Anda di halaman 1dari 14

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Proses Bisnis Produksi dan Sistem Akuntansi Biaya

Oleh :

Kelompok 2

Kadek Prilia Tirana (1907531185)

Ni Made Desy Dwimayanti (1907531202)

Ida Ayu Alit Dwi Maha Dewi (1907531224)

Ni Luh Ditha Usadi Sumartho (1907531227)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
6.1 . Pengendalian Siklus Transaksi Pada Proses Bisnis Produksi
A. Pengendalian Produksi
Sistem akuntansi biaya berfokus pada pengelolaan persediaan pada persediaan
pemanufakturan, seperti bahan baku, bahan baku dalam proses, dan barang jadi. Job
costing merupakan prosedur yang harga perolehannya didistribusikan ke job khusus atau
pesanan produksi. Job costing memerlukan sistem pengendalian pesanan produksi.
Pada proses costing harga perolehan di kompilasikan dalam proses atau rekening
departemen secara periodik (hari, minggu atau bulan). Pada setiap akhir periode harga
perolehan untuk setiap proses di bagi dalam unit yang di produksi untuk menetukan rata-
rata harga perolehan perunit. Proses costing digunakan jika tidak memungkinkan untuk
mengidentifikasi pekerjaan atau lot produksi sebelumnya. Harga perolehan job atau
proses costing dapat berupa harga perolehan sesungguhnya atau harga perolehan standar.
Pengendalian persediaan dan produksi di dasarkan pada pemisahaan fungsi dan
pencatatan dan dokumentasi, seperti pesanan produksi formulir permintaan material, dan
kartu jam kerja karyawan. Perlindungan persediaan dari pencurian fisik mencakup
keamanan dan keterbatasan akses, juga perhitungan fisik dan uji pencatatan independen.
File dan Laporan
Pengendalian produksi meliputi perencanaaan produk yang akan di produksi dan
penjadwalan produksi untuk mengoptimalkan pemakaian sumber daya. Kebutuhan dasar
produksi di sediakan dengan daftar material dan daftar operasi master. Spesifikasi rinci
material untuk produk pada daftar material. Daftar material berisi daftar semua bahan
yang diperlukan dan deskripsinya dalam pesanan dan subperakitan. Daftar operasi mirip
dengan daftar material, yang berisi operasi tenaga kerja rinci, urutan pengerjaan dan
kebutuhan mesin yang berkaitan dengan pengerjaan tersebut. Daftar material dan daftar
operasi digunakan secara luas dalam fungsi pengendalian produksi. Dalam sistem biaya
standar, biaya material standar dan biaya tenaga kerja dimasukkan dalam daftar material
dan daftar operasi.
Penentuan produk apa yang akan di buat memerlukan integrasi permintaan produk,
kebutuhan produk, dan ketersediaan sumber daya produksi. Ketersediaan sumber daya
untuk di produksi di komunikasikan ke fungsi pengendalian produksi dengan
menggunakan laporan status pesediaan dan laporan ketersediaan faktor. Laporan status
bahan baku berisi sumber daya yang tersedia dalam produksi. Laporan ketersediaan
faktor berisi ketersediaan sumber daya tenaga kerja dan mesin. Kebutuhan permintaan
untuk produk tergantung pada pda apakah produk yang dibuat sesuai dengan pesanan
pelanggan atau dibuat secara rutin untuk persediaan. Jika produk diproduksi secara rutin
untuk persediaan, kebutuhan produksi tergantung pada prediksi penjualan, yang dikirim
ke pengadilan produksi dari departemen penjualan atau pemasaran. Prediksi penjualan
harus dihubungkan dengan jumlah produk dalam persediaan. Informasi ini disediakan
dalam laporan status produk jadi, yang berisi daftar jumlah produk dalam persediaan.
Integrasi dari semua faktor ini merupakan hasil dari perencanaan produksi untuk
organisasi. Perencanaan produksi dimasukkan dalam penjadwalan produksi dan pesanan
produksi. Dokumen ini merupakan awal dari arus pemrosesan data produksi.
Arus Transaksi
Pesanan produksi dijalankan sesuai dengan otorisasi untuk departemen produksi
untuk membuat produk. Permintaan material diterbitkan untuk setiap pesanan produksi
untuk mengotorisasi departemen persediaan untuk mengeluarkan material ke departemen
produksi. Item dan jumlah item yang di tunjukan untuk permintaan pembelian di tentukan
dari spesifikasi produk yang ada pada bill of materials. Alur permintaan material dan
pesanan produksi dapat dilihat pada gambar flowchart arus transaksi dalam aplikasi
pengendalian produksi. Fungsi akuntansi biaya menerima tembusan pesanan produksi
langsung dari pengendalian produksi, juga dari departemen produksi ketika pesanan
produksi telah selesai. Akuntansi biaya juga menerima tembusan penerimaan material
dari fungsi pengendalian persediaan dan départemen produksi. Distribusi dokumen
seperti ini menunjukkan adanya pemisahan tugas dan memberikan akuntabilitas untuk
departemen produksi.
Operasi tenaga kerja dicatat pada kartu pencatat waktu kerja. Kartu ini diposting
ke pesanan produksi dan dilanjutkan ke departemen akuntansi biaya. Rekonsiliasi
periodik dari kartu pencatat waktu dengan laporan tenaga kerja produksi merupakan hal
penting dalam fungsi pengendalian internal.
Laporan status produksi dikirimkan secara periodik dari departemen produksi ke
fungsi pengendalian produksi. Laporan status produksi merinci pekerjaan yang telah
selesai pada pesanan produksi individual yang telah dipindahkan melalui proses produksi.
Laporan ini digunakan untuk memonitor status pesanan produksi yang belum selesai dan
jika diperlukan, dapat dilakukan revisi pada jadwal departemen produksi.
Dokumen utama dalam proses sebelumnya adalah pesanan produksi. Tembusan
pesanan produksi digunakan oleh fungsi akuntansi biaya untuk mencatat bahan baku
dalam proses (WIP) untuk setiap pekerjaan.
Akuntansi Biaya
Departemen akutansi biaya bertanggung jawab untuk mengelola file pencatatan
biaya barang dalam proses. Catatan baru di tambahkan pada file ini ketika menerima
pemesanan produksi yang baru, yang di mulai oleh pengendalian produksi. Biaya
material diposting dari job time ticket. Biaya overhead sering diterapkan dengan dasar
jam tenaga kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung dan diposting pada waktu
yang bersamaan sebagai biaya tenaga kerja.
Efisiensi pengendalian produksi memerlukan pembandingan antara produksi
sesungguhnya dengan penjadwalan produksi dan analisis perbedaan (varian).
Pengendalian produksi juga membutuhkan pembadingan dan analisis dari faktor-faktor
yang lain, termasuk biaya yang dianggarkan dengan biaya sesungguhnya untuk pesanan
produksi individual dan atau departemen dan fasilitas yang digunakan dibandingkan
dengan ketersediaan fasilitas oleh departemen. Pengendalain terhadap hilangnya
persediaan dan pengolaan level persediaan yang optimal juga merupakan faktor yang
penting untuk pengendalain produksi secara keseluruhan.
B. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan diwujudkan melalui beberapa pencatatan persedian dan
laporan yang berisi informasi seperti penggunaan persediaan, saldo persediaan, dan levi
maksimum dan minimum dari persediaan. Titik pemesanan ulang (reorder point) dan
prosedur-prosedur dibuat. Titik pemesanan ulang merupakan level persediaan yang
digunakan sebagai pertimbangan untuk memesan atau memproduksi item tambahan
untuk menghindari kondisi tidak memiliki persediaan. Pengembangan teknik pemesanan
ulang memerlukan analisis permintaan produksi biaya setup produksi atau pemesanan,
waktu tunggu pemasok atau produksi, biaya penanganan persediaan, dan biaya yang
berkaitan dengan kondisi ketika tidak memiliki persediaan seperti kehilangan kesempatan
menjual atau tidak efisiennya penggunaan fasilitas produksi.
Karena tujuan pengendalian persediaan adalah meminimumkan biaya persediaan
total, keputusan penting yang dibuat adalah ukuran jumlah setiap pesanan pembelian
yang disebut dengan economic order quantity (EOQ). Kuantitas yang dipesan kembali
harus menyeimbangkan dua sistem biaya, yaitu penanganan dan biaya pemesanan.
Rumus untuk menghitung EOQ adalah
EOQ = Error : Reference source not found
Dimana :
EOQ = Economic order quantitiy
R = Kebutuhan untuk item pada suatu periode
S = Biaya pembelian per pesanan
P = Unit biaya
I = Biaya penanganan persediaan per periode, dinyatakan dalam
presentase nilai periode persediaan
Jika EOQ telah dihitung, waktu pemesanan harus diputuskan, artinya reorder point
harus ditentukan. Jika waktu tunggu pesanan dan tingkat penggunaan persediaan
diketahui, penentuan reorder point dapat segera dilakukan. Waktu tunggu (lead time)
adalah waktu antara penempatan pesanan dan penerimaan barang. Tingkat penggunaan
persediaan (inventory usage rate) adalah kuantitas penggunaan barang selama periode
waktu tertentu. Reorder point menunjukkan level persediaan yang mencapai jumlah unit
yang akan dikonsumsi selama waktu tunggu. Dalam rumus dinyatakan:
Reorder point-lead timex rata-rata tingkat penggunaan persediaan
Bagian penting dalam pengndalian persediaan adalah evaluasi perputaran
persediaan untuk menentukan umur, kondisi dan status persediaan. Pengendalian khusus
dibuat untuk menghapus yang telah kadaluarsa dan item persediaan yang perputarannya
rendah dan membandingkan antara level persediaan yang telah dibuat. Laporan status
persediaan menunjukkan penggunaan secara rinci secara periodik yang secara khusus
akan membantu pengelolaan persediaan pada level yang tepat dan mengendalikan item
yang perputarannya rendah.
Pengendalian persediaan meliputi metode untuk penanganan dan penyimpanan.
Item-item perlu diklasifikasikan dan diidentifikasikan secara tepat. sehingga dapat
ditempatkan secara tepat dan juga memungkinkan untuk pelaporan dan verifikasi secara
tepat. Penyimapan dan penanganan item harus diberikan keamanan terhadap
penggelapan, perlindungan terhadap kerusakan, terhindar dari kadaluwarsa dan
keyakinan adanya pengendalian yang tepat.
Persediaan merupakan investasi yang penting. Sistem pengendalian persediaan
menyediakan laporan status pada setiap produk yang aktif sehingga perusahaan dapat
memenuhi permintaan pelanggan. Karena banyaknya item. persediaan dan variasi
transaksi yang memengaruhi persediaan, maka menjadi sulit untuk mendapatkan
informasi secara cepat dengan menggunakan sistem manual. Sistem pengendalian
terkomputerisasi dapat menyebabkan berkurangnya investasi persediaan penghematan ini
mencakup pengurangan persediaan tanpa mengurangi layanan, penentuan EOQ dan titik
pesanan, membangun tingkat persediaan yang aman, dan prediksi permintaan dimasa
depan berdasarkan informasi sekarang dan masa lalu Penggunaan pencatatan, analisis
perputaran dan keusangan, titik pemesanan ulang, dan statistik lainnya yang relevan
dengan pengendalian persediaan, sulit untuk dihasilkan dengan sistem manual.
C. Produksi Tepat Waktu (JIT)
Produksi just in time (JIT) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan
sistem produksi yang komponen diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu proses
operasi. Sistem JIT berbeda dari sistem produksi konvensional di mana barang dalam
proses, bahan baku, dan barang jadi diminimumkan atau secara total dikurangi. Konsep
JIT. Persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi ditunjukkan dalam
bentuk garis putus-putus untuk mengindikasi terjadinya pengurangan dalam. produksi
JIT. Istilah minimun inventory production system (MIPS), material as needed (MAN),
dan zero inventory production system (ZIPS) juga menjelaskan konsep minimalisasi
persediaan.
Pesediaan dipakai sebagai penyangga pada operasi yang berbeda. Persediaan
dikurangi dengan analisis operasi secara hati-hati untuk menghasilkan tingkat produksi
yang konstan yang akan menyeimbangkan input dan output pada berbagai tahap
produksi. Produksi JIT juga menekankan pada pengendalian kualitas. Karena persediaan
diminimalkan, produksi yang salah akan segera diperbaiki jika aliran produksi yang
konstan berlangsung terus menerus.
Keuntungan finansial dari produksi JIT berasal dari berkurangnya level. persediaan.
Investasi total perusahaan pada persediaan juga menjadi berkurang. Biaya seperti
penanganan dan penyimpanan bahan, keusangan, luas tempat penyimpanan. dan beban
keuangan pada biaya persediaan total, dapat dikurangi, bahkan signifikan. Keuntungan
lain termasuk biaya tenaga kerja operasi yang turun yang dirancang ulang untuk arus
produksi yang konstan, diskon kuantitas dari pemasok yang akan menerima kontrak
jangka panjang, dan meningkatnya penekanan pada kualitas produksi dan pengurangan
pada hiaya sisa bahan.
Aplikasi Akuntansi Kekayaan
Elemen penting dari pengendalian internal yang efektif adalah pemrosesan yang
akurat dan tepat waktu dari informasi yang berhubungan dengan aktiva tetap dan
investasi. Pemrosesan seperti ini dikerjakan dengan menggunakan aplikasi akuntansi
khusus yang disediakan untuk akuntansi, operasional, dan kebutuhan informasi
manajemen.
Aktiva Tetap
Ada empat tujuan dari aplikasi aktiva tetap dan investasi:
• Untuk mengelola pencatatan yang benar yang mengidentifikasikan aset dengan
deskripsi, biaya, dan lokasi fisik.
• Untuk depresiasi yang benar dan atau perhitungan amortisasi untuk tujuan buku
dan pajak.
• Untuk evaluasi ulang asuransi dan tujuan biaya penggantian.
• Menyediakan laporan bagi pihak manjemen untuk merencanakum dan
mengendalikan item aset individual.
Investasi
Investasi, seperti aktiva tetap, memerlukan pencatatan terpisah, khususnya register
investasi yang digunakan sebagai pengendalian akuntansi. Register investasi berisi semua
informasi yang relevan, seperti nomor sertifikat dan nilai buku sekuritas untuk
memudahkan identifikasi dan pengendalian. Semua transaksi investasi seyogyanya
diotorisasi dan didokumentasikan. Pengendalian umum yang biasanya dilakukan untuk
penanganan fisik sekuritas investasi dilakukan oleh dua orang satu orang mengamankan
kotak deposit dan lainnya memasukkan deposit.

6.2 Sistem Pemanufakturan Respon-Cepat


Sistem pemanufakturan terintegrasi-komputer (CIM) mengintegrasi sistem
pemanufakturan fisik dan sistem perencaaan sumber daya pemanufakturan (MRP II).
Sistem pemanufakturan respon-cepat adalah sistem CIM yang pemanufakturan fisik dan
MRP II terintegrasi dengan teknologi yang lebih maju. Teknologi integrasi tingkat lanjut
meliputi electronic data interchange (EDI), identifikasi otomatis, dan proses terdistribusi.
a. Komponen Sistem Pemanufakturan Respon-Cepat
Sistem Pemanufakturan Fisik
Ada dua subsistem yang secara langsung mendukung sistem pemanufakturan
fisik, yaitu computer aided design and drafting (CADD) dan sistem computer-aided
manufacturing (CAM)
Computer-Aided Design and Drafting (CADD)
CADD menggunakan perangkat lunak komputer untuk melakukan fungsi
rekayasa dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas design engineer. Sistem
CADD juga memungkinkan otomatisisasi terhadap tugas-tugas desain repetitif
sehingga produktivitas meningkat dan akurat. CADD stations terdiri dari sebuah
monitor dengan kemampuan grafis, light pen atau mouse untuk menempatkan garis atau
detail lainnya pada layar, dan sebuah plotter atau printer untuk mencetak.
Sistem CADD memberikan beberapa tipe fungsi dukungan yang berbeda. Solid
modelling adalah gambaran matematika dari bagian objek solid dalam memori
komputer. Berbagai bagian/komponen model dapat digunakan untuk memprediksi
produk akhir, seperti berat, stabilitas, atau model kelembaman. Analisis elemen hingga
adalah metode matematika yang digunakan untuk menentukan karakteristik mekanik,
seperti tegangan dari struktur di bawah beban.
Pemanufakturan dengan Bantuan Komputer (CAM)
Sistem CAM meliputi perangkat lunak untuk mendefinisikan proses
pemanufakturan, alat untuk memperbaiki produktivitas proses, sistem pendukung
pengambilan keputusan untuk membantu pengendalian proses shop-floor seperti
robotik, programmable logic controller (PLC) dan machine vision system. Alat-alat ini
lebih dikenal dengan sebutan peranti cerdas (intelligent tools). Robot industri adalah
alat yang dirancang untuk memindahkan material, suku cadang, alat atau alat khusus
dengan menggunakan variabel gerakan yang diprogram untuk berbagai macam tugas
yang dilakukan.
Banyak CAM menggunakan pengendalian proses statistik. Pengendalian proses
statistik digunakan untuk menentukan apakah proses pemanufakturan masih dalam
pengendalian. Beberapa sistem CAM, disebut sistem pemanufakturan fleksibel (FMS),
digabungkan dengan proses produksi yang dapat diprogram yang dapat dikonfigurasi
secara cepat untuk menghasilkan tipe produk yang berbeda.
Sistem Perencanaan Sumber Daya Pemanufakturan (MRP II)
Sistem Perencanaan Sumber Daya Pemanufakturan (MRP II) terdiri dari sistem
perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP) dan sistem berkaitan dengan penjualan,
penagihan, dan pembelian. Sistem MRP merupakan sistem yang utama dari sistem
MRP II. Sistem MRP menggunakan kemampuan komputasi dari komputer untuk
memproses sejumlah besar data yang diperlukan untuk perencanaan dan penjadwalan
kebutuhan penggunaan bahan baku. Sistem MRP mengintegrasikan empat subsistem:
perencanaan produksi, penjadwalan produksi, akuntansi biaya, dan pelaporan.
Teknologi Integrasi Tingkat Lanjut
Fleksibillitas dan kecepatan respon sistem pemanufakturan sangat tergantung
pada tingkat integrasi komponen-komponen yang terkait. Identifikasi otomatis
meningkatkan integrasi karena produk dan material yang diberi tagging/tanda elektroni
secara efektif membuat mereka dapat dibaca oleh mesin dan karena itu menjadi bagian
fisik dari sistem informasi organisasi yang berbasis komputer.’
Identifikasi Otomatis
Identifikasi otomatis terhadap berbagai aktifitas produksi merupakan hal yang
penting untuk otomatisasi pabrik; jadi mesin yang dapat membaca barcode dan
teknologi scanner merupakan elemen yang sangat diperlukan. Barcode yang biasanya
digunakan pada barang-barang pabrik, memungkinkan komputer atau robot untuk
mengidentifikasi bahan baku, informasi proses, dan memulai prosedur apapun yang
diperlukan. Perusahaan pemanufakturan dapat memperoleh keuntungan dengan
menggunakan sistem barcode UPC (Uniform Product Code) standar. Pengkodean UPC
merupakan pengkodean berbasis pemasok yang dapat diaplikasikan untuk semua titik.
b. Pemrosesan Transaksi Pada Sistem Pemanufakturan Respon-Cepat
Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi meliputi penentuan produk mana yang diproduksi dan
penjadwalan produksi agar penggunaan sumber daya produksi menjadi optimal.
Penentuan produk mana yang diproduksi memerlukan integrasi antara permintaan
produk dan kebutuhan produksi dan sumber daya produksi yang tersedia di perusahaan.
Implementasi Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi master diproses untuk status produksi, daftar material,
dan file operasi master. Proses ini menghasilkan file pesanan produksi, permintaan
material, dan routing dan juga memperbarui file status produksi.
File status produksi berisi data akuntansi dan data operasional yang ada dalam status
pesanan produksi. File ini mengintegrasikan data pesanan produksi yang berkaitan
dengan tahap penyelesaian proyek; file status produksi merupakan input utama untuk
aplikasi penjadwalan akuntansi biaya.
Penjadwalan Produksi
Data RTG berisi status produksi yang dikumpulkan pada departemen pabrik
sebagai proses kerja. Data RTG yang diterima dari pabrik digunakan utnuk
memperbarui file status produksi. Data RTG diposting ke record pesanan produksi yang
terkait di dalam file status produksi. Output dari operasi ini meliputi laporan ringkas,
file status produksi yang diperbarui, dan file beban produksi yang berisi kebutuhan
produksi yang berkaitan dengan pesanan produksi yang belum selesai.
Akuntansi Biaya
Hal utama dariaplikasi akuntansi biaya adalah memperbarui file status produksi
(barang dalam proses). Data permintaan material dan data RTG merupakan input untuk
membuat input untuk membuat file data produksi. File transaksi ini diproses oleh
program aplikasi akuntansi biaya, bersama dengan file status produksi. Output dari
program akuntansi biaya meliputi item sebagai berikut:
1. File status produksi yang telah diperbarui,
2. File pesanan produksi yang telah selesai,
3. File penggunaan sumber daya,
4. Laporan ringkas

File status produksi yang telah diperbarui berisi informasi terbaru tentang status
semua pesanan produksi yang belum selesai. Laporan ringkas meliputi batch dan
informasi pengendalian aplikasi, juga data entri-jurnal ringkas dengan debit barang
dalam proses untuk material standar, tenaga kerja, dan biaya overhead; bagian kredit
gudang, gaji yang dibebankan, dan overhead yang dibebankan; dan bagian debit atau
kredit rekening perbedaan yang diperlukan.

Pelaporan

File pesanan produksi yang telah selesai digunakan untuk memperbarui file
persediaan barang jadi. Output proses ini meliputi file persediaan barang jadi yang telah
diperbarui, laporan status persediaan barang jadi, ringkasan biaya pesanan produksi
yang telah selesai, dan laporan ringkas.

Biaya Berbasis-Aktivitas

Teknik akuntansi biaya tradisional tidak mencukupi lagi dalam lingkungan CIM.
Tiga elemen utama dimasukkan dalam biaya produk pemanufakturan, yaitu bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Selain mencakup bahan baku tidak
langsung dan tenaga kerja tidak langsung, overhead juga mencakup: sewa pabrik,
depresiasi, pemanas, listrik, asuransi, dll

CIM Mengubah Pola Perilaku-Biaya

Istilah overhead dibebankan (applied overhead) menjelaskan teknik akuntansi


biaya yang sudah dikenal dimana beban overhead pada sebuah produk dihitung dengan
menggunakan tarif aplikasi overhead yang telah ditetapkan sebelumnya. CIM secara
signifikan mengubah pola perilaku-biaya perusahaan pemanufakturan sebagai akibat
dari substitusi modal peralatan untuk tenaga kerja langsung. Tenaga kerja langsung
dikurangi, dan digantikan dengan mesin-mesin yang dikendalikan dengan komputer.
Maka, biaya overhead akan meningkat dan biaya tenaga kerja langsung akan menurun.
MRP II versus MRP

Modul daftar material digunakan untuk mengkomunikasikan struktur suatu


produk, seperti dalam MRP. Perluasan pemrosesan daftar material dalam MRP II dapat
mencakup pemeliharaan gambaran rancang produk dari sistem CADD. Pada MRP,
modul file routing menunjukkan urutan operasi yang diperlukan untuk menghasilkan
komponen atau perakitan. Perluasan dari pemrosesan file routing pada MRP II meliputi
informasi yang lebih luas mengenai data kapasitas pusat kerja, data alat pemeliharaan
mesin, dan data pengendalian pemeliharaan mesin numerikal dari sistem CADD.

Implementasi JIT dalam Lingkungan MRP II/CIM

Lingkungan pemanufakturan JIT adalah lingkungan dengan arus kontinu atau terus
menerus. Dalam lingkungan JIT, produk dibuat di bawah konsep “pull”. Produksi hanya
terjadi ketika diperlukan untuk memenuhi pesanan pelanggan. Sebaiknya, pada
lingkungan batch, tidak ada penjadwalan dalam lingkungan JIT. Pesanan pelanggan
“pull” produk dari lini produksi; sebagai dampaknya, permintaan akan menyebabkan
jadwal produksi. Tipe operasi ini memerlukan setup secara cepat, produksi berkualitas
tinggi, yang secara berkelanjutan mengurangi aktivitas yang tidak berguna dan
memperbaiki arus persediaan.
c. Pertimbangan Pengendalian Internal Khusus
Sistem informasi respon-cepat, sama seperti sistem komputer yang lain,
meningkatkan masalah pengendalian internal tertentu. Transaksi dapat dilakukan
tanpa persetujuan atau intervensi manusia, yang berarti mengurangi pengendalian
konvensional berkaitan dengan pemisahan tugas dalam transaksi. Oleh karena itu,
pertimbangan utama adalah memastikan bahwa pengendalian atau yang sejenisnya
merupakan bagian integral dari sistem pemanufakturan respon-cepat. Pemrosesan
komputer secara umum dan EDI akan mengurangi dokumen kertas yang berorientasi
pada manusia. Akan tetapi, masalah validasi dan keaslian harus dihadapi dalam
operasi dengan menggunakan sistem pemrosesan tanpa kertas, baik dalam sebuah
perusahaan (misal, pesanan produksi elektronik) maupun dalam pertukaran dengan
mitra bisnisnya (EDI dan EFT).
Kuis

1. Pada sistem aplikasi pengendalian produksi, dokumen manakah dibawah ini yang akan
digunakan untuk mengeluarkan bahan baku dari departemen produksi?
a. Pesanan produksi
b. Kartu catatan pekerjaan
c. Ayat jurnal
d. Permintaan material
Jawab : D

2. Pada sistem aplikasi pengendalian produksi, departemen manakah di bawah ini yang
akan mererima tembusan pesanan produksi?
a. pengendalian persediaan
b. akuntansi biaya
c. pembelian
d. buku besar
Jawab : B

3. Pada sistem aplikasi pengendalian produksi, dokumen manakah di bawah ini yang akan
diga nakan oleh departemen produksi untuk membuat suatu produksi?
a. pesanan produksi
b. kartu pencatat pekerjaan
c. permintaan material
d. Ayat jurnal
Jawab : A

4. Manakah karakteristik yang berkaitan dengan produksi just-in-time (JIT)?


a. Suku cadang dihasilkan hanya ketika dibutuhkan dalam suatu operasi
b. Tingkat produksi dengan arus konstan
c. Baik a maupun b
d. Bukan a atau b
Jawab : C

5. Mana dari istilah berikut ini yang berarti membatasi timbulnya suatu transaksi atau
kinerja aktivitas pada individu tertentu?
a. Otorisasi
b. Persetujuan
c. Fidelity bond
d. Jejak audit
Jawab : A
6. Manakah yang termasuk elemen teknologi CADD?
a. model solid
b. pengendalian proses statistik
c. baik a maupun b
d. bukan a atau b
Jawab : C

7. ( ) merupakan integrasi dari sistem pemanufakturan fisik dan sistem perencanaan


sumber daya pemanufakturan (MRP II),
a. MRP
b. AIT
c. CIM
d. RTG
Jawab : A

8. Pada sistem perencanaan produksi, file status produksi akan menjadi input untuk siapa?
a. program perencanaan produksi
b. program update persediaan
c. a dan b
d. bukan a atau b
Jawab : A

9. Pada sistem perencanaan produksi, file operasi master akan menjadi input untuk siapa?
a. program akuntansi biaya
b. program update persediaan
c. a dan b
d. bukan a atau b
Jawab : D

10. Pemicu biaya dalam penentuan biaya berdasar aktivitas dapat diidentifikasi dengan (
).
a. solids modeling
b. analisis elemen hingga
c. regresi secara statistik
d. pengendalian proses secara statistik
Jawab : C
DAFTAR PUSTAKA

George H. Bodnar. William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9. Penerbit
Andi, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai