Anda di halaman 1dari 10

MANAGEMENT AUDIT PROJECT

PT ASURANSI JIWASRAYA

Oleh :
Adeline Rie Valira - 01012200035
Gloria Romauli Simanihuruk - 01012200032
Timothy Hizkia Kurniadi - 01012200023
Johannes Christianto Sarwono - 01012200031

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN


TANGERANG
2022
Latar belakang

UU RI No 2 tahun 1992 menyatakan bahwa perjanjian penjaminan antara dua pihak atau
lebih dimana pihak menanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan menerima
premi sebagai penggantian kepada tertanggung disebut asuransi. Tujuan diikutinya program
tersebut adalah sebagai proteksi untuk meminimalisir risiko yang akan terjadi di masa yang akan
datang. Adanya financial distress atau kebangkrutan yang dialami oleh beberapa perusahaan
asuransi membuat masyarakat menjadi ragu untuk mengikuti program asuransi di Indonesia.

Salah satu perusahaan asuransi besar di Indonesia yang mengalami financial distress
adalah PT Jiwasraya. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan asuransi pertama di Indonesia,
berdiri pada tahun 1859 dengan nama Nederlandsch Indiesche Levensverzekering en Liffrente
Maatschappij pada masa Hindia Belanda dan berubah menjadi PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
pada tahun 1984. Meskipun terdampak krisis ekonomi tahun 1998, perusahaan tersebut sempat
membaik pada tahun 2011 meskipun mengalami kemunduran semenjak tahun 2002
(kompas.com, 25 Desember 2019). Membaiknya perusahaan tersebut pada tahun 2011 dituding
karena terjadinya manipulasi laporan keuangan oleh manajemen dari tahun 2006 yang
diungkapkan oleh BPK (Khamisah et al. 2020) yang berujung pada terjadinya gagal bayar pada
tahun 2018. Laba perusahaan yang diakui sebesar 2,4 triliun rupiah ternyata hanya 360 miliar
setelah di audit. Mengingat PT Jiwasraya bukanlah perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek,
laporan keuangan perusahaan sulit diakses masyarakat umum, sehingga manajemen bisa dengan
lebih mudah memanipulasi laporan keuangan mereka yang berujung pada penyalahan informasi
terutama dalam likuiditas perusahaan.
Profil Perusahaan

Seperti yang sudah dibahas dalam latar belakang, PT Jiwasraya bukan perusahaan
terbuka, sehingga akses terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut kepada masyarakat
umum sangat minim. Secara garis besar, seperti yang dikutip dari beberapa sumber berita, pada
tahun 2005, oleh Kantor Menneg BUMN, PT Jiwasraya pernah dituding melakukan korupsi
sebesar 845 miliar rupiah terkait investasi pada repurchase agreement saham. Tudingan tersebut
ditepis oleh direktur utama Jiwasraya yang mengatakan bahwa investasi senilai 845 miliar rupiah
memang digunakan pada repurchase saham tetapi tidak terjadi korupsi. Meskipun begitu, PT
Jiwasraya harus menghadapi kenyataan pahit, yakni tercatatnya defisit sebesar 3,29 triliun rupiah
dalam laporan keuangannya tahun 2006.

Nilai defisit tersebut semakin membesar, yakni peningkatan sebesar 2,5 triliun rupiah
untuk tahun 2008, dimana perusahaan mencatat defisit sebesar 5,7 triliun rupiah di akhir tahun
tersebut. Serta bertambah 10,5% menjadi 6, 3 triliun rupiah pada tahun berikutnya. Namun pada
tahun 2011 perusahaan tersebut mencatat surplus sebesar 1, 3 triliun rupiah. PT tersebut
meluncurkan produk JS Saving plan untuk perlindungan diri dan jaminan di masa depan pada
tahun 2013, produk tersebut memiliki kontrak 5 tahun dan nasabah dapat menarik uang mereka
setiap tahun, dengan investasi awal sebesar 100 juta dan return sebesar 9 – 13 persen per tahun.

Kejayaan tersebut hanya terjadi sebentar. Pada tahun 2018, terjadi perubahan manajemen
dalam PT Jiwasraya dimana direktur utama diganti yang konon berjasa dalam meningkatkan laba
perseroan pada tahun 2017 berkat produk Jiwasraya Saving Plan. Laba perseroan tersebut setelah
diaudit menyusut menjadi 360 miliar dari 21,8 triliun rupiah di tahun 2017. PT tersebut juga
mengalami permasalahan dimana pihak menanggung tidak lagi bisa melakukan penggantian
kepada pihak tertanggung meskipun pihak tertanggung sudah mengikatkan diri dengan cara
diberikannya premi kepada pihak menanggung. Produk JS Proteksi Plan terlambat dalam
melunasi kewajibannya serta mengajukan proposal untuk memperpanjang waktu jatuh tempo
dengan nilai sebesar 802 miliar rupiah. Return dari Produk JS Saving Plan juga mulai menurun
menjadi 6% di tahun tersebut.
Analisis Laporan Keuangan

Berikut merupakan laporan keuangan perusahaan Jiwasraya pada tahun 2019 dikutip dari
finance.detik.com:

● Perusahaan mencatat rugi setelah pajak (EBT) sebesar 4,14 triliun rupiah (2019). Rugi
tersebut menurun dibanding tahun sebelumnya, yakni 19,73 triliun rupiah.
● Total pendapatan perusahaan adalah sebesar 2,15 triliun (2019), dimana pada tahun 2018
perusahaan mencatat pendapatan sebesar negatif 19,73 triliun rupiah.
● Pendapatan premi turun dari 10,5 triliun menjadi 3,06 triliun.
● Hasil investasi menjadi 869 miliar dari 16,51 triliun
● Total aset mengalami penurunan dari 23,04 triliun menjadi 18,15 triliun
● Aset investasi turun menjadi 14,99 triliun dari 19,73 triliun.
● Investasi deposito berjangka turun menjadi 740 miliar yang sebelumnya 1,23 triliun
● Investasi saham turun menjadi 1,65 triliun dari 2,32 triliun
● Investasi obligasi korporasi menjadi 692 miliar dari 1,47 triliun
● Investasi reksadana menjadi 1,65 triliun dari 3,62 triliun.
● Aset bukan investasi berubah dari 3,31 triliun menjadi 3,15 triliun
● Hutang sebesar 8,04 triliun naik menjadi 17,04 triliun
● Total liabilitas turun menjadi 52,71 triliun dari 53,30 triliun
● Masih diberlakukannya produk JS Saving Plan dengan return sebesar 6% di tahun 2018.

Menurut kelompok kami, PT Jiwasraya memiliki risiko solvabilitas yang sangat tinggi.
Hal ini dapat dilihat bahwa total liabilitas perusahaan mencapai lebih dari 150% dari total asset.
Dimana menurut aturan yang berlaku, perusahaan asuransi seharusnya memiliki nilai solvabilitas
sebesar 100% (kelompok menggunakan asumsi nilai solvabilitas perusahaan adalah total
liabilitas / total aset). Hal ini patut dipertanyakan bagaimana cara perusahaan mengelola premi
yang didapatkan dari nasabah. Karena keterbatasan informasi, kelompok kurang bisa
menganalisa perusahaan dengan tepat, sehingga secara garis besar kelompok hanya bisa:
1. Mempertanyakan apakah PT Jiwasraya langsung mengakui premi yang dibayarkan oleh
nasabah sebagai pendapatan? Mengingat premi yang dibayarkan sebenarnya merupakan
unearned revenue dan bukan revenue. (Melanggar PSAK 72).
2. Apakah PT Jiwasraya mencadangkan unearned revenue tersebut sebesar 20% sebagai
cadangan premi? Karena bisa saja PT Jiwasraya tidak memasukan 20% dari premi yang
belum merupakan pendapatan. (Melanggar UU RI No 53 tahun 2012)
3. Hasil pendapatan premi pada tahun 2019 jauh tidak sebanding dengan hasil investasi
pada tahun 2019, sehingga patut dipertanyakan bagaimana cara manajer investasi
mengelola premi nasabah asuransi, apakah pembagian investasi atas pendapatan premi
nasabah sudah sesuai dengan aturan yang berlaku? Yakni 10% dari setiap emiten dan
40% dari keseluruhan?
4. Cost of fund yang tidak wajar, yakni jaminan pengembalian sebesar 9 – 13% di awal
launching produk JS Saving Plan. Dimana imbal balik tersebut tidak masuk akal,
mengingat imbal IHSG pada tahun 2013 – 2018 adalah sebesar 18,41% yang berarti
adalah kenaikan sebesar 3,68% per tahunnya, terlebih lagi dengan aturan dimana manajer
investasi tidak boleh 100% menginvestasikan premi nasabah ke dalam saham. Besarnya
cost of fund tersebut mengakibatkan adanya negative spread dan timbul masalah
likuiditas oleh PT tersebut yang dapat berujung pada gagal bayar sebagaimana yang
dikatakan ketua BPK RI Agung Firman Sampurna.

Berikut terlampir data laporan keuangan PT Jiwasraya untuk tahun 2020 yang dikutip
dari bisnis.com:
● Pendapatan sebesar 1,94 triliun
● Total Utang meningkat dari 17,04 triliun menjadi 54,36 triliun
● Nilai investasi perusahaan turun dari 14,99 triliun menjadi 2,15 triliun dimana komponen
tersebut mencakup deposito berjangka senilai 547,60 miliar dan tanah dan bangunan
senilai 1,60 triliun.
● Aset bukan investasi naik tajam dari 3,15 triliun menjadi 13,57 triliun
● Total Aset turun dari 18,15 triliun menjadi 15,72 triliun
● Beban perusahaan sebesar 5,9 triliun.
Secara garis besar menurut kelompok, kinerja PT Jiwasraya untuk tahun 2020 makin
memburuk, dimana nilai hutang perusahaan meningkat, diikuti dengan nilai total asset
perusahaan tetapi tidak signifikan. Informasi dari (masukin sumber), menyatakan bahwa
peningkatan atas aset bukan investasi sebesar kurang lebih 10,4 triliun berasal dari aset yang
dikategorikan sebagai held for sale sesuai dengan PSAK 58. Diikuti dengan hutang yang
bertambah kurang lebih sebesar 37.32 triliun berasal dari liabilitas yang dikategorikan sebagai
held for sale.
Menurut berita, adanya menyatakan salah satu anak perusahaan PT Jiwasraya yang
diinvestasikan pada awal tahun 2020. Menurut analisa kelompok, kenaikan hutang dan aset pada
kategori held for sale berasal dari anak perusahaan PT tersebut. Asumsi bahwa kenaikan
liabilitas dan aset pada tahun tersebut disebabkan oleh penyesuaian sesuai PSAK 58 (37.32
triliun dan 10,4 triliun), kelompok merasa bahwa anak perusahaan PT tersebut juga memiliki
masalah terkait solvabilitas (nilai aset yang lebih besar kurang lebih 150%).
Pendapatan yang diterima PT Jiwasraya terbesar berasal dari operasi yang diberhentikan,
sehingga kelompok menyimpulkan bahwa pendapatan utama perusahaan tersebut sudah tidak
lagi dari premi yang diterima, tetapi dari penjualan anak perusahaan.
Beban perusahaan yang masih besar, dimana pendapatan yang diterima oleh perusahaan
tidak bisa menutupi beban perusahaan sehingga menurut kelompok PT Jiwasraya masih belum
maksimal dalam melakukan efisiensi biaya.
Komponen aset pada PT tersebut pada tahun 2020 hanya terdiri dari aset bukan investasi
dan nilai investasi. Dimana nilai investasi yang dimiliki perusahaan hanya sebesar 13,67% dari
total asset yang menunjukkan bahwa perusahaan secara garis besar hanya menginvestasikan
premi masyarakat sebesar 13,67% dan sisanya ke aset bukan investasi. Hal ini cukup
bertentangan dengan UU yang berlaku, dimana porsi premi sebesar 80% diinvestasikan dan
sisanya sebesar 20% dicadangkan.
Asumsi tidak ada penyesuaian laporan keuangan PT Jiwasraya terkait PSAK 58,
perusahaan masih tidak solvable, mengingat nilai hutang masih kurang lebih 150% lebih besar
dibanding nilai aset yang perusahaan miliki.
Sedangkan laporan keuangan PT Jiwasraya pada tahun 2021 secara garis besar sama
dengan laporan keuangannya pada tahun 2020 dengan komponen sebagai berikut:
● Membukukan pendapatan sebesar 7,01 triliun dari tahun sebelumnya hanya 1,94 triliun.
● Hasil investasi mencapai 33,6 miliar dari tahun sebelumnya yakni sebesar 33,59 miliar
● Membukukan beban sebesar 8,3 triliun dari tahun sebelumnya sebesar 5,9 triliun
● Aset turun sebesar 12,8% dari 15,7 triliun menjadi 13,7 triliun
● Komponen aset tersebut terdiri dari aset investasi sebesar 2,7 triliun dan aset bukan
investasi sebesar 11 triliun
● Komponen aset investasi meliputi deposito berjangka sebesar 435,6 miliar, SBN senilai
107,8 miliar, pinjaman polis sebesar 9,47 miliar dan tanah dan bangunan sebesar 2,15
triliun.

Berdasarkan data-data yang telah kami jelaskan laporan keuangan PT Asuransi Jiwasraya sama
seperti tahun sebelumnya, maka dari itu menurut kelompok kami:
1. Perusahaan masih belum bisa melakukan efisiensi biaya, hal ini terlihat dari beban yang
meningkat sebesar 3 triliun, dimana komponen beban tersebut berasal dari beban
operasional
2. Komponen aset investasi perusahaan paling besar berasal dari pinjaman polis. Hal ini
terjadi mengingat PT Jiwasraya sedang direstrukturisasi oleh IFG Life, dimana kebijakan
tersebut sesuai dengan peraturan POJK mengingat perusahaan sudah tidak mampu lagi
menahan tekanan likuiditas yang terjadi. Selain itu perusahaan juga ada membantu dalam
melakukan penyuntikan dana sebesar 22 triliun, namun tentunya nominal tersebut belum
bisa menutup polis yang diterima Jiwasraya, yakni sebesar 33,01 triliun.
Referensi
Sidik, Syahrizal. “IFG Life Kebut Pembayaran Polis Eks Jiwasraya Rp 33,01 T.” CNBC

Indonesia,

www.cnbcindonesia.com/market/20220221155832-17-317056/ifg-life-kebut-pembayaran

-polis-eks-jiwasraya-rp-3301-t. Accessed 30 Oct. 2022.

Sanjaya, Rudi, et al. “Pengaruh Pengendalian Internal, Penerapan Standar Akuntansi Keuangan

(SAK), Dan Bukti-Bukti (Kecukupan Dan Kelayakan) Audit Terhadap Opini Laporan

Keuangan Wajar Tanpa Pengecualian “Studi Penelitian Di Kantor Akuntan Publik Di

Jakarta Selatan.” Research Journal of Accounting and Business Management, vol. 5, no.

2, 4 Jan. 2022, p. 171, 10.31293/rjabm.v5i2.5698. Accessed 30 Oct. 2022.

‌“Laporan Keuangan Jiwasraya 2021: Aset Berkurang, Masih Dapat Hasil Investasi.” Bisnis.com,

5 June 2022,

finansial.bisnis.com/read/20220605/215/1539960/laporan-keuangan-jiwasraya-2021-aset-

berkurang-masih-dapat-hasil-investasi. Accessed 30 Oct. 2022.

Jiwasraya: Dari gagal bayar klaim triliunan rupiah hingga dugaan tindakan curang - BBC

News Indonesia. (n.d.). BBC News Indonesia. Retrieved October 31, 2022, from

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50821662#:~:text=Apa%20itu%20JS%20Savi

ng%20Plan%3F%20Jiwasraya%20mengeluarkan%20produk,nasabah%20bisa%20menari

k%20keluar%20dana%20investasinya%20setiap%20tahun.

Apa Indeks Saham Dan Kegunaannya - MNC Sekuritas. (n.d.). Retrieved October 30, 2022,

from https://www.mncsekuritas.id/pages/apa-indeks-saham-dan-kegunaannya

Laporan Keuangan Jiwasraya 2021: Aset Berkurang, Masih Dapat Hasil Investasi. Bisnis.com.

(2022, June 5). Retrieved October 31, 2022, from


https://finansial.bisnis.com/read/20220605/215/1539960/laporan-keuangan-jiwasraya-20

21-aset-berkurang-masih-dapat-hasil-investasi

Wareza, M. (2021, April 9). Jiwasraya rilis lapkeu 2020, Seperti Ini Kinerja Keuangannya.

CNBC Indonesia. Retrieved October 31, 2022, from

https://www.cnbcindonesia.com/market/20210409204752-17-236735/jiwasraya-rilis-lapk

eu-2020-seperti-ini-kinerja-keuangannya

Ratriani, V. R. (2019, December 18). Jokowi sebut Jiwasraya Bermasalah, ternyata Dugaan

Rekayasa Harga saham sejak 2005. KOMPAS.com. Retrieved October 31, 2022, from

https://amp.kompas.com/tren/read/2019/12/18/203000765/jokowi-sebut-jiwasraya-berma

salah-ternyata-dugaan-rekayasa-harga-saham

Asikin, M. N. (2020, March 31). Petinggi Jiwasraya sebut Divestasi Satu Anak Usaha sudah Ada

Pemenang. JawaPos.com. Retrieved October 31, 2022, from

https://www.jawapos.com/ekonomi/31/03/2020/petinggi-jiwasraya-sebut-divestasi-satu-a

nak-usaha-sudah-ada-pemenang/?amp

Afriyadi, A. D. (n.d.). Dear nasabah, Jiwasraya Rilis laporan keuangan 2019 NIH. detikfinance.

Retrieved October 31, 2022, from

https://finance.detik.com/moneter/d-5128972/dear-nasabah-jiwasraya-rilis-laporan-keuan

gan-2019-nih

Nordiansyah, E. (2020, July 16). Penyebab Kerugian Jiwasraya Yang ditutupi manajemen. Berita

Terkini Memberi Arti - Medcom.id. Retrieved October 31, 2022, from

https://www.medcom.id/amp/yNLGYEqK-penyebab-kerugian-jiwasraya-yang-ditutupi-m

anajemen
Jatmiko, B. P. (2020, January 8). Simak, Ini Kronologi Lengkap kasus Jiwasraya Versi bpk.

KOMPAS.com. Retrieved October 31, 2022, from

https://amp.kompas.com/money/read/2020/01/09/063000926/simak-ini-kronologi-lengka

p-kasus-jiwasraya-versi-bpk

Anda mungkin juga menyukai