Anda di halaman 1dari 3

6 Proses Terjadinya Siklus Batuan Beku,

Sedimen, Metamorf
Batuan merupakan salah satu komponen yang berada di alam raya ini. Batuan adalah salah satu
komponen abiotik yang berada di tengah- tengah ekosistem alam ini. Batuan, seperti yang kita ketahui
bersama merupakan salah satu komponen yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Batuan dibutuhkan
oleh manusia untuk berbagai macam hal, seperti membangun rumah atau gedung, mebuat bendungan,
membuat sarana dan pra sarana umum, hingga menghias atau mempercantik bangunan. Batu- batuan
yang jenisnya ada banyak ini mempunyai segudang manfaatnya masing- masing.

Tahukah Anda, ternyata batuan yang ada di Bumi ini tidak terbentuk begitu saja. Batuan yang ada
di bumi ini dapat terbentuk karena adanya sebuah proses atau siklus. Siklus ini mencerminkan awal akan
terbentuknya batuan hingga menjadi batuan jadi ataupun utuh. Pada kesempatan kali ini kita akan
membahas mengenai proses terjadinya siklus batuan.

Siklus Batuan

Sebelum masuk ke dalam penjelasan mengenai proses atau siklus batuan, alangkah lebih baik apabila
kita mengetahui apa itu siklus batuan terlebih dahulu. Siklus batuan merupakan sebuah siklus yang
menggambarkan batuan dari awal atau sebelum terbentu (berupa magma), kemudian mengalami
modifikasi, kemudian transportasi, dekomposisi, hingga berupah menjadi jenis batuan lain dan kembali
berubah menjadi magma kembali, dan begitu seterusnya.
Seperti layaknya proses terjadinya hujan, batu pun juga demikian. Setidaknya ada beberapa proses dari
siklus batuan ini. Proses atau siklus ini melibatkan tiga pokok jenis batuan, yakni batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga jenis batuan ini ternyata terjadi dalam satu siklus yang sama,
dengan kata lain ketiga batuan ini terbentuk saling beriringan. Berikut ini dijelaskan mengenai proses
siklus batuan.

1. Magma mengalami kristalisasi

Terjadinya batuan pertama kali diawali oleh adanya magma. Magma ini merupakan bahan pokok
pembentuk batuan. Terbentuknya batuan pertama kali karena diawali oleh adanya magma yang
mengalami proses kristalisasi. Magma ini tidak terdapat di semua area bumi, sebagian besar magma
terbentuk di sepanjang batas lempeng bumi. Kemudian magma yang yang membeku akan membentuk
sebuh kristal atau mineral (hal ini dinamakan kristalisasi). Magma yang membentuk kristal ini sma seperti
air yang didinginkan menjadi es. Magma yang mengkristal ini akan banyak ditemukan pada gunung
berapi yang mengalami erupsi. Magma yang keluar dari dalam gunung akan membeku setelah sampai ke
permukaan bumi .
Magma yang membeku ini akan membentuk sebuah jenis batuan, yakni batuan beku. Magma yang
membekunya setelah sampai di permukaa bumi akan membentuk batuan beku yang jenisnya ekstrusif.
Sementara magma yang membeku namun belum sampai ke permukaan bumi ini membentuk sebuah
batuan jenis intrusif. Namun, semua batuan yang dibentuk karena adanya pembekuan magma disebut
dengan batuan beku.

2. Mengalami pengangkatan dan pelapukan

Kemudian batuan- batuan beku yang telah terbentuk tadi lama- kelamaan akan mengalami proses
pelapukan. Batuan yang mengalami proses pelapukan paling cepat terutama adalah batuan yang
membeku di permukaan bumi (batuan ekstrusif). Batuan ini lebih cepat mengalami proses pelapukan
karena terpapar secara langsung oleh cuaca di bumi dan juga atmosfer bumi, sehingga pelapukannya
lebih cepat daripada yang berada di bawah permukaan bumi.

Meskipun demikian, bukan berarti batuan yang berada di permukaan bumi ini tidak bisa mengalami
pelapukan. Batuan yang berada di bawah permukaan tanah tetap bisa mengalami pelapukan, namun
harus mengalami proses pengangkatan ke permukaan tanah terlebih dahulu. Batuan yang berada di
bawah permukaan bumi harus terangkat ke permukaan bumi melalui proses tektonik, kemudian lapisan
batuan yang berada di atasnya harus hilang terlebih dahulu oleh proses erosi. Setelah berada di
permukaan bumi inilah proses pelapukan batuan dimulai.

Pelapukan yang terjadi pada batuan ini dapat terjadi karena adanya beberapa reaksi fisik dan kimia yang
dapat disebabkan oleh interaksi udara, air, maupun organisme tertentu. Setelah batuan menjadi lapuk
karena angin, air, es, gletser ataupun yang lainnya, maka akan menjadi material sedimen melalui sebuah
proses yang disebut erosi.

3. Mengalami erosi
Setelah mengalami proses pengangkatan dan pelapukan, maka proses yang selanjutnya adalah erosi.
Dalam proses erosi ini yang paling banyak berperan adalah air. Air yang mengalir misalnya dari sungai
merupakan salah satu hal yang paling sepat menyebabkan proses erosi ini terjadi. Arus dari air ini pula
yang akan mengangkut material- baterial pelapukan batu menuju ke tempat lain. Selain air, ada pula yang
mengangkut meterial- material lainnya yakni angin ataupun gletser.

4. Pengendapan dan pembentukan batuan sedimen

Material- material dari pelapukan batuan beku yang telah terangkut oleh air, angin, ataupun gletser, lama
kelamaan akan mengendap di suatu tempat dan kan berjumlah semakin banyak. Karena semakin banyak
batuan yang mengendap ini, akibatnya semakin lama akan semakin mengeras dan mengeras . Karena
proses pengerasan inilah membentuk terjadinya batuan yang disebut dengan batuan sedimen.

Penjelasan yang ilmiah mengenai pembentukan batuan sedimen yang lebih ilmiah, dalam material
sedimen muda akan mengubur endapan yang lebih lama (tua). Kemudian tekanan yang dihasilkan akan
membuat endapan lama ini menjadi kompak. Ketika air bergerak dan masuk ke dalam material sedimen,
maka mineral kalsit dan silika yang terlarut akan terendap dan mengisi rongga antar butir yang bertindak
sebagai semen yakni merekatkan butiran sedimen antar satu dengan yang lainnya.

5. Batuan sedimen berubah menjadi batuan metamorf

Batuan sedimen banyak terdapat di bawah permukaan bumi. Batuan beku intrusif juga berada di bawah
permukaan bumi. Ketika batu yang berada di di bawah permukaan bumi ini tidak tersingkap ke atas
permukaan bumi ketika proses pengangkatan, maka batuan tersebut akan terkubur lebih dalam lagi.
Semakin dalam terkubur, maka akan semakin besar kemungkinan untuk terpapar suhu dan juga tekanan
tinggi yang dihasilkan oleh kompresi tektonik dan energi panas yang berasal dari dalam bumi, yang pada
akhirnya dapat mengubah batuan tersebut. Batuan yang telah berubah di bawah permukaan bumi akibat
paparan suhu, tekanan, dan juga kontak magma ini disebut dengan batuan metamorf atau malihan.

6. Batuan metamorf atau malihan berubah lagi menjadi magma

Setelah batuan menjadi batuan malihan atau metamorf, lama kelamaan batuan
metamorf atau malihan ini akan berubah menjadi magma kemballi. Dan dari
magma inilah proses terjadinya batu bisa terjadi kembali.

Itulah proses atau siklus batuan yang menggambarkan terjadinya batuan dari awal
hingga batuan tersebut lapuk, membentuk batuan baru dan akhirnya menjadi
magma dan kembali menjadi batuan. Dan begitulah seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai