Anda di halaman 1dari 12

A.

KONSEP DASAR MENURUT PATON DAN LITTLETON


Konsep dasar akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Kerangka
Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 22 dan 23 menyatakan bahwa
asumsi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan usaha (going concern).
Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS) pada The Conceptual
Framework for Financial Reporting paragraf 4.1, sebagai asumsi dasar akuntansi adalah
hanya kelangsungan usaha. Sedangkan menurut Paton dan Littleton yang dikutip Suwardjono
(2005), yaitu konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan usaha (Entity Theory),
kontinuitas usaha (going concern), penghargaan sepakatan, kos melekat (cost attach), upaya
dan hasil (effort and accomplishment), bukti terverifikasi, dan asumsi.
Adapun penjelasan dari Konsep Dasar Akuntansi yang dikemukakan oleh Paton dan
Littleton yaitu
1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)
Dalam konsep ini bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis diperlakukan
berbeda atau secara hukum terpisah dengan pemilik dari bisnis tersebut. Hal ini termasuk
bahwa transaksi-transaksi dalam bisnis tersebut harus dijaga secara keseluruhannya agar
terpisah dari urusan pribadi dari seorang pemiliknya. Namun, diperbolehkan bagi seorang
pemilik untuk dapat memperoleh informasi yang benar mengenai kondisi perusahaannya.
Meskipun antara perusahaan dengan pemiliknya terpisah, namun pemilik tetap berhak atas
keuntungan yang harus diberikan oleh perusahaan dalam bentuk dividen.
2. Konsep Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Konsep ini menyatakan bahwa jika tidak ada tanda-tanda atau rencana pasti di masa
datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap
bahwa kesatuan usaha tersebut akan terus menerus sampai waktu yang tidak terbatas. Dalam
menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, akuntansi menganut konsep ini atas dasar
penalaran bahwa harapan normal atau umum (normal expectation) pendirian perusahaan
adalah untuk berlangsung terus dan berkembang bukan untuk mati atau likuidasi.
3. Penghargaan Sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga yang terlibat dalam tiap
transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling
objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk dan sumber ekonomik
yang keluar. Penghargaan sepakatan merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis objek
menjadi objek-objek homogeneus yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antar
objek yang bermakna.
1
4. Kos Melekat
Bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat mudah
bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang
didekati. Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dan yang lainnya
ikatan objek-objek yang disimbolkannya. Bila berbagai komponen digabungkan menjadi
suatu objek atau barang baru, gabungan kos yang baru semata-mata merupakan
penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap komponen tanpa memperhatikan nilai
ekonomik baru yang melekat pada barang baru.
5. Upaya Dan Hasil
Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh
hasil berupa pendapatan. Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan
sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan
kegiatan produktif maka pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum
terealisasi.
6. Bukti Terverifikasi dan Objektif
Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akun mempunyai tingkat
kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggai apabila terjadinya data keungan
didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya. Setiap transaksi
keuangan harus didukung oleh bukti transaksi yang kuat dan sah.
7. Asumsi
Bahwa asumsi di sini merupakan penjelasan bahwa keenam dasar sebelumnya
merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.
Asumsi-asumsi tersebut adalah:
 Kontinuitas usaha. Penerapan konsep ini harus tetap mempertimbangkan dalam
proses pelaporan
 Periode satu tahun. Pelaporan periodik dengan waktu sebgai wadah pengukuran
adalah salah satu kebiasaaan penting dalam akuntansi
 Kos sebagai bahan olah. Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh
akuntansi didasarkan atas asumsi bahwa kos faktor produksi yang diperolah
perusahan menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya.
 Daya beli uang usaha. Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat adalah tetap
menunjukkan nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang
waktu.

2
 Tujuan mencari laba. Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah
yang ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwah pendapatan adalh
objek yang dituju oleh upaya yang diukur dengan kos.

B. GAMBARAN UMUM KONSEP DASAR OLEH FASB


Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai
berikut :
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan
bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan
keuangan. Sedangkan fundamental (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang
mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian,
dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya,
cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep
lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi
berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan
dan pelaporan.
Perkembangan kerangka konseptual (conceptual framework) FASB melahirkan
beberapa konsep dasar atau sering disebut dengan Statements of Financial Accounting
Concepts (SFAC) diantaranya :
- SFAC No. 1, “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises”, yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
- SFAC No. 2, ”Qualitative Characteristics of Accounting Information”, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
- SFAC No. 3, ”Elements of Financial Statements of Business Enterprises”, yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti asset,
liabilities, equity, revenue, dan expense.
- SFAC No. 4, “Objectives of Financial Reporting By Nonbusiness Organications”,
berikatan dengan tujuan pelaporan keuangan nonbisnis.
- SFAC No. 5, “Recognition and Measurements in Financial Statements of Business
Enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta

3
pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan ke dalam laporan
keuangan dan kapan waktu pelaporannya.
- SFAC No. 6, “Elements of Financial Statements”, yang menggantikan SFAC No. 3
dan memperluas ruang lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan organisasi-
organisasi nirlaba.
- SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa
depan yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
Berikut adalah penjelasan SFAC menurut (Wolk, Dodd et al. 2013)
SFAC No. 1 (1978), Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises
Secara umum, SFAC No. 1 membahas mengenai tujuan pelaporan keuangan. Tujuan
akuntansi menurut statement ini adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan bisnis oleh pengguna laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan
harus bersifat general purpose atau melayani semua keutuhan secara umum, sementara
pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan yang berbeda-beda (heterogen).
Pada dasarnya, SFAC No. 1 ini menjelaskan bahwa pelaporan keuangan diharuskan
menyajikan informasi ekonomi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas
pemilik perusahaan. Selain itu, kinerja sebuah perusahaan juga harus dilaporkan dalam
laporan laba rugi yang dinyatakan dari pengukuran jumlah laba perusahaan beserta
komponennya serta bagaimana kinerja arus kas perusahaan.
SFAC No. 2 (1980), Qualitative Characeristics Of Accountingg Information
SFAC No. 2 menjelaskan mengenai karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi.
Selain itu, dijelaskan juga mengenai fungsi laporan keuangan yaitu untuk membantu
pengguna dalam pengambilan keputusan bisnis. Seperti tertulis di SFAC No. 1, seluruh
pengguna dianggap memahami dan mengerti isi dari laporan keuangan, akan tetapi pada
kenyataannya tidak semuanya demikian. Laporan keuangan yang dimengerti
(understandability) atau tidak tetap saja terdapat batasan dimana kebermanfaatan dari
informasi laporan keuangan harus lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dalam
penyajian laporan keuangan (information economics). Dalam penyajian laporan keuangan,
setidaknya laporan keuangan harus mencakup dua kualitas spesifik keputusan primer, yaitu
relevance dan reliability.
SFAC No. 3 (1980), Elements Of Financial Statements Business Enterprises
Statement No. 3 mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan, di antaranya adalah
sebagai berikut:
4
 AKTIVA. Manfaat ekonomi yang memiliki kemungkinan terjadi di masa depan,
yang diperoleh atau dikuasai oleh perushaan sebagai hasil dari transaksi bisnis atau
kejadian-kejadian di masa lalu.
 KEWAJIBAN. Sebuah pengorbanan ekonomi yang memiliki kemungkinan terjadi di
masa depan, yang muncul akibat kewajiban berjalan perusahaan atau kewajiban yang
ditimbulkan dari transaksi bisnis atau kejadian di masa lalu untuk mengalokasikan
aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa mendatang.
 EKUITAS. Berupa kepentingan dalam aktiva sebuah perusahaan, yang telah
dikurangi dengan utang-utangnya. Pada sebuah entitas bisnis, ekuitas dapat disebut
dengan kepentingan kepemilikan perusahaan.
 INVESTASI OLEH PEMILIK. Aktiva merupakan bentuk paling umum yang
diterima sebagai investasi oleh pemilik. Akan tetapi investasi tersebut juga dapat
meliputi jasa atau konversi kewajiban perusahaan terkait.
 DEVIDEN. Penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan akibat transfer aktiva,
penyediaan jasa, atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik.
 LABA KOMPREHENSIF. Perubahan modal sebuah perusahaan selama suatu
periode tertentu akibat transaksi dan kejadian lainnya yang tidak berasal dari pemilik.
 PENDAPATAN. Inflow atau peningkatan atas aktiva sebuah perusahaan atau
pembayaran utang-utang perusahaan selama siklus akuntansi, atau dimulai dari
kegiatan produksi barang atau penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang
merupakan kegiatan operasional utama perusahaan.
 BEBAN. Outflow atau penggunaan atas aktiva sebuah perusahaan atau meningkatnya
jumlah kewajiban selama suatu siklus akuntansi dari kegiatan produksi barang
penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan
operasional utama perusahaan.
 KEUNTUNGAN. Sebuah kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan
oleh transaksi peripheral atau insidentil dari transaksi-transaksi ataupun kejadian
lainnya dan situasi yang mempengaruhi keuangan perusahaan selama suatu periode
tertentu, selain yang bersasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
 KERUGIAN. Sebuah penurunan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan dari
transaksi peripheral atau insidental maupun dari transaksi dan kejadian lainnya yang
mempengaruhi perusahaan selama suatu periode akuntansi, selain yang bersasal dari
pendapatan atau investasi pemilik.

5
SFAC No. 4 (1980), Objectives Of Financial Reporting By Nonbusiness Organizations
SFAC No. 4 ini berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan nonbisnis, dimana
karakterisitik dari organisasi non bisnis adalah:
 Penerimaan sumber daya meskipun jumlahnya besar akan tetapi tidak
mengharapakan pengembalian.
 Tujuan operasi selain untuk menyediakan barang dan jasa
 Tidak adanya kepentingan pemilik yang dapat dijual, dipindah, atau ditebus
atau yang merupakan jatah bagian dari distribusi sisa sumber daya pada saat
likuidasinya.
SFAC No. 5 (1984), Recognition Dan Measurement In Financial Statements Of Business
Enterprises
SFAC No. 5 menjelaskan mengenai pengakuan dan pengukuran. Salah satu fokus
SFAC No. 5 adalah menjelaskan pengertian earning yang berbeda dengan net income.
Earning merupakan net income dikurangi efek kumulatif pada tahun sebelumnya karena
adanya perubahan prinsip akuntansi yang digunakan.
SFAC No. 6 (1985), Elements Of Financial Statements; A Replacement of FASB Concepts
Statements No. 3 Also Incorporating An Amendment of FASB Concepts Statements No. 2
SFAC No. 6 merupakan pengganti dari SFAC No. 3, dimana definisi yang terdapat
didalamnya sama persis dengan yang tertulis di SFAC No. 3 yang ditambahkan cakupan
sampai ke organisasi nonbisnis. Dengan demikian, karakteristik informasi akuntansi pada
SFAC No. 2 juga berlaku bagi organisasi nonbisnis.
SFAC No. 7 (2000), Using Cash Flow Informasi Dan Present Value In Accounting
Measurements
SFAC No. 7 menjelaskan mengenai permasalahan dalam pengukuran khusus dan
bukannya masalah konseptual yang lebih luas. SFAC No. 7 mencakup kondisi dimana
present-market determined amounts tidak tersedia saat harus diakui. Namun, metode present
value tidak digunakan secara konsisten dalam standar. Hal yang paling penting mengenai
pengukuran aset adalah pengukuran-pengukuran present value merupakan metode untuk
mensimulasi nilai yang fair. Oleh karena itu, jika perusahaan tidak mengetahui nilai pasar
aset tertentu, maka perusahaan akan bekerja keras terhadap tingkat diskon tersebut. Tingkat
diskon (potongan tunai) seharusnya meliputi resiko dan ketidakpastian, yang dapat
mencerminkan penilaian oleh nilai pasar.
Model Kerangka Konseptual

6
Model kerangka konseptual yang digunakan sebagai aspek pembelajaran dan pendidikan
adalah yang dikembangkan oleh FASB dan diwujudkan dalam SFAC.
Gambar Kerangka konseptual versi FASB (diambil dari Suwarjono hal 116)

Tujuan Pelaporan Keuangan (SFAC No 1 dan SFAC No 4)

Kriteria Kualitas Informasi (SFAC No 2)

Pengukuran dan Pengakuan (SFAC No 5 dan SFAC No 7)

Memenuhi kriteria
pengakuan

Elemen statemen Keuangan (SFAC No


6)

Informasi lain-lain
Media Statemen keuangan Informasi
pelaporan pelengkap
keuangan
lainnya Catatan statemen keuangan

Berdasarkan gambar diatas, tujuan pelaporan keuangan merupakan proses


yang paling menentukan dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan keuangan
menentukan konsep dan prinsip yang relevan dalam penyusunan statemen laporan
keuangan. Selaian itu tujuan pelaporan keuangan diharapkan mampu memberikan
informasi kepada para pemakai dengan berbagai kepentingan, serta mencapai tujuan
ekonomik sosial negara. Sehingga, dengan adanya informasi tersebut dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan.
Informasi tentunya akan dipakai bila terdapat kebermanfaatan keputusan
bagi si pemakai. FASB telah merumuskan kualitas mengenai kriteria informasi
yang terdiri dari dua unsur utama yaitu keberpautan (relevance) keterandalan
(reliability). Kualitas informasi akan jauh lebih bernialai lagi apabila terdapat unsur-
unsur (1) keterpahaman, (2) keberpautan, (3) nilai prediktif, (4) nilai balikan, (5)
ketepatwaktuan, (6) keterandalan, (7) ketepatan penyimbolan, (8) keterujian, (9)
kenetralan, (10) keterbandingan, dan (11) materialitas.

7
Elemen statemen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi yang
dikandung dalam statemen keuangan. Penyajian elemen statemen keuangan tidak
cukup hanya memenuhi definisi tetapi harus memenuhi kriteria pengakuan dan
pengukuran.
Pelaporan keuangan dan statemen keuangan merupakan dua definisi yang
memiliki tujuan yang sama, namun memiliki komponen yang berbeda. Pelaporan
keuangan (financial reporting) adalah penyampaian informasi yang wajib dan suka
rela. Wajib disini mempunyai implikasi bahwa pelaporan harus mengandung statemen
keuangan (financial statement) yaitu media utama pelaporan keuangan serta suka rela
mencakup segala informasi yang yang diberikan oleh manajer agar bermanfaat bagi
pemakai pelaporan keuangan.
Elemen dalam statemen keuangan tersebut kemudian akan menjadi lingkup
pengukuran dan pengakuan. Atribut pengukuran yang harus dilekatkan pada suatu
elemen untuk merepresenatsikan secara tepat yang ingin diungkapakan dalam
pelaporan keuangan misalnya penggunaan kos historis, kos sekarang, nilai pasar
sekarang, nilai terealisasi, nilai diskunan. Sedangkan pengakuan berarti bahwa
pencatatan resmi (penjurnalan) suatu entitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran dalam
sautu sistem akuntansi, sehingga jumlah rupiah tersebut dapat mempengaruhi
statemen keuangan. FASB menetapkan empat criteria pengakuan meliputi definisi,
keterukuran, keberpautan dan keterandalan.

C. JOINT PROJECT FASB DAN IASB


Linda Keslar (Zeff dan Dharan1994: 28) mengatakan,”U.S. standards are not only too cum-
bersome and too costly, but downright unfair compared to those their foreign competitors have to
follow. That is U.S. companies face an uneven playing field…” Linda melihat betapa berbedanya
aturan akuntansi yang berlaku di banyak Negara sehingga menimbulkan masalah keterbandingan
laporan keuangan. Kondisi ini tentu dapat dipahami, karena dalam proses penyusunan standar
akuntansi di suatu negara tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lokal suatu negara.
Masalah dirasakan mulai muncul, ketika perkembangan teknologi mengubah dunia
internasional ini menjadi sebuah global village, negara- negara seolah tanpa batas (borderless). Dalam
konteks akuntansi maka munculah akuntansi internasional yang mencoba menguraikan teori dan
praktik- praktik akuntansi yang berlaku secara internasional. Harmonisasi standar akuntansi keuangan
dalam wujud International Financial Reporting Standard (IFRS) berlaku secara internasional.

8
Kita tidak dapat memungkiri bahwa pengaruh Amerika dalam kancah internasional sangat kuat
hampir dalam segala aspek kehidupan. Acapkali kita sulit membedakan mana yang internasional dan
mana yang Amerika. Pada lingkup global, sebenarnya ada dua badan penyusun standar yang berkaitan
dengan praktik akuntansi secara internasional. Badan-badan itu adalah The International Federation of
Accountant (IFAC), dan The International Accounting Standards Committee (IASC) yang kini telah
berubah menjadi International Accounting Standards Board. Sangat diharapkan ada sebuah standar
yang dapat diterima oleh semua Negara di dunia. Dengan adanya standar yang diterima secara
internasional, diharapkan laporan keuangan memiliki daya keterbandingan yang lebih tinggi antar
negara. Tentu saja upaya-upaya kearah harmonisasi internasional ini bukanlah pekerjaan mudah.
Faktanya dalam dunia akuntansi saat ini standar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat
yang disusun oleh Financial Accounting Standards Board (FASB), diikuti oleh beberapa negara, baik
secara langsung maupun modifikasi. Sementara International Accounting Standards (IASs) yang
dikeluarkan oleh International Accounting Standards Committee (IASC), belum diikuti oleh semua
negara, bahkan oleh negara-negara anggota yang tergabung dalam IASC tersebut.
Nah, untuk mencapai keseragaman standar akuntansi internasional FASB dan IASB
memulai proyek agenda baru yang dinamakan Joint Project FASB and IASB yaitu :
1. Proyek Konvergensi Internasional Jangka Pendek FASB
Tujuannya adalahmenghapus berbagai perbedaan individual antara GAAP Amerika
dan standar internasional pelaporan keuangan yang tidak dalam lingkup proyek-proyek
besar lainnya. Lingkup proyek terbatas pada perbedaan yang solusinya harus dicapai
dalam jangka pendek, biasanya dengan cara memilih antara IFRS yang ada dengan
GAAP Amerika.
FASB bermaksud untuk menganalisa setiap perbedaan dalam lingkup dan baik 1)
mengubah literatur GAAP Amerika yang berlaku untuk mengurangi atau
menghilangkan perbedaan atau 2) berkomunikasi ke dewan IASB untuk memilih tidak
mengubah GAAP Amerika.
Perbedaan di luar lingkup proyek akan dibahas jangka panjang dalam proyek
Skema Konvergensi (Roadmap to Convergence).
2. Perjanjian Norwalk
18 September 2002, FASB dan IASB mengadakan pertemuan di Norwalk,
Connecticut. Mereka berkomitmen untuk mengembangkan standar akuntansi
berkualitas tinggi yang dapat digunakan dalam membandingkan laporan keuangan
domestik maupun lintas negara.
Perjanjian Norwalk ini menghasilkan :
9
a) Melakukan proyek jangka pendek untuk menghilangkan berbagai perbedaan
antara GAAP dan IFRS.
b) Menghilangkan perbedaan lain antara IFRS dan U.S. GAAP yang masih ada
pada 1 Januari 2005 dengan cara melakukan proyek-proyek usaha yang kedua
badan/dewan akan lakukan bersama.
c) Melanjutkan proyek bersama yang sedang berjalan.
d) Mendorong interpretatif masing-masing badan/dewan untuk mengkoordinasikan
kegiatan mereka.
Tujuan dari proyek ini adalah untuk mencapai kompatibilitas dengan
mengidentifikasi solusi berkualitas tinggi.
3. Skema Konvergensi (The Roadmap to Convergence)
Tahun 2005, kepala akuntan SEC menjelaskan sebuah skema standar global
berkualitas tinggi dan penghapusan kebutuhan rekonsiliasi untuk perusahaan non-
Amerika Serikat yang menggunakan IFRS dan telah terdaftar di Amerika Serikat.
Skema tersebut berisi 7 tahap pencapaian :
1) Memperbaiki standar akuntansi.
SEC akan mempertimbangkan apakah standarnya sudah berkualitas tinggi dan
cukup komprehensif; apakah proses pengaturan standar sudah kuat dan
independen.
2) Pendanaan yayasan komite standar akuntansi internasional.
SEC akan mempertimbangkan sejauh mana yayasan memiliki mekanisme
pendanaan yang aman, stabil, dan adil yang mengijinkan IASB untuk berfungsi
secara independen. SEC juga mempertimbangkan seberapa efektif regulator
mengawasi yayasan.
3) Meningkatkan kemampuan menggunakan data yang menarik untuk pelaporan
IFRS. SEC mengusulkan aturan perusahaan publik menyajikan informasi
keuangan dalam format XBRL.
4) Meningkatkan pendidikan dan pelatihan di Amerika Serikat. Perlunya investasi
yang signifikan dalam mempersiapkan investor, manajemen, auditor, komite
audit, dan regulator sebelum IFRS secara luas dimengerti di Amerika Serikat.
Perguruan tinggi juga harus menyesuaikan kurikulum yang dibutuhkan untuk
masuk ke IFRS.
5) Penggunaan terbatas oleh sekelompok perusahan.

10
6) SEC untuk menentukan tahun 2011 apakah kewajiban mengadopsi IFRS layak
berdasarkan hasil dalam lima tahap pertama.
7) Kewajiban penggunaan
Jika diputuskan untuk digunakan seterusnya, maka butuh percepatan besar untuk
mengadopsi IFRS.
Objektif dari konvergensi standar akuntansi adalah memiliki perusahaan di
berbagai negara dengan menggunakan prosedur akuntansi yang sama untuk mengukur
dan melaporkan posisi keuangan dan hasil operasinya.
Contoh : Jika investor mempertimbangkan beberapa perusahaan asing sebagai
peluang investasi, dengan demikian ia memperoleh laporan keuangan dari para
kandidat tersebut. Informasi dan laporan keuangan merupakan indikator kinerja utama,
namun jika ada perbedaan standar investor dan para kandidat, apakah laporan keuangan
tersebut akan cukup berguna? Jika di negara investor pendapatan diukur menggunakan
accrual basis,tetapi di negara kandidat asing menggunakan cash basis, hasilnya tidak
dapat dibandingkan (kurangnya komparabilitas).
FASB dan IASB sadar untuk mencapai keperluan rekonsiliasi membutuhkan
kemajuan yang dapat diukur dalam program konvergensi FASB-IASB. Karena itu,
badan/dewan menegaskan komitmen mereka untuk membuat kemajuan tersebut dengan
kesepakatan pedoman berikut :
 Konvergensi standar akuntansi akan dapat dicapai dengan pengembangan
berkualitas tingi dari waktu ke waktu.
 Mencoba menghilangkan perbedaan di antara kedua standar membutuhkan
perbaikkan signifikan. Bukan mana yang terbaik antara milik FASB dan IASB,
tetapi suatu standar baru harus dikembangkan yang akan meningkatkan
pelaporan informasi ke investor.
 Melayani kebutuhan investor artinya badan/dewan harus berusaha mengganti
standar yang lemah dengan standar yang lebih kuat.

11
REFERENSI

Suwardjono. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE ,


2006.
http://www.academia.edu/13569504/Teori_Akuntansi_Bab_4_Konsep-
konsep_Dasar_Akuntansi_FASB_SFAC_No._1_2_3_6_Dan_7/Diakses pada 25
September 2016
https://www.academia.edu/4523723/TEORI_AKUNTANSI//Diakses pada 25 September
2016
http://ghalihlhegawa.blogspot.co.id/2011/04/kerangka-konseptual-fasb.html/Diaksespada
25 September 2016
http://puslit2.petra.ac.id/gudangpaper/files/1821.pdf Diakses pada 25 September 2016
http://teoriakuntansiinternasional.blogspot.co.id/2012/09/project.html Diakses pada 25
September 2016

12

Anda mungkin juga menyukai