Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH

BAHAN BANGUNAN

NAMA DOSEN
Jumadian Abda

JUDUL TUGAS
BAHAN BATUAN

Oleh:
Theresa Leony

NIM: 193020

PROGRAM STUDI BANGUNAN GEDUNG


POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM
TAHUN 2019
SIKLUS TERBENTUKNYA BATUAN

Siklus batuan ini ialah merupakan sebuah siklus atau peredaran yang menerangkan batuan
dari awal mula terbentuknya bebatuan atau sebelum terbentuknya bebatuan (berwujud
magma), lalu setelah itu mendapati modifikasi, mendapati transportasi, dekomposisi,
bahkan sampai berupah dan menjadi jenis batuan lain dan kembali beralih menjadi seperti
magma kembali, dan seterusnya tetap seperti itu.
Siklus ini mencantumkan tiga macam batuan, yaitu batuan sedimen, batuan beku, dan
batuan metamorf. Atau dapat dikatakan bahwa siklus dari ketiga jenis batuan tersebut
saling beriringan.

https://satujam.com/siklus-batuan/

Proses pertama diawali magma yang bergerak menuju suhu yang lebih rendah lalu
mengalami kristalisasi dan sebagiannya membeku menjadi batuan beku. Jika prosesnya
berlangsung di bawah permukaan bumi disebut batuan beku intrusif, dan jika di atas
permukaan bumi disebut batuan beku ekstrusif.
 Batuan beku intrusif terbentuk karena proses intrusi magma, yakni menerobosnya
magma melalui celah pada kerak bumi tapi magma tidak sampai ke permukaan
bumi. Lalu magma akan mengalami pengkristalan karena suhu di bawah
permukaan bumi lebih rendah dari pada suhu di dapur magma. Pengkristalan
berlangsung lama, sehingga membentuk batuan beku plutonik.
 Batuan beku ekstrusif terbentuk dari proses ekstrusi magma, yakni menerobosnya
magma dari dapur magma melewati celah-celah kerak bumi sehingga mencapai
permukaan bumi. Magma atau lava yang berada di permukaan bumi mengalami
proses pembekuan yang relatif cepat, sehingga membentuk batuan beku vulkanik.
Kemudian batuan beku yang mengalami proses pengkristalan tersebut seiring waktu akan
mengalami proses pelapukan. Pelapukan pertama kali akan terjadi pada batuan ekstrusif
Batuan beku yang berada di permukaan bumi (ekstrusif) mengalami pelapukan lebih cepat
karena sering terkena hujan, angin dan panas matahari. Sementara batuan beku yang tidak
ada di permukaan bumi (intrusif) juga akan melapuk, meski jangka waktunya lebih lama.
batuan intrusive harus menjumpai sebuah metode pengangkatan terlebih dahulu ke
permukaan bumi melewati metode-metode tektonik. Lalu setelah itu lapisan batuan yang
terapat di atasnya harus hilang terlebih dahulu melalui proses atau metode erosi. Sesudah
berada di permukaan bumi inilah proses pelapukan batuan dimulai. pelapukan batuan
intrusif bisa terjadi karena adanya beberapa bantuan dari fisik dan bantuan kimia yang bisa
diakibatkan oleh hubungan ait, udara, ataupun hubungan-hubungan pada organisme
tertentu.

Sesudah mendapati metode atau proses pelapukan dan pengangkatan, maka proses-
proses selanjutnya yang harus dilewati yaitu erosi. Yang paling banyak berperan didalam
proses erosi ini adalah air. Yang mana air itu mengalir dari sungai, aliran air dari sungai
tersebut merupakan salah satu hal yang paling cepat mengakibatkan proses erosi terjadi.
Arus-arus air yang mengalir itu akan mengangkat material-material pelapukan batu
mengarahkan kepada tempat lain. Selain dari air, ada juga yang mengangkat meterial-
material lainnya yaitu angin ataupun gletser yang mengangkat material-material lainya.

Batuan sedimen berasal dari pengendapan sisa sisa pelapukan batuan beku pada
umumnya berada di bawah permukaan bumi. Batuan sedimen akan terus bergerak semakin
dalam karena di permukaan bumi terus terbentuk lapisam sedimen baru. Lapisan batuan
sedimen baru ini akan menghimpit lapisan sedimen sebelumnya, sehingga akan bergerak
turun mndekati dapur magma. Akibatnya, batuan sedimen akan menerima tekanan dan
suhu yang tinggi dan akan berubah menjadi batuan metamorf. Selain itu, batuan sedimen
juga dapat mengalami proses pelapukan seiring berjalannya waktu, hasil pelapukannya
mengendap dan mengeras, sehingga dapat menghasilkan batuan sedimen jenis baru, bisa
sama seperti asalnya atau bisa sangat berbeda dari asalnya.

Batuan sedimen awalnya akan berada di bawah permukaan bumi, namun lama kelamaan
akan mengalami proses pengangkatan lalu akan terkubur dan bergerak semakin dalam. Hal
ini membuat batuan tersebut menerima tekanan dan energi panas bumi yang meningkat.
Batuan sedimen kemudian akan berubah menjadi batuan jenis lain yaitu metamorf karena
pengaruh tekanan dan suhu tinggi tersebut. Sementara itu sebagian dari batuan sedimen
juga bisa melapuk karena waktu. Hasil pelapukannya mengendap dan mengeras dan akan
menghasilkan batuan sedimen jenis baru.

Proses terakhir pada siklus batuan adalah kembali ke magma. Batuan metamorf atau
malihan juga mengalami pelapukan dan kembali berubah menjadi batuan sedimen.
Struktur yang berbeda juga membuat batuan metamorf akan meleleh dan kembali menjadi
magma.

Magma yang membeku lalu mengalami pelapukan diikuti dengan erosi dan pengendapan
hingga terbentuknya sedimen dan metamorf. Proses siklus batuan ini akan terus berulang,
dari awalnya adalah magma hingga kemudian kembali berubah menjadi magma lagi.

KLASIFIKASI BATUAN BERDASARKAN PROSES


PEMBENTUKANNYA

A. Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan keras yang terbentuk dari magma yang keluar dari
perut bumi dan membeku karena mengalami proses pendinginan. Batuan beku
dapat dibedakan berdasarkan tempat magma yang keluar membeku, yaitu sebagai
berikut.
1. Batuan Beku Dalam, terbentuk karena proses pembekuan magma di bawah
permukaan bumi. Biasanya proses pembentukan batuan ini terjadi secara lambat,
sehingga biasanya berbentuk kasar dan mengkristal atau holokristalin. Contoh
batuan beku dalam antara lain sienit, granit, diorit, dan gabro.

Batu granit Batu diorit


http://hargakeramiklantaigranit.blog http://baloary.blogspot.com/2016/0
spot.com/2016/08/batu-granit- 6/batuan-beku-intermediet-
bahan-dasar-bangunan.html diorit.html

2. Batuan Beku Luar atau batuan beku vulkanik, terbentuk karena adanya
proses pembekuan magma pada permukaan bumi. Biasanya proses pembentukan
batuan ini terjadi secara cepat, sehingga bentuknya halus dan tidak mengkristal
atau kristalnya sangat halus. Contohnya antara lain obsidian, liparit, trachit, desit,
andesit, dan basalt.

Batu andesit Batu basalt


http://direktorimaterial.blogspot.co https://ilmugeografi.com/geologi/ba
m/2012/03/batu-andesit.html tu-basalt

3. Batuan Beku Korok, terbentuk karena proses penyusupan magma pada


celah-celah litosfer bagian atas dan kemudian membeku. Oleh karenanya, posisi
batuan beku korok biasanya dekat dengan permukaan bumi. Batuan beku jenis ini
juga mengkristal. Beberapa contoh batuan beku korok antara lain porfir granit,
porfir diorit, dan ordinit.

Batu profir granit


http://fastrans22.blogspot.com/2013/04/batuan-beku-gang-korok-hypoabisik-full.html

B. Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku atau zat padat yang mengalami erosi di tempat
tertentu kemudian mengendap dan menjadi keras. Batuan sedimen biasanya berlapis-lapis
secara mendatar. Batuan sedimen dapat dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yakni :
1. Batuan Sedimen Klastis, terbentuk karena pelapukan atau erosi pada pecahan batuan
atau mineral, sehingga batuan menjadi hancur atau pecah dan kemudian mengendap di
tempat tertentu dan menjadi keras. Susunan kimia dan warna batuan ini biasanya sama
dengan batuan asalnya. Contoh batuan sedimen klastis antara lain batu konglomerat,
batu breksi, dan batu pasir.
2. Batuan Sedimen Kimiawi, terbentuk karena pengendapan melalui proses kimia pada
mineral-mineral tertentu. Misalnya, pada batu kapur yang larut oleh air kemudian
mengendap dan membentuk stalaktit dan stalagmit di gua kapur. Contoh batuan
sedimen kimiawi lainnya adalah garam.
3. Batuan Sedimen Organik, terbentuk karena adanya sisa-sisa makhluk hidup yang
mengalami pengendapan di tempat tertentu. Contohnya, batu karang yang terbentuk
dari terumbu karang yang mati dan fosfat yang terbentuk dari kotoran kelelawar.

Batu breksi Batu pasir


http://bapakpengertian.blogspot.co https://posalu.wordpress.com/2018
m/2015/05/Pengertian-Proses- /01/22/sandstone-batu-pasir/
Terbentuk-Ciri-Batu-Breksi-
Adalah.html

C. Batuan metamorf
Batuan metamorf terbentuk dari batuan beku atau batuan sedimen yang telah berubah
wujud. Batuan metamorf dapat dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yaitu sebagai
berikut.
1. Batuan Kontak. Batuan malihan kontak atau thermal terbentuk karena
adanya pemanasan atau peningkatan suhu dan perubahan kimia karena intrusi
magma. Contohnya, batu marmer yang berasal dari batu kapur.
2. Batuan Dinamo, merupakan batuan yang terbentuk karena adanya tekanan
yang besar disertai pemanasan dan tumbukan. Tekanan dapat berasal dari lapisan-
lapisan yang berada di atas batu dalam jangka waktu lama. Contohnya batu sabak
yang berasal dari tanah liat, batubara yang berasal dari sisa-sisa jasad hewan, dan
tumbuhan di daerah rawa-rawa (tanah gambut).
3. Batuan Thermal-Pneumatolik, merupakan batuan yang terbentuk karena
adanya zat-zat tertentu yang memasuki batuan yang sedang mengalami
metamorfosis. Contohnya, batu zamrud, permata, dan topaz.
Batu marmer
https://isibangunan.com/harga-
Batu sabak
batu-marmer-tips-perawatan-batu-
marmer.html https://www.flickr.com/photos/mus
eummerapi/45021219372

SIFAT FISIK DAN SIFAT MEKANIK BATUAN


1. Sifat fisik batuan
Sifat Fisik Batuan Batuan merupakan suatu bahan padat yang terbentuk dari hasil
kumpulan mineral-mineral, sedangkan mineral sendiri merupakan bahan padat
anorganik yang terbentuk di alam dengan mempunyai susunan kimia tertentu dan
sifat-sifat fisiknya dan terbentuk oleh susunan kristal yang teratur. Dalam resume
ini dijelaskan tentang sifat - sifat fisik dari batuan yang meliputi :
A. Porositas Batuan
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-pori (yaitu volume
yang ditempati oleh fluida) terhadap volume total batuan. Ada dua jenis
porositas yaitu porositas antar butir dan porositas rekahan. Besar kecilnya
porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir, susunan butir,
sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan. atau bisa
didefinisikan bahwa porositas adalah ruang yang terdapat diantara fragmen
butiran yang ada pada batuan yang akan menyarangkan air. Berdasarkan waktu
dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu :
1) Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang bersamaan
dengan proses pengendapan berlangsung.
2) Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah proses
pengendapan.
B. Permeabilitas
Permeabilitas merupakan besaran yang digunakan untuk menunjukkan
seberapa besar kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan fluida yang
terkandung didalamnya. Permeabilitas merupakan properti suatu batuan
berpori dan merupakan besaran yang menunjukkan kapasitas medium dalam
mengalirkan fluida. Jenis-jenis Permeabilitas :
1. Permeabilitas absolut (ka). Yaitu pengukuran pada medium berpori untuk
fluida satu fasa ketika medium tersebut dialiri oleh satu jenis fluida, dimana
saturasi fluida yang mengalir bernilai satu.
2. Permeabilitas efektif (k). Yaitu pengukuran pada medium berpori untuk
fluida satu fasa ketika medium tersebut dialiri oleh lebih dari satu jenis
fluida.
3. Permeabilitas relatif (kr). Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif
fluida pada nilai saturasi tertentu, terhadap permeabilitas absolut pada
saturasi 100%.
C. Densitas Batuan Densitas batuan dari batuan berpori adalah perbandingan
antara berat terhadap volume (rata-rata dari material tersebut). Densitas
spesifik adalah perbandingan antara densitas material tersebut terhadap
densitas air pada tekanan dan temperatur yang normal, yaitu kurang lebih 103
kg/m3.
D. Void Ratio Merupakan perbandingan antara volume rongga dalam batuan
dengan volume butiran batuan. Penentuan sifat fisik batuan berkaitan dengan :
- Rancangan peledakan
- Perencanaan penambangan
- Perhitungan beban
- Analisis regangan
- Analisis kemantapan lereng
2. Sifat mekanik batuan
a. Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compressive Strength)
Pengujian ini menggunakan mesin tekan untuk menekan percontoh batu yang
berbentuk silinder, balok atau prisma dari satu arah (uniaksial). Perbandingan
antara tinggi dan fiameter percontoh (l/D) mempengaruhi nilai kuat tekan
batuan. Untuk perbandingan l/D = 1 kondisi tegangan triaksial saling bertemu
sehingga akan memperbesar nilai kuat tekan batuan untuk pengujian kuat tekan
digunakan 2 < l/D < 2,5. Makin besar l/D maka kuat tekan akan bertambah
kecil.
b. Pengujian Kuat Tarik (Indirect Tensile Strength Test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari
percontoh batu berbentuk silinder secara tidak langsung. Alat yang digunakan
adalah mesin tekan seperti pada pengujian kuat tekan.
c. Modulus Elastisitas
Dalam penentuan elastisitas pada batuan, biasanya digunakan beberapa konsep
percobaan untuk regangan yang dihasilkan, tegangan dan perbandingan antara
keduanya atau sering disebut sebagai modulus young.
1. Regangan, didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang
dengan panjang awalnya. Pertambahan panjang ini tidak hanya terjadi pada
ujungnya saja, tetapi pada setiap bagian batang yang terentang dengan
perbandingan yang sama. Atau bisa dikatakan bahwa regangan merupakan
besarnya deformasi dibandingkan dengan kondisi awalnya
2. Tegangan, didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tarik yang
dikerjakan pada benda dengan luas penampangnya. Atau tegangan
merupakan besarnya gaya yang dialami suatu luasan batuan. Apabila gaya
yang bekerja tegak lurus terhadap permukaan, maka stress yang demikian
dikatakan tegangan normal (normal stress). Sedangkan gaya yang bekerja
sejajar dengan permukaan dikatakan sebagai tegangan geser (shear stress).
3. Modulus Young, didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan,
dengan regangan suatu bahan selama gaya yang bekerja tidak melampaui
batas elastisitasnya. Modulus Young atau modulus elastisitas merupakan
faktor penting dalam mengevaluasi deformasi batuan pada kondisi
pembebanan yang bervariasi. Nilai modulus elastisitas batuan bervariasi
dari satu contoh batuan dari satu daerah geologi ke daerah geologi lainnya
karena adanya perbedaan dalam hal formasi batuan dan genesa atau mineral
pembentuknya. Modulus elastisitas dipengaruhi oleh tipe batuan, porositas,
ukuran partikel, dan kandungan air.
4. Nisbah Poisson (Poisson Ratio) Nisbah Poisson didefinisikan sebagai
perbandingan negatif antara regangan lateral dan regangan aksial. Nisbah
Poisson menunjukkan adanya pemanjangan ke arah lateral (lateral
expansion) akibat adanya tegangan dalam arah aksial.

SYARAT-SYARAT MUTU BATUAN UNTUK BANGUNAN

http://operator-it.blogspot.com/2014/03/teknologi-bahan-batu-alam.html

NOMOR SNI TERKAIT PENGUJIAN BATU


NO NOMOR METODE UJI TUJUAN
STANDAR
1. SNI 03-2437- Metode pengujian Metode ini digunakan untuk
1991 laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat fisika contoh
menentukan parameter batu, antara lain yaitu kepadatan
sifat fisika pada contoh asli, kadar air asli, kepadatan jenuh,
batu penyerapan kepadatan kering,
derajat kejenuhan, porositas, berat
jenis semu, berat jenis sebenarnya
dan angka pori berdasarkan hasil
pengkajian dan perhitungan
laboratorium.

2. SNI 2485:2015 Metode uji cepat rambat Metode uji ini menjelaskan
gelombang dan peralatan dan prosedur pengukuran
konstanta elastis di laboratorium untuk kecepatan
ultrasonik batuan di rambat pada gelombang tekan dan
laboratorium geser dalam batuan (1) dan
penentuan konstanta elastis
ultrasonik (Catatan 1) dari batuan
isotropik atau contoh batuan lain
yang agak anisotropik.
3. SNI 2486-2011 Cara uji laboratorium Metode ini digunakan untuk
kuat tarik benda uji batu mendapatkan parameter kuat tarik
dengan cara tidak dari hasil pengukuran di
langsung laboratorium secara cepat dan
mudah.
4. SNI 2825 : 2008 Cara uji kuat tekan batu Metode ini digunakan untuk
uniaksial memperoleh besarnya kuat tekan
uniaxial suatu contoh batu dan
untuk mengetahui nilai kuat tekan
benda uji batu
5. SNI 3406:2011 Cara uji sifat tahan Metode ini digunakan untuk
lekang batu memperoleh indek tahan lekang
batu.
6. SNI 2824:2011 Metode pengujian geser Metode ini digunakan untuk
langsung batu memperoleh parameter kuat geser
batu.
7. SNI 03-2814- Metode pengujian indek Metode ini digunakan dalam uji
1992 kekuatan batu dengan konsolidasi satu dimensi pada
beban titik benda uji tanah, yang bertujuan
untuk mendapatkan parameter
kompressibilitas dan kecepatan
konsolidasi tanah
8. SNI 2826 : 2008 Cara uji modulus Standar ini menetapkan cara uji
elastisitas batu dengan modulus elastisitas batu pada
tekanan sumbu tunggal tekanan sumbu tunggal untuk
mengetahui harga modulus
elastisitas benda uji batu secara
statik cara uji modulus elastisitas
batu ditentukan dengan melakukan
pengujian di laboratorium dengan
mempergunakan alat uji yang
berupa mesin kompresi yang
mampu memberikan beban sumbu
secara menerus terhadap benda uji
hingga tercapai keruntuhan.
Modulus elastisitas atau modulus
young adalah perbandingan antara
nilai tegangan dengan regangan
aksial yang dinyatakan dalam
satuan MPa

SKKNI TUKANG BANGUNAN

SKKNI Nomor 31 Tahun 2014 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan Kerja
Tukang Bangunan Gedung.
Persyaratan Jabatan
a. Pendidikan : SMP atau yang setara
b. Pengalaman kerja : Berpengalaman 5 (lima) tahun dibidangnya
c. Kesehatan : Berbadan sehat, yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter dan
tidak mempunyai cacat fisik yang dapat menggangu pekerjaan.
d. Sertifikat : Memiliki sertifikat kompetensi Tukang Bangunan Gedung
e. Persyaratan Lain : Mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA

https://satujam.com/siklus-batuan/
http://hargakeramiklantaigranit.blogspot.com/2016/08/batu-granit-bahan-dasar-bangunan.html
http://baloary.blogspot.com/2016/06/batuan-beku-intermediet-diorit.html
http://direktorimaterial.blogspot.com/2012/03/batu-andesit.html
https://ilmugeografi.com/geologi/batu-basalt
http://fastrans22.blogspot.com/2013/04/batuan-beku-gang-korok-hypoabisik-full.html
http://bapakpengertian.blogspot.com/2015/05/Pengertian-Proses-Terbentuk-Ciri-Batu-Breksi-
Adalah.html
https://isibangunan.com/harga-batu-marmer-tips-perawatan-batu-marmer.html
https://www.flickr.com/photos/museummerapi/45021219372
http://operator-it.blogspot.com/2014/03/teknologi-bahan-batu-alam.html

Anda mungkin juga menyukai