Anda di halaman 1dari 2

SOAL A

1. Jelaskan mengapa audit persediaan sering dianggap sebagai audit yang paling
sulit dan menghabiskan waktu?
2. Sebutkan prosedur audit yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah suatu
jenis persediaan termasuk dalam kategori usang (obsolate) atau slow moving.
3. Dalam audit laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021,
Anda menemukan transaksi berikut mendekati tanggal tutup buku:
a. Barang dagangan senilai Rp1.822.000,00 diterima pada tanggal 3 Januari
2014, dan faktur akuisisi terkait dicatat pada tanggal 5 Januari. Faktur
tersebut menunjukkan bahwa pengiriman telah dilakukan pada tanggal 29
Desember 2013, FOB destination.
b. Persediaan barang dagangan senilai Rp625.000,00 diterima pada tanggal 28
Desember 2021, dan belum ada pencatatan atas transaksi tersebut. Anda
menemukan tulisan "konsinyasi” pada faktur persediaan barang dagangan
tersebut.
c. Sebuah kotak berisi produk senilai Rp816.000,00 berada di ruang
pengiriman ketika perhitungan fisik persediaan dilakukan. Barang tersebut
tidak dimasukkan dalam persediaan karena diberi tanda "Disimpan
menunggu instruksi pengiriman”. Penelusuran yang Anda lakukan
menemukan bahwa pesanan pelanggan itu tertanggal 18 Desember 2013,
tetapi kotak tersebut baru dikirim dan ditagih ke pelanggan pada tanggal 10
Januari 2014.
d. Barang dagangan yang diterima tanggal 6 Januari 2014 senilai
Rp720.000,00 dicantumkan dalam jurnal akuisisi pada tanggal 7 Januari
2014. Faktur tersebut menunjukkan bahwa pengiriman dilakukan menurut
FOB Origin pada tanggal 31 Desember 2013. Karena belum ada di tangan
pada tanggal 31 Desember 2013, barang tersebut tidak dimasukkan dalam
persediaan oleh klien.

Asumsikan bahwa setiap transaksi diatas adalah material. Anda diminta untuk:
a. Sebutkan apakah barang dagangan diatas harus dimasukkan dalam
persediaan klien.
b. Berilah alasan atas jawaban Anda.

Jawab :
4. Mengapa dalam audit persediaan, auditor harus menguji catatan akuntansi biaya
termasuk menguji keakuratannya?

5. Pada neraca tanggal 31 December 2015, PT Merdeka melaporkan persediaan


(inventory) buku tulis sebanyak 2.600 biji dengan nilai Rp5.902.000,00.
Pengujian atas transaksi pembelian buku tulis menunjukkan bahwa pada
tanggal:
 26 January 2016 dibeli buku tulis sebanyak 2.300 biji dengan harga @
Rp2.420,00;
 6 December 2015 dibeli buku tulis sebanyak 1.900 biji dengan harga @
Rp2.280,00; dan
 26 November 2015 dibeli buku tulis sebanyak 2.400 biji dengan harga @
Rp2.070,00.

Diminta:
a. Berapa nilai salah saji persediaan buku tulis per 31 December 2015 apabila
diasumsikan PT Merdeka mengunakan metode pencatatan persediaan FIFO
b. Berapa nilai salah saji persediaan buku tulis per 31 December 2015 apabila
pembelian buku tulis pada tanggal 26 January 2016 adalah sebanyak 2.300
biji dengan harga Rp2.120,00?

Anda mungkin juga menyukai