannya dengan penilaian terhadap aset atau sumber ekonomik perusahaan.
1. Arti Penting Laporan Periodik
Pelaporan keuangan lebih berkepentingan dengan daya melaba perusahaan. Untuk
suatu perioda, tingkat mendapatkan laba dengan tingkat sumber ekonomik tertentu
disebut dengan tingkat imbalan investasi. Tingkat imbalan tersebut dapat diukur
secara periodik. Daya melaba adalah rata-rata dalam jangka panjang tingkat imbalan
periodik tersebut.
2. Kedudukan Statemen Laba-Rugi
Untuk mengukur daya melaba jangka panjang, aliran kontinus sumber ekonomik
masuk dan keluar kesatuan usaha (pendapatan dan biaya) harus dipenggal-penggal
dengan perioda waktu sebagai wadah atau penakar. Penggalan pendapatan dan biaya
untuk suatu perioda dituangkan dalam statemen laba-rugi periodik.
Pemenggalan aliran data yang terus-menerus dalam penggalan waktu sebagai
penakar cenderung memutus keterkaitan antara kejadian-kejadian antar perioda yang
berkaitan.
Informasi keuangan yang dituangkan dalam statemen keuangan periodik harus
dianggap bersifat tentatif dan bukannya tuntas (final). Penyusunan statemen laba-
rugi all-inclusive dan laba komprehensif sebenarnya dilandasi oleh konsep
kontinuitas usaha ini.
3. Fungsi Neraca dan Penilaian Elemennya
Konsep kontinuitas usaha sangat besar peranannya dalam mendasari penilaian
elemen atau pos neraca dan interpretasi jumlah rupiah yang dimuat di dalamnya.

4
Dengan konsep kontinuitas usaha, tujuan pelaporan pos neraca adalah untuk
menunjukkan sisa potensi-potensi jasa atau sumber-sumber ekonomik yang belum
dikonsumsi (menjadi biaya) dalam tahun yang berakhir pada tanggal neraca.
Akuntansi menilai pos-pos neraca pada umumnya berdasarkan kos historis.
D. Penghargaan Kesepakatan
Elemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan
sepakatan. Konsep ini dilandasi pemikiran bahwa fungsi akuntansi adalah menyediakan
informasi yang berpaut dengan kegiatan perusahaan yang sebagian besar terdiri atas
transaksi pertukaran dengan perusahaan lain.
Penghargaan sepakatan merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis objek menjadi
objek-objek homogenus yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antarobjek
yang bermakna.
1. Istilah yang Tepat
Nilai bersifat subjektif dan interpretatif sedangkan penghargaan sepakatan adalah
apa yang melekat pada objek sehingga bersifat objektif dan inheren. Penghargaan
sepakatan dalam suatu pertukaran merupakan istilah yang mengandung makna
adanya penilaian bersama antara pembeli dan penjual. Akuntansi tidak mengolah
nilai tetapi penghargaan sepakatan.
P&L tidak menggunakan istilah cost untuk menunjuk penghargaan sepakatan karena
cost terlanjur mempunyai makna umum sebagai acquisition cost dari sudut pandang
pihak yang memperoleh sumber ekonomik. Walaupun cost tidak pas benar untuk
mengganti penghargaan sepakatan, P&L juga memaknai cost sebagai penghargaan
sepakatan asalkan cost didefinisi dalam arti paling luas.
Kos merupakan istilah baru dengan pengertian sebagai bahan olah akuntansi yang
akan menjadi data dasar dalam penyusunan statemen keuangan. Kos sebenarnya
adalah pengukur dan bukan elemen.
2. Jasa di Balik Kos
Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai
arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada di balik angka koslah yang
mempunyai arti penting. Perlu diingat bahwa kos merupakan salah satu atribut untuk
merepresentasi secara tepat realitas kegiatan perusahaan. Dibalik deretan angka-
angka akuntansi terkandung potensi jasa yang berwujud fisis maupun nonfisis.
3. Keterbatasan Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian dari informasi yang mungkin
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen.
E. Kos Melekat
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasinya sehingga
kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali
mengikuti objek yang dilekatinya.
Dasar pikiran konsep ini adalah bahwa tujuan pengelompokan, pemecahan, dan
penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya dalam menyediakan produk atau
jasa. Kos melekat dilandasi oleh konsep kos yang disebut kos terkandung yaitu kos
yang benar-benar terkandung dalam suatu objek atau produk sebagai pasangan kos
penggantian yaitu kos seandainya objek tersebut tidak ada dan harus diadakan sehingga

5
maknanya sama dengan kos kesempatan. Kos melekat merupakan konsep dasar untuk
mendukung bahwa bahan olah akuntansi adalah kos yang sesungguhnya telah terjadi.
1. Saat Pengakuan Nilai Tambahan
Kalau kegiatan produksi menggunakan bahan baku dan bermacam-macam faktor
produksi, kegiatan akuntansi menggunakan kos untuk menyatakan pemrosesan
faktor produksi tersebut. Konsep dasar kos melekat diperlukan karena dalam
mengikuti aliran fisis tersebut harus ada tanggapan bahwa tiap kos mempunyai daya
saling mengikat bila digabungkan dengan kos lain secara tepat.
Kalau kos produk harus menunjukkan nilai, maka ke dalam kos produk tersebut
harus dimasukkan jumlah rupiah nilai yang merupakan tambahan manfaat yang
melekat pada produk sebagai akibat proses produksi itu.
2. Wadah Penggabungan
Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos dipecah, dikelompokkan, dan kemudian
digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti bahwa kos digabungkan
dengan produk sebagai wadah atau penakar penggabungan. Setelah produk
diserahkan kepada pelangganan (telah terjadi penjualan) maka kos yang melekat
pada unit produk yang telah diserahkan akan mengukur biaya dan secara logis dapat
disebut dengan kos barang terjual.
Kos yang ikatannya dengan produk dapat dikenali dengan mudah, biasanya wadah
penggabungannya adalah produk. Kos yang tidak erat kaitannya dengan produk atau
sukar dirunut secara praktis ke produk, wadah penggabungannya adalah perioda
(waktu) dan akan membentuk kos perioda.
F. Upaya dan Hasil
Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil
berupa pendapatan. Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya
pendapatan menanggung biaya.
1. Perlunya Basis Asosiasi
Ukuran keefektifan ini akan tepat apabila hasil ditandingkan dengan upaya yang
menimbulkan hasil tersebut. Dengan demikian, diperlukanlah dasar asosiasi yang
tepat dan rasional antara kedua komponen tersebut agar laba mempunyai makna atau
nilai sebagai pengukur kinerja yang terandalkan.
2. Penakar Asosiasi Ideal dan Praktis
Pihak yang berkepentingan dengan perusahaan memerlukan wadah atau penakar
kemajuan dari waktu ke waktu. Penakar yang dimaksud disini tidak lain adalah dasar
atau wadah penandingan antara biaya dan pendapatan. Idealnya semua kos
dilekatkan pada produk sehingga asosiasi antara biaya dan pendapatan yang
ditimbukan oleh biaya tersebut sangat jelas.
Karena tidak semua kos mudah dikaitkan dengan produk, akuntansi beralih kepada
perioda waktu sebagai penakar untuk dijadikan dasar dalam menandingkan kos yang
telah dikorbankan (biaya) dan pendapatan. Perioda akuntansi merupakan penakar
pengganti yang memang mudah dilaksanakan. Akuntansi mengklasifikasi kos yang
merepresentasi upaya menjadi kos produk dan kos perioda.

6
3. Laba Akuntansi versus Ekonomik
Karena perbedaan konsep dasar, pengetian dan tujuan, laba akuntansi dapat berbeda
maknanya (bahkan memang demikian) dengan laba ekonomik atau laba material
yang sering digunakan dalam ekonomika atau perpajakan.
4. Kos Aktual
Akuntansi menandingkan upaya yang benar-benar telah dilakukan oleh suatu
kesatuan usaha sehingga laba yang diperoleh adalah selisih biaya dan pendapatan
yang diukur dengan kos yang sesungguhnya terjadi. Kos tersenut timbul karena
transaksi, kejadian atau upaya yang nyata-nyata dilakukan. Biaya sesungguhnya
adalah biaya yang terjadi akibat suatu kegiatan yang nyata (real) sehingga kos
hipotesis atau asumsian tidak diakui.
5. Asas Akrual atau Himpun
Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan
bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan
barang atau jasa kepihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul lantaran
penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada barang dan jasa yang diserahkan
tersebut. Sebagai konsekuensi asas ini, akuntansi mengakui pos-pos akruan dan
tangguhan. Penghimpunan atau pengakruan dan penangguhan adalah tahap-tahap
yang sangat erat hubungannya dengan proses penandingan.
6. Pengertian Depresiasi
Depresiasi adalah biaya nyata bukan hipotesis yang merupakan bagian dari kos asset
yang diperhitungkan sebagai biaya. Besarnya laba perusahaan tidak boleh
mempengaruhi besarnya depresiasi oleh karena laba merupakan hasil akhir akibat
penyerahan barang yang didalamnya melekat berbagai macam jasa termasuk jasa
asset tetap.
Dalam hubungan ini P&L menekankan bahwa dengan asas akrual, depresiasi bukan
merupakan proses penilaian dan juga bukan merupakan sasaran untuk menutup
harga pengganti asset tetap dari konsumen melainkan suatu langkah (prosedur)
dalamproses penandingan antara biaya dan pendapatan.
7. Kapasitas Menganggur
Biaya depresiasi untuk pembelian suatu peralatan perusahaan yang digunakan untuk
operasional perusahaan namun tidak sering digunakan sehingga biaya depresiasinya
dapat disamakan dengan dasar waktu tarif sewa dan seluruh kos yang telah dibayar
dimuka karena walaupun alat tersebut tidak sering digunakan tetap akan menjadi
pengurang pendapatan.
8. Pos-pos Luar Biasa
Untuk menentukan laba periodik, konsep menandingkan yang berorintasi jangka
panjang akan memasukan juga:
 Untung luar biasa yaitu timbulnya atau bertambahnya manfaat ekonomik atau
asset yang terjadi tanpa upaya yang jelas dan direncanakan.
 Rugi luar biasa yaitu hilangnya atau berkurangnya manfaat ekonomik atau asset
yang terjadi akibat hal-hal yang tidak ada hubungannya atau tidak mudah
dihubungkan dengan upaya untuk memperoleh hasil.

7
G. Biaya Terverifikasi dan Objektif
Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat
kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data
keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya
(keabsahannya/keautentikannya). Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi
yang melingkup penciptaan, pengukuran, dan penangkapan atau pengakuan data
akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas yang paling mutlak
melainkan pada objektivitas relative yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu
transaski terjadi dan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu
tersebut.
1. Arti Penting Untuk Pengauditan
Salah satu kriteria kewajaran adalah pos-pos statemen keungan didefinisi, diukur,
dinilai, diakui, dan disajikan sesuai dengan PABU untuk menentukan kesesuaian
tersebut diperlukan adanya bukti yang dapat diverifikasi dan dapat diandalkan.
2. Objektivitas Bukti
Bukti adalah sarana untuk memastikan kebenaran atau memberikan pembuktian.
Bukti yang kuat adalah bukti yang dapat memberikan keyakinan tinggi akan
kebenaran suatu pernyataan. Bukti “terverifikasi” adalah bukti yang mempunyai
sifat tertentu sehingga memungkinkan untuk menjadi bahan pembuktian kebenaran
pernyataan. “objektif” berarti bahwa fakta yang diungkapkan oleh suatu bukti tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.
3. Objektivitas Relatif
Konsep objektivitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektivitas yang
disesuaikan dengan keadaan yang ada pada saat penentuan fakta bukan objektivitas
yang mutlak. Pengertian ditentukan secara objektif adalah bukan alat pengukur yang
hanya mempunyai dua angka petunjuk yaitu positif atau negative tidak ada interval
diantaranya.
4. Objektivitas dan Keterverifikasian Jangka Panjang
Konsep dasar bukti terverifikasi dan objektif dalam akuntansi mengandung elemen
variabilitas sehingga tiap bukti mempunyai tingkat objektivitas. Akuntansi tidak
mendasarkan diri pada objektivitas dan variabilitas yang mutlak melainkan pada
objektivitas dan veriabilitas relative atas dasar pertimbangan keadaan dan fakta yang
melingkupi suatu transaksi atau kejadian.
H. Asumsi
Berikut ini adalah beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam
memilih konsep yang relevan.
1. Kontinuitas Usaha
Konsep ini hanya dibenarkan atas dasar pengalaman perusahaan pada umumnya.
Oleh karena itu, penerapan konsep ini dalam perusahaan tertentu semata-mata
asusmsi dan kenyataan ini harus dipertimbangkan dalam proses pelaporan.
2. Perioda Satu Tahun
Untuk tujuan penakaran terhadap pendapatan dan biaya yang menghasilkan
pendapatan tersebut, interval waktu yang biasanya digunakan adalah satu tahun, baik
tahun kelender ataupun tahun buku/fiskal.

8
3. Kos Sebagai Bahan Olah
Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan olah akuntansi didasarkan atas asumsi
bahwa kos faktor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukan nilai wajar pada
saat terjadinya.
4. Daya Beli Uang Stabil
Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukan nilai dilandasi
asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa.
5. Tujuan Mencari Laba
Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang ditandingkan
sebenarnya mengandung asumsi bahwa pendapatan adalah objek yang dituju oleh
upaya yang diukur dengan kos. Dengan kata lain, perusahaan dipandang sebagai
organisasi untuk menghasilkan laba.
6. Konsep Dasar Lain
Menyangkut konsep dasar dari sumber lain yang terpaut.
I. Substansi daripada Bentuk
Konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep di tingkat perekayasaan
atau dalam menetapkan standar ditingkat penyusunan standar akan menekankan makna
atau substansi ekonomik suatu onjek atau kejadian daripada makna yuridisnya meskipun
makna yuridisnya menghendaki atau menyarankan perlakuan akuntansi yang berbeda.
J. Pengakuan Hak Milik Pribadi
Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui
secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber ekonomik
dan asset karena pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penguasaan.
Salah satu bentuk perlindungan adalah adanya kewajiban mempertanggungjawabkan
kekayaan yang dipercayakan pengelolaannya kepada pihak lain.
K. Keaneragaman Akuntansi Antarentitas
Konsep ini menyatakan bahwa perbedaan perlakuan (metoda) akuntansi antar kesatuan
usaha merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari karena perbedaan kondisi yang
melingkupi dan karakteristik kesatuan usaha individual. Akuntansi tidak berusaha untuk
menekankan keseragaman mutlak  tetapi lebih menekankan pada penentuan pedoman-
pedoman umum yang memberikan keleluasaan untuk memilih perlakuan yang paling
sesuai dengan kondisi masing-masing kesatuan usaha dalam batas-batas yang realistik
sehingga pembandingan antarkesatuan usaha masih tetap memberikan makna yang
cukup berarti.
L. Konservatisma
Konsep dasar yang menjadi landasan penentu perlakuan akuntansi dalam kondisi
ketidakpastian. Secara umum akuntansi menghadapi pilihan untuk mengakui pendapatan
atau rugi yang kepastiannya bergantung pada keadaan masa datang karena menganut
konservatisme akuntansi pada umumnya segera mengakui rugi tetapi menunda
pengakuan pendapatan.
M. Pengendalian Internal Menjamin Keterandalan Data
Pengendalian internal yang baik merupakan persyaratan tercapainya keterandalan data
akuntansi. Pengendalian internal yang memadai memungkinkan dicapainya
keterverifikasian dan keobjektivan bukti yang paling tinggi. Struktur pengendalian

9
internal menjadi sasaran bagi auditor untuk dievaluasi untuk menentukan luanya
pengumpulan bukti audit.
N. Manfaat Konsep Dasar
Walaupun telah disinggung sebelumnya bahwa konsep dasar berfungsi melandasi
penalaran pada tingkat perekayasaan akuntansi, konsep dasar lebih banyak manfaatnya
bagi penyusun standar dalam berargumen untuk menentukan konsep, prinsip, metoda,
atau teknik yang akan dijadikan standar. Standar harus objektif dan tak memihak.

10

Anda mungkin juga menyukai