Murabahah adalah prinsip jual beli selain istisnha dan salam. Secara luas, jual beli dapat diartikan
sebagai pertukaran harta atas dasar saling rela. Menurut (sabiq,2008) jual beli adalah memindahkan
kepemilikan barang dengan ganti yang dapat dibenarkan, pertukaran bisa berupa uang dan barang
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan dengan jelas.
Barang yang diperjualbelikan, termasuk harga pembelian kepada pembeli, kemudian penjual
mensyaratkan atas laba/keuntungan dalam jumlah tertentu.
Dalam murabahah barang yang diperjualbelikan harus ada pada saat akad, sedangkan pembayaran
dapat dilakukan secara tunai atau secara tangguh atau cicilan
Pernyataan PSAK nomor 102 tentang akuntasi murabahah menjelaskan karakteristik Murabahah sebagai
berikut:
Tanpa
Pesanan Mengikat
Berdasarkan Tidak
Pesanan Mengikat
MURABAHAH
TUNAI
Angsuran
Tanggih Sekaligus
Dibelakang
JIka dilihat dari proses pengadaan, maka dibagi menjadi dua yaitu:
1. Tanpa Pesanan
Dalam jenis ini, barang yang akan dijual tidak memperhatikan siapa yang akan membeli, bentuk yang
harus sesuai dengan pembeli, dan ada pembeli atau tidak. Biasanya barang-barang tersebut merupakan
kebutuhan yang mendasar bagi orang-orang
Dalam jenis ini perlu memperhatikan barang yang sesuai dengan keinginan dari pembeli artinya adalah
jual beli dilakukan atas dasar pesanan yang diterima. Jika tidak ada yang memesan, maka tidak ada
pengadaan barang. Hal ini dapat menghindari persediaan barang yang menumpuk dan tidak efisien agar
mengurangi biaya persediaan barang.
1. Tunai, dibayar pada saat barang diterima secara kas atau tunai
2. Pembayaran tangguh atau cicilan, pembayaran yang dilakukan secara berangsur atau
penyicilan dan dapat dibayar sekaligus dibelakang dalam keadaan barang sudah diterima.