PENDAHULUAN
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan
lebih besardaripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit
bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat
diketahui secara cepat dan jelas. Salahsatu diantaranya adalah kenyataan bahwa
daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satusama lain dan berbeda-beda
Dalam geologi, kita akan mempelajari semua hal tentang seluk-beluk bumi ini
secara keseluruhan. Dari mulai gunung- gunung dengan tinggi ribuan meter,
tentunya kita harus mempelajari apa-apa sajakah materi pembentuk bumi ini,
itulah yang akan dilakukan oleh para geologist. Materi dasar pembentuk bumi ini
adalah batuan, dimana batuan sendiri adalah kumpulan dari mineral, dan mineral
Ada banyak jenis batuan yang ada di bumi, terbagi atas tiga macam bentuk
dari dilihat proses pembentukannya yaitu batuan metamorf, batuan beku, dan
batuan sedimen. Namun, pada praktikum ini akan membahas mengenai batuan
pembekuan tepatnya pendinginan atau lebih tepatnya penurunan suhu dari larutan
pijar vaitu magma. Magma adalah cairan yang sangat panas (1400c) yang berada
didalam bumi. Batuan Beku (Batu Igneus) adalah batuan yang terbentuk di bawah
melalui proses pendinginan dan pengerasan dari magma yang melewati proses
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
3. Sampel peraga
4. Komperator
5. Lup
8. Clipboard
9. Kertas HVS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Geologi berasal dari bahasa Yunani Geo (Bumi) dan logos (diskusi).
Geologi adalah ilmu yang mencari pemahaman tentang planet Bumi. Memahami
Bumi adalah tantangan karena planet kita adalah tubuh yang dinamis dengan
sedang berubah saat Anda membaca halaman ini dan akan terus berubah.
Terkadang perubahan terjadi dengan cepat dan keras, seperti saat terjadi longsor
lambat sehingga tidak terperhatikan selama seumur hidup. Skala ukuran dan
ruang juga sangat bervariasi di antara fenomena yang dipelajari oleh geologis.
Batu adalah material yang paling umum dan melimpah di Bumi. Bagi
seorang penjelajah yang penuh rasa ingin tahu, variasinya nampaknya hampir tak
ada habisnya. Ketika sebuah batu diperiksa dengan cermat, kita menemukan
bahwa biasanya terdiri dari kristal-kristal kecil yang disebut mineral. Mineral
sangat kecil secara mikroskopis atau dengan mudah terlihat dengan mata
dan penampilannya. Selain itu, tekstur sebuah batu - ukuran, bentuk, dan/atau
ini sangat penting untuk pemahaman tentang planet kita. Pemahaman ini memiliki
banyak aplikasi praktis, seperti dalam pencarian sumber daya energi dan mineral
berbagai bagian sistem Bumi. Ini membantu kita memahami asal usul batuan
beku, sedimen, dan metamorf serta melihat bahwa setiap jenis batuan terhubung
satu sama lain melalui proses eksternal dan internal yang beroperasi pada dan di
dalam planet. Anggap siklus batuan sebagai gambaran sederhana tetapi berguna
permukaan Bumi. Seiring waktu, magma mendingin dan mengeras. Proses ini
disebut kristalisasi dan dapat terjadi baik di bawah permukaan maupun, setelah
letusan gunung berapi, di permukaan. Dalam kedua situasi tersebut, batuan yang
pelapukan, di mana pengaruh harian dari atmosfer secara perlahan merusak dan
lereng oleh gravitasi sebelum diambil dan diangkut oleh salah satu agen erosi,
seperti sungai, gletser, angin, atau ombak. Pada akhirnya, partikel dan zat yang
larut ini, disebut sedimen, akan terendap. Meskipun sebagian besar sedimen pada
oleh berat lapisan di atasnya atau saat direkatkan oleh air tanah yang meresap
Jika batuan sedimen yang dihasilkan terkubur dalam Bumi dan terlibat
batuan sedimen tersebut akan mengalami tekanan besar dan/atau panas yang
menjadi jenis batuan ketiga, yaitu batuan metamorf. Ketika batuan metamorf
mengalami perubahan tekanan tambahan atau suhu yang lebih tinggi, ia meleleh,
Dari mana sumber energi yang menggerakkan siklus batuan Bumi berasal?
Proses-proses yang didorong oleh panas dari dalam Bumi bertanggung jawab atas
pembentukan batuan beku dan metamorf. Pelapukan dan erosi, proses eksternal
yang didorong oleh energi dari Matahari, menghasilkan sedimen dari mana batuan
Dalam daur tersebut, batuan beku terbentuk sebagai akibat dari pendinginan
dan pembekuan magma. Pendinginan magma yang berupa lelehan silikat, akan
diikuti oleh proses penghabluran yang dapat berlangsung dibawah atau diatas
permukaan Bumi melalui erupsi gunung berapi. Kelompok batuan beku tersebut,
terkumpul oleh gayaberat, air yang mengalir diatas dan dibawah permukaan,
yang tinggi. Media pengangkut tersebut juga dikenal sebagai alat pengikis, yang
2009).
sedimen. Proses berikutnya adalah terjadinya ubahan dari sedimen yang bersifat
lepas, menjadi batuan yang keras, melalui pembebanan dan perekatan oleh
senyawa mineral dalam larutan, dan kemudian disebut batuan sedimen. Apabila
terhadap batuan sedimen ini terjadi peningkatan tekanan dan suhu sebagai akibat
dari penimbunan dan atau terlibat dalam proses pembentukan pegunungan, maka
lingkungan yang baru, dan terbentuk batuan malihan atau batuan metamorfis.
suhu, maka ia akan kembali leleh dan berubah menjadi magma. Panah-panah
dalam gambar, menunjukan bahwa jalannya siklus dapat terganggu dengan adanya
jalan-jalan pintas yang dapat ditempuh, seperti dari batuan beku menjadi batuan
magma dan batuan beku. Batuan sedimen dilain pihak dapat kembali menjadi
sedimen akibat tersingkap ke permukaan dan mengalami proses pelapukan.
Batuan beku atau igneus rock berasal dari Bahasa Latin ignis yaitu api.
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan bumi
yang dikenal sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan bumi
Di bawah kerak bumi, suhu terus naik, meskipun tidak secepat itu. Di
astenosfera (pada kedalaman sekitar 100 hingga 350 kilometer), suhunya sangat
membentuk magma. Ada tiga proses berbeda dalam melelehkan astenosfera, yaitu
1. Peningkatan Suhu
suhu tinggi yang paling banyak berada pada kisaran 700°C sampai 1300°C. Suhu
yang terbatas menunjukkan bahwa suhu letusan berbagai magma adalah sebagai
berikut: Magma Basaltik suhunya 1000 sampai 1200°C, Magma Andesitik 800
2. Penurunan Tekanan
Mineral terdiri dari susunan teratur atom yang saling terikat. Ketika sebuah
mineral meleleh, atom-atom tersebut menjadi tidak teratur dan bergerak bebas,
menempati lebih banyak ruang daripada saat mereka berada dalam bentuk mineral
padat. Oleh karena itu, magma menempati sekitar 10 persen lebih banyak volume
awalnya, mereka duduk dalam barisan yang padat dan teratur. Tetapi jika semua
orang berdiri untuk menari, mereka membutuhkan lebih banyak ruang karena ada
akan dengan mudah meleleh karena tidak ada tekanan yang cukup untuk
untuk melelehkan batuan, tetapi di sana, tekanan tinggi mencegah batuan tersebut
mengembang, dan itu tidak dapat meleleh. Namun, jika tekanan tersebut
3. Penambahan air.
Batu yang basah pada umumnya akan meleleh pada suhu yang lebih rendah
daripada batu yang kering yang sebaliknya identik. Oleh karena itu, penambahan
air ke batuan yang mendekati suhu leburnya dapat melelehkan batuan tersebut.
plastis mengalir ke atas untuk mengisi celah. Saat astenosfera naik, tekanan turun
basaltik dan granitik merujuk pada magma dengan komposisi kimia basalt dan
lempeng tektonik yang terpisah. Hampir seluruh kerak samudra di Bumi terbentuk
dengan cara ini di punggung tengah samudra. Beberapa pusat penyebaran, seperti
East African rift, terjadi di daratan, dan di sini juga, magma basaltik meletus ke
permukaan Bumi.
Mantel plume adalah kolom naik batuan mantel panas dan plastis yang
berasal dari dalam mantel. Mantel plume naik karena suhunya lebih tinggi
daripada mantel sekitarnya dan, akibatnya, memiliki daya apung. Ketika mantel
plume naik, peleburan akibat pelepasan tekanan membentuk magma yang meletus
permukaan Bumi yang berada tepat di atas mantel plume. Karena mantel plume
tektonik. Sebagai contoh, titik panas Yellowstone, yang bertanggung jawab atas
gunung berapi dan mata air panas di Taman Nasional Yellowstone, berada jauh
dari batas lempeng terdekat. Jika mantel plume naik di bawah laut, letusan gunung
berapi akan membentuk gunung berapi bawah laut dan pulau-pulau vulkanik.
kilometer ke dalam mantel. Sebuah lempeng yang tenggelam dilapisi oleh kerak
samudra, yang pada gilirannya, jenuh dengan air laut. Saat batuan basah ini
astenosfer panas tepat di atas lempeng yang tenggelam tersebut. Saat lempeng
dari lapisan lebih dalam dalam astenosfer kemudian mengalir ke atas untuk
menggantikan batuan yang tenggelam. Tekanan berkurang saat batuan panas ini
naik. Terakhir, gesekan menghasilkan panas di zona subduksi saat satu lempeng
dalam astenosfera. Penambahan air mungkin faktor paling penting dalam produksi
magma di zona subduksi, dan pemanasan gesekan mungkin faktor yang paling
tidak penting. Akibat dari proses-proses ini, batuan beku adalah fitur umum di
dan Pegunungan Andes semuanya adalah contoh batuan beku yang terbentuk di
zona subduksi. Ring of fire adalah zona aktivitas vulkanik yang terkonsentrasi
yang mengikuti jejak zona subduksi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.
Sekitar 75 persen gunung berapi aktif di Bumi (tidak termasuk gunung berapi
bawah laut di punggung tengah samudra) berada di dalam ring of fire. (Thompson
a. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut
bumi.
b. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh dari
permukaan bumi.
yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit,
feldspatoid.
Ryolit.
Gabbro, Basalt
d. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30% (Djahuri
Noor, 2012).
2.6. Struktur Batuan Beku
beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan
pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang
tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang
memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi
a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
Gambar 2.2 Bagan struktur batuan beku intrusif (Sumber: Djahuri Noor, 2012)
1. Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis
disekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan
batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu
bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang
lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
2. Diskordan
a. Dyke, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu >
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih
perubahan tekanan dan perubahan dalam komposisi, larutan magma ini mengalami
mengakibatkan terbentuknya batuan yang memilki tekstur yang berbeda. Ketika batuan
beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang tinggi di bawah permukaan
dengan waktu pembekuan cukup lama maka mineral-mineral penyusunya memiliki waktu
untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan ukuran mineral yang relatif besar.
Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan temperatur dan tekanan permukaan yang
rendah, mineral-mineral penyusun batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal
tertentu, sehingga terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan
mineral yang terbentuk biasanya berukuran relatif kecil. Berdasarkan hal di atas tekstur
1. Tingkat kristalisasi
a. Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal
b. Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
c. Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas
2. Ukuran butir
a. Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-
b. Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral
berukuran halus.
mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang
berbentuk anhedral.
Noor, 2012).
BAB III
METODOLOGI
3.3.1. Pendahuluan
Pada tahap ini praktikan wajib mengikuti asistensi acara. Pada saat
asistensi acara, asisten lab akan menyampaikan semua hal yang dibutuhkan
Pada tahap ini juga praktikan dianjurkan melakukan studi literatur untuk
Pada tahap ini, praktikan diberikan masing masing 3 sampel, tiap kelompok.
Pada tahap ini juga, praktikum akan diminta menggambarkan sketsa dari
Pada tahap ini, praktikan akan melakukan minimal 3 kali asistensi untuk
melengkapi deskripsi yang kurang dari lembar kerja praktikum dan mulai
membuat laporan.
3.3.4. Laporan
Pada tahap ini praktikan akan membuat laporan dan memperbaikinya, lalu
3.3.5. Selesai
laporan tersebut.
Studi
Pendahuluan
literatur
Deskripsi
batuan
Praktikum
Gambar
sketsa
Analisis
data
Penyusunan
laporan
Selesai
4.1. Hasil
4.1.1. Sampel 1 (Granite Pegmatite)
Pada sampel dengan nomor peraga 10 ini, telah diidentifikasi nama
batuannya, yaitu Granite Pegmatite melalui klasifikasi Fenton 1940. Sampel ini
memiliki warna segar yaitu putih kemerahan dan telah berubah menjadi warna
lapuk, yaitu abu-abu kehitaman. Adapun tekstur dari sampel ini adalah
memiliki relasi Equigranular. Sampel ini memiliki bentuk struktur Masive dan
KAlSi3O8, 20% mineral Quartz yang memiliki komposisi kimia SiO2, 20%
mineral Biotite yang memiliki komposisi kimia K(Mg, Fe)3(Al, Fe)Si3O10(OH, F)2.
batuannya, yaitu Peridotit melalui klasifikasi Fenton 1940. Sampel ini memiliki
warna segar yaitu hitam kehijauan dan telah berubah menjadi warna lapuk, yaitu
coklat. Adapun tekstur dari sampel ini adalah Holocrystalin dan faneritic, dengan
bentuk Subhedral hingga Euhedral dan memiliki relasi Equigranular. Sampel ini
memiliki bentuk struktur Masive dan mengandung sekitar 60% mineral Pyroxene
yang memiliki komposisi kimia (Ca, Na) (Mg, Fe, Al) (Si, Al) 2O6. Dan 40%
batuannya, yaitu Pumice melalui klasifikasi Fenton 1940. Sampel ini memiliki
warna segar yaitu abu-abu dan telah berubah menjadi warna lapuk, yaitu coklat.
Adapun tekstur dari sampel ini adalah Holocrystalin dan afanitic, dengan bentuk
Anehedral dan memiliki relasi Equigranular. Sampel ini memiliki bentuk struktur
yang kaya mineral dan gas di dalam litosfer bumi. Selama pendinginan lambat,
struktur pegmatit. Kekayaan mineral dan ruang yang luas dalam pegmatit
dalam ukuran yang besar dan berkualitas tinggi. Faktor seperti suhu, tekanan, dan
serpentin. Proses ini sering terjadi di zona pelapukan, daerah subduksi, dan dalam
termasuk tekanan, suhu, dan komposisi kimia yang mendukung kristalisasi olivin,
Batu apung terbentuk ketika batu yang sangat panas dan bertekanan tinggi
dilontarkan dengan cara energetik dari gunung api. Konfigurasi berbusa yang
tidak biasa dari batu apung terjadi karena pendinginan yang cepat secara simultan
menurunkan kelarutan gas (termasuk air dan CO2) yang larut dalam lava,
menyebabkan gas cepat larut (seperti gelembung CO2 yang muncul ketika
mikrovesikular dengan dinding gelembung yang sangat tipis dan tembus cahaya
dari batuan beku ekstrusif. Batu apung adalah produk umum dari letusan eksplosif
atas lava silika. Batu apung memiliki porositas 64-85% volume dan
5.1. Kesimpulan
1. Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras,
batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah
cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.
Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut:
2. Melalui praktikum ini, dapat diketahui bahwa ada beberapa hal yang perlu
pembekuan magma ini akan membentuk mineral dan kristal tertentu, dan
mineral yang mendominasi adalah mineral silikat. intrusi magma yang terjadi
5.2. Saran
sesuai jumlah praktikan atau tidak perlu menggunakan kursi sama sekali.
3. Untuk praktikan diharapkan lebih responsif dan dapat menghargai ilmu yang