Anda di halaman 1dari 14

Batuan Beku

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batuan adalah benda alam yang tersusun dari satu atau lebih mineral pembentuk kerak
bumi. Kebanyakan batuan merupakan campuran mineral yang tergabung secara fisik satu
sama lain. Batuan umumnya tersusun oleh gabungan mineral, bahan organik serta bahan-
bahan vulkanik. Batuan terbentuk melalui proses alamiah, secara umum dibagi kedalam 3
proses utama, yaitu proses kristalisasi, dari proses kristalisasi akan mendapatkan jenis batuan
beku. Proses metamorfisme, dari proses metamorfisme akan mendapatkan jenis batuan
metamorf. Terakhir proses pengendapan, akan menghasilkan jenis batuan sedimen. Batuan
sedimen sendiri terbagi menjadi silisiklastik, organik, kimiawi. Batuan jenis silisiklastik juga
terbagi bermacam jenisnya seperti batuan konglomerat, batupasir, dan batuan lumpur. Batuan
jenis organik terbagi menjadi dua batuan, yaitu batu gamping dan batubara. Batuan jenis
kimiawi terbagi menjadi dua macam batu rijang dan batu gypsum. Sedangkan batuan beku
terbagi menjadi tiga batuan, seperti batuan granit, batuan andesit, batuan basalt. Dan batuan
metamorf terbagi menjadi 2 yaitu batuan marmer dan batusabak. (Andreas dan Putra, 2018)
Batuan – batuan hasil proses alamiah sangat banyak jenisnya, umumnya terbagi menjadi
tiga proses utama yaitu proses kristalisasi yang menghasilkan jenis batuan beku, proses
metamorfisme yang menghasilkan jenis batuan metamorf, proses pengendapan yang
menghasilkan jenis batuan sedimen. Dari tiap jenis batuan tadi juga menghasilkan batuan
yang berbeda seperti batuan sedimen meliputi konglomerat, batu pasir, batuan gamping dan
sebagainya, batuan beku juga terbagi lagi seperti batuan granit, batuan andesit dan batuan
basalt. Dan jenis batuan metamorf juga terbagi lagi meliputi batuan marmer dan batusabak.
Melihat banyaknya jenis batuan diatas, sebagai ahli geologi dalam menentukan jenis batuan
menggunakan panca indra penglihatan masih memiliki kelemahan. (Wibowo dkk., 2017).
Batuan Beku (Batu Igneus) adalah batuan yang terbentuk di bawah permukaan ( intrusif )
mau pun terbentuk di atas permukaan tanah ( ekstrusif ) melalui proses pendinginan dan
pengerasan dari magma yang melewati proses kristalisasi atau terkadang tidak melewati
proses kristalisasi. Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang
terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik
dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.
Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat
sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. (Jahidin, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan batuan beku?
2. Apa saja ciri umum batuan beku?
3. Apa saja klasifikasi batuan beku?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk memahami tentang batuan beku
2. Untuk mengetahui dan memahami terkait ciri umum batuan beku
3. Untuk mengetahui dan memahami terkait klasifikasi batuan beku.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Batuan


Batuan didefinisikan sebagai agregasi dari satu atau beberapa jenis mineral yang
bercampur menjadi satu, tetapi sifat dasar dari tiap mineral tersebut masih tetap terlihat
(lebih sederhana dari mineral), dimana mineral merupakan campuran kimia dan batuan
merupakan campuran fisika. Seringkali biji mineral dijadikan “semen” bersamaan dengan
materiala alami yang bertindak sebagai lem pada batuan lain.

Gambar 1. Batuan
Dalam makna lain batuan juga bisa disebut benda padat yang terbuat secara alami dari
mineral atau mineraloid. Dalam siklus pembentukannya, batuan mengalami peristiwa yang
dikenal sebagai siklus batuan.Siklus batuan adalah suatu proses yang menggambarkan
menggambarkan bahwa batuan terbentuk dari proses perubahan magma. Ketika magma
keluar dari isi perut bumi, cairan magma menjadi beku akibat pengaruh cuaca. Magma
yang membeku kemudian dikenal menjadi batuan beku, lalu sedimen, batuan sedimen, dan
batuan metamorf dan akhirnya kembali menjadi magma kembali. Proses dalam pembuatan
batuan membutuhkan proses dan waktu yang singkat atau panjang hingga jutaan tahun
lamanya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor alam seperti cuaca, udara, tekanan,
temperatur dan berbagai faktor lainnya.
Selain itu para ahli juga memiliki pandangan tersendiri tentang pengertian batuan, antara
lain ;
1. Menurut Para Geologiwan Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang
bersatu membentuk kulit bumi dan Batuan adalah semua material yang membentuk
kulit bumi
2. Menurut Para Ahli Teknik Sipil Khususnya Ahli Geoteknik Istilah batuan hanya
untuk formasi yang keras dan padat dari kulit bumi. Batuan adalah suatu bahan yang
keras dan koheren atau yang telah terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara
biasa, misalnya dengan cangkul dan belincong.
3. Menurut Talobre Menurut Talobre, orang yang pertama kali memperkenalkan
Mekanika Batuan di Perancis pada tahun 1948, batuan adalah material yang
membentuk kulit bumi termasuk fluida yang berada didalamnya (seperti air, minyak
dan lain-lain).
4. Menurut ASTM Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid)
berupa massa yang berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.

3.2 Klasifikasi Batuan


Batuan didefinisikan sebagai agregasi dari satu atau beberapa jenis mineral yang
bercampur menjadi satu, tetapi sifat dasar dari tiap mineral tersebut masih tetap terlihat.
Berdasarkan proses terbentuknya batuan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu batuan igneous
(batuan beku), batuan sedimentasi, dan batuan metamorpik (batuan malihan). Batuan beku
terbentuk dari pembekuan magma. Batuan sedimen terbentuk secara alamiah dipermukaan
bumi dari fragmen-fragmen batuan yang kembali memadat dan mengeras menjadi batuan.
Batuan metamorf terbentuk dari batuan-batuan sebelumnya yang mengalami perubahan
mineral dan strukur akibat pengaruh tekanan dan temperatur.
Gambar 2. Klasifikasi Batuan

3.3 Batuan Beku


Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu
atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan
teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik.
Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan
beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat
sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini
seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan
beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya
akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah
basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
BAB 3. METODE

Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dengan sifat


deskriptif Pendekatan penelitian kualitatif digunakan dalam pekerjaan ini. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti berfungsi sebagai instrumen utama dan metodologi pengumpulan data
untuk mempelajari latar yang alami dan objektif.

Hasil analisis data diramu secara induktif dan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif,
signifikansi diprioritaskan daripada generalisasi. motif untuk memilih Studi semacam ini
menjelaskan materi tentang pemahaman ilmu geografi dan prinsipnya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Batuan beku terbentuk dari pendinginan dan kristalisasi magma (lava). Magma dihasilkan
ketika mineral batuan bumi bagian dalam mulai padat dan sebagian meleleh. Pelelehan terjadi
akibat adanya tiga faktor yaitu (1) temperatur tinggi, (2) penurunan tekanan lokal, (3)
penambahan air. Pertama yaitu peran pemanasan. Gradien geothermal mendeskripsikan bahwa
temperatur bumi naik kira-kira setiap kedalaman satu kilometer dari permukaan bumi. Tetapi
temperatur tidak cukup mengubah batuan untuk meleleh, tekanan memainkan peranan penting.
Batuan di dalam bumi disimpan dalam bentuk padatan dengan berat yang sangat besar, tekanan
yang sangat tinggi dalam mantel batuan mencagah atom dalam mineral dari pecahan rangkaian
kimia dan bergerak dengan bebas membentuk sebuah cairan magma.

 Dari Magma ke Batuan

Mineral membentuk sebuah batuan igneous tergantung pada komposisi kimia dari
maagma yang mengkristal. Variasi dari batuan igneous tidak sama dengna variasi dari magma.
Hanya ada tiga macam utama dari magma: basalt, andesit, dan granit. Magma berbeda dalam hal
komposisi dan kekayaannya, mereka ditemukan di lempeng yang berbeda. Setiap magma ini
berkumpul membentuk satu kesatuan dari batuan beku.

 Intrusi dan Ekstrusi Batuan Igneous

Kata intrusi berarti “desakan kedalam”. Dinamakan intrusi batuan beku karena memiliki
kemampuan untuk mendesak atau memberi desakan kedalam. Medan intrusi dinamakan Pluton
yang terdapat dalam bentuk variasi yang luas, dari lemping menjadi luas, gumpalan tak
berbentuk. Tanggul merupakan pluton yang terbentuk oleh desakan dari magma sampai patah
agar memotong lintang lapisan dari batuan yang ada. Pluton terbesar adalah batholit. Mereka
menggambarkan lebih dari 100 Km2 dari permukaan. Batholit terbentuk dari inti beberapa
sistem gunung utama di dunia termasuk Sierra Nevada. Dilain hal, panas dan magma bergerak
dapat membuat jalan ke permukaan bumi tanpa pemadatan. Ketika magma meletus sebagai lava
pada ledakan yang luar biasa dari gunung berapi, terlebih letusan magma merembes ke tanah dan
mengalir ke laut. Batuan yang terbentuk dari lava disebut ekstrusi batuan beku. Batuan ekstrusi
dapat pula disebut dengan batuan vulkanik. Contoh batuan ekstrusi adalah basalt.
Secara umum, batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada lapisan,
dan umumnya tidak mengandung fosil. Mineral utama yang menyusun batuan beku adalah
mineral silikat, seperti kuarsa (silikon dioksida). Kebanyakan mineral silikat juga mengandung
elemen lain, seperti aluminium, kalsium, natrium, kalium, dan magnesium.

Batuan beku dibagi menjadi beberapa spesies, antara lain :

 Batu Apung
Batu apung adalah batu abu-abu, keropos, berbuih, ringan dan mengambang di
air. Apung berasal dari pendinginan magma dalam bentuk gelembung gas. Batu apung
digunakan untuk menggiling atau menghaluskan kayu. Di bidang industri, batu apung
digunakan sebagai pengisi, isolator suhu tinggi dan untuk keperluan lain.
 Batu Obsidian
Obsidian adalah batu berbentuk kaca dan tidak ada kristal. Batu ini terbuat dari
lava permukaan yang mendingin dengan cepat. Batu ini berfungsi sebagai alat pemotong
atau ujung tombak (pada zaman kuno) dan dapat digunakan sebagai kerajinan.
 Granit
Granit adalah batu yang terdiri dari kristal kasar, berwarna putih hingga abu-abu,
dan ada beberapa yang berwarna oranye. Batu-batu ini terletak di tepi pantai atau sungai
besar atau bisa juga terletak di dasar sungai. Batu ini dibuat oleh pendinginan magmatik,
yang berlangsung perlahan di bawah permukaan bumi. Batu ini bisa digunakan sebagai
ubin lantai.
 Batu Basal
Basalt adalah batu yang terdiri dari kristal yang sangat kecil, berwarna abu-abu-
hijau dan memiliki banyak lubang kecil. Batu basal terbentuk dari lava pendingin, yang
mengandung gas tetapi telah menguap. Batu basal ini bertindak sebagai bahan baku
dalam industri pemolesan, dalam bahan bangunan, konstruksi atau konstruksi jalan, dll.
 Batu Diorit
Diorite adalah batu yang umumnya berwarna abu-abu bercampur putih atau hitam
dengan putih. Batu-batu Diorite diciptakan oleh penggabungan lautan. Dioritstein
bertindak sebagai hiasan dinding atau lantai bangunan. Bisa juga digunakan sebagai
bahan bangunan.
 Batu Andesit
Andesit adalah batu halus, abu-abu-hijau atau sering merah dan oranye. Batu
andesit terbentuk oleh pencairan letusan gunung berapi Merapi, yang kemudian
membeku ketika suhu lava turun antara 900 dan 1.100 derajat Celcius. Batu andesit
berfungsi sebagai ornamen untuk dinding rumah, pagar.
 Gabro Stein
Batu gabro adalah batu abu-abu hitam, hijau atau gelap di mana tidak ada rongga,
lubang udara atau retak. Mineral terlihat jelas dan mineral besar menunjukkan bahwa
mineral terbentuk pada suhu beku yang relatif lambat, sehingga bentuk mineral tampak
besar. Batu ini terbuat dari magma beku di gunung. Batu ini bertindak sebagai bahan
pelapis dinding.

Selain klasifikasi diatas, batuan beku juga dapat di klasifikasi berdasarkan genetik atau
tempat terjadinya, yaitu antara lain :

1. Batuan beku Intrusif


Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku
dalam atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik
diantaranya, pendinginannya sangat lambat(dapat sampai jutaan
tahun),memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna
bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku intrusif sendiri
mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma
dan batuan di sekitarnya. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi lagi
menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi permukaan.
berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya,
struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan
diskordan.
2. Batholit,
Merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya
tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya.
Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh
intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan
bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari
1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan
penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30
km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena
tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat
mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat
tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada
proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan
yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih
padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap
fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua
magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan
yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
3. Stock
Seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil
dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta
suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
4. Dyke
Disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan
batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua
sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
5. Jenjang Volkanik
Adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan.
Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku
yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
BAB 5. KESIMPULAN

Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari pendinginan dan kristalisasi magma
(lava) yang dihasilkan ketika mineral batuan bumi bagian dalam mulai padat dan sebagian
meleleh. Secara umum, batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada
lapisan, dan umumnya tidak mengandung fosil.

Batuan beku dapat diklasfikasikan kedalam beberapa spesies antara lain adalah : batu
apung, batu obsidian, batu granit, batu basal, batu diorite, batu andesit dan batu gabro stein.
Selain itu, berdasarkan genetic atau tempat terjadinya, batuan beku juga dapat dibagi menjadi :
Intrusif, batholit, stock, dyke, dan jenjang volkanik.

.
DAFTAR PUSTAKA

Andreas¸ A., dan Putra, A. 2018. Perbandingan Karateristik Batuan Beku Erupsi Gunung
Gamalama dan Gunung Talang. Jurnal Fisika Unand Vol. 7 No. 4.

Chernicoff, S., dan Venkatakrishnan, R. 1995. Geology and Introduction to Physical Geology.
New York : Worth Publisher.

Dirk, M.H.J. 2008. Petrologi – Geokimia batuan Gunung Api Tampomas dan Sekitarnya, Jurnal
Geologi Indonesia Vol. 3 : 23-35.

Hewitt, P. G. 2007. Conceptual Intregated Science. San Fransico: addison Wesley

Jahidin, Klasifikasi Normatif Batuan Beku dari Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
Menggunakan Software K-Wave Magma, Jurnal Aplikasi Fisika, 6, 111-115, 2010.

Manullang, S., Rachmat, H., dan Rosana, M.F. 2015. Petrogenesa Batuan Lava Gunung Barujari
dan Gunung Rombongan, Komplek Gunung Rinjani, Prosiding Seminar Nasional
Kebumian Ke-8, Bandung, 499-506, 2015.

Manullang, S., Rachmat, H., dan Rosana, M.F. 2015. Petrogenesa Batuan Lava Gunung Barujari
dan Gunung Rombongan, Komplek Gunung Rinjani, Prosiding Seminar Nasional
Kebumian Ke-8, Bandung, 499-506, 2015.

Nandi, H. 2010. Geologi Lingkungan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Novia E, Akmam , dan Mufit F. 2013. Identifikasi jenis batuan menggunakan metode geolistrik
tahanan jenis konfigurasi wenner di universitas negeri Padang kampus Air Tawar. Pillar of
Physics.Vol. 2: 01-08.

Panggabean, B.D., dan Tambing, F.S. 2022. Pengujian Unsur Mineral pada Batuan Beku,
Sedimen dan Metamorf di Daerah Jayapura. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Terapan (SINTA) VI 2022.
Prasetya, Z.I. 2013. Sifat Fisik dan Manfaat Batuan Beku di Desa Sapulante, Kecamatan
Pasrepah, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah MTG Vol. 6 No.1.

Setiadi, M., Apriansyah, dan Sampurno, J. 2016. Identifikasi Sebaran Batuan Bekudi Bukit Koci
Desa Sempalai Kabupaten Sambas Kalimantan Barat dengan Menggunakan Metode
Geolistik Resistivitas. Jurnal POSITRON Vol VI no.2 : 53-59.

Sultoni, M.I., Hidayat, B. dan Subandrio, A.S. 2019. Klasifikasi Jenis Batuan Beku Melalui Citra
Berwarna dengan Menggunakan Metode Local Binary Pattern dan K-Nearest Neighbor.
Jurnal TEKTRIKA Vol.4 No.1.

Travis, R.B. 1995. Classification of Rock. Colorado School of Mines, fourth edition, 50, 98.

Wibowo, S.N., Hidayat, B., dan Arif, J. 2017. Identifikasi Jenis Batuan Beku Melihat Bentuk
Pola Batuan Menggunakan Metode Discrete Wavelet Transform (DWT) dan K-Nearest
Neighbor (KNN). E-Proceeding of Engineering Vol. 4 No.2.

Anda mungkin juga menyukai