Anda di halaman 1dari 8

BAB 1.

PENDAHULUAN

Laporan laba rugi sendiri merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan perusahaan
yang melaporkan tentang kegiatan operasional suatu perusahaan dengan memperhitungkan
pendapatan dan beban – beban selama satu periode yang selanjutnya bisa ditentukan laba atau
rugi. Laporan ini berisikan informasi tentang sumber dari mana penghasilan perusahaan
diperoleh dan beban – beban apa saja yang menjadi tanggungan perusahaan dalam periode yang
bersangkutan. Laporan ini juga berfungsi untuk menunjukkan profitabilitas kepada investor dan
kreditor yang mempunyai kepentingan kepada perusahaan, serta mengetahui seberapa efisien
perusahaan dalam mencapai laba yang ditargetkan.

Dalam dunia bisnis, perusahaan Tbk adalah perusahaan yang bentuk kepemilikannya
disalurkan kepada para pemilik saham, yakni masyarakat, dengan perdagangan saham yang
tersedia di bursa efek Indonesia atau BEI. Dilansir dari laman Otoritas Jasa Keuangan atau OJK,
perusahaan Tbk adalah perusahaan perseroan terbatas dimana kepemilikan sahamnya dimiliki
oleh minimal oleh 300 pemilik saham dan mengantongi modal minimal tiga milyar rupiah, sesuai
peraturan pemerintah pusat. Artinya, perusahaan Tbk adalah perusahaan yang mampu menjual
saham dan obligasinya kepada masyarakat untuk menghimpun modal, yakni uang tunai guna
mengerjakan kegiatan ekspansi bisnis atau proyek lain yang menguntungkan perusahaan.

Tbk sebagai singkatan dari kata terbuka menjadi suatu tanda bahwa perusahaan yang
dimaksud merupakan perusahaan terbuka dan menerima modal dari siapapun sebanyak-
banyaknya. Di perusahaan Tbk masyarakat dapat menanamkan modal dengan perdagangan
saham yang tersedia di bursa efek Indonesia atau yang kerap disapa BEI. Sehingga¸ dapat
disimpulkan bahwa perusahaan Tbk adalah perusahaan yang mampu menjual saham dan
obligasinya kepada masyarakat untuk mengumpulkan modal berupa uang tunai. Kemudian
modal tersebut akan dialokasikan untuk mengerjakan kegiatan ekspansi bisnis atau proyek lain
yang dinilai menguntungkan perusahaan. Karakteristik yang paling ampak terlihat dari
perusahaan ini ialah imbuh Tbk di belakang nama perusahaan. Perusahaan terbuka dikepalai oleh
direktur atau direksi yang memiliki tugas untuk menetapkan keputusan-keputusan, peraturan
terkait pekerjaan, dan peraturan terkait lingkungan kerja. 
BAB 2. ISI

2.1 Laporan Laba Rugi PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk Tahun 2020

Sumber : Laporan Tahunan - Adira Finance


2.2 Analisis Laba Rugi PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk Tahun 2020

Di tengah kondisi ekonomi yang melemah akibat pandemi COVID-19, pada akhir
tahun 2020 Adira Finance membukukan total aset yang mengalami penurunan sebesar
16,8% y/y menjadi Rp29,2 triliun; liabilitas turun 21,2% y/y menjadi Rp21,3 triliun; dan
ekuitas turun 1,9% y/y menjadi Rp7,9 triliun jika dibandingkan dengan akhir tahun 2019.
Pada akhir tahun 2020, Adira Finance mencatat kas dan kas di bank mencapai Rp4,2
triliun tumbuh 35,4% y/y dibandingkan posisi akhir tahun 2019 sebesar Rp3,1 triliun.
Dari jumlah tersebut kas di bank yang disimpan di pihak berelasi yakni Bank Danamon
Indonesia mencapai Rp1,2 triliun turun 32,6% y/y dibandingkan pada posisi akhir tahun
2019 sebesar Rp1,8 triliun. Di tahun 2020 ini, Adira Finance mengalami kerugian atas
penghasilan komprehensif lain sebesar Rp10,5 miliar, turun dibandingkan pada tahun
2019 sebesar Rp150,1 miliar. Secara kumulatif, total penghasilan komprehensif tahun
berjalan Adira Finance menurun sebesar 48,2% y/y menjadi Rp1,0 triliun dari tahun
sebelumnya sebesar Rp2,0 triliun

Adira Finance menghadapi berbagai tantangan di sepanjang tahun 2020 yang


tercermin dari kondisi ekonomi yang melemah, penurunan penjualan yang signifikan di
industri otomotif yang disebabkan oleh kondisi pandemi yang terus berlanjut yang
berdampak pada kinerja bisnis Perusahaan. Pada tahun 2020, Perusahaan membukukan
laba bersih turun menjadi Rp1,0 triliun dari sebelumnya sebesar Rp2,1 triliun pada tahun
2019. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan pendapatan Perusahaan dan kenaikan
beban penyisihan kerugian nilai jika dibandingkan dengan tahun 2019. Total laba
komprehensif Adira Finance turun 48,2% y/y menjadi Rp1,0 triliun, sedangkan laba
bersih per saham Adira Finance tercatat turun menjadi Rp1.026 di tahun 2020. Penurunan
ini juga tentunya disebabkan oleh kondisi makroekonomi yang kurang menguntungkan
sebagai dampak pandemi COVID-19, Adira Finance mencatatkan laba tahun berjalan
sebesar Rp1,0 triliun turun sebesar 51,4% y/y dibandingkan pada tahun 2019 sebesar
Rp2,1 triliun. Penurunan laba tahun berjalan ini sejalan dengan turunnya total pendapatan
di tahun 2020 sebesar 16,8% y/y dan adanya kenaikan beban penyisih Rincian dari
laporan laba rugi tersaji pada tabel berikut :
Di tengah kondisi eksternal yang kurang menguntungkan, Adira Finance tercatat
masih memiliki rasio likuiditas yang sehat di tahun 2020. Hal ini dapat terlihat melalui
perhitungan solvabilitas, yakni pertumbuhan atas kemampuan Perseroan dalam
memenuhi liabilitas jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio liabilitas terhadap
ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar 2,7x dibandingkan pada
tanggal 31 Desember 2019 sebesar 3,3x. Rasio liabilitas terhadap jumlah aset pada
tanggal 31 Desember 2020 sebesar 0,7x, turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya
sebesar 0,8x. Nilai dari rasio solvabilitas aset tersebut menunjukkan bahwa hanya
sebagian aset yang dibiayai menggunakan liabilitas sehingga Adira Finance mampu
menjaga kemampuan membayar utang dengan sangat baik.

Solusi dari permasalahan yang dihadapi adalah Adira Finance membentuk Komite
Aset dan Liabilitas yang memantau kondisi dan situasi yang berhubungan dengan
likuiditas serta melakukan tindakan mitigasi jika diperlukan dalam hal pengelolaan risiko
likuiditas. Keefektifan dari komite ini terlihat dari pengelolaan yang baik atas perbedaan
jatuh tempo antara aset dan likuiditas. Adira Finance senantiasa menjalankan aktivitas
kegiatan usaha dalam industri pembiayaan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan taat
kepada peraturan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan serta perundang-undangan
yang berlaku. Secara konsisten, Adira Finance mampu memenuhi rasio-rasio keuangan
yang diatur oleh regulator meskipun Adira Finance melakukan ekspansi pembiayaan
yang berkelanjutan untuk memanfaatkan momentum perbaikan penjualan otomotif
nasional di saat ekonomi Indonesia mulai menunjukkan sinyal perbaikan.
2.3 Laporan Laba Rugi PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk Tahun 2021

Sumber : Laporan Tahunan - Adira Finance


2.4 Analisis Laba Rugi PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk Tahun 2021

Pada tahun 2021 secara keseluruhan, Perusahaan membukukan kinerja yang lebih
baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya di tengah pandemi COVID-19 yang masih
berlangsung. Perusahaan berhasil membukukan peningkatan laba bersih setelah pajak
sebesar 18,2% y/y jika dibandingkan dengan tahun lalu. Adira Finance membukukan
pendapatan terutama berasal dari pendapatan pembiayaan yang terdiri dari pendapatan
pembiayaan konsumen, marjin murabahah, sewa pembiayaan, dan pendapatan lain-lain.
Hal ini sejalan dengan bisnis inti Adira Finance dalam menjalankan fungsi penyalur
pembiayaan kepada konsumen. Pada tahun 2021, Adira Finance memperoleh total
pendapatan sebesar Rp8,7 triliun turun 8,3% y/y dari sebelumnya sebesar Rp9,4 triliun di
tahun 2020.

Peningkatan ini terjadi karena perbaruan yang dilakukan perusahan dimana


menawarkan produk sewa pembiayaan kendaraan bermotor serta melayani pembiayaan
konsumen dan pembiayaan berbasis syariah. Adira Finance mampu membukukan
pendapatan dari segmen usaha sewa pembiayaan pada tahun 2021 sebesar Rp31,6 miliar,
turun sebesar 13,8% y/y dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp36,7 miliar. Industri yang
belum pulih sepenuhnya terutama pada segmen penjualan mobil komersial baru menjadi
penyebab kurang optimalnya pendapatan sewa pembiayaan. Total beban Adira Finance
pada tahun 2021 mencapai sebesar Rp7,1 triliun turun 11,4% y/y dibandingkan pada
tahun 2020 sebesar Rp8,0 triliun. Penurunan ini terutama karena Perusahaan melakukan
langkah-langkah secara efektif untuk mengelola biaya bunga dan biaya kredit selama
tahun 2021.

Pada tahun 2021, beban penyisihan kerugian penurunan nilai Adira Finance
tercatat sebesar Rp1,8 triliun turun 17,6% y/y dibandingkan pada tahun 2020 sebesar
Rp2,2 triliun. Meskipun kondisi perekonomian masih belum sepenuhnya pulih,
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai yang
dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya
piutang pembiayaan.
Kemajuan ini juga tidak lepas dari kinerja ekonomi yang solid dan positif tak
lepas dari andil para karyawan dan konsumen yang telah memberikan kontribusinya
kepada Perusahaan. Performa keuangan dan operasional berhasil dikelola dengan baik
oleh beberapa departemen dan divisi di bawah pengawasan Direktur Operasi, Direktur
Keuangan, Direktur Korporasi dan Sekretaris Perusahaan, Direktur Pengembangan
Bisnis, serta Direktur Penjualan dan Pemasaran. Di tengah dinamika pandemi COVID-19
yang masih berlangsung sepanjang tahun 2021, Adira Finance memiliki memiliki
kemampuan yang baik dalam memenuhi seluruh kewajiban utang, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang yang dapat diukur melalui rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio gearing yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Di sepanjang tahun
2021, Adira Finance memiliki ketersediaan likuiditas yang cukup untuk melunasi seluruh
kewajiban keuangannya dan mendanai kebutuhan bisnisnya melalui penerimaan angsuran
dari nasabah dan fasilitas sumber pendanaan yang tersedia. Perusahaan terus melakukan
diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan dari pembiayaan bersama dengan
Perusahaan induknya Bank Danamon, dan memperoleh pinjaman eksternal yang terdiri
atas pinjaman bank dan obligasi.
BAB 3. PENUTUP

Berdasarkan analisis laba rugi dari laporan keuangan PT. Adira Dinamika Multi Finance
Tbk tahun 2020-2021 didapatkan kesimpulan berupa pada tahun 2020 Adira Finance mengalami
penurunan laba mencapai 16,8% dimana laba bersih turun menjadi Rp1,0 triliun dari sebelumnya
sebesar Rp2,1 triliun pada tahun 2019. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan pendapatan
perusahaan dan kenaikan beban penyisihan kerugian nilai jika dibandingkan dengan tahun 2019.
Hal ini juga terutama disebabkan oleh pandemic Covid-19 yang membuat kondisi ekonomi yang
melemah, penurunan penjualan yang signifikan di industri otomotif yang disebabkan oleh
kondisi pandemi yang terus berlanjut yang berdampak pada kinerja bisnis Perusahaan.

Sedangkan pada tahun 2021 kondisi perusahaan Adira Finance mulai membaik dilihat
dari kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya di tengah pandemi COVID-
19 yang masih berlangsung. Perusahaan berhasil membukukan peningkatan laba bersih setelah
pajak sebesar 18,2%. Peningkatan ini terjadi karena perbaruan yang dilakukan perusahan dimana
menawarkan produk sewa pembiayaan kendaraan bermotor serta melayani pembiayaan
konsumen dan pembiayaan berbasis syariah. Kemajuan ini juga tidak lepas dari kinerja ekonomi
yang solid dan positif tak lepas dari andil para karyawan dan konsumen yang telah memberikan
kontribusinya kepada Perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai