Berkaitan dengan penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak lain
yang bertindak sebagai agen penjual, secara hokum dapat dinyatakan bahwa hak atas barang-
barang ini tetap berada ditangan pemilik sampai barang-barang ini dijual oleh pihak agen
penjual. Penyerahan ini disebut konsinyasi. Pihak yang memiliki barang disebut konsinyor
(consignor), sedangkan pihak yang mengusahakan penjualan barang ini disebut konsinyi
(konsignee), factor (factor), atau pedagang komisis (commission merchant).
Sifat Konsinyasi
Ditilik dari sudut hukum, penyerahan barang ini disebut sebagai penitipan, dimana pihak
konsinyi memegang barang ini untuk dijual seperti yang dirinci dalam persetujuan yang dibuat
antara konsinyor dan konsinyi. Konsinyor menetapkan konsinyi sebagai yang bertanggung jawab
atas barang-barang yang diserahkan kepadanya sampai barang-barang ini terjual kepada pihak
ketiga. Atas penjualan barang-barang ini, pihak konsinyor menetapkan penyerahan hak atas
barang-barang ini dan juga hasil penjualannya. Sebaliknya, pihak konsinyi tidak dapat
menganggap barang-barang itu sebagai miliknya, ia pun tidak mempunyai kewajiban kepada
pihak konsinyor selain daripada pertanggungjawabannya atas barang-barang yang diserahkan
kepadanya. Hubungan antara pihak konsinyor dan pihak pemilik dan agen penjual, dan undang-
undang keagenan mengatur penetapan hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Konsinyasi mengandung beberapa keuntungan untuk jenis produk seperti alat-alat rumah
tangga, buku, majalah, surat kabar, dan barang-barang baru. Konsinyor lebih mneyukai bentuk
konsinyasi penyerahan barang-barangnya kepada agen penjual karena alasan-alasan sebagai
berikut:
Agen penjual, yang tidak memikul kewajiban dan tidak pula menanggung resiko, pada
umumnya bersedia menerima barang atas dasar konsinyasi meskipun mungkin ia tidak
bersedia membelinya.
Sementara itu, pihak konsinyi lebih menyukai barang konsinyasi daripada membelinya
karena alasan-alasan sebagai berikut:
1) Pihak konsinyi terlepas dari resiko kegagalan menjual barang itu atau dari resiko penjual
dengan rugi. Faktor ini sangat penting terutama untuk produk baru atau produk yang
untuk pertama kalinya dijual disuatu daerah tertentu.
2) Resiko kerusakan fisik dan fluktuasi harga dapat dihindari. Kedua macam pertimbangan
ini penting, artinya terutama dalam perdagangan ternak, hasil bumi dan produk lainnya
yang cepat rusak.
3) Kebutuhan modal kerja berkurang, karena penetapan harga pokok persediaan barang
konsinyasi dilakukan oleh pihak konsinyor.
Operasi Konsinyasi
Dalam penyerahan barang atas dasar konsinyasi, harus disusun kontrak (atau persetujuan)
tertulis yang menunjukkan sifat hubungan antara pihak yang menyerahkan dan pihak yang
menerima barang hal-hal lain yang mencakup:
Syarat kredit yang harus diberikan oleh pihak konsinyi harus diganti oleh pihak
konsinyor.
Komisi atau laba yang harus diberikan kepada pihak konsinyi.
Pemeliharaan dan penanganan persediaan barang konsinyi dan hasil penjualan barang-
barang konsinyi.
Pengiriman uang dan penyelesaian keuangan oleh pihak konsinyi.
Laporan yang harus dikirim oleh pihak konsinyi.
Hak dan kewajiban pihak konsinyi ditetapkan dan ditentukan oleh undang-undang
penitipan dan keagenan seperti yang dimodifikasi oleh Uniform Commercial Code. Hal-hal yang
terpenting adalah sebagai berikut:
Apabila atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri, maka pihak konsinyi harus
menyelenggarakan sebuah perkiraan konsinyasi masuk untuk masing-masing konsinyasinya.
Perkiraan ini didebet untuk semua beban yang harus ditutup oleh pihak konsinyor fan dikredit
untuk semua hasil penjualan konsinyasi. Komisi atau laba atas penjualan konsinyasi akhirnya
dipindahkan dari perkiraan konsinyasi masuk ke perkiraan pendapatan tersendiri, dan saldo
dalam perkiraan konsinyasi masuk menunjukkan jumlah yang terhutang kepada pihak konsinyor
yang harus diselesaikan.
Apabila transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi biasa, maka ayat-ayat
jurnal untuk penjualan konsinyasi harus disertai dengan ayat-ayat jurnal yang mendebet
perkiraan Pembelian atau perkiraan Harga Pokok Penjualan dan yang mengkredit pihak
konsinyor untuk jumlah yang harus dibayar atas barang-barang yang terjual. Beban yang harus
ditutup oleh pihak konsinyor didebet pada perkiraan konsinyor. Saldo yang timbul dalam
perkiraan konsinyor menunjukkan jumlah yang terhutang dalam penyelesaian akhir.
Jika laba ats penjualan kosninyasi harus ditetapkan tersendiri, maka pihak konsinyor
harus menyelenggarakan sebuah perkiraan konsinyasi keluar untuk masing-masing konsinyasi.
Perkiraan ini dibebani untuk harga pokok barang dagangan yang dikirimkan kepada pihak
konsinyi dan untuk semua beban yang berkaitan dengan konsinyasi: perkiraan ini dikredit untuk
penjualan yang dilakukan oleh pihak konsinyi. Laba atau rugi atas penjualan konsinyasi
akhirnya dipindahkan dari perkiraan konsinyasi keluar ke perkiraan Ikhtisar laba-rugi yang
mengikhtisarkan hasil bersih dari semua kegiatan.
Jika transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi lainnya dan laba atau rugi
operasi harus dihitung, maka pendapatan dan beban penjualan konsinyasi dicatat dalam perkiraan
yang mengikhtisarkan operasi biasa.
Transaksi dan ayat jurnal untuk mencatat transaksi dalam buku pihak konsinyi dan dalam
buku pihak konsinyor diperlihatkan pada paragraf berikut. Penjelasan untuk transaksi dalam
contoh ditunjukkan dengan nomor. Diasumsikan, bahwa kedua belah pihak tidak
menyelenggarakan catatan persediaan perpetual tetapi menggunakan sistem persediaan berkala
dalam penetapan harga pokok penjualan.
30 JUNI 1987
6) Pengiriman Uang Kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak Konsinyi.
Pihak konsinyi mencatat pembayaran kepada pihak konsinyor dengan mendebet
perkiraan pihak konsinyor dan mengkredit perkiraan kas.