Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR

Nama Kelompok :
• GUNAWAN WICAKSONO (21312099)
• AKA PANGKARO PUTU DARMA (21312165)
• MOCHAMMAD IRSYAD W (21312307)
• ICHFA FARIDA RAMADHANI (21312289)
Konsep Dasar
Konsep dasar pada umumnya, merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakterisitik lingkungan
tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan.
Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC, antara lain :
1. Basis Akrual (Accrual Basis)
2. Usaha Berlanjut (Going Concern)
PAUL GRADY
Grady mendeskripsi konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan
dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statemen
keuangan. Kesepuluh konsep tersebut antara lain :
1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi
2. Entitas bisnis spesifik
3. Usaha berlanjut
4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun
5. Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama
6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independent
7. Konservatisma
8. Keterandalan data melalui pengendalian internal
9. Materialitas
10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran
ACCOUNTING PRINCIPLES BOARD (APB)
APB menyebut konsep dasar sebagai ciri – ciri dasar dan memuatnya dalam APB
statement. APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan
diterapkannya akuntansi.
1. Entitas akuntansi
2. Usaha berlanjut
3. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban
4. Periode – periode waktu
5. Pengukuran dalam unit uang
6. Akrual
7. Harga pertukaran
8. Angka pendekatan
9. Pertimbangan
10. Informasi keuangan umum
11. statemen keuangan berkaitan secara mendasar
12. Substansi daripada bentuk
13. Materialitas

WOLK, TEARNEY, DAN DODD


Wolk, Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa konsep
lainsebagai prinsip berorientasi-masukan (input-oriented principles) yaitu recognition, matching,
conservatism, disclosure, materiality, dan objectivity dan prinsip berorientasi-keluaran (output-
oriented principles) yaitu comparability, consistency, dan uniformity. Keempat konsep yang
dikategori sebagai postulat adalah :
1. Usaha berlanjut (Going concern)
2. Periode waktu (Time period)
3. Entitas akuntansi (Accounting entity)
4. Unit moneter (Monetery unit)
ANTHONY, HAWKINS, DAN MERCHANT
Konsep dasar 1 sampai 5 dikategori sebagai pelandas statement posisi keuangan (neraca) sedangkan
konsep dasar 6 sampai 11 dikategori sebagai pelandas statement laba-rugi.
1. Pengukurang dengan unit uang (Money measurement)
2. Entitas (Entity)
3. Usaha berlanjut (Going concern)
4. Kos (Cost)
5. Aspek ganda (Dual aspect)
6. Periode akuntansi (Accounting period)
7. Konservatisma (Conservatism)
8. Realisasi (Realization)
9. Penandingan (Matching)
10. Konsistensi (Consistency)
11. Materialitas (Materiality)
PATON DAN LITTLETON
Konsep-konsep dasar yang dikemukakan oleh Paton dan Littleton yaitu :
1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)
2. Kontinuitas kegiatan atau usaha (Continuity of activity)
3. Penghargaan sepakatan (Measured consideration)
4. Kos melekat (Costs attach)
5. Upaya dan capaian/hasil (Effort and accomplishment)
6. Bukti terverifikasi dan objektif (Verifiable, objective evidence)
7. Asumsi (Assumptions)
KESATUAN USAHA
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha
ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari
pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut
menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
BATAS KESATUAN
Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuan usha dari
segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik. Dimana
akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada kesatuan yuridis.
PENGERTIAN EKUITAS
Ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap asset bersih sebagaimana didefinisi dalam
rerangka konseptual FASB. Sudut pandang FASB adalah pemilik. Hubungan konsep kesatuan usaha
dan definisi ekuitas dinyatakan secara simbolik.
PENGERTIAN PENDAPATAN
Konsep kesatuan usaha dapat menjelaskan mengapa pendapatan (dan utang) didefinisi
sebagai kenaikan atau aliran masuk assets. Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik
yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan merupakan asset perusahaan bukan asset pemilik. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan menambah ekuitas (utang kesatuan usaha kepada
pemilik).
PENGERTIAN BIAYA
Definisi biaya sebagai penurunan asset atau timbulnya kewajiban dapat dijelaskan dengan
konsep kesatuan usaha. Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan, menyebabkan
asset (persediaan barang) berkurang. Berkurangnya asset (sebesar kas barang terjual) inilah yang
disebut biaya. Jadi, dapat dikatakan bahwa biaya emngurangi ekuitas. Definisi biaya oleh FASB
konsistensi dengan konsep kesatuan usaha.

SISTEM BERPASANGAN
Sistem berpasangan atau aspek ganda yang dikemukakan Anthony, Hawkins, dan Merchant
sebenarnya merupakan konsekuensi logis atau turunan dari konsep kesatuan usaha. Hubungan bisnis
antara manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu mempertanggungjawabkan
asset yang dikelolanya dan sumber asset tersebut.ini berarti bahwa pengaruh transaksi terhadap
hubungan bisnis dan posisi keuangan (termasuk utang-piutang dengan pemilik serta pihak lainnya)
harus selalu ditunjukkan. Untuk melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakan system
berpasangan.
PERSAMAAN AKUNTANSI

Konsep kesatuan usaha memisahkan managemen dengan penyedia dan dana dan manajemen
bertanggung jawab kepada mereka. Pertanggungjelasan menuntut agar asset yang dipercayakan
kepada manajemen selalu ditunjukkan sumber atau asalnya. Pelaporan keuangan harus menunjukkan
hubungan ini. Hubungan fungsional inilah yang disebut Persamaan Akuntansi.
Agar penyusunan statemen keuangan dapat dilakukan dengan cepat, system akuntansi buku
besar harus di organisasi atas dasar persamaan akuntansi. Oleh karena itu, persamaan akuntansi dapat
dikatakan sebagai hubungan fungsional buku besar yang mempresentasikan elemen statemen
keuangan. Hubungan fungsional antar buku besar ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan – Biaya
ARTIKULASI
Sebagai konsep dasar yang dikemukakan APB yaitu bahwa statemen keuangan berkaitan
secara mendasar (fundamentally Related Financial Statement). Artikulasi sebenarnya turunan atau
konsekuensi dari konsep kesatuan usaha. Dengan artikulasi, akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba
dalam statemen laba rugi akan sama dengan laba dalam statemen perubahan ekuitas dan jumlah
rupiah ekuitas dalam neraca.
KONTINUITAS USAHA
Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-
tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti dimasa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau
dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus
sampai waktu yang tidak terbatas.
Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada
saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau penyusunan standar
karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan di masa datang tidak pasti.
ARTI PENTING LAPORAN PERIODIK
Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk terus maju dan berkembang.
Untuk mengetahui seberapa maju dan berkembangnya perusahaan yang dijalankan, maka perusahaan
tersebut harus membuat laporan mengenai perusahaan secara periodik. Jika perusahaan tidak
membuat laporan secara periodik, maka sulit untuk menentukan keputusan lebih lanjut.

KEDUDUKAN STATEMEN LABA-RUGI


Untuk mengukur daya melaba jangka panjang, aliran kontinus sumber ekonomik masuk dan
keluar kesatuan usaha (pendapatan dan biaya) harus dipenggal-penggal dengan periode waktu sebagai
wadah atau penakar. Jadi, konsep perioda waktu yang dikemukakan oleh Hawkins, Anthony, dan
Merchant atau perioda akuntansi oleh APB sebenarnya merupakan turunan dari konsep dasar
kontinuitas usaha. Penggalan pendapatan dan biaya untuk suatu perioda dituangkan dalam statemen
laba rugi periodic sehingga statemen laba rugi dipandang sebagai statemen yang paling penting dalam
pelaporan keuangan karena tingkat laba dalam rangka menilai daya melaba.
FUNGSI NERACA DAN PENILAIAN ELEMENNYA
Konsep kontinuitas usaha sangat besar peranannya dalam mendasari penilaian elemen atau
pos neraca dan interpretasi jumlah rupiah yang dimuat di dalamnya. Dengan konsep kontinuitas
usaha, tujuan pelaporan pos neraca adala untuk menunjukkan sisa potensi-potensi jasa atau sumber-
sumber ekonomik yang belum dikonsumsi dalam tahun yang berakhir pada tahun neraca. Dengan kata
lain, neraca berfungsi untuk menunjukkan potensi jasa yang masih dimiliki / dikuasai kesatuan usaha
untuk menghasilkan pendapatan dalam periode-periode berikutnya.
PENGHARGAAN SEPAKATAN
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah / agregat harga atau penghargaan sepakatan
yang terlibat dalam tiap tranksaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi
yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk dan sumber ekonomi
yang keluar. Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan diukur atas dasar
penghargaan sepakatan tersebut.
ISTILAH YANG TEPAT
Menurut pendapat penulis, istilah cost sebenarnya cukup tepat untuk menyatakan price-
agregate atau measured consideration karena alasan-alasan berikut:
1. Dari segi penjual, walaupun istilah cost tidak cukup luas, aliran masuk penghargaan
sepakatan penjualan / pendapatan yang dicatat akhirnya akan menjadi cost juga kalau sudah
digunakan untuk memperoleh barang dan jasa.
2. Dari segi pembeli, kalau istilah cost mempunyai keterbatasan karena tidak dapat menyatakan
hal yang sama dari kedua belah pihak dalam suatu pertukaran, keterbatasan ini sebenarnya
tidak masalah karena akuntansi menganut konsep kesatuan usaha.
JASA DI BALIK KOS
Akuntansi menggunakan satuan mata uang karena satuan tersebut paling mudah untuk
mengkualifikasi objek atau jasa ke dalam satuan yang homogenus dan juga karena harga dalam satuan
uang adalah cara yang sudah umum untuk menyatakan kesepakatan dalam pertukaran. Dari segi
akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting melainkan
justru potensi jasa yang ada dibalik angka koslah yang mempunyai arti penting. Perlu diingat bahwa
kos merupakan salah satu atribute untuk merepresentasi secara tepat realitas kegiatan perusahaaan.

KETERBATASAN INFORMASI AKUNTANSI


Dengan memahami kos sebagai bahan olah akuntansi seberapa dapat dikenali keterbatasan
akuntansi dalam memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan oleh pihak
eksternal dan manajemen. Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian hak eksternal dan
manajemen. Lebih dari itu, walaupun segala pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data
akuntansi secara cukup mendalam. Pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan
juga pengaruh data non akuntansi dan akan diwawancarai dengan hal – hal yang sangat kualitatif dan
subjektif.

KOS MELEKAT
Konsep menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya sehingga kas
bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah dan digabung-gabungkan kembali mengikuti objek
yang didekatinya. Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dengan yang
lainnya mengikuti ikatan-ikatan objek yang disimbolkannya.
SAAT PENGAKUAN NILAI TAMBAH
Secara ekonomik, kegiatan perusahaan terdiri atas penggabungan berbagai factor produksi
untuk menghasilkan produk baru yang manfaatnya lebih tinggi. Kalau kegiatan produksi
menggunakan bahan baku dan berbagai macam factor produksi, kegiatan akuntansi menggunakan kos
untuk menyatakan pemrosesan factor produksi tersebut. Tujuan kegiatan akuntansi adalah mengikuti
secara tepat perubahan tersebut dengan menggolongkan, memecah, dan mengikhtisarkan kos bahan
baku, kos tenaga kerja, kos bahan mesin, dan kos factor produksi lainnya sehingga seluruh kos
tersebut secara bersama-sama akan membentuk kos produksi. Jadi, dasar konsep kos melekat
diperlukan karena dalam mengikuti aliran fisis tersebut harus ada anggapan bahwa tiap kos
mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan dengan kos lain secara tepat.
Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan tambahan manfaat
produk fisis yang dihasilkan. Kalau kos produk menunjukkan nilai, maka kedalam kos produk
tersebut harus dimasukkan jumlah rupiah nilai yang merupakan tambahan manfaat yang melekat pada
produk sebagai akibat dari proses itu. Akan tetapi tidak diketahui secara objektif dan meyakinkan
berapa besarnya nilai tambah tersebut.
WADAH PENGGABUNGAN
Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kas dipecah, dikelompokkan, dan kemudian
digabungkan kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti bahwa kos digabungkan dengan produk
sebagai wardah atau penakar penggabungan.
UPAYA DAN HASIL
Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil
berupa pendapat. Dengan kata lain, tidak ada hasil tanpa upaya. Secara konseptual, pendapat timbul
karena biaya bukan sebaliknya pendapat menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha
melakukan kegiatan produktif maka pendapat dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum
terealisasi.

ASAS AKRUAL ATAU HIMPUN


Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa
pendapatan diakui pada saat hak kesatuan timbul lantaran penyerahan barang atau jasa ke pihak luar
dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul dikarenakan penggunan sumber ekonomik yang melekat
pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut.
OBJEKTIVITAS BUKTI
Mautz dan Sharaf menjelaskan pengertian dan lingkup bukti audit sebagai berikut:
Audit evidence includes all influences on the mind of auditor which affect his judgment about the
truthfulness of the financial statement proposition, submitted to him for review.

OBJEKTIVITAS RELATIF
Akuntansi bukan ilmu pasti sehingga objektivitas bukti dalam akuntansi bersifat relatif.
Kegiatan usaha tidak memungkinkan untuk dijadikan bahan analisis laboratorium dan tidak pula
mengikuti rumus-rumus matematika. Dengan demikian fakta akuntansi tidaka akan selalu bersifat
objektif penuh dan dapat diverifikasi secara tuntas. Oleh karena itu, konsep objektivitas dalam
penciptaan data akuntansi adalah objektivitas yang disesuaikan dengan keadaan yang ada pada saat
penentuan fakta bukan objektivitas mutlak.
OBJEKTIVITAS DAN KETERVERIFIKASIAN JANGKA PANJANG
Bukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah bukti yang sepenuhnya objektif. Akan
tetapi, bila persyaratan objektivitas semacam ini harus diikuti secara mutlak dalam segala hal maka
akuntansi akan menjadi berpandangan jangka pendek dan bertentangan dengan konsep kontinuitas
usaha. Bukti akuntansi juga tidak harus mendasar pada bukti yuridis. Itulah sebabnya. Untuk dapat
dinyatakan sebagai asset yang harus dilaporkan oleh kesatuan usaha, suatu asset tidak harus memiliki
kesatuan usaha tetapi cukup dikuasai.
Dalam jangka panjang, ada resiko dari konsep objektivitas relative yaitu bahwa perlakuan
akuntansi atas dasar bukti yang tersedia sekarang menjadi tidak sesuai dengan keadaan dan fakta pada
periode masa datang.akan tetapi, kalau fakta yang digunakan adalah yang terbaik diperoleh maka
tidak ada lagi yang dapat diperbuat pada waktu itu.
Akuntansi hendaknya berusaha untuk mendapatkan bukti yang terbaik tanpa mengorbankan
reliabilitas. Namun, memperoleh bukti yang secara meyakinkan objektif juga memerlukan kos yang
tinggi.
Dengan konsep dasar ini, akuntansi dapat menggunakan taksiran-taksiran dan aproksimasi
sebagaimana konsep yang diajukan dalam APB No. 4.
ASUMSI
Beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam memiliki konsep yang
relevan:

❖ Kontinuitas Usaha, Konsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman
perusahaan pada umumnya.

❖ Periode Satu Tahun, Pelaporan periodik dengan waktu sebagai wadah pengukuran adalah
salah satu kebiasaan penting dalam akuntansi untuk tujuan “penakaran” terhadap pendapatan
dan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut, interval waktu yang biasanyayang
digunakan adalah satu tahun, baik tahun kalender ataupun tahun buku / fiskal.

❖ Kos Sebagai Bahan Olah, Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh akuntansi
didasarkan atas asumsi bahwa kos faktor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan
nilai pada saat terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku
ekonomi bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak terlalu benar dalam tiap keadaan.

❖ Daya Beli Uang Stabil, Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan
nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa. Dalam periode-
periode yang mengalami inflasi cukup tinggi asumsi tersebut jelas tidak berlaku lagi untuk
tujuan-tujuan tertentu.

❖ Tujuan Mencari Laba, Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang
ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwa pendapatan adalah objek yang dituju
oleh upaya yang diukur dengan kos. Dengan kata lain, perusahaan dipandang sebagai, suatu
organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan laba. Asumsi ini tidak diragukan kelayakannya.
Keinginan untuk menghasilkan laba adalah karakteristik nyata yang melekat pada
perusahaan-perusahaan komersial pada umunya.
❖ Konsep Dasar Lain, Konsep-konsep dasar yang diuraikan oleh P & L diatas merupakan
konsep-konsep dasar yang terpadu dan lengkap sebagai landasan konseptual untuk merekaya
pelaporan keuangan. Telah dibahas pula kaitan antara konsep-konsep dasar tersebut dengan
konsep dasar dari sumber lain yang berpaut.

❖ Substansi Daripada Bentuk, Konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu
konsep ditingkat perekayasaan atau dalam menetapkan standar di tingkat penyusun standar,
akuntansi akan menekankan makna atau substansi ekonomik suatu objek atau kejadian
daripada makna yuridisnya meskipun makna yuridis mungkin menghendaki atau
menyarankan perlakuan akuntansi yang berbeda.
PENGAKUAN HAK MILIK PRIBADI
Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui
secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber ekonomik atau asset.
Karena pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penguasaan.
Salah satu bentuk perlindungan adalah adanya kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
kekayaan yang dipercayakan pengelolaannya kepada pihak lain.

KONSERVATISMA
Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil
tindakan atau keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketidakpastian tersebut.
Sikap konservatif juga mengandung makna sikap berhati – hati dalam menghadapi risiko
dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.
Jika akuntansi menganut konsep dasar konservtisma, dalam menyikapi ketidakpastian,
akuntansi ( penyusun standar ) akan menentukan pilihan perlakuan atau prinsip akuntansi yang
didasarkan pada munculan ( keadaan, harapan kejadian,atau hasil ) yang dianggap kurang
menentukan.
MANFAAT KONSEP DASAR
1. Sebagai landasan penalaran pada tingkat perekayasaan
2. Untuk menentukan konsep, prinsip, metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar bagi penyusun
standar.

Anda mungkin juga menyukai