Anda di halaman 1dari 39

Akuntansi murabahah

PENDAHULUAN
1. Pertukaran atau jual beli diperlukan untuk memenuhi kebutuhan (primer,
sekunder, tersier).
2. Jual beli merupakan bentuk dari aspek muamalah (hubungan antar manusia).
Akad Murabahah
Ilustrasi:
Bapak Mulia sangat ingin memiliki rumah, namun hingga saat
ini beliau belum mampu untuk membeli rumah secara tunai.
Setelah mengunjungi beberapa stan pameran perumahan di
JHCC, beliau telah memutuskan untuk membeli rumah yang
berlokasi di Perumahan Aman Damai. Mengingat keterbatasan
dana Bapak Mulia mulai mencari kemungkinan pembiayaan.
Pihak developer perumahan hanya memiliki kerja sama dengan
satu bank yaitu: Bank Nasional dan unit usaha syariahnya. Bila
meminjam kepada Bank Nasional tersebut, cicilannya lebih
ringan dibandingkan dengan cicilan dengan periode pinjaman
yang sama kepada unit usaha syariah. Tingkat bunga pinjaman
tersebut mengikuti tingkat bunga pasar. Bagaimana Bapak
Mulia seharusnya bertindak?
PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI MURABAHAH
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjualan atau
pembeli.
Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan secara tunai (Bai’naqdan) atau
tangguh/kredit (Bai’Muajjal ATAU Bai’Bi’tsaman Ajil).

PERBEDAAN MURABAHAH DENGAN PENJUALAN BIASA


Dalam Murabahah penjual memberitahu pembeli berapa harga pokok dan
margin keuntungan yang diinginkan. Pembeli dan penjual boleh melakukan
negosiasi atas mergin keuntungan tersebut.
PENGERTIAN JUAL BELI

Jual beli adalah memindahkan milik dengan ganti


(iwad) yang dapat dibenarkan (sesuai syari’ah).

PERTUKARAN PEMBAYARAN Tunai


Uang >< Barang
Barang >< Barang Kredit/Tangguh
KARAKTERISTIK MURABAHAH
1. Proses Pengadaan

2. Penjual Ingin Mewakilkan

3. Uang Muka

4. Diskon

5. Cara Pembayaran

6. Kesulitan Keuangan

7. Kontrak Perjanjian
KARAKTERISTIK MURABAHAH

1. Pengadaan Proses pengadaan barang murabahah (aktiva


murabahah) harus dilakukan oleh penjual.

2. Perwakilan Jika penjual hendak mewakilkan kepada


nasabah (wakalah) untuk membeli barang dari
pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus
dilakukan setelah barang menjadi milik penjual.

3. Uang Muka Penjual dapat meminta uang muka pembelian


kepada pembeli sebagai bukti keseriusannya
ingin membeli barang tersebut. Uang muka
menjadi bagian pelunasan piutang murabahah
jika akad murabahah disepakati.
DISKON
DIBERIKAN SETELAH AKAD
Diskon yang di dapat akan menjadi hak pembeli atau
penjual sesuai dengan kesepakatan awal.
TIDAK DIATUR DALAM
AKAD
Diskon menjadi hak penjual.

PSAK 102:
Pada hakekatnya diskon pembelian adalah hak pembeli. Sehingga akan lebih baik jika
perjanjian menyatakan diskon setiap akad murabahah menjadi hak pembeli.

PSAK 102 par 11:


a.Diskon dalam bentuk apapun dari pemasok atas pembelian barang.
b.Diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam pembelian barang.
c.Komisi dalam bentuk apapun yang diterima terkait dengan pembelian barang.
KARAKTERISTIK MURABAHAH

Diskon Sebelum Akad


Pengadaan

Penjual Pembeli
Pesanan
Pemasok Penjual Pembeli

Diskon

Diskon Setelah Akad


Pengadaan Akad Murabahah

Penjual Pembeli

Pemasok Penjual Pembeli

Diskon
KARAKTERISTIK MURABAHAH

5. Cara Pembayaran 1. Tunai.


2. Kredit (Tangguh).

Jika pembeli melunasi tepat waktu atau lebih


cepat dari periode yang telah ditetapkan,
maka penjual boleh memberikan potongan.
Tetapi, besarnya potongan ini tidak boleh
diperjanjikan diawal akad.
Apabila pembeli tidak dapat membayar
utangnya sesuai dengan waktu yang
ditetapkan, pembeli tidak boleh didenda atas
keterlambatan Kecuali pembeli tersebut tidak
membayar karena lalai.
KARAKTERISTIK MURABAHAH
6. Kesulitan Keuangan Jika pembeli mengalami kesulitan keuangan, maka
penjual hendaknya memberi keringanan. Caranya:
1. Menghapus sisa tagihan.
2. Membantu menjualkan obyek murabahah.
3. Melakukan restrukturisasi piutang (Caranya lihat poin
a, b dan c).
a. Memberi potongan sisa tagihan. Agar angsuran menjadi lebih kecil.
b. Melakukan penjadualan ulang (rescheduling). Dengan sisa jumlah tagihan
(tidak boleh ditambah) yang ada, lakukan negosiasi perpanjangan masa kredit
sehingga angsuran menjadi rendah.
c. Mengkonversi akad murabahah. Caranya dengan menjual obyek murabahah
kepada penjual sesuai dengan nilai pasar, kemudian dari uang yang ada
digunakan untuk melunasi sisa tagihan. Kelebihannya (bila ada) digunakan
sebagai uang muka akad ijarah atau sebagai bagian modal dari akad
mudharabah musytarakah atau musyarakah. Sebaliknya, kekurangannya tetap
menjadi utang pembeli yang cara pembayarannya disepakati bersama.
KARAKTERISTIK MURABAHAH

7. Kontrak Perjanjian Sebaiknya, penjualan tidak tunai (tangguh) dibuatkan


kontrak/perjanjiannya secara tertulis dan dihadiri saksi-
saksi. Kontrak memuat antara lain besarnya utang
pembeli, jangka waktu akad, besarnya angsuran setiap
periode, jaminan, siapa yang berhak atas diskon
pembelian barang setelah akad dan lain sebagainya.
Untuk menghindari resiko, penjual dapat meminta
jaminan.
JENIS AKAD MURABAHAH
1. Murabahah dengan pesanan;
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang
setelah ada pemesanan dari pembeli. Murabahah dengan pesanan
dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli
barang yang dipesannya. Kalau bersifat mengikat berarti pembeli
harus membeli barang yang dipesannya dan tidak dapat
membatalkan pesanannya.

1. Murabahah tanpa pesanan;


Murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat dan pembeli dapat
membatalkan akad pembelian.
JENIS AKAD MURABAHAH
Murabahah dengan pesanan;
Bank (1)
(Pembeli)
(Penjual)
(4)

(5)

(3)
Produsen Suplier

(2)

1). Melakukan AKAD MURABAHAH,


2). Penjual memesan & membeli dari Suplier/produsen,
3). Barang dari produsen diserahkan kepada penjual,
4). Penjual menyerhkan barang kepada pembeli, dan
5). Pembayaran oleh pembeli.
JENIS AKAD MURABAHAH
Murabahah tanpa pesanan;

Bank (1)
(Pembeli)
(Penjual)
(2)

(3)

1). Melakukan AKAD MURABAHAH,


2). Barang diserahkan kepada pembeli, dan
3). Pembayaran oleh pembeli.
DASAR SYARIAH – Al Qur’an
“Hai orang-orang yang beriman!,janganlah kamu saling memakan (mengambil)
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantaramu...” (QS 4:29)
”Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu...” (QS: 5)
”Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.” (QS.2:275)
”dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh
sampai ia berkelapangan.” (QS.2:280).
” ...dan tolong menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa...” (QS
5:2).
” Hai orang yang beriman!, Jika kamu melakukan transaksi utang piutang untuk
jangka waktu yang ditentukan, tuliskanlah...” (QS 2:282)
DASAR SYARIAH – As Sunnah
Dari Abu Sa‘id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya jual
beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. al-Baihaqi, Ibnu Majah, dan
shahih menurut Ibnu Hibban)
Rasulullah saw bersabda, ” Ada tiga hal yang mengandung keberkahan: jual beli
secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan
tepung untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual.” (HR.Ibnu Majah dari
Shuhaib)
”Allah mengasihi orang yang memberikan kemudahan bila ia menjual dan
membeli serta di dalam menagih haknya” (Dari Abu Hurairah)
“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu
kezaliman.” (HR Bukhari & Muslim)
”Sumpah itu melariskan barang dagangan, akan tetapi menghapus
keberkahannya” (HR Al Bukhari)
”Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu
menghalalkan harga diri dan pemberian sangsi kepadanya” (HR Abu Dawud, Ibn
Majah, dan Ahmad)
RUKUN DAN KETENTUAN MURABAHAH
1. PELAKU 2. OBYEK JUAL
BELI
a. Ada penjual dan pembeli. a. Barang harus dapat diambil manfaatnya.
b. Cakap hukum. b. Barang dimiliki oleh penjual.
c. Akad anak kecil dianggap c. Barang dapat diserahkan tanpa tergantung
sah, jika seizin walinya. dengan kejadian tertentu dimasa depan.
d. Barang dapat diketahui kuantitasnya.
e. Barang dapat diketahui kualitasnya.
f. Harga barang tersebut jelas.
3. IJAB KABUL g. Barang secara fisik ada ditangan penjual
a. Ijab kabul dapat dilakukan secara lisan atau tertulis.
b. Saling ridha/rela antara penjual dan pembeli terhadap barang & harga barang.
Jadi tidak ada unsur terpaksa (ikrah), penipuan (tadlis) dan ketidaksesuaian
(gharar), karena jual beli bisa TIDAK SAH.
c. Dalam hal terjadi ketidaksesuaian obyek akad, pelaku boleh memilih untuk
membatalkan akad atau melanjutkannya. Dalam hal terjadi paksaan apabila
bertujuan untuk kepentingan umum dibolehkan.
STANDAR AKUNTANSI MURABAHAH DALAM PSAK NO. 59
TENTANG AKUNTANSI BANK SYARIAH
Lembaga keuangan bank syariah menggunakan PSAK 59.
Standar baru yang melampaui batas-batas negara menjadi hal yang
wajar digunakan. Lembaga Keuangan Bukan Bank atau Lembaga
Keuangan Syariah, IAI menerbitkan PSAK Syariah No. 100 s/d 107.
PSAK No. 100 : Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian laporan
Keuangan Syariah.
PSAK No. 101 : Penyajian Laporan Keuangan Syariah
PSAK No. 102 : Akuntansi Murabahah
PSAK No. 103 : Akuntansi Salam
PSAK No. 104 : Akuntansi Istishna
PSAK No. 105 : Akuntansi Murabahah
PSAK No. 106 : Akuntansi Musyarakah
PSAK No. 107 : Akuntansi Ijarah
PSAK No. 108 : Akuntansi untuk Penyelesai Utang piutang
ILUSTRASI AKAD MURABAHAH
ILUSTRASI AKUNTANSI AKAD MURABAHAH

Tunai
Transaksi Murabahah Tunai Akad Mengikat

Transaksi Penjual Pembeli


(dalam ribuan rupiah)
1 Januari 2013
Aset Murabahah 100.000
Penjual dan pembeli
Kas/utang 100.000
melakukan akad
Murabahah. Penjual
membeli dari pihak lain
barang yang akan dijual
kepada pembeli.
Penjual membeli
persediaan dari pihak lain
dengan harga Rp 100.000
dan akan diserahkan pada
1 Jan 2013. Pesanan
mengikat
1 Maret 2013
Jika terjadi penurunan Beban penurunan
nilai sebelum barang Niali 5.000
pesanan diserahkan Aset Murabahah 5.000
kepada pembeli sebesar Rp
5.000
Kas 115.000 Aset 115.000
1 Juni 2013
Pendapatan 20.000 Kas 115.000
Penjual sesuai akad
margin Murabahah
menyerahkan barang
Aset Murabahah 95.000
kepada pembeli dengan
nilai Rp 115.000
Transaksi Murabahah Tunai Pesanan Tidak Mengikat

Transaksi Penjual Pembeli


(dalam ribuan rupiah)
1 Januari 2013
Aset Murabahah 100.000
Jika penjual memperoleh
Kas/utang 100.000
aset Murabahah dengan
harga beli sebesar Rp
100.000
1 Maret 2013
Jika terjadi penurunan nilai Kerugian 5.000
sebelum barang pesanan Penurunan
diserahkan kepada pembeli Nilai
sebesar Rp 5.000. Pesanan Aset Murabahah 5.000
tidak mengikat
15 Maret 2013
Kas 115.000 Aset 115.000
Penjual sesuai akad
Pendapatan 20.000 Kas 115.000
menyerahkan barang
kepada pembeli dengan margin Murabahah
nilai Rp 115.000 secara tunai Aset Murabahah 95.000
1 April 2013
Apabila diskon diberikan
oleh pihak ketiga setelah
akad ditandatangani oleh
pembeli dan penjual,
sebesar Rp 5.000 dan
biaya pengembalian
diskon Rp 1.000.
- Pada saat menerima
diskon dari pihak ketiga
-Jika merupakan hak
pembeli:
•Saat diskon diterima

•Saat diskon dibayarkan


kepada pembeli karena Kas 4.000 Kas 4.000
pembeli tidak diketahui Utang 4.000 Aset 4.000
secara pasti keberadaan-
nya Utang 4.000
Kas 4.000
• Saat diskon tidak
Dana kebajikan 4.000
dapat dibayarkan
-kas
kepada pembeli
Dana kebajikan 4.000
karena pembeli
-denda
tidak diketahui
secara pasti
keberadaan-nya

- Jika merupakan
hak penjual:
• Saat diskon
Kas 4.000
diterima dan Pendapatan 4.000
diperjanjikan margin Murabahah
dalam akad
Kas 4.000
• Jika tidak Pendapatan 4.000
dijanjikan dalam operasional lain
akad
Non - tunai
Tidak Menggunakan Akun Penjualan Dan Harga Pokok Penjualan Ketika Barang
Diserahkan (Biasa Digunakan Dalam Lembaga Keuangan)

Transaksi Penjual Pembeli


(dalam ribuan rupiah)
1 Januari 2013
Aset Murabahah 200.000
Penjual dan pembeli
Kas/utang 2.00000
melakukan akad
murabahah pesanan
mengikat. Penjual
membeli dari pihak lain
barang yang akan dijual
kepada pembeli.
Penjual membeli
persediaan dari pihak lain
dengan harga Rp 200.000
dan akan diserahkan
pada 1 Juni 2013 akan
dibayarkan dalam dua
kali angsuran.
1 Juni 2013 Piutang 250.000 Aset 200.000
Penjual sesuai akad Murabahah Beban 50.000
menyerahkan barang Margin 50.000 Murabahah
kepada pembeli dengan Murabahah tangguhan
nilai Rp 250.000 secara tangguhan Utang 250.000
tidak tunai dan akan Aset 200.000
dibayar selama 2 tahun. Murabahah
Nilai tunai dari aset Rp (beban Murabahah
200.000 dengan 2 kali (margin Murabahah
tangguhan akan
angsuran tangguhan akan
diamortisasi sepanjang
diamortisasi sepanjang
akad)
akad)
1 Juni 2014 Kas 125.000 Utang 125.000
Pembayaran sebesar Rp Margin 25.000 Murabahah
125.000 Murabahah Beban 25.000
Tangguhan Murabahah
Piutang 125.000 Beban 25.000
Murabahah Murabahah
Pendapatan 25.000 tangguhan
Murabahah Kas 125.000
1 Januari 2015
Kas 125.000 Utang 125.000
Pembayaran sebesar Rp
Margin 25.000 Murabahah
125.000
Murabahah Beban 25.000
Tangguhan Murabahah
Piutang 125.000 Beban 25.000
Murabahah Murabahah
Pendapatan 25.000 tangguhan
margin Murabahah Kas 125.000
Transaksi Murabahah Jika Penjual Adalah Produsen (Menggunakan Akun Harga Pokok
Penjualan) Walaupun Kasus Ini Tidak Diatur Dalam PSAK 102, Penulis Menganggap
Perlu Karena Akad Murabahah Seperti Ini Mungkin Saja Terjadi

Transaksi Penjual Pembeli


1 Januari 2013 Aset Murabahah 190.000
Utang muka 10.000
Penjual menandatangani Kas/utang 190.000
Kas 10.000
akad murabahah.
Penjualan dilakukan Kas 10.000
secara kredit Rp 250.000 Utang lain 10.000
dengan harga perolehan Maurabahah
Rp 200.000 dan diskon
sebelum akad Rp 10.000
serta menerima uang
muka Rp 10.000 dan akan
diserahkan kepada
pembeli.
1 Januari 2013
Pembayaran akan
dilakukan secara angsuran
5 kali setiap 3 bulan.
1 Januari 2013 Piutang 240.000
Untuk mencatat Murabahah Aset non-kas 190.000
penyerahan Utang lain 10.000 Beban 60.000
Penjualan 250.000 Murabahah
Tangguhan
Utang 240.000
HPP 190.000 Uang muka 10.000
Aset 190.000
Murabahah
Jurnal pengakuan laba Penjualan 250.000
tangguhan/jurnal HPP 190.000
penutup Margin 60.000
Murabahah
tangguhan
1 September 2013
Kas 48.000 Utang 48.000
Pada saat pelunasan
Piutang 48.000 Murabahah
(dengan dicicil 5 kali)
Murabahah Kas 48.000
dan dilakukan
amortisasi atas
keuntungan dan biaya Margin 12.000 Beban 12.000
ditangguhkan Murabahah Murabahah
Tangguhan Beban 12.000
Pendapatan 12.000 Murabahah
margin Murabahah tangguhan

1 Desember 2013 Dana kebajikan 1.000 Kerugian 1.000


Jika pembeli tidak dapat Kas Kas 1.000
membayar karena Dana kebajikan 1.000
kelalaiannya sehingga denda
dikenakan denda Rp 1.000.
Pada saat pelunasan Kas 48.000 Utang 48.000
(dengan dicicil 5 kali) dan Margin 12.000 Murabahah
dilakukan amortisasi atas Murabahah Beban 12.000
keuntungan dan biaya Tangguhan Kas 48.000
ditangguhkan. Piutang 48.000 Beban 12.000
Murabahah Murabahah
Pendapatan 12.000 tangguhan
margin Murabahah
1 Februari 2013
Margin 36.000 Utang 144.000
Jika pembeli dapat
Murabahah Murabahah
melunasi lebih cepat
Tangguhan Beban 31.000
dari yang seharusnya,
Kas 139.000 Murabahah
maka penjual dapat
Piutang 144.000 Beban 36.000
memberikan potongan,
Murabahah Murabahah
Pada saat pembayaran
Pendapatan 31.000 tangguhan
cicilan ke 3, dilunasi
Margin Murabahah Kas 139.000
kemudian dengan
pemberian potongan
sebesar Rp 5.000
(31.000=36.000-5.000)
Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah-retruturisasi Utang Piutang

Transaksi Penjual Pembeli


13 Mei 2015 Aset 1.000.000
Penjual dan pembeli Kas/utang 1.000.000
melakukan akad
murabahah.
Penjual membeli dari
pihak lain barang yang
akan dijual kepada
pembeli dengan harga Rp
1.000.000. Barang akan
diserahkan pada pembeli
tanggal 1 Juni 2015
1 Januari 2015 Piutang 1.250.000 Aset 1.000.000
Penjual menyerahkan Murabahah Beban 250.000
barang kepada pembeli Margin 250.000 Murabahah
dengan nilai Rp 1.250.000 murabahah Tangguhan
secara tidak tunai dan tangguhan Utang 1.250.000
akan dibayar selama 10 x Aset 1.000.000 Murabahah
angsuran (margin murabahah tangguhan
akan diamortisasi sepanjang akad
proporsional dengan piutang yang
dilunasi)
Jurnal setiap Kas 125.000 Utang 125.000
pembayaran angsuran Margin 25.000 Murabahah
Murabahah Beban 25.000
Tangguhan Murabahah
Piutang 125.000 Beban 25.000
Murabahah Murabahah
Pendapatan 25.000 tangguhan
margin Murabahah Kas 125.000
Sampai dengan angsuran Piutang 625.000 Utang 625.000
ke 5, pembeli dapat Murabahah Murabahah
membayar angsuran Margin (125.000) Beban (125.000)
dengan baik. Untuk Murabahah Murabahah
angsuran berikutnya Tangguhan Tangguhan
pembeli mengalami 500.000 500.000
penurunan kemampuan
bayar, sehingga penjual
memutuskan akan
melakukan restrukturisasi
utang murabahahnya.
Posisi terakhir dari akun
terkait dengan utang
piutang murabahah
adalah:
Jika Restrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah Dalam Bentuk
Pemberian Potongan Tagihan Murabahah

Transaksi Penjual/Kreditur Pembeli/Debitur


Apabila penjual/kreditur Margin 75.000 Utang 75.000
memberi potongan Murabahah Murabahah
tagihan sebesar Rp 75.000, Tangguhan Beban 75.000
sehingga saldo Piutang 75.000 Murabahah
piutang/utang menjadi Rp Murabahah tangguhan
550.000 (625.000-75.000)
Angsuran keenam dan Kas 110.000 Utang 110.000
seterusnya Rp 110.000 Margin 10.000 Murabahah
(550.000/5) Murabahah Beban 10.000
Tangguhan Murabahah
Piutang 110.000 Beban 10.000
Murabahah Murabahah
Pendapatan 10.000 Kas 110.000
Margin Murabahah
Apabila Margin 125.000 Utang 175.000
penjual/kreditur Murabahah Murabahah
memberi potongan Tangguhan Beban 125.000
tagihan sebesar Rp Kerugian 50.000 Murabahah
175.000, sehingga saldo Restrukturisasi tangguhan
piutang/utang menjadi Piutang Keuntungan 50.000
Rp 450.000 (625.000- 175.000 restrukturisasi
175.000) Murabahah
Angsuran keenam dan Kas 90.000 Piutang 90.000
seterusnya Rp 90.000 Piutang 90.000 Murabahah
(450.000/5), saldo Murabahah Kas 90.000
keuntungan tangguhan
dan beban tangguhan
sudah 0
Jika Restrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah Dalam Bentuk
Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah
Transaksi Penjual/Kreditur Pembeli/Debitur
Apabila penjual/kreditur Kas 62.500 Utang 62.500
memberi perpanjangan Margin 12.500 Murabahah
waktu, di mana Murabahah Beban 12.500
seharusnya debitur harus Tangguhan Murabahah
melunasi 5 angsuran lagi Piutang 62.500 Beban 12.500
(angsuran keenam Murabahah Murabahah
sampai ke sepuluh) Pendapatan tangguhan
menjadi 10 kali angsuran 12.500 Kas 62.500
untuk saldo Murabahah
utang/piutang yang ada.
Maka besarnya angsuran
menjadi lebih kecil, yaitu
sebesar Rp 62.500
(625.000/10) untuk setiap
kali angsuran.
Jika Restrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah Dalam Bentuk
Konversi Akad
Transaksi Penjual/Kreditur Pembeli/Debitur
Apabila aset debitur dijual Aset 800.000 Kas 800.000
ke kreditur dengan nilai Kas Aset 800.000
pasar yaitu Rp 500.000; 800.000

Pelunasan utang/piutang Utang 625.000


Margin 125.000 Murabahah
Murabahah Beban 125.000
Tangguhan Murabahah
Kas 625.000 Beban 125.000
Pendapatan 125.000 Murabahah
margin Murabahah tangguhan
Piutang 625.000 Kas 625.000
Murabahah
Kemudian selisih nilai Kas 175.000 Investasi- 175.000
jual aset dengan utang Dana syirkah Musyarakah
dapat digunakan 175.000 Atau Beban sewa
sebagai uang muka atau pendapatan Kas 175.000
IMBT, bagian modal sewa
mudharabah
musytarakah atau
musyarakah menurun.
Perlakuan akuntansi
nya mengikuti masing-
masing jenis akad
tersebut.
Apabila aset debitur dijual Aset 550.000 Kas 550.000
ke kreditur dengan nilai Kas 550.000 Aset 550.000
pasar yaitu Rp 550.000
Margin 125.000
Utang 625.000
Murabahah
Pelunasan utang piutang Tangguhan Murabahah
Kas 550.000 Beban 125.000
Piutang lain 75.000 Murabahah
Pendapatan 125.000 Tangguhan
margin Murabahah Kas
Piutang 625.000 125.000
Murabahah Utang lain 75.000
Apabila debitur Kas 75.000 Utang Lain 75.000
melunasi sisanya Piutang 75.000 Kas 75.000
lain-lain
Apabila kreditur Kerugian 75.000 Utang 75.000
membebaskan sisa utang restrukturisasi Keuntungan 75.000
debitur Piutang 75.000 restrukturisasi

Anda mungkin juga menyukai