Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar
daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat
diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan
jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang
berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses
terbentuknya.

Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku sebenarnya
telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang
hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian
dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhana batuan beku adalah batuan
yang terbentuk dari pembekuan magma.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka kami dapat mengambil
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Batu?
2. Apa yang dimaksud dengan Batuan ?
3. Apa yang dimaksud Batuan Beku ?
4. Apa yang dimaksud Siklus Batuan dan bagaimana prosesnya ?
5. Apasaja struktur internal Bumi ?
6. Apasaja karakteristik Batuan Beku ?
7. Apasaja Klasifikasi Batuan beku ?
8. Apa saja macam-macam batuan ?
9. Apa saja deskripsi Batuan beku ?

1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan dibuatnya makalah ini
antara lain :
1. siswa dapat menjelaskan yang dimaksud dengan Batu, Batuan, dan batuan beku.
2. siswa dapat menjelaskan siklus Batuan.
3. siswa dapat menjelaskan Struktur internal bumi.
4. siswa dapat menjelaskan Karakteristik, Klasifikasi, dan macam-macam batuan beku.
5. siswa bisa mendeskripsikan macam-macam batuan beku.

BAB II
1
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Batu

Batu–batu sejenis bahan yang berisi mineral, dalam geologi, adalah benda padat yang
tebuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid.

2.2. Pengertian Batuan


Batuan adalah masa materi material, baik yang kompak keras maupun yang tidak,
yang membentuk kerak bumi. Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana
bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah
bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal
yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan
bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari
jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah :
batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan
metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi
penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.

2.3. Pengertian Batuan Beku


Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa
proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di
atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Batuan beku instrusif (biasa disebut instrusi atau plutonik) adalah batuan beku yang
berubah menjadi kristal dari sebuah lelehan magma dibawah permukaan Bumi. Magma yang
membeku di bawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan bumi disebut dengan nama
pluton. Nama Pluto diambil dari nama Dewa Romawi dunia bawah tanah.
Sedangkan batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi pada proses
keluarnya magma ke permukaan bumi kemudian menjadi lava atau meledak secara dahsyat di
atmosfer dan jatuh kembali ke bumi sebagai batuan.Magma ini dapat berasal dari batuan
setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya,
proses pelelehan dapat terjadi karena salah satu dari proses-proses berikut ini : penurunan
tekanan, kenaikan temperatur, atau perubahan komposisi. Terdapat 700 lebih tipe batuan
beku telah berhasil dideskripsikan, dan sebagian besar batuan beku tersebut terbentuk
dibawah permukaan kerak bumi.
Beberapa ahli geologis seperti Turner dan Verhoogen tahun 1960, F.F GrounTahun
1947, Takeda Tahun 1970, mendefenisikan magma sebagai cairan silikat kental pijar yang
terbentuk secara alami, memiliki temperatur yang sangat tinggi yaitu antara 1.500 sampai
dengan 2.500 derajat celcius serta memiliki sifat yang dapat bergerak dan terletak di kerak
bumi bagian bawah. Dalam magma teredapat bahan-bahan yang terlarut di dalamnya yang
bersifat volatile / gas (antara lain air, co2, chlorine, fluorine, iro, sulphur dan bahan lainnya)
yang magma dapat bergerak, dan non-volatile / non gas yang merupakan pembentuk mineral
2
yang umumnya terdapat pada batuan beku. Dalam perjalanan menuju bumi magma
mengalami penurunan suhu, sehingga mineral-mineral pun akan terbentuk. Peristiwa ini
disebut dengan peristiwa penghabluran. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa
penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen
disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.

2.4. Siklus Batuan


2.4.1. Pengertian Siklus Batuan
Siklus batuan adalah suatu proses yang menggambarkan perubahan dari magma
yang membeku akibat pengaruh cuaca hingga menjadi batuan beku, lalu sadimen, batuan
sadimen dan batuan metamorphic dan akhirnya berubah menjadi magma kembali

2.4.2. Proses Siklus Batuan

o Transisi ke beku

Ketika batu didorong jauh di bawah permukaan bumi, mereka dapat melebur menjadi
magma . Jika kondisi tidak lagi ada untuk magma untuk tetap dalam keadaan cair, maka akan
mendinginkan dan mengeras menjadi batuan beku. Sebuah batu yang dingin dalam bumi
disebut mengganggu atau plutonik dan akan mendinginkan sangat lambat, menghasilkan
tekstur yang kasar. Sebagai hasil dari vulkanik aktivitas, magma (yang disebut lava saat
mencapai permukaan bumi) mungkin dingin sangat cepat ketika berada di permukaan bumi
terkena atmosfer dan disebut ekstrusif batuan vulkanik atau. Ini batuan halus dan kadang-
kadang dingin sangat cepat sehingga tidak ada kristal dapat membentuk dan menghasilkan
alami kaca , seperti obsidian . Salah satu dari tiga jenis utama dari batuan (batuan beku,
sedimen, dan metamorf) dapat melebur menjadi magma dan dingin ke batuan bek

o Pasca-vulkanik perubahan

3
Batuan beku massa asal tidak cepat didinginkan daripada mereka mulai berubah. Gas-
gas dengan mana magma dibebankan secara perlahan hilang, aliran lava sering tetap panas
dan mengepul selama bertahun-tahun. Gas-gas ini menyerang komponen batuan dan mineral
deposito baru dalam rongga dan celah. Para zeolit sebagian besar asal ini. Bahkan sebelum ini
"pasca-vulkanik" proses telah berhenti, dekomposisi atmosfer atau pelapukan dimulai sebagai
mineral komponen batuan vulkanik beku dan tidak stabil di bawah kondisi permukaan
atmosfer. Hujan, salju, asam karbonat , oksigen dan agen lainnya beroperasi terus menerus,
dan tidak berhenti sampai seluruh massa telah runtuh ke bawah dan sebagian besar bahan-
bahan yang telah diselesaikan menjadi produk baru atau terbawa dalam larutan air. Dalam
klasifikasi batuan perubahan sekunder umumnya dianggap tidak penting: batuan
diklasifikasikan dan digambarkan seolah-olah mereka idealnya segar, meskipun hal ini jarang
terjadi di alam.

o Sekunder perubahan

Perubahan epigenetik (proses sekunder) dapat diatur di bawah sejumlah judul,


masing-masing yang khas dari kelompok batuan atau mineral pembentuk batuan, meskipun
biasanya lebih dari satu perubahan akan ditemukan berlangsung di batu yang sama.
silisifikasi , penggantian mineral silika kristal atau kripto-kristal, yang paling umum di felsic
batuan, seperti riolit , tetapi juga ditemukan pada ular, dll Kaolinization adalah dekomposisi
dari feldspar , yang merupakan mineral yang paling umum di beku batu, ke kaolin (bersama
dengan kuarsa dan lainnya mineral lempung ), yang terbaik adalah ditunjukkan oleh granit
dan syenites . serpentinisasi adalah perubahan olivin ke serpentin (dengan magnetit ), ini khas
dari peridotites , namun terjadi di sebagian besar mafik batuan . Dalam uralitization sekunder
hornblende menggantikan augit , ini terjadi sangat umum di diabases , chloritization adalah
perubahan augit (biotit atau hornblende) untuk klorit , dan terlihat di diabases banyak, batuan
diorit dan greenstones . Epidotization terjadi juga di batuan dari kelompok ini, dan terdiri
dalam pengembangan epidot dari biotit, hornblende, augit atau plagioklas feldspar.

o Transisi ke malihan

Ini berlian adalah mineral dari dalam batuan beku atau metamorf yang terbentuk pada
suhu tinggi dan tekanan. Rocks terkena suhu tinggi dan tekanan dapat berubah secara fisik
atau kimia untuk membentuk batuan yang berbeda, yang disebut metamorfik. Metamorfosis
Daerah mengacu pada efek pada massa batuan besar di daerah yang luas, biasanya dikaitkan
dengan peristiwa bangunan gunung dalam sabuk orogenic . Batuan ini biasanya menunjukkan
band yang berbeda berbeda mineralogi dan warna, yang disebut foliation . Jenis lain utama
dari metamorfosis disebabkan ketika tubuh batuan datang ke dalam kontak dengan intrusi
batuan beku yang memanas ini batu negara sekitarnya. Ini kontak metamorfosis
menghasilkan sebuah batu yang diubah dan kembali mengkristal oleh panas yang ekstrim dari
magma dan / atau dengan penambahan cairan dari magma yang menambahkan bahan kimia
ke batuan sekitarnya ( metasomatism ). Setiap jenis yang sudah ada batuan dapat dimodifikasi
oleh proses metamorfosis.
4
o Transisi ke sedimen

Batuan yang tersingkap ke atmosfer yang tidak stabil dan bervariasi tunduk pada
proses pelapukan dan erosi . Pelapukan dan erosi memecahkan batu asli ke dalam fragmen
yang lebih kecil dan membawa pergi bahan terlarut. Bahan ini terfragmentasi terakumulasi
dan dimakamkan oleh bahan tambahan. Sementara butir individu pasir masih anggota dari
kelas batuan itu terbentuk dari, batu yang terdiri dari biji-bijian seperti menyatu bersama
adalah sedimen. Batuan sedimen dapat dibentuk dari lithification dari fragmen kecil terkubur
( klastik batuan sedimen), akumulasi dan lithification bahan yang dihasilkan oleh hidup
organisme ( biogenik batuan sedimen - fosil ), atau bahan kimia lithification diendapkan dari
larutan mineral bantalan karena evaporasi ( endapan batuan sedimen). Batuan klastik dapat
terbentuk dari fragmen rusak terpisah dari batuan yang lebih besar dari jenis apa pun, karena
proses seperti erosi atau dari bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman. Biogenik dan endapan
batuan terbentuk dari pengendapan mineral dari bahan kimia terlarut dari semua jenis batuan
lainnya.

2.5. Struktur Internal Bumi

Berdasarkan gelombang seismic struktur internal bumi dapat dibedakan menjadi tiga
komponen utama,yaitu inti (core), mantel (mantle) dan kerak (crust).

o Intibumi (core)

Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi menjadi dua
macam yaitu inti luar dan inti dalam.Inti luar berupa zatcair yang memiliki kedalaman 2900-
5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman 5100-6371 km. Inti luar dan
intidalamdipisahkanoleh Lehman Discontinuity.

Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis
meteorit logam yang terdiri dari besi dannikel. Atas dasar ini para ahli percaya bahwa inti
bumi tersusun oleh senyawa besi dannikel.

o Mantel bumi (mantle)

Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium.Intidan mantel
dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity.Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas
yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah
bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.

Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak
membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer.Mantel atas bagian bawah yang bersifat
plastis atau semiplastis disebut sebagiasthenosfer.

o Kerakbumi (crust)

5
Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km.
Kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity.Kerak bumi dominan tersusun
oleh feldsfardan mineral silikatlainnya.Kerak bumi dibedakan menjadi duajenisyaitu :

Keraksamudra, tersusunoleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebutsima.
Ketebalankeraksamudraberkisarantara 5-15 km (Condie, 1982)denganberatjenis rata-
rata 3 gm/cc.
Keraksamudrabiasanyadisebutlapisanbasaltiskarenabatuanpenyusunnyaterutamaberko
mposisi basalt.

o Kerakbenua, tersusunoleh mineral yang kaya akan Si dan Al, olehkarenanya di


sebutsial. Ketebalankerakbenuaberkisarantara 30-80 km (Condie !982) rata-rata
35 km denganberatjenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc.
kerakbenuabiasanyadisebutsebagailapisangranitiskarenabatuanpenyusunyaterutam
aterdiridaribatuan yang berkomposisigranit.

Batuan beku merupakan batuan penyusun kerak bumi yang berasal dari pembekuan
magma, Magma merupakan cairan silikat panas dan pijar bersidat obile dengan suhu
sekitar 1500 - 2500 C yang terdiri dari unsur O, Si, Al, Fe, Mg, Ca, Na, K.

2.6. Karakteristik Batuan Beku


Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik
batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam
membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari
6
 Tekstur
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai
bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa
dasar dari batuan.
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
 Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya
batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak
yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan
kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat
maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya
akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

o Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur
holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah
membeku di dekat permukaan.
o Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi
terdiri dari massa kristal.
o Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies
yang lebih kecil dari tubuh batuan.

 Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada
umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
o Fanerik/fanerokristalin
Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara
megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
¤ Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
¤ Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
¤ Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
¤ Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

o Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa
sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh
kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dapat dibedakan:

7
¤ Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan
bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
¤ Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati
meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002
mm.
¤ Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

 Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan
secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
¤ Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
¤ Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
¤ Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
¤ Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
¤ Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
¤ Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang
lain.
¤ Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

 Hubungan Antar Kristal


Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara
kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi
dapat dibagi menjadi dua,
 Equigranular
Yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran
sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga,
yaitu:

¤ Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari


mineral-mineral yang euhedral.
¤ Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang subhedral.
¤ Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang anhedral.

 Inequigranular

8
Yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar.
Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa
berupa mineral atau gelas.

2.7. Klasifikasi Batuan Beku

2.7.1. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genetik Batuan

Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku,
pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan
batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :
Pluton atau Intrusi, terbentuk dalam lingkungan yang jauh di dalam perut bumi dalam kondisi
tekanan tinggi.
Bentuk intrusi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
 Bentuk Konkordan, adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan struktur batuan
intrusi ini dengan batuan sekelilingnya sedemikian rupa sehingga batas/bidang
kontaknya sejajar dengan bidang perlapisan batuan sekelilingnya. Macamnya : sill,
laccolith, phacolith, lopolith.

¤ Sill : merupakan Intrusi yang melembar sejajar dengan lapisan batuan


sekitarnya dengan ketebalan beberapa milimeter hingga beberapa kilometer.
¤ Laccolith : Sill dengan bentuk kubah (plankonvex).
¤ Lopolith : bentuk lain dari sill dengan ketebalan 1/10 sampai 1/12 dari lebar
tubuhnya dengan bentuk seperti lensa dimana bagian tengahnya melengkun ke
arah bawah karena batuan di bawahnya lentur.
¤ phacolith : masa intrusi yang melensa yangterletak pada sumbu lipatan.

 Bentuk Diskordan, adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan struktur yang
memotong (tidak sejajar) dengan batuan induk yang diterobosnya. Macamnya : dike,
batolith, stock.
¤ Dike : Intrusi yang berbentuk tabular yang memotong lapisan batuan
sekitarnya.
¤ Batholith : intrusi yang tersingkap di permukaan, berukuran >100 km persegi,
bentuk takberaturan dan tidak diketahui dasarnya.
¤ Stock : intrusi mirip dengan batholith, dengan ukuran yang tersingkap di
permukaan <100 style="font-weight: bold;">Hypabisal, terbentuk pada
lingkungan yang tidak jauh dari permukaan bumi.

 Volkanik, terbentuk dipermukaan bumi dalam kondisi tekanan rendah.

2.7.2. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Kandungan Senyawa Kimia

Berdasarkan kandungan senyawa kimia (kandungan silikanya) maka batuan beku dapat
dibagi menjadi :

9
 Batuan beku Asam : apabila kandungan ( Silika ) SiO2 lebih dari 66%. Contohnya
adalah riolit.
 Batuan beku Intermediate /Menengah : apabila kandungan ( Silika ) SiO2 antara 52%
- 66%. Contohnya adalah dasit.
 Batuan beku Basa : apabila kandungan ( silika ) SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya
adalah andesit.
 Batuan beku Ultrabasa : apabila kandungan ( Silika ) SiO2 kurang dari 45%.
Contohnya adalah basalt.

Menurut Whitford (1975), setiap peningkatan K2O dan SiO2 akan mengalami
perubahan seri magmatik mulai dari seri toleitik-calc alkaline sampai high k calc alkaline,
begitu pula akan mengalami perubahan jenis batuan mulai dari basalt, andesite basaltic,
andesite, sampai dacite.

2.7.3. Klasifikasi berdasarkan indeks warna


Cara menentukan kandungan mineral pada batuan beku, dapat dilakukan dengan
menggunakan indeks warna dari batuan kristal. Berdasarkan warna mineral sebagai penyusun
batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mineral Felsik dan Mineral Mafik.
 Mineral felsik, merupakan mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral
kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
 Mineral mafik, merupakan mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen,
amphibol dan olivin.

Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut ( S.J. Shand, 1943), yaitu:

 Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.


 Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
 Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks
warnanya sebagai berikut:

 Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
 Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.

 Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
 Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

2.8. Struktur Batuan Beku


10
Sebagian besar struktur batuan beku hanya dapat dilihat di lapangan saja, berikut dibawah
beberapa struktur batuan beku.

 Lava Bantal (Pillow Lava)


Lava yang memperlihatkan struktur seperti kumpulan bantal-bantal, hal ini
disebabkan karena terbentuk di lingkungan laut.

 Skoria /Scorious
Struktur vesikuler yang penyebarannya merata dengan lubang-lubang yang saling
berhubungan.dan menunjukkan arah yang tidak teratur.

 Amigdaloidal
Struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder,
biasanya mineral silikat atau karbonat.

 Xenolitis
Struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk
dalam batuan yang mengintrusi.Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif),
sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint)
atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar
tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).
 Joint Struktur
Merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur
tegak lurus arah aliran. hal ini disebabkan adanya kontraksi pada proses
pendinginannya.

 Masif
yaitu jika tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan
adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam
dalam tubuh batuan beku.

 Vesikuler
pada masa batuan terdapat lubang-lubang kecil yang berbentuk bulat atau elips
dengan penyebaran yang tidak merata. Lubang ini merupakan lubang bekas gas yang
11
terperangkap pada waktu magma membeku.

2.9. Macam – macam Batuan

Macam-macam :
 Batuan Beku
 Batuan Beku Dalam
Pengertian batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk dari magma yang berada
dibawah permukaan bumi.Nama lain batuan beku dalam adalah batuan beku plutonik.
Ciri-ciri batuan beku dalam adalah permukaan kasar dan mengkristal.Contoh batuan
beku dalam adalah sienit, granit, diorit, grabo.

Granit Sienit

 Batuan Beku Luar


Pengertian batuan beku luar adalah batuan yang terbentuk dari magma yang berada
pada permukaan bumi.Nama lain batuan beku luar adalah batuan beku vulkanik. Ciri-ciri
batuan beku luar adalah permukaan halus, tidak mengkristal. Contoh batuan beku luar adalah
obsidian, liparit, trachit, desit, andesit, basalt.

Obsidian Basalt

 Batuan Beku Korok


Pengertian batuan beku korok adalah batuan yang terbentuk dari magma yang berada
dekat dengan permukaan bumi. Ciri-ciri batuan beku korok ini permukaan kasar dan
mengkristal. Contoh batuan beku korok adalah porfir granit, porfir diorit, ordinit.

 Batuan Sedimen

12
Pengertian batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari benda padat yang
mengalami erosi yang kemudian mengendap dan mengeras. Macam-macam batuan sedimen
adalah :

 Batuan Sedimen Klastis


Pengertian batuan sedimen klastis adalah batuan yang terbentuk dari erosi atau pelapukan
dari batuan lain yang mengendap dan mengeras. Contoh batuan sedimen klastis adalah batu
breksi, batu pasir.

 Batuan Sedimen Kimiawi


Pengertian batuan kimiawi adalah batuan yang terbentuk melalui proses kimiawi yang
kemudian mengeras.Contoh batuan sedimen kimiawi adalah stalaktit, stalagmit, garam.

Stalaktit Stalagmit

 Batuan Sedimen Organik


Pengertian batuan sedimen organik adalah batuan yang terbentuk dari sisa-sisa
makhluk hidup.Contoh batuan sedimen organik adalah terumbu karang.

 Batuan Malihan (Batuan Metamorfosis)


Pengertian batuan malihan adalah batuan yang terbentuk dari batuan sedimen tetapi telah
berubah bentuk dan wujudnya.

 Batuan Malihan Kontak (Thermal)


Pengertian batuan malihan kontak adalah batuan yang terbentuk oleh pemanasan dan
perubahan kimia karena intrusi magma.Intrusi magma adalah peristiwa keluarnya magma
dari dapur magma. Contoh batuan malihan kontak adalah batu marmer.
Marmer

 Batuan Malihan Dinamo


Pengertian batuan malihan dinamo adalah batuan yang terbentuk oleh tekanan,
pemanasan dan tumbukan.Contoh batuan malihan dinamo adalah batubara.

 Batuan Malihan Thermal-Pneumatolik


Pengertian batuan malihan thermal-pneumatolik adalah batuan yang terbentuk oleh
zat-zat tertentu yang masuk kedalam batuan yang sedang mengalami proses

13
metamorfosis.Contoh batu malihan thermal-pneumatolik adalah batu permata, batu zamrud
atau Emerald.

Zamrud – Emerald

2.10 DeskripsiBatuan Beku

 Batuan Beku Asam

Warna Batuan : Abu keputihan

Granularitas : Fanerik

Genesa Batuan : Ekstrusif

Komposisi Mineral : Ortoklas, dan Kuarsa

Jenis Batuan : Beku Asam

Nama Batuan : Granodiorit

Warna Batuan : Putih kecoklatan

Granularitas : Afanitik

Genesa Batuan : Ekstrusif

14
Komposisi Mineral : Ortoklas, dan Kuarsa

Jenis Batuan : Beku Asam

Nama Batuan : Riolit

Warna Batuan : Putih bintik hitam

Granularitas : Fanerik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Hornblende, dan Feldspar

Jenis Batuan : Beku Asam

Nama Batuan : Granit

Warna Batuan : Putih bintik abu

Granularitas : Fanerik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Hornblende, dan Feldspar

Jenis Batuan : Beku Asam

Nama Batuan : niorite

Warna batuan : cream kecoklatan

Granularitas : fanerik

Genesa batuan : intrusif

Komposisi mineral : kuarsa


15
Jenis batuan : asam

Nama batuan : pumice

Warna Batuan : Coklat bintik hitam

Granularitas : Afanitik

Genesa Batuan : Ekstrusif

Komposisi Mineral : Biotit, dan Plagioklas

Jenis Batuan : Beku Asam

Nama Batuan : Dacite

Warna batuan : cream keabu-abuan

Granularitas : fanerik

Genesa batuan : intrusif

Komposisi mineral : kuarsa, biotit

Jenis batuan : asam

Nama batuan : pegmatite

Warna batuan : abu-abuan

Granularitas : fanerik

Genesa batuan : intrusif

Komposisi mineral : kuarsa, plagioklas

Jenis batuan : asam


16
Nama batuan : Tonalite

Warna batuan : Perak keabu-abuan

Granularitas : fanerik

Genesa batuan : intrusif

Komposisi mineral : kuarsa, plagioklas

Jenis batuan : asam

Nama batuan : Syenit

Warna batuan : Abu kehijauan

Granularitas : fanerik

Genesa batuan : intrusif

Komposisi mineral : kuarsa, plagioklas

Jenis batuan : asam

Nama batuan : Kimberlite

 Batuan Beku Intermediet

Warna Batuan : Putih bintik coklat

Granularitas : Fanerik

Genesa Batuan : Ekstrusif

Komposisi Mineral : Plagioklas, dan Piroksin


17
Jenis Batuan : Beku Intermediet

Nama Batuan : Monzonit

Warna Batuan : Abu-abu kecoklatan

Granularitas : Porfori afanitik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Hornblende, dan Feldspar

Jenis Batuan : Beku Intermediet

Nama Batuan : Andesit porfori

Warna Batuan : Hitam bintik puith

Granularitas : Fanerik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Hornblende, dan Biotit

Jenis Batuan : Beku Intermediet

Nama Batuan : Diorit

Warna Batuan : Abu-abu cerah

Granularitas : Afanitik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Hornblende, dan Feldspar

Jenis Batuan : Beku Intermediet

Nama Batuan : Andesit


18
Warna Batuan : coklat kehitaman

Granularitas : Afanitik

Komposisi Mineral : Hornblende, dan Feldspar

Jenis Batuan : Beku Intermediet

Nama Batuan : Tuff

 Batuan Beku Basa

Warna Batuan : Gelap/ kehitaman

Granularitas : Fanerik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin, dan Amfibol

Jenis Batuan : Beku Basa

Nama Batuan : Gabbro

Warna Batuan : Coklat kehitaman

Granularitas : Afanitik

Genesa Batuan : Intrusif

19
Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin, dan Amfibol

Jenis Batuan : Beku Basa

Nama Batuan : Basalt

Warna Batuan : Merah kecoklatan

Granularitas : Afanitik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin, dan Amfibol

Jenis Batuan : Beku Basa

Nama Batuan : Scoria

Warna Batuan : Hitam keabuan

Granularitas : Afanitik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin, dan Amfibol

Jenis Batuan : Beku Basa

Nama Batuan : Latite

Warna Batuan : Merah kecoklatan

Granularitas : Afanitik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin, dan Amfibol


20
Jenis Batuan : Beku Basa

Nama Batuan : Lherzolite

Warna Batuan : Abu-abu

Granularitas : Afanitik

Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin, dan Amfibol

Jenis Batuan : Beku Basa

Nama Batuan : Trachyte

Warna Batuan : Hitam keabuan

Granularitas : Afanitik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin

Jenis Batuan : Beku Basa

Nama Batuan : Hornblendite

Warna Batuan : cream keabuan

Granularitas : Afanitik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin

Jenis Batuan : Beku Basa

Nama Batuan : Diabase


21
Warna Batuan : Hitam keabuan

Granularitas : Afanitik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin

Jenis Batuan : Beku Basa

Nama Batuan : Piroksenit

Warna Batuan : Hitam kehijauan

Granularitas : Afanitik

Genesa Batuan : Intrusif

Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin

Jenis Batuan : Beku Basa

Nama Batuan : olivine-gabro

 Batuan Ultra Basa

Warna batuan : abu-abu kehitaman

Granularitas : fanerik

Genesa batuan : intrusif

Komposisi batuan : amphibole,feldspar,quartz

Jenis batuan : Beku Ultrabasa


22
Nama batuan : peridotit

Warna batuan : abu-abu

Granularitas : fanerik

Genesa batuan : intrusif

Komposisi batuan : amphibole,feldspar

Jenis batuan : Beku Ultrabasa

Nama batuan : komatite

Warna batuan : Hitam

Granularitas : fanerik

Genesa batuan : intrusif

Komposisi batuan : amphibole,feldspar

Jenis batuan : Beku Ultrabasa

Nama batuan : Dunite

Warna batuan : Abu kehitaman

Granularitas : fanerik

Genesa batuan : intrusif

Komposisi batuan : amphibole,feldspar

Jenis batuan : Beku Ultrabasa

Nama batuan : Picrite


23
Warna batuan : cream kecoklatan

Granularitas : fanerik

Genesa batuan : intrusif

Komposisi batuan : amphibole, olivine

Jenis batuan : Beku Ultrabasa

Nama batuan : Harzburgite

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kesimpulan yang dapat kami sampaikan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
batu - batu sejenis bahan yang berisi mineral, dalam geologi, adalah benda padat yang
tebuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid.Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk  dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan instrus iyaitu batuan
beku dalam dan bekuluar.
Strukturbatuanbekuada 4, yaitustrukturbantal, strukturvesikular, struturaliran, struktur
kekar.Beberapa jenis batuan beku antara lain batu, Diorit, Diabas, Basalt,
Dunit, perodit,Obsidian, Granit, Granodiorit, Sienit, AndsitdanZeolit dan lain sebagainya.

3.2 Saran dan Kritik


Untuk memperluas pengetahuan tentang batuan beku kita harus mempelajari dan
memahami maksud dari batuan beku,bagaimana batuan beku terbentuk, klasifikasi batuan
beku dandeterminasinya di kehidupansehari-hari.
Tentunya banyak cara untuk mempelajari semua itu apalagi di era modern seperti ini,
dimana internet menyediakan semua informasi yang dibutuhkan.
24
25

Anda mungkin juga menyukai