Anda di halaman 1dari 14

Nama : Deorizken Clevery Syahda (1610532027)

Nurul Fadilah Amelt (1610533034)

1. Prasyarat suatu unit dalam organisasi dinyatakan sebagai Pusat Pertanggungjawaban


- Ketika suatu departemen dalam organisasi memiliki unit organisasi yang lebih
rendah, dan departemen tersebut memiliki kedudukan lebih tinggi dalam hirarki
organisai.
- Syarat pusat pertanggungjawaban menunjukkan pembagian tanggung jawab (atau
akuntabilitas) untuk satu set tertentu dari output dan / atau input kepada individu
(umumnya manajer). Tanggung jawab dapat dinyatakan dalam jumlah input yang
dikonsumsi, unit fisik output, karakteristik tertentu dari proses produksi atau jasa
(misalnya cacat, jadwal pencapaian, kepuasan pelanggan), atau indikator keuangan
dari kinerja

2. Karakterristik setiap Pusat Pertanggungjawaban


- Investment Centers
- Profit Centers
- Revenue Centers
- Cost Centers
 Input nya dapat diukur secara moneter
 Input nya dapat diukur secara fisik
 Jumlah dolar optimum dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu
output

3. Apa wewenang dan tanggungjawab setiap manager pusat pertanggungjawaban penilaian


kinerja secara akurat

Pusat-Pusat Pertanggungjawaban (Responsibility Centre) Adalah suatu unit yang


dipimpin seorang Manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan
dalam unit yang dikelolanya. Yang bertujuan untuk mengukur dan mendorong kinerja
unit organisasi dan manajer unit yang bersangkutan. Menciptakan hubungan yang optimal
antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan dikaitkan
dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah sumber daya yang digunakan sedangan
output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.

 Pusat Pendapatan

Di pusat pendapatan ini, bertanggungjawab terhadap output (yaitu pendapatan) yang


diukur secara moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk
mengaitkan input (yaitu beban atau biaya) dengan output. (Jika beban dikaitkan dengan
pendapatan, maka unit tersebut akan menjadi pusat laba). Pusat pendapatan merupakan
unit pemasaran/penjualan yang tidak memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual
dan tidak bertanggung jawab atas harga pokok penjualan.

 Pusat laba

Pusat laba merupakan pusat dimana ketika kinerja finansial suatu pusat
tanggungjawab diukur dalam ruang lingkup laba (yaitu selisih antara pendapatan dn
beban). Pusat laba memiliki wewenang untuk mengendalikan biaya-biaya dn
menghasilkan pendapatan tetapi tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan
tentang investasi. Pusat laba hanya beranggungjawab terhadap tingkat laba yang harus
dicapai.

 Pusat investasi

Pusat investasi bertaggungjawab untuk mengatur investasi guna mencapai laba yang
seoptimal mungkin. Kewenangan pusat investasi adalah menyagkut pengelolaan laba
serta mengelola aset yang dipergunakan untuk memperoleh laba.

4. Apa ukuran kinerja setiap manager

Pengukuran Kinerja : Pekerjaan utama bagi seorang manajer pusat beban kebijakan
adalah untuk mencapai output yang diinginkan. Membelanjakan suatu jumlah yang
“sesuai dengan anggaran” untuk mengerjakan hal ini dianggap memuaskan. Jumlah
melebihi anggaran merupakan alasan untuk prihatin, sementara jumlah yang kurang dari
anggaran akan mengindikasikan bahwa pekerjaan belum selesai direncanakan.

Dalam pusat beban kebijakan, sebagai lawan dari pusat beban teknik, laporan
keuangan bukan merupakan suatu alat untuk mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer.
Pengendalian atas pengeluaran dapat dilaksanakan dengan mengharuskan adanya
persetujuan dari para atasan sebelum anggaran dilampaui. Terkadang presentase tertentu
dari kelebihan dapat diizinkan tanpa persetujuan tambahan.

 Pusat pendapatan (revenue center)

Adalah pusat pertanggung¬jawaban yang kinerja keuangannya diukur dengan


pendapatan. Pusat pendapatan bertanggung jawab atas timbulnya pendapatan, baik dari
penjualan barang dagangan maupun dari jasa. Pusat pendapatan harus dapat mencapai
anggaran pendapatannya. Oleh sebab itu, menilai pusat pendapatan adalah dengan
menggunakan anggaran statis sebagai lawan dari anggaran fleksibel. Sebagaimana telah
dikemukakan, anggaran statis adalah anggaran yang ditetapkan berdasar pada kapasitas
atau jumlah kegiatan tertentu.

 Pusat beban
Pekerjaan utama bagi seorang manajer pusat beban kebijakan adalah untuk mencapai
output yang diinginkan. Maka untuk ukuran kinerja manajer pusat kegiatan biaya yaitu
terkait dengan membelanjakan suatu jumlah yang “sesuai dengan anggaran”, jumlah yang
melebihi anggaran merupakan alasan untuk prihatin, sementara jumlah yang kurang dari
anggaran akan mengindikasikan bahwa pekerjaan yang direncanakan belum selesai
dilaksanakan. Atau dapat dikatakan keberhasilan para manajer pusat beban dinilai atas
dasar seberapa jauh mereka dapat menjaga agar biaya agar biaya nyata dari kegiatan-
kegiatan mereka selalu sama, atau bahkan berada dibawah tingkat biaya standar yang tela
ditetapkan sebelumnya.

 Pusat laba

Dalam pusat ini, ukuran kinerjanya diukur menurut keuntungan yang didapat suatu
perusahaan atas hasil operasionalnya. Kinerja pusat lab dapat dievaluasi berdasarkan lima
ukuran profitabilitas, yaitu :

(1) margin kontribusi,


(2) laba langsung,
(3) laba yang dapat dikendalikan,
(4) laba sebelum pajak, dan
(5) laba bersih.

 Pusat investasi

Dalam pusat ini, prestasi manajer atas kinerjanya dinilai atas laba dan investasi yang
diperlukan untuk memperoleh laba. Dengan menggunakan dua metode untuk mengukur
prestasi pusat investasi yaitu, (1) dengan menghitung laba yang diperoleh dengan
investasinya, disebut dengan ROI (return on investment) , (2) pengukuran prestasi
dilakukan dengan menghitung EVA (economic value added) yagn sering disebut juga
sebagai residual income.

5. Kondisi yang mendasari efisiensi dan efektifitas penilaian kinerja

Efisien:
- rasio antara input dengan output, atau jumlah output yang dihasilkan dari setiap unit
input yang digunakan, input yang digunakan lebih kecil dari pada output yang
dihasilkan baru dapat dikatakan efesien
- membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar, yaitu berapa biaya
yang seharusnya terjadi untuk menghasikan output yang ditetapkan.

Efektif:
- Efektifitas ditentukan dari hubungan antara hasil yang dicapai pusat
pertanggungjawaban dengan tujuan nya. Semakin besar kontribusi hasil terhadap
tujuan yang ditetapkan, berarti semakin efektif
6. Hirarki pusat-pusat pertanggung jawaban

7. Pusat biaya teknis dan biaya kebijakan

*PUSAT BIAYA TEKNIS


Pusat biaya teknis adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya dapat
ditentukan dengan pasti karena biaya tersebut berhubungan erat dengan volume kegiatan
pusat biaya tersebut. Contohnya yaitu bagian produksi dan bagian pengiriman.

Efisiensi pusat biaya diukur dengan jalan menghitung jumlah masukkan yang
diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran. Efektifitas pusat biaya tercemin oleh
kualitas keluaran pada tingkat produksi yang direncanakan, dan ketepatan waktu dalam
mencapai tingkat produksi yang direncanakan.

* PUSAT BIAYA KEBIJAKAN

Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak
berhubungan erat dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut. Contohnya yaitu bagian
akuntansi, bagian personalia, dan bagian penelitian dan pengembangan. Contoh biaya
yang tidak erat berhubungan dengan volume kegiatan adalah gaji pegawai, dan biaya
depresiasi berbagai alat kantor atau laboratorium.

Oleh karena dalam pusat biaya kebijakan sebagian besar biayanya tidak berhubungan
erat dengan volume kegiatan, maka efisiensinya sulit diukur. Efektivitas bagian penelitian
dan pengembangan dapat diukur dengan jalan membandingkan antara realisasi dan
rencana menciptakan produk baru ataupun peningkatan teknologi.

8. Alat control pusat pertanggungjawaban

 Penyusunan Anggaran
Manajemen membuat keputusan anggaran untuk pusat beban kebihakan yang
terpisah dari pusat beban teknik. Pekerjaan yang harus dilakukan oleh pusat beban
kebijakan terbagi dalam dua kategori umum: berkesinambungan dan bersifat khusus.
Berkesinambungan (continuing work) dilakukan secara konsisten dari tahun ke tahun.
Bersifat khusus adalah proyek satu langkah, misalnya pengembangan dan penyusunan
sistem pembuatan anggaran laba.
 Variasi Biaya
Tidak seperti dalam di pusat beban teknik yang sangat dipengaruhi oleh
perubahan volume jangka pendek, biaya dalam pusat beban kebijakan cukup terlindungi
dari fluktuasi jangka pendek. Perbedaan ini berawal dari fakta bahwa dalam membuat
anggaran untuk pusat beban kebijakan, para manajer cenderung untuk menyetujui
perubahan yang terkait dengan perubahan volume penjualan yang diantisipasi, misalnya
mengizinkan untuk menambah tenaga kerja jika volume penjualan bergerak naik, dan
untuk mengurangi tenaga kerja jika volume penjualan sedang menurun.
 Jenis Pengendalian Keuangan
Tujuan utama dari pusat beban kebijakan adalah untuk mengendalikan biaya
dengan mengikutsertakan para manajer guna berperan serta dalam perencanaan.
Pengendalian keuangan menjadi hal pokok yang dibahas pada tahap perencanaan
sebelum biaya terjadi
 Pengukuran Kinerja
Dalam pusat beban kebijakan, laporan keuangan bukan merupakan suatu alat ukur
untuk mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer. Pengendalian secara menyeluruh
terhadap pusat beban kebijakan dicapai dengan mengukur kinerja nonfinansial, misalnya
indikasi atas kualitas pelayanan berupa opini dari para pengguna.

9. Konsep laba Sebagai Pengukur Kinerja


Ada lima konsep laba yang biasa digunakan sebagai dasar untuk menilai prestasi
pusat laba berikut ini :
1. Margin kontribusi (contribution margin).
2. Laba langsung divisi (direct divisional profit).
3. Laba sebelum pajak.
4. Laba bersih (income).

Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih (yaitu, pendapatan
yang tersisa setelah seluruh biaya, termasuk porsi yang pantas untuk overhead korporat,
dialokasikan kepusat laba). Meskipun demikian kinerja manejer pusat laba dapat di
evaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas:

a. Margin Kontribusi
Margin Kontribusi merupakan selisih antara total pendapatan/penjualan
dengan total biaya variabel, baik biaya variable yang terkendali maupun biaya
variabel yang tidak terkendalian oleh manajer pusat laba yang bersangkutan.
Konsep laba ini bermanfaat untuk perencanaan dan pembuatan keputusan laba
pusat laba dalam jangka pendek, misalnya analisis biayavolumen- laba.

b. Laba Langsung
Laba langsung divisi dihitung dnegan cara mengurangkan pendapatan divisi
dengan semua biaya yang langsung terjadi dalam divisi yang bersangkutan, tanpa
memperhatikan terkendali atau tidak, variabel maupun tetap. Dalam konsep laba
ini tidak memperhatikan alokasi biaya oleh kantor pusat. Konsep ini cocok untuk
menilai profitabilitas suatu divisi dalam jangka panjang. Dalam jangka panjang
divisi dapat menghasilkan laba langsung sebagai bentuk kontribusi suatu divisi
kepada perusahaan secara keseluruhan. Laba yang diukur dengan konsep ini tidak
mencerminkan prestasi manajer divisi dan prestasi ekonomi divisi
c. Laba yang Dapat Dikendalikan
Laba terkendalikan divisi dihitung dengan cara mengurangkan pendapatan
divisi dengan biaya-biaya yang terkendalikan oleh manajer divisi yang
bersangkutan. Biaya terkendalikan divisi ini meliputi biaya variabel terkendali
dan juga biaya tetap terkendali oleh divisi. Dalam konsep ini termasuk biaya yang
dialokasikan, selama biaya tersebut memang dapat dikendalikan oleh divisi atau
pusat laba yang bersangkutan.
Laba terkendali divisi ini bermanfaat untuk menilai prestasi manajer divisi,
karena laba terkendali menggambarkan kemampuan manajer divisi untuk
menggunakan sumber-sumber yang berada di bawah wewenangnya untuk
memperoleh pendapatan. Konsep laba ini tidak dapat digunakan untuk menilai
prestasi ekonomi suatu divisi, karena tidak semua biaya divisi yang independen
dimasukkan ke dalam perhitungan laba.
d. Laba sebelum Pajak
Laba bersih divisi sebelum pajak dihitung dengan cara pendapatan divisi
dikurangi dengan biaya langsung divisi dan dikurangi lagi dengan biaya dari
kantor pusat. Konsep laba ini mencerminkan prestasi ekonomi divisi. Sebagai
suatu kesatuan ekonomi, divisi menikmati jasa yang diberikan oleh kator pusat,
oleh karena itu biaya jasa dari kantor pusat tersebut perlu dialokasikan ke divisi.
Konsep pengukuran ini dapat diperbandingkan dengan perusahaan lain yang
sejenis dan sebagai dasar analisis ekonomi tentang profitabilitas divisi atau pusat
laba.

e. Laba bersih sesudah pajak


Konsep ini digunakan untuk menilai prestasi ekonomi divisi. Divisi dapat
dikenai pajak apabila merupakan kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri.

Informasi yang diperoleh dari konsep laba bersih sesudah pajak antara lain:

 Persentase pajak setiap divisi besarnya berbeda, karena penetapan besarnya


pajak didasarkan pada strata tertentu sebagaimana yang berlaku di
Indonesia.
 Divisi yang beroperasi di negara yang berbeda biasanya menghadapi
peraturan pajak yang berbeda pula.

10. Bagian dalam Perusahaan yang dapat menjadi pusat investasi


Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk mengatur
investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan Pusat Investasi adalah
menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan biaya) serta mengelola aset yang
dipergunakan untuk memperoleh laba. Dengan demikian, Pusat Investasi diukur prestasinya
berdasarkan perbandingan antara laba yandiperoleh dengan aset (investasi) yang dipergunakan.

11. Konsep Asset Employed


Perlakuan pertama, perusahaan memasukkan Dalam memutuskan dasar investasi apa
yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat investasi, kantor pusat menanyakan dua
hal:
a. Praktik-praktik apa saja yang akan membuat para manajer unit bisnis
menggunakan aktiva mereka dengan efisien dan untuk mendapatkan jumlah dan
jenis yang tepat dari aktiva baru?
b. Praktik-praktik apa saja yang paling baik mengukur linerja suatu kesatuan
ekonomi?

a. Kas
Banyak perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena hal tersebut
memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada bila setiap unit usaha
memegeng kendali atas saldo kas. Sehingga saldo kas aktual pada unit usaha
cenderung jauh lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas yang diperlukan. Oleh
karena itu banyak perusahaan yang menggunakan rumus tertentu untuk menghitung
kas yang akan dimasukkan dalam dasar investasi, meskipun ada beberapa perusahaan
yang tidak memasukkan unsur kas dalam dasar investasi.

b. Piutang
Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang melalui dua cara:
 Langsung, yaitu melalui penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas
kredit individual dan batas kredit, serta melalui wewenag mereka dalm
menagih kredit yang telah jatuh tempo.
 Tidak langsung, yaitu melalui kemampuan mereka untuk menghasilkan
penjualan.
c. Persediaan
Persediaan biasanya diperlakukan sama seperti piutang, yaitu dicatat sebesar saldo
akhir periode meskipun saldo rata-rata lebih secara konseptual. Jika perusahaan
menggunakan metode LIFO maka sebaiknya persediaan dinilai pada biaya standar
atau rata-rata dan biaya yang sama sebaiknya digunakan untuk mengukur harga
pokok penjualan pada laporan laba rugi, karena saldo persediaan LIFO cenderung
sangat rendah pada periode terjadinya inflasi.

d. Properti, Pabrik, dan Peralatan


Dalam akuntansi keuangan, aktiva tetap pada awalnya dicatat sebesar harga
perolehan (cost), dan dihapus selama masa manfaat aktiva melalui depresiasi.

e. Aktiva Tidak Berwujud

Beberapa perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan


(R&D) yang intensif, sedangkan yang lainnya cenderung fokus pada pemasaran.
Ada keuntungan dalam mengkapitalisasi aktiva tidak berwujud seperti R&D dan
pemasaran sebagai investasi jangka panjang, kemudian mengamortisasi selama
masa manfaatnya. Metode tersebut akan mengubah cara para manajer unit usaha
memandang pengeluaran semacam ini. Dengan menghitung aktiva semacam ini
sebagai investasi jangka panjang, manajer unit usaha akan memperoleh manfaat
jangka pendek yang lebih sedikit dari pengurangan atas pengeluaran untuk pos
tersebut.

12. Kenapa EVA diperlukan atas residual income

EVA merupakan suatu alat analisis finansial untuk menilai profitabilitas yang realistis dari
operasi perusahaan dan EVA mempergunakan biaya modal dalam perhitungannya. Selain itu
EVA juga mempertimbangkan dengan adil harapan para penyandang dana, melalui perhitungan
biaya modal tertimbang dari struktur modal perusahaan. Konsep EVA merupakan suatu konsep
baru yang berangkat dari konsep lama yaitu biaya modal (cost of capital). Konsep ini merupakan
suatu konsep yang digunakan untuk mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan sebagai akibat dari penggunaan dana untuk pembelian barang dan modal ataupun
modal kerja.

EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal
yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh karenanya EVA
merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau NOPAT)
dengan biaya modal (Cost of Capital). Berdasarkan pada pemaparan tersebut diatas, dapat dilihat
bahwa konsep economic value added ini begitu penting bagi perusahaan, sisi-sisi penting dari
EVA bagi perusahaan adalah :

 Pertama, berkenaan dengan keputusan pengaggaran modal yang membutuhkan


perkiraan biaya modal untuk penganggaran yang tepat.
 Kedua, berkenaan dengan struktur keuangan perusahaan yang mempengaruhi tingkat
resiko dan besarnya arus pendapatan sehingga mempengaruhi pula penetapan biaya
modal, dan
 Ketiga, berkenaan dengan keputusan-keputusan lain yang memerlukan perkiraan biaya
modal.(Weston dan Brigham, 1991 : 218).

13. Penilaian Kinerja dengan ROI dan EVA


Seringkali kinerja perusahaan terlihat baik dan meningkat dari satu sisi, namun
ternyata dilihat dari sisi lain sebenarnya kinerja tidak mengalami peningkatan dan bahkan
menurun. Untuk saling melengkapi dan menemukan nilai kinerja perusahaan yang
sesungguhnya, maka biasanya perusahaan menggunakan perbandingan rasio dengan
sistem perhitungan Return on Investment (ROI) atau Economic Value Added (EVA).

Kelebihan dan Kekurangan Analisis ROI

a. Kelebihan/Kegunaan analisis ROI


 Sebagai salah satu kegunaan prinsipil yang sifatnya menyeluruh. Apabila perusahaan
sudah menjalankan praktek akuntansi dengan baik maka manajemen dengan
menggunakan teknik analisis ROI dapat mengukur efisiensi penggunaan modal kerja,
efisiensi produk dan efisiensi penjualan.
 Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh ratio
industri, maka dengan analisis ROI ini dapat dibandingkan efisiensi penggunaan
modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat
diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas rata-ratanya.
 Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh divisi atau bagian yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan
modal ke dalam bagian yang bersangkutan, sehingga dapat mengurangi investasi
pada penggunaan aset yang berlebihan.
 Analisa ROI dapat digunakan untuk pengukuran profitabilitas dari masing-masing
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menggunakan “product cost
system” yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan kepada berbagai produk
yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan sehingga akan dapat dihitung
profitabilitas dari masing-masing produk.
 ROI berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk perencanaan. Misalnya
ROI dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ketika perusahaan
akan mengadakan ekspansi.
b. Kelemahan ROI :
Salah satu kelemahan yang prinsipil dari penggunaan ROI adalah kesukaran
dalam membandingkan tingkat Rate of Return suatu perusahaan dengan perusahaan lain
yang sejenis, mengingat bahwa praktik akuntansi yang digunakan masing-masing
perusahaan tersebut adalah berbeda-beda. Perbedaan metode dalam penilaian berbagai
aktiva antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain akan memberikan
gambaran perbandingan yang salah.
 Kelemahan lain terletak adanya fluktuasi nilai dari uang (daya beli) suatu mesin atau
perlengkapan tertentu yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengan kalau
beli pada waktu tidak terjadi inflasi dan hal ini akan berpengaruh dalam menghitung
investment dan profit margin.
 Analisa ROI tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua
perusahaan atau lebih karena ROI diperoleh dari dua rasio yang masing-masing
mengandung unsur penjualan dimana penganalisa tidak mengetahui sebab terjadinya
perubahan dalam penjualan tersebut.
 Terkadang adanya perhitungan ROI juga mendorong terjadinya myopic behavior, yaitu
manajer hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek, yang justru akan membebani
badan usaha keseluruhan secara jangka panjang.

Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)

a. Kelebihan EVA (Anthony dan Govindrajan, 2007)


 Dengan EVA, seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk
perbandingan investasi.
 Jika kinerja suatu pusat investasi diukur dengan EVA, maka investasi-investasi yang
menghasilkan laba di atas biaya modal akan meningkatkan EVA dan oleh karena itu,
akan lebih menarik bagi manajer.
 Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda
pula.
 EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam
nilai pasar perusahaan.
b. Kelemahan EVA
 Analisis EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan
perhitungan aktiva tetap.
 EVA akan tertekan untuk sementara oleh investasi-investasi baru karena tingginya
nilai buku bersih untuk tahun-tahun awal
 Secara praktis, penerapan EVA masih sulit, karena proses perhitungan EVA
memerlukan estimasi atas biaya modal dan estimasi ini terutama untuk perusahaan
yang belum go public sulit untuk dilakukan.

Antara ROI dan EVA, mana yang lebih banyak digunakan? Apa alasannya?
Terlepas dari perbedaan antara EVA dan ROI, keduanya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing dan lebih disukai oleh berbagai manajer dengan cara yang
berbeda. Manajer yang lebih suka menggunakan metode langsung yang memungkinkan
perbandingan yang mudah dapat menggunakan ROI.
Namun, seorang manajer yang ingin mengetahui berapa the true cost of capital dari
bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal yang merupakan hal yang
sesungguhnya menjadi perhatian para investor dapat diperlihatkan secara jelas, dapat
menggunakan metode analisis EVA.
Pastinya, apapun metode pengukuran kinerja perusahaan yang Anda gunakan, baik
menggunakan Return on Investment (ROI) maupun Economic Value Added (EVA), Anda
akan lebih mudah mengetahui hasilnya jika memiliki sistem pengelola akuntansi
keuangan pendukung yang tepat seperti Jurnal. Melalui Jurnal software akuntansi online,
dapatkan berbagai jenis laporan keuangan yang dapat dibutuhkan untuk mengetahui
penilaian metode ROI atau EVA secara instan dan akurat.

14. Pentingnya Transfer Pricing


HARGA TRANSFER
Adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban yang
satu dengan yang lain, salah satunya merupakan pusat laba.
a) Syarat Terpenuhinya Harga Transfer
 Sistem harus mencerminkan informasi yang relevan yang dibutuhkan pusat
laba.
 Laba yang dihasilkan mencerminkan dengan baik penggunaan trade-off antara
biaya dan pendapatan.
 Tingkat laba harus mencerminkan besarnya kontribusi laba dari masing-
masing pusat laba.
b) Tujuan Harga Transfer
 Memberikan informasi yang relevan dan dibutuhkan setiap unit untuk
menentukan trade-off antara cost-revenue.
 Mendorong keputusan goal congruence (manajemen mengambil keputusan
untuk memaksimalkan laba perusahaan dengan memaksimalkan laba divisi.
 Evaluasi (prestasi divisi), tidak satupun manajer divisi yang memperoleh
keuntungan dengan mengorbankan divisi lain.
 Terjaganya otonomi divisi (tidak ada campur tangan manajemen puncak
terhadap kebebasan manajemen divisi dalam mengambil keuntungan.
c) Prinsip Dasar Harga Transfer
 Bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga pasar yang dikenakan
seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar/dibeli dari pemasok luar.
 Bagi divisi penjualan, harga transfer merupakan pendapatan dan akan diper-
hitungkan adanya laba untuk pusat laba penjualan, sedangkan
 Bagi pusat laba pembelian, harga transfer merupakan biaya atau harga pokok
sehingga diharapkan masih dapat dijual dengan memperoleh keuntungan.
15. Metode Penetuan Harga Transfer Pricing
Metode Penentuan Harga Transfer

a. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar


Dianggap cara yang terbaik karena harga pasar cocok dengan konsep pusat
laba (dapat mengukur kontribusi setiap pusat laba), dan menjadikan penilaian
prestasi atas dasar laba menjadi layak untuk diterapkan (dapat mengoptimal-kan
suatu divisi untuk memperoleh laba).
Kelemahan :
 Tidak semua produk yang ditransfer memiliki harga pasar
 Harga pasar sering berubah sehingga harga transfer berubah
 Sering terdapat harga yang sama untuk produk yang sama
Situasi Ideal, Harga Transfer akan menghasilkan goal congruence jika kondisi di
bawah ini ada :
 Orang-orang yang kompeten
 Atmofer yang baik
 Harga Pasar
 Kebebasan sourcing
 Informasi penuh
 Negosiasi
b. Harga Kompetitif
Hambatan dalam perolehan sumber daya.
1. Pasar Yang Terbatas,
2. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri
Menentukan Harga Kompetitif :

 Jika terdapat harga pasar, maka yang digunakan adalah harga pasar
 Berdasarkan penawaran
 Jika pusat laba menjual barang yang diproduksi ke pasar bebas, maka
harga kompetitifnya ditentukan dengan meniru harga di luar
 Jika pusat laba pembelian membeli barang dari luar, maka pusat laba
tersebut dapat meniru harga kompetitif dari luar.

c. Harga Pokok
Alasannya :
 Tidak ada harga pasar yang layak untuk dijadikan harga transfer.
 Pada pasar kompetitif tidak tersedia harga jual produk yang ditransfer
 Kesulitan dalam menentukan harga jual karena perselisihan antar
manajer divisi
 Jika produk yang ditransfer mengandung formula/proses rahasia
sehingga tidak diketahui pihak luar.
d. Harga Transfer Negosiasi
 Apabila tidak menemukan kesepakatan antara harga pasar dan harga
pokok.
 Negosiasi adalah proses formal untuk menentukan besarnya harga
transfer antar pusat laba yang terlibat tanpa campur tangan dari kantor
pusat.
 Kadang tidak menghasilkan keputusan yang memuaskan kedua pihak,
sehingga perlu ditangani oleh pimpinan dengan membentuk komite
arbitrase.

Anda mungkin juga menyukai