Anda di halaman 1dari 17

TEORI AKUNTANSI

KONSEP DASAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN


KEUANGAN

Oleh:
Kelompok 2
Kelas A3

Anggota Kelompok:
Ni Made Kartika Ayuni Kencanawati (03/2007531112)
Ni Kadek Dita Moon Anggarani (05/2007531119)
Luh Gede Pramesti Dewi (22/2007531188)
Ni Putu Hanna Windu Sari (24/2007531191)
Ni Kadek Piena Jayanthi Putri (26/2007531198)
Ni Putu Meita Krisdayanti (31/2007531235)

Dosen Pengampu:
Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si. Ak., CA

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022/2023
A. Konsep Dasar Akuntansi Secara Umum
Konsep dasar akuntansi merupakan landasan yang berlaku umum sehingga diperoleh
suatu kesatuan analisis, pandangan, dan pendapat baik oleh penyaji informasi keuangan
maupun pihak-pihak yang memerlukannya. Pemahaman terhadap konsep dasar akuntansi
ini sangat penting untuk dipahami agar terhindar dari adanya kesalahan pencatatan
akuntansi yang dapat memengaruhi kondisi keuangan perusahaan dan mengakibatkan
kesalahan dalam pengambilan keputusan. Terdapat berbagai sumber yang mengajukan
seperangkat konsep dasar akuntansi yang berbeda-beda isinya. Hal ini disebabkan karena
perbedaan persepsi terhadap arti pentingnya suatu konsep oleh suatu sumber. Agar
pemahaman akuntansi tidak mengalami kesalahan, di bawah ini akan kita bahas mengenai
konsep dasar akuntansi yang perlu diketahui:

1. Sumber Konsep Dasar


a. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Konsep dasar akuntansi dirumuskan oleh IAI dalam Kerangka Dasar
Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK). Pada rumusan tersebut dinyatakan
bahwa asumsi dasar akuntansi berdasarkan atas akrual (accrual basis) dan
kelangsungan usaha (going concern).
b. Paul Grady
Paul Grady melakukan studi untuk membuat praktik akuntansi yang sesuai di
Amerika sehingga terbentuklah prinsip akuntansi berterima umum Amerika yang
mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau
sebagai keterbatasan yang melekat pada statement keuangan. Grady memiliki
sepuluh konsep dasar, yaitu struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui
hak milik pribadi, entitas bisnis spesifik, usaha berlanjut, simbol secara moneter,
konsistensi antara periode untuk entitas yang sama, keanekaragaman perlakuan
akuntansi di antara entitas independen, konservatisme, keterandalan data melalui
pengendalian internal, materialitas, dan tepat waktu.
c. Accounting Principal Board (APB)
Dalam Accounting Principal Board (APB) statement No. 4 dipaparkan tiga
belas konsep dasar, yaitu: entitas akuntansi, usaha berlanjut, pengukuran sumber
ekonomis dan kewajiban, periode-periode waktu tertentu, pengukuran dalam unit
uang, akrual, pertukaran, angka pendekatan, pertimbangan, informasi keuangan
umum, statemen keuangan berkaitan secara mendasar, substansi daripada bentuk,
dan materialitas.
d. Wolk, Tearny, dan Dodd
Wolk dan Tearny mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat
serta beberapa konsep lain yang berorientasi masuk. Konsep yang dianggap
sebagai postulat meliputi usaha berlanjut, periode waktu, entitas akuntansi, dan unit
moneter.
e. Anthony, Hawkins, dan Merchant
Mereka menjelaskan secara lebih lengkap sebagaimana yang dikutip oleh
Suwardjono (2005), bahwa konsep dasar akuntansi terdapat beberapa poin, di
antaranya konsep pengukuran dengan unit uang, konsep entitas, usaha berlanjut,
Konsep kelangsungan usaha, konsep cost, aspek ganda, periode.
f. Paton dan Littleton
Menurut Paton dan Littleton yang dikutip oleh Suwardjono (2005),
diterangkan bahwa konsep dasar yang memengaruhi konsep-konsep dasar
setelahnya. konsep dasar akuntansi terdiri dari konsep kesatuan usaha (entity
theory), kelangsungan usaha (going concern), penghargaan sepakatan, upaya dan
hasil (effort and accomplishment), harga melekat (cost attach), bukti terverifikasi,
dan asumsi.
2. Rumusan Dasar Akuntansi
Harahap Syafri Sofyan dalam Accounting Principle Board (APB) (2005:4) konsep-
konsep dasar akuntansi adalah:
a. Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity Concept).
Suatu konsep atau asumsi akuntansi bahwa suatu perusahaan adalah berdiri
sendiri, terpisah berbeda dari pemilik dan perusahaan lain. Konsep ini
menginginkan agar transaksi yang terjadi didalam suatu perusahaan dicatat secara
terpisah dari transaksi perusahaan lain maupun kehidupan sehari-hari dari
pemiliknya. Konsep ini menggambarkan akuntansi menggunakan sistem
berpasangan dalam pelaporannya (double entry book keeping) artinya dalam setiap
melaporkan sumber ekonomi (kekayaan).
b. Konsep Kesinambungan atau Perusahaan Berjalan (Going Concept)
Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya berusaha berjalan terus-
menerus sepanjang masa. Dalam proses usaha tersebut, senantiasa dibuat laporan
keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan yang disusun secara periodik
sesuai konsep dasar akuntansi dapat dibandingkan sehingga diperoleh informasi
kemajuan atau kemunduran usaha. Dengan membandingkan laporan keuangan dari
suatu periode ke periode lainnya, dapat diperoleh suatu data akurat mengenai naik
turunnya pendapatan dan beban. Dari perbandingan laporan keuangan itu, jika
dipandang perlu dibuatlah strategi dan kebijaksanaan untuk pengembangan usaha.
c. Konsep Satuan Pengukuran (Unit of Meansure Concept)
Konsep akuntansi yang menyatakan data ekonomi harus dinyatakan dalam
satuan uang. Uang merupakan unit pengukuran yang biasa digunakan untuk
menghasilkan laporan dan data keuangan yang sama.
d. Dasar-Dasar Pencatatan.
Ada dua macam dasar pencatatan dalam akuntansi yang dipakai dalam mencatat
transaksi yaitu:
1) Dasar kas (cash bassis), yaitu pendapatan dan beban dilaporkan dalam laba
rugi pada periode dimana kas diterima dan dibayar. Laba atau rugi bersih
merupakan selisih antara penerimaan kas/pendapatan dengan pengeluaran
kas/beban.
2) Dasar akrual (accrual bassis), yaitu pendapatan dilaporkan dalam laporan
laba rugi pada periode dimana pendapatan tersebut dihasilkan (pendapatan
dilaporkan pada saat jasa diberikan kepada pelanggan tanpa melihat apakah
kas sudah diterima apa belumdari pelanggan selama periode ini dan upah
karyawan yang dilaporkan sebagai beban pada periode dimana karyawan
memberi jasa dan bukan pada saat upah dibayar).
e. Konsep Objektif (Objectivity Concept)
Seluruh catatan dan laporan keuangan lazimnya dibukukan sebesar harga
perolehan berdasarkan bukti-bukti yang objektif. Dalam hal ini harus didapat bukti
yang paling objektif yang diterima sehingga kemungkinan salah dan
penyimpangan atau kesurangan yang sengaja dapat dikurangi.
f. Konsep Penandingan (Matching Concept).
Suatu konsep akuntansi dimana semua pendapatan yang dihasilkan harus
dibandingkan dengan biaya-biaya yang ditimbulkan untuk memperoleh laba dari
pendapatan untuk jangka waktu tertentu. Laporan laba rugi juga melaporkan
kelebihan pendapatan terhadap biaya-biaya yang terjadi. Kelebihan disebut laba
bersih (net profit) jika beban melebihi pendapatan disebut rugi bersih (net loss).
g. Harga Perolehan (Cost)
Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh
sebuah barang atau Jasa dalam pertukaran.Transaksi usaha yang terjadi dalam
pembelian yang dilakukan perusahaan dicatat sebesar harga perolehan barang
tersebut. Misalnya, dibeli sebuah mesin seharga Rp20.000.000. Mesin tersebut
kemudian dipasang di pabrik. Ternyata masih dikeluarkan beban pemasangan
mesin sebesar Rp1.500.000. Maka, harga perolehan menjadi Rp21.500.000
(Rp.20.000.000 + Rp1.500.000). Nilai inilah yang dicatat dalam akuntansi. Harga
perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh sebuah barang
atau jasa dalam pertukaran.
h. Konsep Dasar Periode Akuntansi
Konsep periode waktu (time period concept) adalah suatu konsep yang
menyatakan bahwa akuntansi merupakan periode waktu sebagai dasar dalam
mengukur dan menilai kemajuan perusahaan. Menurut Sofyan Syafri Harahap
(2015:13) time period concept adalah laporan keuangan menyajikan informasi
untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau periode tertentu. Sedangkan
menurut Hery (2009:55) konsep periode waktu ialah informasi akuntansi
dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu (timely basis). Sehingga umur aktivitas
perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode akuntansi, seperti bulanan
(monthly), tiga bulan (quarterly), atau tahunan (annually).
3. Tujuan Diterapkannya Konsep Dasar
Adapun tujuan diterapkannya konsep dasar akuntansi dan penerapannya dalam
laporan keuangan, antara lain:
a. Mempertahankan konsistensi dan keseragaman pada saat menyusun laporan
keuangan.
b. Sebagai indikator penting dalam mempersiapkan data-data transaksi dan
menyimpan informasi penting terkait transaksi keuangan pada bisnis.
c. Menjadi acuan terkait aturan atau asumsi umum yang harus diaplikasikan oleh
entitas bisnis yang bertujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang
komprehensif serta dapat dibandingkan satu sama lain.
d. Pemahaman yang matang tentang konsep dasar akuntansi akan membantu
perusahaan terhindar dari kesalahan pembuatan catatan keuangan yang dapat
menyebabkan banyak kerugian yang berujung kebangkrutan pada perusahaan.
4. Manfaat Konsep Dasar
Konsep dasar sangat bermanfaat bagi penyusun standar dalam berargumen untuk
menentukan konsep, prinsip, metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar. P&L
menegaskan bahwa penyusunan standar harus dilandasi oleh pemikiran atau penalaran
yang jelas dan jernih. Demikian pula, standar akuntansi tidak harus tunduk pada apa
yang nyatanya dipraktikkan tetapi harus lebih berorientasi ke masa depan demi
perbaikan bertahap.

B. Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan


1. Rerangka Konseptual
Perekayasaan adalah proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran,
penalaran, dan pertimbangan untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang
tersedia, konsep, metode, teknik, serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk.
Yang dimaksud akuntansi dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas
yaitu sebagai suatu sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan
umum akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu.
Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengarah dalam merekayasa akuntansi
karena tujuan tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi kebermanfaatan dan
keefektifan produk yang dihasilkan. Pada tingkat makro, produk perekayasaan
akuntansi adalah semacam konstitusi yang disebut rerangka konseptual (conceptual
framework).
Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan perekayasaan akan
menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang di
Amerika disebut rerangka konseptual (conceptual framework). Bila operasi akuntansi
dianalogi dengan kegiatan kenegaraan, rerangka konseptual dapat dianalogi dengan
konstitusi, sedangkan prosesnya dapat dianalogi dengan proses pemikiran dalam
pembuatan konstitusi negara. Karena faktor lingkungan dan kebutuhan unik tiap negara
harus dipertimbangkan, rerangka konseptual yang dikembangkan dalam suatu negara
dapat berbeda dengan rerangka konseptual negara yang lain.
Sebagai semacam konstitusi bagi profesi, rerangka konseptual akan menjadi
landasan untuk memecahkan masalah-masalah perlakuan akuntansi. Tanpa rerangka
konseptual sebagai “konstitusi” akan sangat sulit bagi penyusun standar untuk
mengevaluasi argumen atau untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih
efektif daripada perlakuan yang lain dalam rangka mencapai tujuan sosial atau
ekonomi. Tanpa rerangka konseptual, tidak dapat dihindari kemungkinan para
penyusun standar untuk menggunakan konsep-konsep menurut selera sendiri tanpa
suatu haluan yang jelas yang mengakibatkan standar akuntansi yang diterbitkan tidak
konsisten. Selain itu, tanpa rerangka konseptual juga dapat mengakibatkan penyusun
standar akuntansi diperalat oleh pihak tertentu untuk menghasilkan standar yang
menguntungkan pihak tersebut. Dengan kata lain, rerangka konseptual melindungi
profesi akuntansi dari politisasi untuk kepentingan pihak yang tidak semestinya
sehingga kepentingan umum dikorbankan.
Sebagai suatu kesatuan konsep-konsep koheren yang menetapkan sifat dan
fungsi pelaporan keuangan, Kam (1990) menguraikan manfaat-manfaat rerangka
konseptual sebagai berikut:
a) Memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggung jawab dalam
penyusunan/penetap standar akuntansi.
b) Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang dijumpai
dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman
spesifik.
c) Menentukan batas-batas pertimbangan dalam penyusunan statemen keuangan.
d) Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan
keyakinan terhadap statemen keuangan.
e) Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antarperusahaan.

Penetapan rerangka konseptual tidak secara langsung akan memecahkan


masalah-masalah akuntansi tetapi rerangka konseptual lebih merupakan haluan dan alat
untuk memecahkan masalah. Fondasi (berupa konsep-konsep) dan penalaran-penalaran
yang melekat pada rerangka konseptual itulah yang sebenarnya membentuk teori
akuntansi sebagai penalaran yang logis yang dapat digambarkan sebagai berikut:
2. Rerangka Konseptual versi FASB
Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah rerangka konseptual yang
dikembangkan oleh FASB yang memuat empat komponen konsep penting, yaitu:
i. Tujuan pelaporan keuangan
ii. Kriteria kualitas informasi
iii. Elemen-elemen statemen keuangan
iv. Pengukuran dan pengakuan

Empat komponen tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan.


FASB menuangkan empat komponen tersebut dalam beberapa dokumen resmi berupa
pernyataan (Statement of Financial Accounting Concept/SFAC), yaitu:

SFAC No. 1 : Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises

SFAC No. 2 : Qualitative Characteristics of Accounting Information

SFAC No. 3 : Elements of Financial Statements of Business Enterprises

SFAC No. 4 : Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations

SFAC No. 5 : Recognition and Measurement in Financial Statements of


Business Enterprises

SFAC No. 6 : Elements of Financial Statements

SFAC No. 7 : Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurement
Komponen (i) dituangkan secara resmi dalam bentuk SFAC No. 1 dan No. 4.
Dimasukkannya tujuan untuk organisasi nonbisnis dalam rerangka konseptual memberi
isyarat bahwa FASB bermaksud merancang rerangka konseptual yang luas, mencakupi
operasi kedua jenis organisasi tersebut. Komponen (ii) dituangkan dalam SFAC No. 2.
Komponen (iii) dituangkan dalam SFAC No. 3 yang telah diganti dengan SFAC No. 6.
Penggantian ini dilakukan mengingat SFAC No. 3 belum mencakup elemen-elemen
statemen keuangan untuk organisasi-organisasi nonbisnis tetapi hanya mencakup
elemen-elemen untuk entitas bisnis. Oleh karena itu, nama konsep untuk SFAC No. 6
diperluas menjadi Elements of Financial Statements bukan lagi Elements of Financial
Statements of Business Enterprises. Komponen (iv) dicakupi dalam SFAC No. 5 dan
No. 7. Rerangka konseptual model FASB diilustrasikan dalam gambar di bawah ini:

Ilustrasi rerangka konseptual model FASB di atas menunjukkan luasnya


informasi yang dicakupi oleh pelaporan keuangan versi FASB. Informasi lain-lain
dalam gambar tersebut meliputi misalnya laporan analis keuangan dan pasar modal,
statistik ekonomik, artikel tentang perusahaan dalam media massa, dan informasi dari
jumpa pers manajer.
Sebelumnya dijelaskan bahwa statemen keuangan merupakan suatu medium
utama atau ciri sentral pelaporan keuangan (a central feature of financial reporting).
Pelaporan keuangan lebih luas daripada laporan keuangan. Hal itu dikarenakan,
pelaporan keuangan (versi FASB) tidak hanya menghasilkan informasi yang dapat
dituangkan dalam statemen keuangan tetapi informasi lain yang mengandung
kebermanfaatan dalam keputusan (decision usefulness). Menurut FASB, beberapa
informasi penting lain lebih baik (efektif) disediakan melalui statemen keuangan dan
beberapa informasi penting lain lebih baik bahkan hanya dapat disediakan melalui
media selain statemen keuangan.

3. Rerangka Konseptual versi IASC


Rerangka konseptual versi International Accounting Standards Committe
(IASC), disebut Framework for the Preparation and Presentation of Financial
Statements dan diterjemahkan oleh IAI sebagai Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan, mempunyai komponen konsep yang mirip dengan
komponen konsep versi FASB, yaitu:
a. The Objective of Financial Statements Underlying Assumptions
b. Qualitative Characteristics of Financial Statement
c. The Elements of Financial Statements Recognition of the Elements of Financial
Statements
d. Measurement of the Elements of Financial Statements
e. Concepts of Capital Maintenance and the Determination of Profit

Untuk komponen tujuan, IASC menyebutnya sebagai tujuan statemen keuangan


bukan tujuan pelaporan keuangan sebagaimana FASB menyebutnya meskipun IASC
menegaskan bahwa statemen keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Lingkup penerapan standar IASC adalah internasional sehingga karakteristik
lingkungan negara menjadi tidak relevan. Hal ini barangkali menyebabkan IASC tidak
lagi menggunakan istilah pelaporan keuangan dalam rerangka konseptualnya karena
makna tujuan pelaporan keuangan sebagaimana didefinisi FASB sebenarnya
mengandung konteks lingkungan.

Dikarenakan memperhatikan faktor lingkungan dalam penyusunannya, rerangka


konseptual versi FASB lebih menggambarkan suatu hasil proses perekayasaan yang
merupakan konsekuensi dari pengertian akuntansi sebagai teknologi. Oleh karena itu,
rerangka konseptual versi FASB sebenarnya lebih cocok untuk dijadikan suatu model
perekayasaan dalam pengembangan rerangka konseptual untuk suatu negara. Lebih dari
itu, rerangka konseptual FASB banyak memuat penalaran dan argumen untuk memilih
konsep-konsep yang relevan. Asumsi pelandas (underlying assumptions) dan konsep
pemertahanan kapital (concepts of capital maintenance) tidak disajikan oleh FASB
sebagai komponen konsep karena kedua hal tersebut merupakan bagian dari konsep-
konsep dasar yang digunakan FASB di dalam penjelasan, argumen, dan penalaran yang
menyertai tiap komponen konsep. Misalnya konsep pemertahanan kapital digunakan
sebagai konsep dasar dalam SFAC No. 5 (prg. 45-48) dan SFAC No. 6 (prg. 70-72).
Asas akrual (accrual basis) dijadikan penjelasan dan penalaran dalam SFAC No. 6 (prg.
134-145).

4. Aspek Kependidikan
Karena FASB mencanangkan agar rerangka konseptual mengandung aspek
kependidikan kepada pemakai (educational aspect), maka FASB memasukkan
deskripsi argumen dan penalaran yang cukup rinci dalam tiap uraian konsep.
Penalaran dan argumen yang melekat dalam tiap penjelasan konsep-konsep
dalam rerangka konseptual versi FASB membentuk seperangkat pengetahuan
(knowledge) yang dapat dipandang sebagai suatu teori deduktif-normatif untuk
memahami lebih baik mengapa konsep tertentu dipilih bukan yang lain dan apa
implikasinya. Validitas teori ini dapat dievaluasi/diverifikasi atas dasar penalaran logis
yang melandasi tiap argumen. Oleh karena itu, sebagai suatu pengetahuan untuk
pembelajaran atau sebagai teknologi berpikir untuk pengembangan rerangka
konseptual baru di suatu negara, rerangka konseptual FASB lebih unggul dibanding
rerangka konseptual IASC. Dengan kata lain, bila transfer teknologi (dalam pengertian
penalaran logis) untuk pembelajaran teori akuntansi harus dipilih, rerangka konseptual
versi FASB merupakan sumber yang tepat.
Di bidang akademik, rerangka konseptual merupakan materi yang sangat
penting dalam pembelajaran teori akuntansi yang nantinya berdampak dalam perbaikan
atau pemajuan praktik. Dengan memahami rerangka konseptual, mahasiswa akan dapat
menjelaskan mengapa dipilih suatu standar akuntansi dan mampu mengevaluasi
keefektifan praktik akuntansi dalam pencapaian tujuan pelaporan keuangan.
Pemahaman akuntansi melalui rerangka konseptual membuat mahasiswa selalu
mempunyai perspektif yang luas dan jangka panjang. Perspektif yang luas diperlukan
untuk mereka yang nantinya bergerak dalam profesi akuntansi akan selalu dapat
memahami perkembangan baru dalam akuntansi. Sikap semacam ini sangat diperlukan
dalam pengembangan akuntansi di suatu negara.
Sebagai alat, akuntansi dan rerangka konseptualnya bukan merupakan sesuatu
yang steril terhadap perubahan. Rerangka konseptual sebagai hasil perekayasaan harus
selalu dievaluasi keefektifannya dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, perubahan
dan modifikasi selalu harus dilakukan bila perubahan tersebut memang menempatkan
akuntansi menjadi lebih efektif sebagai alat. Perubahan dapat terjadi pada standar
akuntansi yang telah diterbitkan. Evaluasi ini nantinya akan memicu penelitian dalam
akuntansi untuk menguji apakah tujuan pelaporan keuangan benar-benar telah tercapai
dengan adanya standar akuntansi tertentu. Dengan mengacu pada rerangka konseptual,
penelitian akuntansi dapat diarahkan untuk menemukan prinsip, metode, dan prosedur
baru dalam pemecahan masalah-masalah yang timbul.
5. Prinsip Akuntansi Berterima Umum
Sebagai pedoman operasional, Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
akhirnya menjadi kriteria untuk menentukan apakah statemen keuangan sebagai media
pelaporan keuangan telah menyajikan informasi keuangan dengan baik, benar, dan jujur
yang secara teknis disebut menyajikan secara wajar (present fairly). Standar akuntansi
hanya merupakan salah satu kriteria (meskipun utama) untuk menentukan kewajaran.
Itulah sebabnya laporan auditor standar tidak menggunakan frasa “standar akuntansi”
untuk menegaskan adanya kewajaran, tetapi frasa “prinsip akuntansi berterima umum”.
Mengapa kriteria kewajaran penyajian statemen keuangan adalah PABU bukan
Standar Akuntansi Keuangan (untuk laporan auditor di Indonesia) atau Financial
Accounting Standar (untuk laporan auditor di Amerika. Berikut ini beberapa alasan
yang dapat menjelaskan hal ini. Pertama, tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi
dapat atau telah dituangkan dalam bentuk standar akuntansi. Kewajaran penyajian juga
harus di evaluasi secara luas atas dasarketentuan-ketentuan lain yang mengikat.
Termasuk dalam ketentuan lain adalah peraturan perundang-undangan dan ketentuan-
ketentuan oleh badan selain penyusun/penetap standar (misalnya BAPEPAM).

Kedua, bila standar akuntasi secara eksplisit dijadikan kriteria dan dinyatkan
dalam laporan auditor, dikhawatirkan terjadi bahwa kewajaran hanya bersifat formal
(teknis) bukan bersifat substantif. Artinya, standar akuntansi akan dijadikan standar
minimal dan ada kemungkinan evaluator atau auditor hanya memenuhi standar minimal
tersebut untuk menentukan kewajaran. Dapat terjadi hal-hal penting yang tidak diatur
dalam standar akuntansi tidak dipertimbangkan secara saksama atau bahkan diabaikan.

Ketiga, untuk mencapai kualitas informasi yang tinggi, ukuran kewajaran harus
merupakan suatu rerangka pedoman (a framework of guidelines) yang cukup
komprehensif meliputi aspek teknis dan konseptual (subtantif atau ideal). Pedoman
semacam itu mirip dengan apa yang terjadi dalam penentuan kriteria perbuatan etis
(ethical conduct). Apakah suatu perbuatan dikatakan etis secara professional harus
dinilai atas dasar rerangka pedoman yang di Amerika dikenal sebagai kode
etik/perbuatan professional (code of professional conduct) yang komprehensif.
Rerangka pedoman ini terdiri atas standar ideal (principles), kaidah atau aturan
perbuatan (rules of conduct), penjelasan resmi (interpretations), dan petunjuk teknis
(ethical rulings) yang keseluruhannya membentuk hierarki. Kaidah perbuatan
merupakan standar minimal yang harus dipernuhi agar secara profesional suatu
perbuatan akuntan dapat dikatakan etis atau tidak (substandard). Kaidah ini dapat
dipaksakan penegakannya oleh profesi dan pelanggaran terhadapnya dikenai sanksi
etis.

6. Tiga Pengertian Penting


Tiga istilah atau konsep pnting yang sangat berbeda maknanya yaitu prinsip
akuntansi, standar akuntansi, dan prinsip akuntansi berterima umum (PABU).
Prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat,
kaidah, prosedur, metoda, dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoretis
maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan.
Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metoda, teknik, dan lainnya yang
sengaja dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang
berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan/negara dan dituangkan dalam
bentuk dokumen resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan negara tersebut.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) adalah suatu rerangka pedoman
yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya
secara resmi (yuridis), teoretis, dan praktis.

Isi PABU sebagai rerangka pedoman yaitu:

a. PABU Versi APB (Accounting Principle Board). PABU dalam versi ini terdiri dari
landasan konseptual seperti dalam rerangka konseptual versi FASB dan PABU
yang disebut landasan operasional atau praktik yang terdiri dari prinsip mendasar,
prinsip operasi umum, dan prinsip terinci.
b. PABU menurut versi Rubin. PABU menurut versi Rubin menganalogi tingkat
keautoratifan yang membentuk suatu hirarki dengan suatu bentuk bangunan rumah.
Ini menggambarkan PABU sebagai rerangka pedoman yang dideskripsikan oleh
AICPA dalam SAS No 43. Hirarki dilukiskan sebagai lantai rumah bertingkat
dengan fondasi berupa landasan konseptual. Tiap lantai menggambarkan tingkat
keautoritatifan dengan landasan paling bawah berisi sumber yang paling autoritatif.
c. Pada PABU versi SAS No. 69 menggambarkan PABU sebagai dua hierarki pararel,
satu untuk entitas nonkepemerintahan dan yang lain untuk entitas kepemerintahan.
d. PABU versi SPAP adalah PABU yang diambil dari SAS No.69 tetapi hanya
diambil untuk entitas nonkepemerintahan (bisnis dan non bisnis).
Sebagai rerangka pedoman, PABU menetapkan pedoman untuk memperlakukan suatu
objek yang harus dilaporkan yang menyangkut hal-hal berikut ini:
a. Definisi: PABU memberi batasan atau definisi berbagai elemen, pos, atau objek
statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar
tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh
pemakai. Definisi akan sangat kritis untuk elemen atau pos statemen keuangan.
b. Pengukuran/Penilaian: Pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dilekatkan pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan.
Pengukuran sering disebut penilaian akan tetapi, penilaian lebih ditujukan untuk
penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu elemen atau pos pada
saat dilaporkan dalam statemen keuangan.
c. Pengakuan: Pengakuan ialah pencatatan suatu ju mlah rupiah ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dalam laporan
keuangan.
d. Penyajian dan Pengungkapan: penyajian menetapkan cara melaporkan elemen/pos
dalam seprangkat statemen keuangan agar cukup informatif. Pengungkapan
berkaitan dengan cara pembeberan/penjelasan hal-hal informatif yang dianggap
penting dan bermanfaat bagi pemakai.
7. Struktur Akuntansi
Untuk praktik akuntansi dalam suatu negara, struktur tersebut menggambarkan
pihak-pihak dan sarana-sarana yang terlibat dan terpengaruh oleh perekayasaan
informasi dan saling berhubungan antara berbagai pihak dan sarana tersebut. Secara
teoritis, rerangka konseptual seharusnya merupakan fondasi rerangka pedoman Prinsip
Akuntansi Berterima Umum atau disingkat dengan PABU. Walaupun demikian, karena
rerangka konseptual disusun setelah banyak standar akuntansi diterbitkan, beberapa
versi PABU menempatkan rerangka konseptual pada tingkat yang kurang autoratif.
Tujuannya adalah agar akuntan publik tidak mengganti standar yang tidak sesuai
dengan rerangka konseptual.
Agar perekayasaan pelaporan keuangan yang dilakukan itu dapat diterima,
khususnya bagi pemakai laporan keuangan, maka dalam proses perekayasaan harus
mengikuti suatu pedoman pelaporan keuangan yaitu Prinsip Akuntansi Berterima
Umum (PABU). Lalu bagaimana proses perekayasaan pelaporan keuangan itu sendiri.
Karena hasil dari perekayasaan pelaporan keuangan sangat berpengaruh pada proses
pengambilan keputusan, maka disini juga melibatkan banyak pihak dalam proses
perekayasaannya. Pihak yang terlibat meliputi pelaku dan institusi, badan pembina
pasar modal, perusahaan, analis manajer, akuntan publik, dan lain-lain, sedangkan
sarana-sarana yang mebentuk struktur akuntansi antara lain peraturan pemerintah,
standar akuntansi, laporan keuangan, dan konvensi pelaporan. Untuk lebih
memudahkan dalam memahami prosesnya, coba perhatikan gambar berikut ini.
Apabila pengertian akuntansi, teori akuntansi, rerangka konseptual, dan PABU
dirangkum atau digambarkan dalam suatu diagram yang disebut struktur akuntansi.
Struktur tersebut menggambarkan mekanisme pelaporan keuangan yang
menghubungkan perekayasaan dan praktik akuntansi. Struktur tersebut juga memiliki
manfaat untuk menunjukan dan mengenali bidang studi, bidang profesi, serta fungsi
auditor apabila perekayasaan telah diterapkan dalam suatu lingkungan maupun
negara. Dimana proses dan kegiatan di bawah PABU merupakan praktik pelaksanaan
hasil perekayasaan di tingkat perusahaan. Proses ini lebih berkepentingan dengan
bagaimana entitas pelapor yang berada dalam suatu wilayah negara menyediakan dan
menyampaikan informasi keuangan dengan cara tertentu sesuai PABU sebagai suatu
rerangka pedoman.
Untuk mejelaskan definisi akuntansi, struktur tersebut menggambarkan luas
lingkup akuntansi sebagai pengetahuan sekaligus pekerjaan. Proses kegiatan yang telah
digambarkan merupakan proses perekayasaan yang melibatkan teori akuntansi sebagai
penalaran logis. Adapun bidang pekerjaan (profesi) yang ditawarkan akuntansi, yaitu:
1. Bidang Studi
Struktur diatas dapat dijadikan rerangka untuk menyusun kurikulum inti
program studi akuntansi.
2. Bidang Profesi
Struktur diatas dapat menggambarkan kesempatan karier bagi orang yang
menguasai seperangkat pengetahuan akuntansi. Seperti terjun ke layanan publik
dengan menjadi akuntan publik, konsultan manajemen, dan penyusun sistem
informasi akuntansi dan manajemen.
3. Fungsi Auditor Independen
Peran auditor independen sangat diperlukan untuk mengaudit apakah benar
statemen keuangan telah disajikan sesuai PABU. Dalam melaksanakan audit,
auditor independen harus memenuhi kriteria dan standar kualitas pengauditan yang
disebut standar pengauditan berterima umum (StaPBU) yaitu suatu rerangka
pedoman yang terdiri landasan konseptual dan operasional.
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjno. 2014. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Yatti, Irma dan Muhammad Rifa. 2019. DASAR-DASAR AKUNTANSI. Medan: Lembaga
Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Zelmiyanti, R. (2015). Perkembangan Akuntansi Berbasis Akrual pada Sektor Pemerintah di


Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Komputerisasi Akuntansi, 6 (1), 68-72.

Anda mungkin juga menyukai