Anda di halaman 1dari 2

Skandal PT Asuransi Jiwasraya

 Indentifikasi skandal bisnis PT Asuransi Jiwasraya

PT Asuransi Jiwasraya merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia


yang bergerak di sektor asuransi. Berkaitan dengan permasalahan PT Asuransi Jiwasraya
yang tidak dapat membayar polis kepada para nasabah asuransi. Oleh karena itu, kami
akan melakukan identifikasi terkait dengan skandal bisnis yang terjadi pada PT Asuransi
Jiwasraya.

Adanya skandal bisnis yang terjadi pada PT Asuransi Jiwasraya terjadi sejak tahun
2006 atas pelaporan keuangan laba semu yang sebetulnya merupakan rekayasa akuntansi,
dimana perusahaan telah mengalami kerugian. Dapat diketahui bahwa dilakukannya
rekayasa akuntansi ini merupakan sebuah bentuk kecurangan yang termasuk dalam
pelanggaran etika bisnis.

PT Asuransi Jiwasraya ini telah melanggar prinsip kehatian-hatian dalam mengelola


perusahaan (good corporate governance) yang dapat diketahui bahwa perusahaan
asuransi ini melakukan investasi pada 13 perusahaan yang kondisi sahamnya dinilai
sedang tidak aman. Akibat dari kesalahan dalam pengelolaan dan penempatan investasi
menyebabkan Jiwasraya mengalami kekurangan solvabilitas mencapai Rp 28 triliun. Jadi,
tata kelola perusahaan yang kurang baik akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

PT Asuransi Jiwasraya mengeluarkan produk JS Saving Plan yang dipasarkan kepada


nasabah melalui bancassurance. Produk ini menjanjikan return yang tinggi kepada
nasabah dengan return dua kali lebih tinggi dari deposito. Namun, justru produk ini yang
menyebabkan perusahaan asuransi ini gagal bayar polis kepada para nasabahnya hingga
mencapai angka Rp 16 Triliun. Dapat diketahui bahwa perusahaan kurang berhati-hati
dalam mengambil kebijakan, Kebijakan yang salah dapat menyebabkan kerugian semakin
bertambah.

Pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada PT Asuransi Jiwasraya


kurang ketat atau lemah. Hal ini dapat dilihat dengan pemilihan produk jasa JS Saving
Plan yang ditawarkan oleh Jiwasraya yang memiliki nilai resiko yang tinggi yang
dibiarkan oleh OJK. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengawasan yang lebih baik
sehingga dapat terhindar dari tindakan yang salah agar tidak merugikan banyak pihak.
Kasus skandal bisnis yang terjadi pada perusahaan BUMN ini tentunya merugikan
banyak pihak, terutama para stakeholders seperti pemerintah, investor, kreditur, dan lain-
lain. Mereka kehilangan hak yang seharusnya diperoleh. Oleh karena itu, mereka
khususnya nasabah asuransi berhak melakukan tuntutan atas kejadian ini. Selain itu,
kasus skandal ini juga akan mempengaruhi reputasi perusahaan. Citra perusahaan di mata
masyrakat akan menurun dan loyalitas pelanggan juga akan menurun.

Skandal bisnis yang terjadi pada PT Asuransi Jiwasraya dapat dihindari apabila dalam
menjalankan bisnisnya dengan beretika. Perusahaan yang beretika didasarkan atas niat
dan perbuatan yang menghormati kepentingan dan hak pihak lain. Niat beretika
dijabarkan dalam budaya perusahan, visi dan misi yang jelas, dan penetapan tujuan serta
strategi yang tepat. Perbuatan etis dilaksanakan melalui aktivitas yang didasarkan atas
kebijakan dan prosedur yang etis dan pada akhirnya aktivitas dilaksanakan oleh individu-
individu di dalam perusahaan.

 Penyimpangan yang ditemukan BPK


1. Penunjukkan pejabat kepala pusat bancassurance tidak sesuai dengan ketentuan
2. Penetapan COF saving plan tidak mempertimbangkan kemampuan investasi PT
Asuransi Jiwasraya
3. Pengajuan COF langsung ke direksi, tidak sesuai ketentuan
4. Lakukan investasi pada saham perusahaan berkualitas rendah dan tidak sesuai
ketentuan
5. Transaksi saham tertentu melebihi batas maksimal di atas 2,5%

Anda mungkin juga menyukai