Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategi
Dosen:
Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat-Nya dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“Manajemen Strategi”.
Penulis jauh dari kata sempurna dalam pengerjaan makalah ini dikarenakan
keterbatasan waktu dan kemampuan, oleh sebab itu penulis meminta kritik serta
saran yang membangun sehingga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya,
maupun pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Tasikmalaya,
Februari 2023
Tertanda,
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
1) Radical innovation…………………………………………………………………………………………10
2)Incremental innovationns........................................................................................................... 10
ii
iii
3.2.5 Pelaksanaan startegis yang melibatkan teknologi dan juga inovasi ..................................... 24
iii
1
I. PENDAHULUAN
• Diaspora
Sebaran daripada ilmu dan teknologi demikian cepat, yang apabila datang dari
negara berkembang akan dapat menciptakan nilai kepada negara tersebut dengan
memberikan nilai kepada bisnis, hubungan, dan transfer keahlian dari negara
basisnya.
• Advokasi
Dengan tersedianya teknologi maka antara pihak yang berkaitan dapat
memberikan advokasi satu dengan lainnya.
masa depan. Kesadaran akan pentingnya teknologi dan inovasi harus lebih ditekankan
pada manajemen puncak karena apabila manajer puncak mengabaikan masalah ini
maka manajer dibawahnya pun akan mengikutinya. Selain itu manajer puncak tidak
hanya berkewajiban mengembangkan produk baru, namun juga mengembangkan
sistem yang menjamin efektivitas teknologinya agar sesuai dengan benak pelanggan.
E-business
Penggunaan internet dan bentuk lainnya telah memungkinkan kontak bisnis secara
langsung yang dikenal dengan business to business, dan sampai sekarang
diprediksikan akan naik secara nyata.
Diaspora
Sebaran daripada ilmu dan teknologi demikian cepat, yang apabila datang dari negara
berkembang akan dapat menciptakan nilai kepada negara tersebut dengan
memberikan nilai kepada bisnis, hubungan, dan transfer keahlian dari negara
basisnya.
Advokasi
Dengan tersedianya teknologi maka antara pihak yang berkaitan dapat memberikan
advokasi satu dengan lainnya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi bukan saja
berperan untuk kemajuan satu perusahaan, akan tetapi lebih dari itu teknologi
menjadi tumpuan satu bangsa untuk mensejahterakan rakyatnya. Teknologi diyakini
tergantung pada kesejahteraan dan kapasitas dari bangsa itu sendiri.
Salah satu contoh, Trilogi adalah suatu perusahaan yang berhasil
memotivasi karyawannya dengan menggunakan teknologi komputer – pemakaian
internet – sehingga membuka kesempatan bagi karyawan untuk melakukan berbagai
inovasi. Internet disiapkan untuk memberikan pelayanan yang lebih kepada
pelanggan. Dengan penggunaan teknologi perusahaan dapat mempertahankan bahkan
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan sehingga pelanggan tetap terpuaskan.
Bahkan pada perusahaan penerbangan penggunaan Internet menjadi bagian pelayanan
utama. Internet dapat memotong berbagai perantara (disintermediation) yang dapat
menciptakan efisiensi bagi perusahaan, dan lebih dari itu Internet “memanjakan”
pelanggan. Dengan penggunaan Internet dalam reservasi, maka pelanggan juga
menikmati efisiensi yang diciptakan oleh perusahaan. Dan akhirnya, Internet menjadi
9
alat perusahaan untuk memposisikan dirinya terhadap pesaing dalam industri yang
digelutinya.
Oleh karena itu, harus dicatat sejak dini bahwa peran teknologi berkaitan
dengan inovasi yang memungkinkan seluruh jajaran di perusahaan dapat memberikan
pelayanan yang lebih kepada pelanggan. Peran teknologi haruslah diorientasikan
kepada pelayanan, baik terhadap pelanggan internal maupun eksternal. Inovasi dalam
hal ini diartikan sebagai pemanfaatan pengetahuan untuk mentransformasikan proses
produk dan jasa secara komersil, guna memperoleh keuntungan. Terminologi inovasi
yang berasal dari kata novus sesungguhnya berarti memperkenalkan sesuatu yang
baru, sehingga pekerjaan inovasi juga terkait dengan masalah manajemen. Dalam
kaitan ini maka sumber daripada inovasi adalah teknologi, sehingga dua hal ini
berkaitan erat satu dengan lainnya. Walau harus dicatat bahwa teknologi bukanlah
sumber satu-satunya.
Sesuai dengan itu harus dicatat pula bahwa keberadaan teknologi – inovasi
dalam satu perusahaan berada dalam satu pengelolaan. Sehingga pengelolaan yang
baik akan mendorong penggunaan teknologi dan inovasi yang memungkinkan
strategi dapat terlaksana dan tujuan dapat tercapai.
“melakukan inovasi atau mati”. Inovasi bagaimanapun sudah dikenal perannya, akan
tetapi tidak selalu dapat digunakan dengan baik. Ditemui adanya penolakan resistensi
dalam perusahaan.
Resistensi yang muncul utamanya berkaitan dengan dampak yang diterima
perusahaan. Manakala perusahaan akan menerapkan inovasi, maka resistensi pertama
adalah kekuatiran terhadap dampak yang akan diterima, apakah dampaknya nyata
atau tidak.
Kenyataannya ada lima dilema dalam menerapkan inovasi yaitu:
Seeds versus weeds. Setiap perusahaan menghadapi banyak ide tentang pemanfaatan
usulan teknologi. Akan tetapi selalu dihadapkan pada pertanyaan apa manfaat dari
usulan teknologi ini terhadap perusahaan; jenis mana yang akan digunakan atau mana
pula yang akan diabaikan.
Experience versus initiative. Bilamana telah diterima satu usulan, maka persoalan
yang muncul adalah siapa yang akan melaksanakannya. Senior memang
berpengalaman akan tetapi cenderung menghindari resiko. Sementara manajer level
menengah adalah inovatif akan tetapi mau benar sendiri.
Internal versus external staffing. Dalam mengelola usulan teknologi adakalanya
dihadapkan pada pilihan penggunaan karyawan internal ataukah eksternal. Karyawan
internal memang mempunyai kultur dan rasa memiliki yang tinggi kepada
perusahaan, akan tetapi tidak selalu mempunyai kompetensi yang memadai untuk
usulan teknologi yang akan digunakan. Sementara sumberdaya eksternal lebih
mempunyai spirit untuk melaksanakan usulan teknologi.
Building capabilities versus collaborating. Usulan teknologi juga membutuhkan
kapabilitas dan kemahiran yang berbeda, bukan hanya membutuhkan biaya. Apabila
usulan akan dikerjakan bersama (kolaborasi) nantinya akan menimbulkan
ketergantungan kepada orang lain. Dalam hal ini alternatifnya adalah perusahaan
dapat mengembangkan sendiri kemampuan karyawan untuk menerapkan usulan
teknologi.
12
a. Faktor Eksternal
Faktor lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel meliputi peluang dan
ancaman yang ada di luar organisasi. Menurut Pearce dan Robinson (2013: 87) “The
remote environment comprises factors that originate beyond and usually irrespective
of any single firm’s operating situation are economic, social, political, technological,
and ecological factors”. Terdapat empat faktor lingkungan eksternal meliputi
pertimbangan-pertimbangan ekonomi, faktor politik, faktor sosial, dan faktor
teknologi (Siagian, 2008: 65). Dari beberapa faktor eksternal tersebut, salah satu
faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam manajemen strategi
perusahaan yaitu faktor teknologi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang dengan pesat. Berbagai
temuan dan terobosan sudah sedemikian rupa sehingga dapat dikatakan bahwa tidak
ada lagi segi-segi dan proses pengelolaan bisnis yang tidak disentuh oleh teknologi.
Pembuktian kebenaran pandangan tersebut dapat dilakukan dengan menyoroti dua
segi manajemen bisnis, yaitu bidang fungsional dan berbagai proses organisasional.
14
b. Lingkungan Internal
Berbagai pertanyaan dapat diajukan sehubungan dengan kondisi internal
perusahaan:
a. Apakah perusahaan mengembangkan sumberdaya baru untuk menerapkan ide baru.
b. Apakah manajer memperkenankan percobaan terhadap barang dan jasa baru.
c. Apakah perusahaan mentolerir adanya kesalahan.
d. Apakah pelanggan menginginkan sesuatu yang baru atau sesuai dengan kebutuhan
mereka.
e. Apakah mudah membentuk tim proyek.
2.6.2 Perumusan Strategi
Proses yang perlu dilakukan setelah menganalisis lingkungan internal dan
eksternal yaitu merumuskan strategi yang tepat sesuai hasil analisis yang dilakukan.
Kriteria yang paling penting adalah kemampuan strategi yang diusulkan dalam
menangani faktor-faktor strategis spesifik yang dikembangkan sebelumnya melalui
analisis SWOT. Pertimbangan penting lainnya dalam memilih suatu strategi adalah
kemampuan setiap alternatif strategi untuk memenuhi tujuan dengan sumber daya
terkecil dan efek samping paling sedikit. (Eddy Yunus:2016).
2.6.3 Implementasi Strategi
Sampai sejauh ini tidak terdapat rumusan yang bisa diterima secara universal
mengenai istilah implementasi strategi atau eksekusi strategi. Menurut solihin
15
teknologi yang diturunkan dari keinginan pelanggan dengan kebutuhan pasar yang
sesungguhnya. Artinya bagaimanapun perusahaan harus selalu dapat
mengindentifikasi produk baru mana yang dapat menghasilkan pendapatan pada
perusahaan.
Contoh : Ford kurang percaya adanya pasar karena produk tidak muncul. Industri
mobil sangat mempercayai nilai historis bahwa didapat pangsa pasar yang besar
untuk industri mobil. Kami tidak dapat membuktikan bahwa ada pasar untuk minivan
karena tidak ada catatan sejarah untuk produk seperti itu. Di Detroit, sejumlah dana
telah dikeluarkan untuk mengembangkan produk yang telah ada, dan sejumlah dana
telah dikeluarkan dalam survei selera konsumen atas produk yang ada. Dalam 10
tahun terakhir tidak satupun dari ibu rumah tangga yang menanyakan produk
minivan.
Percaya kepada konsumen memang hal yang baik. Adanya customer driven
tentunya mengajarkan perusahaan untuk selalu memasang telinga terhadap kebutuhan
pelanggan. Akan tetapi terlalu mempercayai apa yang dibutuhkan pelanggan
saja,dapat menghambat berkembangnya teknologi yang dibutuhkan oleh perusahaan
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dalam kaitan ini dikenal adanya
technological discontinuity. Ini menunjukkan bahwa kegagalan perusahaan pemimpin
dalam hal mengembangkan teknologi bukan karena mereka tidak menguasai
teknologi akan tetapi karena mereka terlalu mendengar apa yang dibutuhkan
pelanggan mereka atas produk yang telah ada.
baiknya memperkenalkan ke pasar dan berapa lama rentang waktu yang dibutuhkan
untuk tetap menjaga bahwa teknologi tidak dapat ditiru. Kalaupun ditiru sudah
dipersiapkan langkah untuk mengantisipasinya.
c. Sumber Teknologi
Sumber teknologi dapat dibeli maupun dibuat. Dalam mempertimbangkan
apakah teknologi dibeli ataukah dibuat harus dipertimbangkan siklus teknologi yang
akan digunakan. Dalam hal menghadapi technology discontinuity maka perusahaan
dapat mempertimbangkan untuk membeli saja daripada membuatkan.
Membeli teknologi, outsourcing technology dapat dilakukan apabila;
Teknologi berkontribusi rendah terhadap competitive advantage perusahaan.
Pemasok mempunyai teknologi yang tepat.
Teknologi pemasok lebih baik dan lebih murah sehingga mudah untuk diintegrasikan
dengan sistem yang telah ada.
Strategi perusahaan didasarkan kepada sistem rancangan, pemasaran, distribusi, dan
pelayanan tidak kepada manufaktur.
Proses pengembangan teknologi membutuhkan keahlian khusus
Proses pengembangan teknologi membutuhkan orang dan sumberdaya yang baru.
Pemakaian suatu paket teknologi tidak lepas dari pertimbangan bagaimana
dampaknya terhadap produk maupun penerimaan yang diperoleh. Kaitan ini dapat
dilihat pada gambar berikut.
20
IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pada kenyataannya inovasi berkaitan dengan pertimbangan produk dan
proses. Dalam kaitan ini product innovation mengacu pada penciptaan desain produk
dan aplikasi teknologi yang dimaksudkan untuk mengembangkan produk baru.
Inovasi produk berkaitan dengan strategi diferensiasi yang dilakukan oleh perusahaan
baik melalui fitur produk ataupun perluasan produk. Sedangkan inovasi proses
berkaitan dengan perbaikan proses produksi yang efisien. Dengan adanya teknologi
maka perusahaan selalu dapat melakukan perbaikan proses melalui pemanfaatan
material, siklus yang lebih pendek, dan strategi untuk menghadapi permintaan
Inovasi tidak selalu berkaitan dengan hal yang besar. Inovasi diakui menjadi
bagian perusahaan dalam menentukan daya saingnya, sehingga dikenal ungkapan
“melakukan inovasi atau mati”. Inovasi bagaimanapun sudah dikenal perannya, akan
tetapi tidak selalu dapat digunakan dengan baik. Ditemui adanya penolakan resistensi
dalam perusahaan.
Resistensi yang muncul utamanya berkaitan dengan dampak yang diterima
perusahaan. Manakala perusahaan akan menerapkan inovasi, maka resistensi pertama
adalah kekuatiran terhadap dampak yang akan diterima, apakah dampaknya nyata
atau tidak.
Kenyataannya ada lima dilema dalam menerapkan inovasi yaitu:
Seeds versus weeds. Setiap perusahaan menghadapi banyak ide tentang pemanfaatan
usulan teknologi. Akan tetapi selalu dihadapkan pada pertanyaan apa manfaat dari
usulan teknologi ini terhadap perusahaan; jenis mana yang akan digunakan atau mana
pula yang akan diabaikan.
Experience versus initiative. Bilamana telah diterima satu usulan, maka persoalan
yang muncul adalah siapa yang akan melaksanakannya. Senior memang
26
4.2 SARAN
Dengan dilandasi oleh kerendahan hati setelah menyelesaikan pembahasan
makalah ini, penulis memberi saran-saran yang berikan yaitu X-sha dapat
mengembangkan inovasi dan juga diferensiasi melalui tekonologi yang lebih baik lagi
kedepannya untuk dapat menjadi perusahaan retail yang paling unggul di Kota
Tasikmalaya maupun di Kancah International.
27
Daftar Pustaka
Ahmad, DR Ir. Manajemen Strategis. Nas Media Pustaka. 2020.
Astley, W. Graham, and Charles J. Fombrun. "Collective strategy: Social ecology of
organizational environments." Academy of management review 8.4 (1983): 576-587.
Collins, James C. Built to last. Esensi. 2014.
Fatimah, Fajar Nur’aini Dwi. Teknik analisis SWOT. Anak Hebat Indonesia. 2016.
Fuad, Muhammad. Pengantar bisnis. Gramedia Pustaka Utama. 2006.
Mardia, Mardia, et al. Strategi pemasaran. Yayasan Kita Menulis. 2021.
Ritonga, Zuriani. Buku ajar manajemen strategi (teori dan aplikasi). Deepublish.
2020.
Rohim, Abd. "Penerapan sistem klasifikasi national technical information services
(NTIS) di badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT)." (2010).
Soelton, Mochamad, and Yanto Ramli. "Implementasi Manajemen Inovasi Terhadap
Sumber Daya Untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis Industri Garmen Di DKI
Jakarta." Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis 3.3 (2017): 298-310.
Tampubolon, Manahan P. "Change Management: Manajemen Perubahan: Individu, Tim
Kerja, Organisasi." (2020).
Tampubolon, Manahan P. "Change Management: Manajemen Perubahan: Individu, Tim
Kerja, Organisasi." (2020).
Utterback, James M., and William J. Abernathy. "A dynamic model of process and
product innovation." Omega 3.6 (1975): 639-656.
Yunus, Eddy. Manajemen strategis. Penerbit Andi, 2016.