Anda di halaman 1dari 8

Nama : Khofifah Aini

NIM : 030117854
Prodi : Akuntansi Khusus

“ANALISA LAPORAN KEUANGAN”

Perusahaan yang dianalisis yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia, PT. Indosat


dan PT. Xl Axiata (2016-2018).

1. Sumber dana yang digunakan dari ketiga perusahaan tersebut yaitu berasal dari
Kas/Modal sendiri dan Pinjaman.
Analisis yang digunakan dalam sumber dana dan penggunaan dana yaitu dengan
menganalisis arus kas. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi, dari
aktivitas investasi dan pendanaan. Kemudian dengan membandingkan aktiva dan
pasiva di neraca.

Dari ketiga perusahaan tersebut sumber kas berasal dari pengurangan aktiva
selain kas seperti pembayaran piutang, penambahan pasiva seperti penambahan
hutang. Penambahan aktiva selain kas seperti penambahan piutang. Pengurangan
pasiva seperti pembayaran hutang.

Apabila diposisi Manajer Keuangan :


Apabila diposisi maanjer keuangan saya akan lebih memperhatikan sumber
penggunaan dan pengeluaran dana sebaik mungkin dengan mengendalikan arus
kas agar lebih besar pemasukan dibanding pengeluaran, kemudian lebih
mengurangi resiko operasional dan lebih memaksimalkan keuntungan untuk
menghindari terjadinya finansial distress.

Apabila diposisi Investor :


Seorang investor tentu saja akan melihat perusahaan mana yang lebih
menguntungkan. Dengan memilih harga saham yang lebih rendah tetapi
keuntungan yang lebih maksimal.
2. Analisis yang digunakan yaitu menggunakan rasio keuangan likuiditas (Current
Rasio, Quick Rasio dan Cash Rasio).
Hasil analisis likuiditas pada PT. Telekomunikasi Indonesia dilihat dari :
- Current Rasio
Jadi dilihat dari tahun 2016-2017 PT. Telekomunikasi Indonesia dikatakan
perusaahaan yang likuid. Namun pada tahun 2016 ke tahun 2017 total aset
lancar perusahaan mengalami penurunan dari 27% menjadi 24%, untuk per
akun dalam aset lancar ada yang mengalami penurunan ataupun kenaikan,
diantaranya kas dan setara kas mengalami penurunan dari 17% menjadi 13%,
aset lancar lainnya mengalami kenaikan dari 3% menjadi 4%, sedangkan
untuk aset piutang pihak ketiga, pajak dibayar dimuka, dan aset keuangan
lancar lainnya tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan. Tetapi utang
jangka pendeknya lebih kecil dari aktiva lancarnya, artinya perusahaan sudah
mampu membayar utang jangka pendeknya.
Sedangkan pada tahun 2018 PT. Telekomunikasi Indonesia dikatakan
perusaahaan yang belum likuid karena aktiva lancarnya lebih besar daripada
utangnya. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2018 total aktiva lancar
mengalami penurunan dari semula 24% menjadi 21% hal ini dikarenakan
adanya penurunan pada Kas dan Setara kas.

- Quick Rasio
Jadi dilihat dari tahun 2016-2017 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sudah
mampu melunasi utang jangka pendeknya. Namun jika dilihat dari angka
rasionya tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 15%, hal ini disebabkan
karena pada tahun 2017 persediaan mengalami peningkatan sebesar 8%
dibandingkan tahun 2016. Sedangkan pada tahun 2018 perusahaan belum
mampu melunasi utang jangka pendeknya, karena pada tahun 2018 total utang
lancar mengalami peningkatan sebesar 2%, hal ini disebabkan karena naik dan
turunnya beberapa akun. Seperti naiknya akun utang lain-lain, beban yang
masih harus dibayar, pinjaman jangka panjang dan menurunnya akun utang
pihak berelasi, dan pendapatan diterima dimuka.

- Cash Rasio
Jadi dilihat dari cash rationya perusahaan selama tiga tahun Utang Lancar
lebih besar dari pada Kas & Setara Kasnya sehinnga perusahaan belum
mampu melunasi utang jangka pendeknya. Karena pada tahun 2017 kas &
setara kas mengalami penurunan sebesar 16% dibandingkan tahun 2016 hal
ini disebabkan karena piutang pihak ketiga meningkat sebanyak 19% dan
persediaan meningkat sebesar 8%. Pada tahun 2018 pun kas & setara
mengalami penurunan sebesar 41% dibandingkan tahun 2016 hal ini
disebabkan karena piutang lain-lain, piutang pihak berelasi meningkat sampai
138% dibandingkan tahun 2016, persediaan meningkat dan aset lancar lainnya
meningkat.

Hasil analisis likuiditas pada PT. Indosat dilihat dari :


- Current Rasio
Jadi dilihat dari tahun 2016-2018 PT. Indosat Tbk dikatakan perusaahaan
yang belum likuid. Hal ini disebabkan karena beberapa akun yang ada di
dalam aktiva lancar mengalami penurunan seperti akun kas dan setara kas
mengalami penurunan sebesar 1%, beban dibayar dimuka mengalami
penurunan dari 5% menjadi 4%. Untuk 2018 total aktiva lancar mengalami
penurunan dari semula 19% menjadi 15%. Dan total utang lancar PT. Indosat
lebih besar dari pada aktiva lancarnya, artinya perusahaan tersebut belum
mampu membayar utang jangka pendek nya.

- Quick Rasio
Jadi dilihat dari tahun 2016-2018 PT. Indosat Tbk belum mampu melunasi
utang jangka pendeknya, karena total utang lancar mengalami peningkatan.
hal ini disebabkan karena meningkatnya beberapa akun seperti utang pihak
ketiga, sukuk, dan kewajiban sewa pembiayaan.

- Cash Rasio
Jadi dilihat dari cash rationya perusahaan selama tiga tahun Utang Lancar
lebih besar dari Kas & Setara Kasnya. Hal ini disebabkan karena terus
menurunnya kas & setara kas, bahkan pada tahun 2018 mengalami penurunan
sebesar 44%. Sehinnga perusahaan belum mampu melunasi utang jangka
pendeknya.

Hasil analisis likuiditas pada PT. Xl Axiata dilihat dari :


- Current Rasio
Jadi dilihat dari tahun 2016-2018 PT. Xl Axiata Tbk dikatakan perusaahaan
yang belum likuid. Hal ini disebabkan karena total aktiva tahun 2018
mengalami penurunan dari semula 13% menjadi 12%. Dan untuk total utang
lancar PT. Xl Axiata lebih besar dari pada aktiva lancarnya, artinya
perusahaan tersebut belum mampu membayar utang jangka pendek nya.

- Quick Rasio
Jadi dilihat dari tahun 2016-2018 PT. XL Axiata Tbk belum mampu melunasi
utang jangka pendeknya, karena total utang lancar terus mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya beberapa akun seperti
utang usaha pihak ketiga, liabilitas sewa, liabilitas imbalan kerja.

- Cash Rasio
Jadi dilihat dari cash rationya perusahaan selama tiga tahun Utang Lancar
lebih besar dari pada Kas & Setara Kasnya. Karena pada tahun 2017 dan 2018
total utang lancar terus mengalami peningkatan dari 105% menjadi 109%, hal
ini disebabkan karena meningkatnya beberapa akun seperti utang usaha pihak
ketiga, liabilitas sewa, liabilitas imbalan kerja. Sehinnga perusahaan belum
mampu melunasi utang jangka pendeknya.

Apabila diposisi Manajer Keuangan :


Lebih memaksimalkan keuntungan dan mengurangi resiko operasional,
mengontrol struktur modal dengan menganalisis dari hasil rasio laporan
keuangan untuk menghindari terjadinya finansial distress.

Apabila diposisi Investor :


Seorang investor tentu saja akan melihat perusahaan mana yang lebih
menguntungkan. Dengan memilih harga saham yang lebih rendah tetapi
keuntungan yang lebih maksimal.

3. Analisis struktur modal yang digunakan adalah Long Term Debt to Equity Ratio
(LTDER) dan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

- PT. Telekomunikasi Indonesia


Dilihat dari LTDER PT. Telekomunikasi Indonesia mengalami kenaikan di
tahun 2017 sebesar 4%. Modal sendirinya lebih besar dibandingkan utang
jangka panjangnya. Artinya perusahaan ini sudah mampu dalam memenuhi
modal sendirinya.
WACC pada tahun 2016 adalah 17% dan di tahun 2017 mengalami penurunan
sebesar 1% dan di tahun 2018 pun mengalami penurunan sebesar 3%. Hal ini
terlihat dari tingkat modal yang tinggi. Sehingga perusahaan ini dikatakan
memiliki struktur modal yang baik.

- PT. Indosat
LTDER dari ketiga tahun tersebut mengalami kenaikan 9% ditahun 2017 dan
32% ditahun 2018. Utang jangka panjangnya lebih besar daripada modal
sendirinya. Dengan lebih besarnya utang jangka panjang menyebabkan
perusahaan tersebut lebih beresiko.

WACC pada tahun 2016 adalah 3% dan di tahun 2017 tidak mengalami
kenaikan ataupun penurunan dan di tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar
1%. Hal ini terlihat dari tingkat modal yang tinggi. Sehingga perusahaan ini
dikatakan memiliki struktur modal yang baik.

- PT . Xl Axiata
LTDER PT. Xl Axiata selama tahun 2016 dan 2017 modalnya lebih besar
daripada utang jangka panjangnya. Artinya perusahaan selama 2 tahun
dikatakan memiliki struktur modal yang baik. Sedangkan pada tahun 2018
utang jangka panjangnya lebih besar daripada modal sendirinya. Hal ini bisa
menyebabkan perusahaan lebih beresiko.

Jadi WACC pada tahun 2016 adalah 1% dan di tahun 2017 tidak mengalami
kenaikan ataupun penurunan dan di tahun 2018 mengalami keniakan sebesar
5%. Hal ini terlihat dari tingkat modal yang tinggi. Sehingga perusahaan ini
dikatakan memiliki struktur modal yang baik.

Apabila diposisi Manajer Keuangan :


Memaksimalkan keuntungan, mengurangi resiko operasional dan mengontrol
struktur modal guna memenuhi kebutuhan perusahaan agar terhindar dari
finansial distress

Apabila diposisi Investor :


Seorang investor tentu saja akan melihat perusahaan mana yang lebih
menguntungkan. Dengan memilih harga saham yang lebih rendah tetapi
keuntungan yang lebih maksimal. Dengan melihat rasio-rasio yang bagus
guna untuk mendapatkan keuntungan yang baik pula.

4. Analisis yang digunakan dalam mengetahu kondisi pasar yaitu dengan melihat
informasi saham ditahun 2016-2018 dan membandingkannya dengan harga saham
saat ini. Dengan melihat harga tertinggi, harga terendah, harga penutupan, volume
perdagangan, kapitalisasi pasar dan jumlah saham yang beredar.
Kondisi pasar Perusahaan apabila dilihat dari informasi saham yang telah di
analisis sebelumnya yaitu :

- PT. Telekomunikasi Indonesia


Jika dilihat dari harga saham tahun sekarang PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk harga saham nya mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Pada tahun 2018 juga harga saham mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2016 dan 2017. Jika dilihat dari harga saham yang
sekarang lebih rendah kemungkinan laba yang didapatkan akan lebih rendah.

- PT. Indosat
Jika dilihat dari harga saham PT. Indosat Tbk tahun sekarang harga saham nya
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada
tahun 2018 juga harga saham mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016
dan 2017. Jika dilihat dari harga saham yang sekarang lebih rendah
kemungkinan laba yang didapatkan akan lebih rendah.

- PT. Xl Axiata
Di tahun sekarang harga saham PT. XL Axiata Tbk tidak terlalu mengalami
penurunan dibandingkan perusahaan lainnya. Jika dilihat dari harga saham
yang sekarang lebih rendah kemungkinan laba yang didapatkan akan lebih
rendah.

Apabila diposisi Manajer Keuangan :


Memaksimalkan keuntungan, mengurangi resiko operasional dan mengontrol
struktur modal, mengontrol harga saham saat ini agar mengantisipasi
terjadinya saham yang menurun dan kondisi pasar melemah.

Apabila diposisi Investor :


Seorang investor tentu saja akan melihat perusahaan mana yang lebih
menguntungkan. Dengan memilih harga saham yang lebih rendah tetapi
keuntungan yang lebih maksimal.

5. Setelah di analisis menggunakan Altman Z-Score

- PT. Telekomunikasi Indonesia setelah dianalisis menggunakan Altman Z-


Score, didapatkan nilai Z-Score sebesar 4,29 pada tahun 2016 , 4,38 pada
tahun 2017 dan 3,75 pada tahun 2018. Artinya selama tiga tahun berturut-
turut, Z-Score PT. Telekomunikasi Indonesia berada diatas 3,00. Hal ini
menunjukkan bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia memiliki kondisi
keuangan yang sehat dan bebas dari risiko financial distress. Dengan kata lain,
PT. Telekomunikasi Indonesia adalah perusahaan yang layak investasi jika
dilihat dari analisis financial distress.

- PT. Indosat setelah dianalisis menggunakan Altman Z-Score pada tahun 2016
dan 2017 nilai Z-Scorenya dibawah 2,70 artinya perusahan selama dua tahun
berturut-turut memiliki kemungkinan mengalami financial distress.
Sedangkan pada tahun 2018 nilai Z-Score sebesar 0,78 artinya Z-Score PT.
Indosat berada dibawah 1,80. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Indosat pada
tahun 2018 berpotensi kuat mengalami kebangkrutan.

- PT. Xl Axiata setelah dianalisis menggunakan Altman Z-Score selama tiga


tahun berturut-turut nilai Z-Scorenya dibawah 1,80 artinya perusahaan selama
tiga tahun berturut-turut berpotensi kuat mengalami kebangkrutan.
Jadi dari ketiga perusahaan tersebut PT. Indosat dan PT. Xl Axiata yang
dikatakan berpotensi terhadap finansial distress.

Apabila di posisi Manajer Keuangan :


Kemungkinan saya akan menganalisis terlebih dahulu penyebabnya dan
menerapkan strategi perputaran yang tepat untuk mengendalikan kondisi
tersebut, melakukan pencegahan dengan lebih menerapkan Sistem Informasi
Akuntansi yang tepat untuk menghindari kecurangan juga. Kemudian
melakukan restrukturisasi hutang untuk memperbaiki kondisi keuangan,
reorganisasi perusahaan kemudian setelah terkendali bisa melakukan merger
perusahaan setidaknya bisa terbantu dan terhindar dari kebangkrutan.
Apabila di posisi Investor :
Tentu saja seorang investor akan memilih perusahaan yang memang baik dan
terhindar dari malasah finansial distress. Investor akan memilih mana
perusahaan yang lebih menguntungkan apabila kita menanam saham di suatu
perusahaan tersebut. Dengan melihat harga yang lebih rendah namun
keuntungan yang lebih tinggi.

6. Analisis yang digunakan dalam menilai suatu perusahaan yaitu menggunakan


PBV, EPS dan PER.

Dari ketiga perusahaan tersebut dapat dilihat PBV terendah yaitu pada PT. Xl
Axiata Tbk artinya saham ini lebih murah dibandingkan dari perusahaan lainnya,
namun pada tahun 2018 PT. Indosat Tbk juga PBV nya sangat rendah artinya
pada tahun 2018 saham PT. Indosat Tbk lebih murah dibandingkan dari tahun-
tahun sebelumnya. Sedangkan jika dilihat dari EPS dari ketiga tahun tersebut EPS
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk lebih besar, artinya perusahaan tersebut
menghasilkan laba per lembar saham yang lebih besar dibandingkan perusahaan
lainnya. Dan jika dilihat dari PER dari ketiga tahun tersebut PER PT. Xl Axiata
Tbk lebih besar, artinya semakin tinggi nilai PER nya maka harga saham tersebut
semakin mahal dibandingkan perusahaan lainnya.

Apabila di posisi Manajer Keuangan :


Memaksimalkan keuntungan, mengurangi resiko operasional dan mengontrol
struktur modal, mengontrol harga saham saat ini agar mengantisipasi terjadinya
saham yang menurun dan kondisi pasar melemah.

Apabila diposisi Investor :


Tentu saja seorang investor akan memilih perusahaan yang memang baik dan
terhindar dari malasah finansial distress. Investor akan memilih mana perusahaan
yang lebih menguntungkan apabila kita menanam saham di suatu perusahaan
tersebut. Dengan melihat harga yang lebih rendah namun keuntungan yang lebih
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai