BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk memahami tentang batuan beku
2. Untuk mengetahui dan memahami terkait ciri umum batuan beku
3. Untuk mengetahui dan memahami terkait klasifikasi batuan beku.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. Batuan
Dalam makna lain batuan juga bisa disebut benda padat yang terbuat secara alami dari
mineral atau mineraloid. Dalam siklus pembentukannya, batuan mengalami peristiwa yang
dikenal sebagai siklus batuan.Siklus batuan adalah suatu proses yang menggambarkan
menggambarkan bahwa batuan terbentuk dari proses perubahan magma. Ketika magma
keluar dari isi perut bumi, cairan magma menjadi beku akibat pengaruh cuaca. Magma
yang membeku kemudian dikenal menjadi batuan beku, lalu sedimen, batuan sedimen, dan
batuan metamorf dan akhirnya kembali menjadi magma kembali. Proses dalam pembuatan
batuan membutuhkan proses dan waktu yang singkat atau panjang hingga jutaan tahun
lamanya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor alam seperti cuaca, udara, tekanan,
temperatur dan berbagai faktor lainnya.
Selain itu para ahli juga memiliki pandangan tersendiri tentang pengertian batuan, antara
lain ;
1. Menurut Para Geologiwan Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang
bersatu membentuk kulit bumi dan Batuan adalah semua material yang membentuk
kulit bumi
2. Menurut Para Ahli Teknik Sipil Khususnya Ahli Geoteknik Istilah batuan hanya
untuk formasi yang keras dan padat dari kulit bumi. Batuan adalah suatu bahan yang
keras dan koheren atau yang telah terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara
biasa, misalnya dengan cangkul dan belincong.
3. Menurut Talobre Menurut Talobre, orang yang pertama kali memperkenalkan
Mekanika Batuan di Perancis pada tahun 1948, batuan adalah material yang
membentuk kulit bumi termasuk fluida yang berada didalamnya (seperti air, minyak
dan lain-lain).
4. Menurut ASTM Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid)
berupa massa yang berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.
Hasil analisis data diramu secara induktif dan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif,
signifikansi diprioritaskan daripada generalisasi. motif untuk memilih Studi semacam ini
menjelaskan materi tentang pemahaman ilmu geografi dan prinsipnya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Batuan beku terbentuk dari pendinginan dan kristalisasi magma (lava). Magma dihasilkan
ketika mineral batuan bumi bagian dalam mulai padat dan sebagian meleleh. Pelelehan terjadi
akibat adanya tiga faktor yaitu (1) temperatur tinggi, (2) penurunan tekanan lokal, (3)
penambahan air. Pertama yaitu peran pemanasan. Gradien geothermal mendeskripsikan bahwa
temperatur bumi naik kira-kira setiap kedalaman satu kilometer dari permukaan bumi. Tetapi
temperatur tidak cukup mengubah batuan untuk meleleh, tekanan memainkan peranan penting.
Batuan di dalam bumi disimpan dalam bentuk padatan dengan berat yang sangat besar, tekanan
yang sangat tinggi dalam mantel batuan mencagah atom dalam mineral dari pecahan rangkaian
kimia dan bergerak dengan bebas membentuk sebuah cairan magma.
Mineral membentuk sebuah batuan igneous tergantung pada komposisi kimia dari
maagma yang mengkristal. Variasi dari batuan igneous tidak sama dengna variasi dari magma.
Hanya ada tiga macam utama dari magma: basalt, andesit, dan granit. Magma berbeda dalam hal
komposisi dan kekayaannya, mereka ditemukan di lempeng yang berbeda. Setiap magma ini
berkumpul membentuk satu kesatuan dari batuan beku.
Kata intrusi berarti “desakan kedalam”. Dinamakan intrusi batuan beku karena memiliki
kemampuan untuk mendesak atau memberi desakan kedalam. Medan intrusi dinamakan Pluton
yang terdapat dalam bentuk variasi yang luas, dari lemping menjadi luas, gumpalan tak
berbentuk. Tanggul merupakan pluton yang terbentuk oleh desakan dari magma sampai patah
agar memotong lintang lapisan dari batuan yang ada. Pluton terbesar adalah batholit. Mereka
menggambarkan lebih dari 100 Km2 dari permukaan. Batholit terbentuk dari inti beberapa
sistem gunung utama di dunia termasuk Sierra Nevada. Dilain hal, panas dan magma bergerak
dapat membuat jalan ke permukaan bumi tanpa pemadatan. Ketika magma meletus sebagai lava
pada ledakan yang luar biasa dari gunung berapi, terlebih letusan magma merembes ke tanah dan
mengalir ke laut. Batuan yang terbentuk dari lava disebut ekstrusi batuan beku. Batuan ekstrusi
dapat pula disebut dengan batuan vulkanik. Contoh batuan ekstrusi adalah basalt.
Secara umum, batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada lapisan,
dan umumnya tidak mengandung fosil. Mineral utama yang menyusun batuan beku adalah
mineral silikat, seperti kuarsa (silikon dioksida). Kebanyakan mineral silikat juga mengandung
elemen lain, seperti aluminium, kalsium, natrium, kalium, dan magnesium.
Batu Apung
Batu apung adalah batu abu-abu, keropos, berbuih, ringan dan mengambang di
air. Apung berasal dari pendinginan magma dalam bentuk gelembung gas. Batu apung
digunakan untuk menggiling atau menghaluskan kayu. Di bidang industri, batu apung
digunakan sebagai pengisi, isolator suhu tinggi dan untuk keperluan lain.
Batu Obsidian
Obsidian adalah batu berbentuk kaca dan tidak ada kristal. Batu ini terbuat dari
lava permukaan yang mendingin dengan cepat. Batu ini berfungsi sebagai alat pemotong
atau ujung tombak (pada zaman kuno) dan dapat digunakan sebagai kerajinan.
Granit
Granit adalah batu yang terdiri dari kristal kasar, berwarna putih hingga abu-abu,
dan ada beberapa yang berwarna oranye. Batu-batu ini terletak di tepi pantai atau sungai
besar atau bisa juga terletak di dasar sungai. Batu ini dibuat oleh pendinginan magmatik,
yang berlangsung perlahan di bawah permukaan bumi. Batu ini bisa digunakan sebagai
ubin lantai.
Batu Basal
Basalt adalah batu yang terdiri dari kristal yang sangat kecil, berwarna abu-abu-
hijau dan memiliki banyak lubang kecil. Batu basal terbentuk dari lava pendingin, yang
mengandung gas tetapi telah menguap. Batu basal ini bertindak sebagai bahan baku
dalam industri pemolesan, dalam bahan bangunan, konstruksi atau konstruksi jalan, dll.
Batu Diorit
Diorite adalah batu yang umumnya berwarna abu-abu bercampur putih atau hitam
dengan putih. Batu-batu Diorite diciptakan oleh penggabungan lautan. Dioritstein
bertindak sebagai hiasan dinding atau lantai bangunan. Bisa juga digunakan sebagai
bahan bangunan.
Batu Andesit
Andesit adalah batu halus, abu-abu-hijau atau sering merah dan oranye. Batu
andesit terbentuk oleh pencairan letusan gunung berapi Merapi, yang kemudian
membeku ketika suhu lava turun antara 900 dan 1.100 derajat Celcius. Batu andesit
berfungsi sebagai ornamen untuk dinding rumah, pagar.
Gabro Stein
Batu gabro adalah batu abu-abu hitam, hijau atau gelap di mana tidak ada rongga,
lubang udara atau retak. Mineral terlihat jelas dan mineral besar menunjukkan bahwa
mineral terbentuk pada suhu beku yang relatif lambat, sehingga bentuk mineral tampak
besar. Batu ini terbuat dari magma beku di gunung. Batu ini bertindak sebagai bahan
pelapis dinding.
Selain klasifikasi diatas, batuan beku juga dapat di klasifikasi berdasarkan genetik atau
tempat terjadinya, yaitu antara lain :
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari pendinginan dan kristalisasi magma
(lava) yang dihasilkan ketika mineral batuan bumi bagian dalam mulai padat dan sebagian
meleleh. Secara umum, batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada
lapisan, dan umumnya tidak mengandung fosil.
Batuan beku dapat diklasfikasikan kedalam beberapa spesies antara lain adalah : batu
apung, batu obsidian, batu granit, batu basal, batu diorite, batu andesit dan batu gabro stein.
Selain itu, berdasarkan genetic atau tempat terjadinya, batuan beku juga dapat dibagi menjadi :
Intrusif, batholit, stock, dyke, dan jenjang volkanik.
.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas¸ A., dan Putra, A. 2018. Perbandingan Karateristik Batuan Beku Erupsi Gunung
Gamalama dan Gunung Talang. Jurnal Fisika Unand Vol. 7 No. 4.
Chernicoff, S., dan Venkatakrishnan, R. 1995. Geology and Introduction to Physical Geology.
New York : Worth Publisher.
Dirk, M.H.J. 2008. Petrologi – Geokimia batuan Gunung Api Tampomas dan Sekitarnya, Jurnal
Geologi Indonesia Vol. 3 : 23-35.
Jahidin, Klasifikasi Normatif Batuan Beku dari Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
Menggunakan Software K-Wave Magma, Jurnal Aplikasi Fisika, 6, 111-115, 2010.
Manullang, S., Rachmat, H., dan Rosana, M.F. 2015. Petrogenesa Batuan Lava Gunung Barujari
dan Gunung Rombongan, Komplek Gunung Rinjani, Prosiding Seminar Nasional
Kebumian Ke-8, Bandung, 499-506, 2015.
Manullang, S., Rachmat, H., dan Rosana, M.F. 2015. Petrogenesa Batuan Lava Gunung Barujari
dan Gunung Rombongan, Komplek Gunung Rinjani, Prosiding Seminar Nasional
Kebumian Ke-8, Bandung, 499-506, 2015.
Novia E, Akmam , dan Mufit F. 2013. Identifikasi jenis batuan menggunakan metode geolistrik
tahanan jenis konfigurasi wenner di universitas negeri Padang kampus Air Tawar. Pillar of
Physics.Vol. 2: 01-08.
Panggabean, B.D., dan Tambing, F.S. 2022. Pengujian Unsur Mineral pada Batuan Beku,
Sedimen dan Metamorf di Daerah Jayapura. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Terapan (SINTA) VI 2022.
Prasetya, Z.I. 2013. Sifat Fisik dan Manfaat Batuan Beku di Desa Sapulante, Kecamatan
Pasrepah, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah MTG Vol. 6 No.1.
Setiadi, M., Apriansyah, dan Sampurno, J. 2016. Identifikasi Sebaran Batuan Bekudi Bukit Koci
Desa Sempalai Kabupaten Sambas Kalimantan Barat dengan Menggunakan Metode
Geolistik Resistivitas. Jurnal POSITRON Vol VI no.2 : 53-59.
Sultoni, M.I., Hidayat, B. dan Subandrio, A.S. 2019. Klasifikasi Jenis Batuan Beku Melalui Citra
Berwarna dengan Menggunakan Metode Local Binary Pattern dan K-Nearest Neighbor.
Jurnal TEKTRIKA Vol.4 No.1.
Travis, R.B. 1995. Classification of Rock. Colorado School of Mines, fourth edition, 50, 98.
Wibowo, S.N., Hidayat, B., dan Arif, J. 2017. Identifikasi Jenis Batuan Beku Melihat Bentuk
Pola Batuan Menggunakan Metode Discrete Wavelet Transform (DWT) dan K-Nearest
Neighbor (KNN). E-Proceeding of Engineering Vol. 4 No.2.