Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 3

IIS SHOLIHATUN HAFIDAH


ATMI WAHYUNI

QARDHUL HASAN, AKAD AL-HIWALAH ,


AL- RAHN DAN JU’ALAH
Pengertian
Sumber Hukum
QARDHUL HASAN Rukun dan Ketentuan Syariah
Perlakuan Akuntansi

Pengertian
Jenis
AKAD AL-HIWALAH Sumber Hukum
QARDHUL HASAN, Rukun dan Ketentuan Syariah
AKAD AL-HIWALAH ,
Pengertian
AL- RAHN DAN JU’ALAH
Sumber Hukum
AKAD RAHN Rukun dan Ketentuan Syariah
Perlakuan Akuntansi

Pengertian
Sumber Hukum
AKAD JU’ALAH Rukun dan Ketentuan Syariah
Perlakuan Akuntansi
Pengertian Sumber Hukum Rukun dan Ketentuan Syariah
Qardhul hasan adalah pinjaman Al-Qur’an Ruku qardhul hasan :
tanpa dikenakan biaya (hanya wajib “Dan jika ia (orang yang berutang itu) • Pelaku yang terdiri dari pemberi dan penerima pinjaman.
membayar sebesar pokok dalam kesulitan berilah tangguh sampai • Objek akad berupa uang yang dipinjamkan.
utangnya), pinjaman uang seperti ia berkelapangan. Dan menyedekahkan • Ijab kabul atau serah terima.
inilah yang sesuai dengan (sebagian atau semua utang) itu lebih Ketentuan syariah yaitu sebagai berikut :
ketentuan syari’ah (tidak ada riba) baik bagimu., jika kamu mengetahui”. • Pelaku harus cakap hukum dan baligh
karena kalau meminjamkan uang ia (Q.S 2:280) • Objek akad , Jenis nilai pinjaman dan waktu pelunasannya.
tidak boleh meminta pengembalian As Sunnah Peminjam diwajibkan membayar pinjaman di waktu yang
yang lebih besar dari pinjaman yng “Orang yang melepaskan seorang muslim telas disepakati. Dan Apabila memang peminjam mengalami
diberikan. Namun si peminjam dari kehidupannya di dunia, Allah akan kesulitan keuangan maka waktu peminjam akan
boleh saja atas kehendaknya sendiri melepaskan kesulitannya di hari kiamat diperpanjang atau dihapuskan sebagian atau seluruh
memberikan kelebihan atas pokok dan Allah senantiasa menolong hamba- kewajibannya. Namun apabila peminjam lalai maka dapat
pinjamannya. Nya selama ia suka menolong dikenakan denda.
saudaranya”. (HR. Muslim) • Ijab kabul adalah pernyataan dan ekspresi saling rela antara
pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal,
tertulis melalui kotrespodensi atau penggunakan cara-cara
komunikasi modern.

QARDHUL HASAN
Perlakuan Akuntansi

Bagi pemberi pinjaman Bagi pihak yang meminjam


Saat menerima dana sumbangan dari pihak eksternal, jurnalnya: Saat menerima uang pinjaman, jurnalnya:
D Dana Kebajikan-kas xxx D Kas xxx
K Dana Kebajikan –Infak/sedekah/hasil wakaf xxx K Utang xxx
Untuk penerimaan yang berasal dari denda dan pendapatan non Saat pelunasan, jurnalnya:
halal, jurnalnya : D Utang xxx
D Dana Kebajikan – kas xxx K Kas xxx
K Dana Kebajikan –denda /pendapatan non halan xxx  
Untuk pengeluaran dan rangka pengalokasian dana qardh hasan
jurnalnya :
D Dana Kebajikan –dana kebajikan produktif xxx
K Dana Kebajikan-kas xxx
Untuk penerimaan saat pengembalian dari pinjaman untuk qardh
hasan, jurnalnya :
D Dana Kebajikan-kas xxx
K Dana Kebajikan-dana kebajikan produktif xxx

QARDHUL HASAN
Pengertian Jenis Sumber Hukum
Hawalah secara harfiah artinya
pengalihan, pemindahan, Dasar hukum hiwalah
perubahan warna kulit atau adalah hadits Nabi
memikul sesuatu di atas pundak. Muhammad SAW sebagai
Objek yang dialihkan dapat berupa berikut:
Ditinjau dari sisi persyaratan,
utang atau piutang. Jika yang Ditinjau dari segi objek akad, “menunda pembayaran bagi
hiwalah dibagi menjadi 2, yaitu :
dialihkan adalah utang maka akad hiwalah dapat dibagi menjadi 2, orang yang mampu adalah
hawalah merupakan akad yaitu: kedzaliman, dan jika salah
• Hiwalah al-muqayyadah
pengalihan utang dari satu pihak • Apabila yang dipindahkan itu seorang kamu dialihkan
(pemindahan bersyarat)
yang berutang kepada pihak lain merupakan hak menagih (dihiwalahkan) kepada
adalah hiwalah dimana muhil
yang wajib menanggung piutang, maka pemindahan orang yang kaya yang
adalah pihak yang berutang
(membayar utangnya). Jika yang itu disebut hiwalah al haqq mempu, maka turutlah
sekaligus berpiutang kepada
dialihkan piutang maka akad (pemindahan hak)/ anjak (menerima pengalihan
muhal’alaih.
hawalah merupakan akad piutang. tersebut).” (HR. Bukhori
• Hawalah al-muthlaqah
pengalihan piutang dari satu pihak • Apabila yang dipindahkan itu Muslim)
(pemindahan mutlak) adalah
yang berpiutang kepada pihak lain kewajiban untuk membayar
hiwalah dimana muhil adalah
yang berkewajiban menagih utang maka pemindahan itu
pihak yang berutang tetapi
piutangnya disebut hiwalah ad-dain
tidak berpiutang kepada
(pemindahan utang).
muhal’alaih.

AKAD AL-HIWALAH
Rukun dan Ketentuan Syariah

Rukun Hiwalah
Ketentuan

Pelaku • Pihak yang berutang atau 1. Pelaku


berpiutang atau muhil • Baligh(dewasa)/berakal sehat
• Pihak yang berpiutang atau • Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam
berutang atau muhal urusan hartanya dan rela (ridho) dengan mengalihkan
• Pihak pengambil alih utang utang piutang tersebut.
atau piutang atau muhal’alaih. • Diketahui identitasnya.
2. Objek penjaminan
• Bisa dilaksanakan oleh pihak yang mengambil alih utang
Objek • Adanya utang, atau
• Adanya piutang. atau piutang.
• Harus merupakan utang atau piutang mengikat yang
tidak mungkin hapus kecuali setelah dibayar atau
Ijab Kabul dibebaskan.
• Harus jelas nilai jumlah dan spesifikasinya.
• Tidak bertentangan dengan syari’ah.
3. Ijab abul, adalah pernyataan dan ekspresi saling ridho/rela
antara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara
verbal, tertulis melalui korespondensi atau menggunakan
cara-cara komunikasi modern.

AKAD AL-HIWALAH
Pengertian Sumber Hukum Rukun dan Ketentuan Syariah
Rahn secara harfiah adalah Al-Qur’an Rukun Rahn :
tetap, kekal dan jaminan. “Jika kamu dalam perjalanan • Pelaku, terdiri atas pihak yang menggadaikan (rahin) dan pihak
Secara istilah rahn adalah apa (dan bermuamalah tidak secara yang menerima gadai (murtahin).
yang disebut dengan barang tunai) sedang kamu tidak • Objek akad berupa barang yang digadaikan (marhun) dan utang
jaminan, agunan, cagar, atau memperoleh seorang penulis (marhun bih) syarat utang adalah wajib dikemalikan oleh debitur
tanggungan. Rahn yaitu maka hendaklah ada barang kepada kreditur, utang itu dapat dilunasi dengan agunan tersebut.
menahan barang sebagai tanggungan yang dipegang oleh Dan utang itu harus jelas.
jaminan atas utang. Akad yang betpiutang” (QS. 2:283) • Ijab kabul / serah terima.
rahn juga diartikan sebagai   Ketentuan syariah, yaitu :
sebuah perjanjian pinjaman As-Sunnah • Pelaku harus cakap hukum dan baligh
dengan jaminan atau dengan “Tidak terlepas kepemilikan • Objek yang digadaikan (marhun)
melakukan penahanan harta barang gadai dari pemilik yang o Barang gadai
milik si peminjam sebagai menggadaikannya. Ia Dapat dijual dan nilainya seimbang
jaminan atas pinjaman yang memperoleh manfaat dan Harus bernilai dan dapat dimanfaatan
diterimanya. menanggung resikonya”. (HR. Harus jelas dan dapat ditentukan secara spesifik
As-Syafi’i, Al Daraquthni, dan Tidak terkait dengan orang lain (dalam hal kepemilikan.
Ibnu Majah dari Abu Hurairah) o Utang (marhun bih), nilai utang harus jelas demikian juga
tanggal jatuh temponya.
• Ijab kabul , adalah pernyataan dan ekspresi saling ridho/rela
antara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal,
tertulis melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara
komunikasi modern.
AKAD RAHN
Perlakuan Akuntansi

Bagi pihak yang menerima gadai (Murtahin) Bagi pihak yang menggadaikan

Pada saat menyerahkan uang pinjaman Pada saat menerima uang pinjaman
Jurnal: Jurnal :
D Piutang xxx D Kas xxx
K Kas xxx K Utang xxx
Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan Bayar uang untuk biaya pemeliharaan dan
dan penyimpanan penyimpanan.
Jurnal : Jurnal:
D Kas xxx D Bebab xxx
K Pendapatan xxx K Kas xxx
Pada saat mengeluarkan biaya pemeliharaan dan
penyimpanan
Jurnal :
D Beban xxx
K Kas xxx
Pengertian Sumber Hukum Rukun dan Ketentuan Syariah

Al-Qur’an
Ju’alah berasal dari kata ka’ala
“Penyeru-penyeru itu berkata: kami kehilangan piala Rukun ju’alah ada 4 (empat) yaitu :
yang memiliki banyak arti, yaitu
raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan • Pihak yang membuat sayembara /
jumlah imbalan, meletakkan,
memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta penugasan (al aqid/al ja’il)
membuat dan menasabkan.
dan aku menjamin terhadapnya” (QS.12:71) • Objek akad berupa pekerjaan yang harus
Menurut fiqih diartikan sebagai
As-Sunnah dilakukan.(al maj’ul)
suatu tanggung jawab dalam
“Dari Abu Said Al Khudri r.a tentang seseorang • Hadiah yang akan diberikan (al ji’l)
bentuk janji memberikan hadiah
disengat kala pada suatu kaum arab, ia berkata Demi • Ada sighat dari pihak yang menjanjikan
tertentu secara sukarela
Allah aku sesungguhnya sanggup mengobati tapi (ijab)
terhadap orang yang berhasil
Demi Allah kami meminta makan kepadamu apabila
melakukan perbuatan atau
kamu tidak mau menjamu kami, aku akan mengobati Ketentuan Syari’ah, yaitu :
memberikan jasa yang belum
kamu hingga kamu janjikan kepada kami satu hadiah. • Pihak yang membuat sayembara : cakap
pasti dapat dilaksanakan atau
Lalu mereka janjikan 30 ekor biri-biri maka hukum, baligh dan juga dapat dilakukan
dihasilkan sesuai dengan yang
berjalanlah ia, lalu dicobanya mengobati orang yang oleh orang lain
diharapkan.
digigit kala itu dan dibacanya hamdalah (alfatihah • Objek yang harus dikerjakan : harus
hingga akhir) tiba-tiba orang yang sakit itu seolah- mengandung manfaat yang jelas dan boleh
olah terlepas dari ikatan (sembuh) kemudian mereka dimanfaatkan sesuai syariah.
datang kepada Nabi SAW, lantas menceritakan • Hadiah yang diberikan harus sesuatu yang
kepada Nabi dan Nabi bersabda: “Dimana engkau bernilai (harta) dan jumlahnya harus jelas.
mengetahui bahwa alfatihah itu obat? Perbuatanmu • Sah dengan ijab saja tanpa ada kabul.
itu betul. (HR Muttafaq Alaih)

AKAD JU’ALAH
Perlakuan Akuntansi

Bagi pihak yang membuat janji


Saat membuat janji tidak diperlukan pencatatan
Bagi pihak yang menerima janji
apapun karena belum pasti hasil atas sayembara
Saat mendengar janji tidak diperlukan pencatatan
tersebut.
apapun karena belum pasti hasil atas sayembara
Setelah sayembara tersebut terpenuhi maka jurnalnya
tersebut.
adalah :
Setelah sayembara tersebut terpenuhi maka jurnalnya :
D Beban Ju’alah xxx
D Kas/ aset Non kas lain xxx
K Kas/Aset Non Kas Lain xxx
K Pendapatan Ju’alah xxx
Jika yang diberikan adalah aset non kas lain maka
Jika yang diberikan adalah aset non kas lain maka harus
harus dinilai dengan harga wajar setelah sebelumnya
dinilai dengan harga pasar.
nilai aset non kas tersebut dinilai sejumalah harga
wajar.

AKAD JU’ALAH
Mari diskusi !

Anda mungkin juga menyukai