Anda di halaman 1dari 15

AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PABRIKASI

Pengendalian internal terdiri atas empat kátegori aktivitas:

(1) pemisahan tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi.

(2) pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat.

(3) pengendalian fisik.

(4) penelaahan kinerja dan akuntabilitas.

DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM


Beberapa dokumen, catatan, dan file komputer yang lazim digunakan dalam
memproses transaksi pabrikasi:

1. Perintah produksi (production order). Formulir yang menunjukkan kuantitas


dan jenis barang yang akan dibuat. Suatu perintah produksi mungkin
berkaitan dengan suatu pesanan atau proses yang berkelanjutan.
2. Laporan kebutuhan bahan (material requirement report). Berisi daftar
bahan baku dan komponen yang. diperlukan untuk memenuhi perintah
produksi.
3. Slip pengeluaran bahan (materials issue slip). Otorisasi tertulis dari
departemen produksi kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan
bahan untuk digunakan berdasarkan perintah produksi yang sudah
disetujui.
4. Tiket waktu (time ticket). Catatan waktu kerja seorang karyawan atas
pekerjaan tertentu.
5. Tiket perpindahan (move ticket). Pemberitahuan yang mengotorisasi
perpindahan fisik barang dalam proses di antara departemen produksi, dan
di antara barang dalam proses serta barang jadi.
6. Laporan aktivitas produksi harian (daily production activity report). Laporan
yang memperlihatkan bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan selama
hari itu.
7. Laporan produksi yang sudah selesai (completed production report).
Laporan yang menunjukkan bahwa pekeijaan atas sebuah perintah produksi
sudah diselesaikan.
8. Buku besar pembantu atau file induk persediaan (catatan persediaan
perpetual). Catatan yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi. Catatan mi berisi informasi tentang
unit dan biaya yang ditambahkan ke dan dikurangkan dari masing-masing
akun persediaan, serta unit yang ada di tangan dan biaya terkait yang
membentuk saldo persediaan pada suatu titik waktu.
9. File induk biaya standar (standard cost master file). File computer yang
berisi biaya-biaya standar.
10. File induk persediaan bahan baku (raw materials inventory master file). File
komputer yang berisi kuantitas persediaan bahan baku yang ada di tangan.
11. File induk persediaan barang dalam proses (work-in-process inventory
master file). File komputer yang memuat jumlah biaya actual barang dalam
proses. File ini digunakan untuk menyusun laporan produksi harian.
12. File induk persediaan barang jadi (finished goods inventory master file). File
komputer yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi. File ini dapat
digunakan sebagai persediaan perpetual untuk barang jadi.

FUNGSI-FUNGSI DAN PENGENDALIAN TERKAIT


Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan
melibatkan fungsi-fungsi pabrikasi berikut ini:

1. Memulai produksi:
- Merencanakan dan mengendalikan produksi.
- Mengeluarkan bahan baku.
2. Memindahkan barang:
- Memproses barang dalam produksi.
- Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi.
- Melindungi persediaan.
3. Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan:
- Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi.
- Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan.

MEMULAI PRODUKSI
MERENCANAKAN DAN MENGENDALIN PRODUKSI

Otorisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan pengendalian


produksi berdasarkan pesanan yang diterima dan pelanggan atau analisis
peramalan penjualan serta kebutuhan persediaan. Pendokumentasian otorisasi
ini dilakukan dengan menerbitkan perintah produksi bernomor urut. Teknologi
informasi, atau cara lain, harus digunakan untuk mempertanggungjawabkan
seluruh perintah produksi yang dikeluarkan dan pencatatan akhirnya tentang
biaya pabrikasi. Sebuah laporan kebutuhan bahan juga disiapkan yang
menunjukkan bahan dan komponen yang diperlukan serta yang ada di tangan.
Apabila pesanan harus dilakukan kepada pemasok, maka salinan laporan ini
akan dikirimkan ke bagian pembelian.

Departemen perencanaan dan pengendalian produksi juga bertanggumg


jawab, untuk memantau penggunaan bahan dan tenaga kerja, serta memantau
kemajuan, perintah produksi sampai diselesaikan dan dipindahkan ke barang
jadi. Penelaahan atas laporan aktivitas produksi harian dan laporan produksi
yang sudah selesai sangat penting dalam memenuhi tanggung jawab ini.
MENGELUARKAN BAHAN BAKU

Gudang akan menyerahkan bahan baku ke bagian produksi setelah menerima


slip pengeluaran bahan (atau permintaan) yang dibuat oleh departemen
produksi. Slip itu menunjukkan kuantitas dan jenis bahan yang diminta serta
nomor perintah produksi yang harus dibebani. Setiap slip harus ditandatangani
oleh penyelia atau pekerja produksi yang berwenang. Teknologi informasi, atau
cara lain, harus digunakan untuk mencocokkan slip pengeluaran bahan dengan
perintah produksi dan pencatatan akhimya tentang biaya pabrikasi. Sebuah
ikhtisar harian mengenai penggunaan bahan biasanya disiapkan sebagai salah
satu komponen laporan aktivitas produksi harian yang digunakan dalam
perencanaan dan pengendalian produksi.

PERPINDAHAN BARANG
MEMROSES BARANG DALAM PRODUKSI

Tenaga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah produksi tertentu


dicatat dalam tiket waktu; fungsi pencatatan waktu ini juga bisa dilakukan
dengan mengharuskan karyawan memasukkan tanda pengenal mereka ke
dalam terminal komputer, kemudian mengetikkan nomor perintah produksi
setiap kali mereka memulai atau berhenti mengei~akan suatu pesanan. Dalam
kedua cara itu, suatu ikhtisar harian mengenai penggunaan tenaga kerja
biasanya disiapkan dan data catatan waktu sebagai komponen laporan aktivitas
produksi harian.

Ketika pekerjaan atas suatu perintah produksi sudah selesai dalam satu
departemen dan barangnya sudah lulus inspeksi, maka pemindahan barang itu
ke departemen berikutnya akan diotorisasi dengan sebuah tiket perpindahan
yang hams ditandatangani oleh departemen yang menerima barang itu.
Teknologi informasi, atau cara lain, hams mencocokkan tiket waktu dan tiket
perpindahan dengan pencatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi.

MEMINDAHKAN PEKERJAAN YANG SUDAH SELESAI KE BARANG JADI Apabila


pembuatan suatu pesanan sudah selesai dan barangnya sudah lulus inspeksi
akhir, maka disusuñlah sebuah laporan produksi yang sudah selesai. Barang itu
kemudian dikirimkan ke gudang barang jadi, yang menerima tanggung jawab
atas barang itu dengan menandatangani tiket perpindahan akhir.

MELINDUNGI PERSEDIAAN
Persediaan pabrikasi sangat rentan terhadap pencurian dan kerusakan.
Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang terkunci
dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi oto

risasi merupakan hal yang penting dalam melindungi aktiva ini. Proteksi
terhadap barang dalam proses dapat dilakukan dengan mengawasi daerah
produksi oleh penyelia dan petugas keamanan pabrik, pemberian label pada
barang, dan penggunaan tiket perpindahan bernomor unit untuk mengendalikan
perpindahan barang dalam proses di sekitar pabrik.

MENCATAT TRANSAKSI PEBRIKASI DAN PERSEDIAAN


MENENTUKAN DAN MENCATAT BIAYA PABRIKASI

Fungsi ini menyangkut hal-hal berikut ini:

1. Membebankan bahan langsung dan tenaga kerja langsung ke barang dalam


proses.

2. Mengenakan overhead pabrikasi ke barang dalam proses.

3. Memindahkan biaya di antara departemen produksi (menurut system biaya


proses).

4. Memindahkan biaya produksi yang sudah selesai ke barang jadi.

Biaya pabrikasi dapat dikenakan pada barang dalam proses ber- dasarkan biaya
aktual atau biaya standar. Apabila biaya standar yang digunakan, maka biaya
standar itu hams disetujui oleh manajemen, dan hams ada pelaporan varians
yang tepat waktu dan jumlah aktual atau yang dianggarkan untuk diselidiki dan
ditindakianjuti sebagai bagian dan penelaahan kineija periodik oleh manajemen.
Pengendalian tambahan terhadap pencatatan biaya pabrikasi meliputi :

1. Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk pengalokasian


biaya pabrikasi ke barang dalam proses dengan data mengenai
penggunaan bahan dan tenaga kerja dalam laporan aktivitas produksi
harian.

2. Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk transfer barang


dalam proses ke barang jadi dengan data yang ada dalam laporan produksi
yang sudah selesai.

MEMPERTAHANKAN KEBENARAN SALSO-SALDO PERSEDIAAN


Mempertahankan kebenaran saldo-saldo persediaan melibatkan tiga aktivitas.
Pertama, harus dilakukan perhitungan periodik yang independen terhadap
persediaan yang ada di tangan dan membandingan dengan kuantitas yang
tercatat menurut catatan persediaan perpetual. Pembandingan ini dapat
mengungkapkan kuantitas yang dicatat tetapi sudah tidak ada lagi, catatan
kuantitas di tangan yang tidak lengkap, atau jenis-jenis persediaan yang salah
diklasifikasikan dalam catatan. Akan tetapi, aktivitas ini dapat dilakukan sekali
setahun dalam kaitannya dengan audit tahunan, di mana pengendalian yang
kuat akan menyebabkan dilakukannya perhitungan persediaan dalam siklus
yang lebih sering sepanjang tahun.

Kedua, harus dilakukan pengecekan periodik yang independen terhadap


kesesuaian antara jumlah dolar yang tercatat dalam file induk persediaan bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi dengan masing-masing akun
pengendali buku besar umum. Ketiga, melalui inspeksi periodic terhadap kondisi
persediaan dan penelaahan manajemen atas laporan aktivitas persediaan,
penyesuaian untuk menurunkan nilai tercatat persediaan ke nilai pasar harus
dilakukan bila diperlukan.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PERSEDIAAN


Audit atas saldo persediaan memerlukan perencanaan yang cermat dan
investasi waktu, biya dan upaya audit yang sangat substansial.

Penilaian risiko pengendalian yang relevan bervariasi menurut kelompok


transaksi yang mempengaruhi akun persediaan tertentu seperti berikut ini :

Kelompok Transaksi Yang

Akun Persediaan Memperbesar Akun Memperkecil Akun

Persediaan barang Pembelian Penjualan


dagangan

Bahan baku Pembelian Transaksi pabrikasi


yang mentransfer biaya
bahan ke produksi

Barang Dalam Proses Transaksi pabrikasi Transaksi pabrikasi


yang mentransfer biaya yang mentransfer biaya
bahan, tenaga kerja, dari akun ini ke akun
dan overhead dalam barang dalam proses
proses lainnya atu barang jadi lainnya

Barang jadi Transaksi pabrikasi Penjualan


yang mentransfer biaya
produksi yang sudah
selesai ke barang jadi
PENGUJIAN SUBSTENTIF YANG MEMUNGKINKAN DILAKUKAN
TERHADAP ASERSI-ASERSI SALSO PERSEDIAAN
Kategori Pengujian Substantif Tujuan Audit Saldo Akun

EO C3 RO3 VA# PD#


3

Prosedur 1. Memperoleh √2
Awal pemahaman mengenai
bisnis dan industri dan
menentukan:

a. Signifikansi harga pokok


penjualan dan persediaan
bagi entitas.

b. Penggerak ekonomi
utama yang mempengaruhi
harga pokok penjualan,
marjin kotor, dan
kemungkinan keusangan
persediaan entitas.

c. Sejauh mana klien


memiliki persediaan
konsinyasi (masuk atau
keluar).

d. Eksistensi komitmen
pembelian dan konsentrasi
aktivitas dengan pemasok.

2. Melakukan prosedur awal


atas saldo dan catatan
persediaan yang akan diuji
lebih lanjut.
a. Menelusuri saldo awal
persediaan ke kertas kerja
tahun sebelumnya.

b. Menelaah aktivitas dalam


akun persediaan dan
menyelidiki ayat jurnal yang
tampak tidak biasa
menyangkut jumlah atau
sumbernya.

c. Memverifikasi total
catatan perpetual dan
skedul persediaan lainnya
serta kesesuaiannya dengan
saldo akhir buku besar
umum.

Prosedur 3. Melakukan prosedur √2, √2, √2,


Analisis analitis. 3 3 3

a. Menelaah pengalaman
dan kecenderungan industri.

b. Memeriksa analisis
perputaran persediaan.

c. Menelaah hubungan saldo


persediaan dengan aktivitas
pembelian, produksi, dan
penjualan terakhir.

d. Membandingkan saldo
persediaan dengan volume
penjualan yang diantisipasi.

Pengujian 4. Atas dasar pengujian, √2, √2, √ √2,


Rincian memvouching ayat jurnal 3 3 3
Transaksi dalam akun persediaan ke
dokumentasi pendukungnya
(misalnya, faktur penjual,
catatan biaya pabrikasi,
laporan produksi yang
sudah selesai, serta catatan
penjualan dan retur
penjualan).

5. Atas dasar pengujian, √2, √2, √2,


menelusurj data dan 3 3 3
catatan pembelian,
pabrikasi, produksi yang

sudah selesai, dan
penjualan ke akun
persediaan. √2, √2,
3 3

6. Pengujian pisah-batas
retur pembelian dan
penjualan (penerimaan),
perpindahan barang melalui
departemen pabrikasi
(routing), dan penjualan
(pengiriman).

Pengujian 7. Mengamati √2 √2 √2
penghitungan fisik
Rincian Saldo persediaan yang dilakukan
klien.

a. Memutuskan waktu dan


luas pengujian.

b. Mengevaluasi kelayakan
rencana perhitungan
persediaan klien.

c. Mengamati kecermatan
perhitungan klien dan
melakukan pengujian
perhitungan.
d. Mencari indikasi √2 √2 √2
adanya persediaan yang
bergerak lambat, rusak,
atau usang.

e.
Mempertanggungjawabkan
semua label persediaan dan
lembar perbitungan yang
digunakan dalam
perhitungan fisik.

8. Menguji akurasi klerikal


daftar persediaan.

a. Menghitung kembali total


dan perkalian kuantitas √2
dengan harga per unit.

b. Menelusuri pengujian
perhitungan (dan butir 6c)
ke daftar.

c. Memvouching persediaan
dalam daftar ke label
persediaan dan lembar √2 √2 √ √2
perhitungan.


d. Merekonsiiasi
perhitungan fisik dengan
catatan perpetual dan saldo
buku besar umum serta
menelaah ayat jurnal
penyesuaian.

9. Menguji penetapan harga


persediaan.

a. Memeriksa faktur penjual


yang sudah dibayar untuk
persediaan yang dibeli.

b. Memeniksa ketepatan
tarif tenaga kerja langsung
dan overhead, biaya
standar, .serta

disposisi varians yang


berhubungan dengan
persediaan yang diproduksi.

10. Mengkonfirmasi
persediaan pada lokasi di
luar

entitas.

11. Memeriksa perjanjian


dan kontrak konsinyasi.

Pengujian 12. Mengevaluasi nilai √2


dan realisasi bersih persediaan:
pengungkap
an
a. Memeriksa faktur
penjualan setelah akhir
tahun dan melakukan
pengujian nilai terendah
antara harga pokok dan
harga pasar.

b. Membandingkan
persediaan dengan katalog

penjualan dan laporan


penjualan tahun berjalan
entitas.
c. Mengajukan pertanyaan
tentang persediaan yang
bergerak lambat, berlebih,
atau usang dan menentukan
penlunya melakukan
penurunan nilai persediaan.

d. Mengevaluasi proses
manajemen untuk
mengestimasi nilai realisasi
bersih persediaan dengan
menggunakan pengalaman
sebelumnya.

e. Mengevaluasi nilai
realisasi bersih persediaan
berdasarkan informasi
tentang:

• Kecenderungan industri.

• Kecenderungan
perputaran persediaan.

• Persediaan tertentu yang


bergerak lambat.

Prosedur yang Observasi atas perhitungan


diwajibkan persediaan fisik yang
dilakukan seperti pada
Langkah 7 di atas. √

13. Membandingkan 2,3,


Penyajian dan penyajian dalam laporan 4
pengungkapan dengan GAAP.
a. Mengkonfirmasi peranjian
penjaminan dan
pengagunan persediaan.

b. Menelaah penyajian dan


pengungkapan persediaan
dalam konsep laporan
keuangan dan menentukan
kesesuaiannya dengan
GAAP.

PROSEDUR ANALITIS
Penelaahan atas pengalaman dan kecenderungan industri merupakan hal yang
sangat penting ketika mengembangkan ekspektasi yang akan digunakan dalam
mengevaluasi data analitis bagi klien. Review atas hubungan antara saldo
persediaan dengan aktivitas pembelian-produksi, dan penjualan terakhir juga
akan membantu auditor memahami perubahan-perubahan dalam tingkat
persediaan. Misalnya, kenaikan tingkat persediaan barang jadi yang dilaporkan
sementara tingkat pembe1ian, produksi, dan penjualan tetap stabil dapat
mengindikasikan terjadinya salah saji yang berkaitan dengan eksistensi
keberadaan atau penilaian persediaan barang jadi. Selain menghitung rasio
perputaran persediaan secara keseluruhan untuk setiap akun persediaan, kita
juga dapat menghitung rasio data yang tidak digabungkan, seperti menurut lini
produk.

PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung (vouching)
dan penelusuran untuk mendapatkan bukti tentang pemprosesan setiap
transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan. Perhatian khusus harus
diberikan pada penentuan ketepatan pisah batas transaksi persediaan pada
akhir periode akuntansi

Pengujian Ayat Jurnal atas Akun Persediaan

Sebagian atau semua jenis pengujian mi dapat dilakukan sebagai bagian dan
pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim. Contoh
vouching ayat jurnal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup
pemeriksaan dokumen pendukung :

1. Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atau bahan baku ke
faktur penjual, laporan penerimaan1 dan pesanan pembelian.
2. Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barang jadi
ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
3. Ayat jurnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke
dokumen dan catatan penjualan.
4. Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
PENGUJIAN PISAH BATAS TRANSAKSI PEMBELIAN, PABRIKASI
DAN PENJUALAN
Dalam sebuah perusahaan pabrikasi, juga harus dipastikan bahwa ayat jurnal
telah dicatat dalam periode yang tepat untuk transfer biaya barang yang
bergerak di antara (1) gudang dan departemen produksi, (2) departemen
produksi yang satu dan yang Iainnya, atau (3) departemen produksi dan barang
jadi. Dalam setiap kasus, auditor hams memastikan melalui inspeksi dokumen
dan observasi fisik bahwa pisah-batas pekerjaan administrasi dan pisah-batas
fisik atas perhitungan persediaan telah dikoordinasikan.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Dalam melakukan prosedur auditing ini, klien memikul tanggung jawab untuk
menghitung persediaan. SAS 1 (AU 331.09), Piutang dan Persediaan,
menyatakan bahwa dan pengujian substantif ini, auditor akan memperoleh
pengetahuan langsung mengenai efektivitas perhitungan persediaan Mien serta
tingkat keandalan yang dapat diberikan atas asersi manajemen sehubungan
dengan kuantitas dan kondisi fisik persediaan.

PENETAPAN WAKTU DAN LUAS PENGUJIAN

Penetapan waktu pengamatan persediaan tergantung pada sistem persediaan


yang dianut klien dan efektivitas pertgendalian internal. Dalam sistem
persediaan periodik, kuantitas ditentukan melalui perhitungan fisik, dan semua
perhitungan telah dilakukan pada tanggal tertentu. Tanggal itu harus ditetapkan
pada atau mendekati tanggal neraca, dan auditor biasanya harus hadir pada
penetapan tanggal itu.

Dalam sistem persediaan perpetual dengan pengendalian internal yang


efektif, perhitungan fisik dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan
persediaan pada tanggal interim. Apabila catatan perpetual telah
diselenggarakan dengan baik dan perbandingan dengan perhitungan fisik telah
dilakukan secara periodik oleh klien, maka auditor hams hadir untuk mengamati
sampel representatif dan perhitungan semacam itu.

RENCANA PENGHITUNGAN PERSEDIAAN


Perhitungan persediaan fisik oleh klien biasanya dilakukan sesuai dengan
rencana atau daftar instruksi. Instruksi yang dibuat oleh klien hams mencakup
hal-hal seperti:
1. Nama karyawan yang bertanggung jawab untuk mengawasi perhitungan
persediaan
2. Tanggal perhitungan
3. Lokasi-lokasi yang akan dihitung
4. Instruksi terinci mengenai bagaimana perbitungan akan dilakukan
5. Penggunaan dan pengendalian label persediaan bernomor umt serta
lembar ikhtisar (kompilasi)
6. Ketentuan mengenai penanganan penerimaan, pengiriman, dan
perpindahan barang selama perhitungan jika aktivitas tersebut tidak dapat
dihindarkan
7. Pemisahan atau identifikasi barang yang bukan milik klien

Auditor harus mereview dan mengevaluasi rencana penghitungan persediaan


klien jauh sebelum tanggal perhitungan. Dengan renggang waktu yang cukup,
klien akan mampu menanggapi dengan baik saran-saran modifikasi atas rencana
itu sebelum perhitungan dimulai. Sudah merupakan hal yang biasa bagi auditor
untuk membantu klien dalam merancang suatu rencana penghitungan
persediaan yang akan memudahkan baik perhitungan maupun pengamatan
persediaan. Perencanaan pendahuluan harus dilakukan oleh auditor jika
pengamatan persediaan akan dilakukan secara efisien dan efektif. Seorang
auditor yang berpengalaman biasanya bertanggung jawab untuk (1)
merencanakan prosedur, (2) menentukan kebutuhan tenaga kerja, dan (3)
menugaskan anggota tim audit ke lokasi-lokasi tertentu. Setiap pengamat harus
dilengkapi dengan salinan rencana perhitungan klien dan instruksi tertulis
mengenai tugas yang akan dilakukannya.

MELAKSANAKAN PENGUJIAN

Dalam mengamati perhitungan persediaan, auditor harus:

1. Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan


persediaan.
2. Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label dan tidak ada
barang yang diberi dua label.
3. Menentukan bahwa label persediaan bernomor unit dan lembar kompilasi
telah dikendalikan dengan semestinya.
4. Melakukan beberapa pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas ke
lembar kompilasi.
5. Mewaspadai wadah-wadah yang kosong dan tempat-tempat lowong yang
mungkin ada apabila barang ditumpuk dalam formasi yang rapat.
6. Mewaspadai adanya persediaan barang yang rusak dan using.
7. Menilai kondisi umum persediaan.
8. Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang
digunakan dan memastikan bahwa barang yang diterima selama
perhitungan telah dipisahkan sebagaimana mestinya.
9. Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat
pergerakannya.

Luas pengujian perhitungan yang dilakukan auditor tergantung, sebagian,


pada kecermatan para karyawan klien dalam menghitung persediaan, sifat
dan komposisi persediaan, serta efektivitas pengendalian yang berkaitan
dengan pengamanan fisik persediaan dan penyelenggaraan catatan perpetual.
Biasanya, auditor akan membuat stratifikasi atas barang persediaan dengan
memasukkan barang-barang bernilai dolar tertinggi ke dalam perhitungan dan
mengambil sampel representatif dan barang-barang lainnya. Penelusuran ke
catatan persediaan perpetual juga berguna untuk mengidentifikasi barang-
barang bernilai tinggi dan memilih barang-barang yang akan dijadikan sampel.

Daftar Pustaka

Auditing dan Jasa Assuransce Pendekatan Terintegras (Jilid 2), Alvin A.


Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley,

Anda mungkin juga menyukai