Anda di halaman 1dari 32

Menurut proses terjadinya, batuan dibagi tiga kelompok yaitu batuan beku, batuan endapan

(sedimen), dan batuan malihan (metamorf).

1) Batuan Beku
Berdasarkan tempat pembekuannya, batuan beku dibagi menjadi tiga macam antara lain:

a) Batuan beku dalam (plutonik/abisik)


yaitu batuan yang tempat pem-bekuannya di dalam kulit bumi dan
proses pembentukannya lambat sehingga membentuk kristal kasar.
Contoh: diorit, granit dan gabro.
b) Batuan beku gang atau korok yaitu
batuan beku yang tempat pem-bekuannya di lubang saluran
magma (diatrema) atau pada celah-celah batuan kulit bumi dengan
proses pembekuan relatif cepat sehingga bentuk kristalnya halus.
Contoh: Aplit, Odinit, Posfir danPeriodit.
c) Batuan beku luar atau batuan beku lelehan yaitu batuan beku yang tempat pembekuannya di
luar kulit bumi. Contoh: Andesit, Basalt, Batu Apung, Dasit, Liparit, dan Trocit

2) Batuan Endapan (Sedimen)


Batuan beku dapat mengalami pelapukan karena pemanasan
matahari, hujan, pendinginan, hembusan angin, aliran air,
gelombang, dan oleh makhluk hidup. Serpihan-serpihan batu
itu diangkut, kemudian diendapkan di tempat lain, mengeras
sehingga menjadi batuan sedimen.
Dilihat dari media yang mengendapkannya, batuan
sedimen dibagi tiga macam yaitu:

a) Batuan Sedimen Aeolik (Aerik), yaitu batuan sedimen yang


diendapkan oleh angin. Contohnya Tanah Los, Tanah Tuf
dan Tanah Pasir di daerah gurun.
b) Batuan Sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen yang
diendapkan oleh es atau gletser. Contohnya morena.
c) Batuan Sedimen Aqualis, yaitu batuan sedimen yang
diendapkan oleh air.
Contohnya:
(1) Breksi, yakni batuan sedimen yang terdiri dari batu-batu bersudut
tajam yang sudah direkat satu sama lain.
(2) Konglomerat, yakni batuan sedimen yang terdiri dari batu yang bulat yang sudah direkat satu
sama lain.
(3) Batu Pasir

Berdasarkan tempat diendapkannya, batuan sedimen terdiri


atas:
a) Batuan sedimen teristis, yaitu batuan sedimen yang
diendapkan di darat, misalnya tanah loss.
b) Batuan sedimen marine.
c) Batuan sedimen limnis, yaitu batuan sedimen yang
diendapkan di danau atau di daerah rawa, misalnya tanah gambut.
d) Batuan sedimen glasial, yaitu batuan sedimen yang
diendapkan di daerah es, misalnya moreine.
e) Batuan sedimen fluvial, yaitu batuan sedimen yang
diendapkan di sungai, misalnya pasir.
3) Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan metamorf ialah batuan sedimen atau batuan beku
yang telah mengalami perubahan bentuk dan sifat (metamorfosis).

a) Metamorfosis Termal/Kontak, yaitu batuan yang terbentuk karena


perubahan suhu karena letaknya dekat dengan magma. Misalnya
marmer berasal dari batu kapur dan Antrasit berasal dari batubara.
b) Metamorfosis Dinamo, yaitu batuan yang terbentuk karena perubahan tekanan. Misalnya batu
sabah yang berasal dari tanah liat.
c) Metamorfosis Regional, yaitu batuan
yang terbentuk karena faktor suhu dan tekanan yang bekerja bersama-sama, serta adanya unsur-
unsur batuan lain dan gas yang masuk pada waktu terjadi kontak denganmagma. Misalnya Gneis,
Skis, dan Shale.

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan


Posted by Rizki Puji Friday, 11 July 2014 1 comment
Kali ini kita membahas tentang batuan pembentuk litosfer yaitu batuan beku, batuan
sedimen, batuan metamorf serta ciri-ciri dari tiap batuan itu.

A. Batuan pembentuk litosfer

Pada lithosfer terdapat tiga jenis batuan yaitu:

a. Batuan beku

b. Batuan sedimen

c. Batuan metamorf
B. Awal Mula Batuan

1. Semua batuan pada mulanya dari magma

2. Magma adalah benda cair, panas, pijar yang bersuhu diatas 1000˚C

3. Lava adalah magma yang sudah muncul ke permukaan

4. Lahar adalah lava yang bercampur dengan gas, meterial piroklastik, air, tanah

tumbuhan 
Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung

berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan

bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan

beku muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena

panas, hujan, serta aktivitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran batuan tersebut

tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan

yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau

beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan

temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan

metamorf.

C. Jenis-Jenis Batuan

1. Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") yaitu batuan yang

terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras. Pembekuan magma menjadi

batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari dapurnya, ditengah

perjalanan, dan ketika sudah berada diatas permukaan bumi. Dengan atau tanpa proses

kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas

permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Lebih dari 700 tipe batuan beku telah

berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi pada saat lapisan dalam

disebut batuan plutonik, jika membeku di tengah perjalanan disebut batuan korok atau

porforik. Adapun jika magma telah keluar dan membeku di permukaan bumi, disebut

batuan beku luar atau efusi / vulkanik.

Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Batuan beku plutonik


2. Batuan beku vulkanik

Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan

beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat

sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Sedangkan batuan beku vulkanik


umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan

gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.

2. Batuan Endapan atau Batuan Sedimen

Batuan Sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan

dipengaruhi oleh lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum dibedakan menjadi 2

jenis :

Klasifikasi sediment klastik dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu sebagai

berikut :

 Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga
bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm
 Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-2mm,
mulai dari pasir halus hingga pasir kasar.
 Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-0,06mm, mulai dari
lempung higga debu kasar.
 Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung, serpih
dan kaolin.
a. Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik

Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material

yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi

dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi

batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk

sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contoh sediment klastik adalah breksi,

konglomerat, batu pasir, lempung, serpih dan kaolin

b.  Sedimen non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi

Batuan sedimen kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan

tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya

anhidrit dan batu. Batuan sedimen ini biasanya mengandung mineral seperti kalsit,

dolomit, kuarsa sekunder, gypsum dan chert.

Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic);

pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari

larutan.

Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Batuan sedimen memiliki ciri yang

mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :


 Batuan endapan biasanya berlapis-lapis
 Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang binatang
koral dan serat-serat kayu.
 Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang
menyusunnya.

Penamaan batuan sedimen berdasarkan butir

1. Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan


tersebut Penamaan tersebut adalah :
2. Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butitan yang bersudut.
3. Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar.
4. Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16
mm
5. Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai
1/256 mm
6. Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256

3. Batuan metamorfosis atau Batuan metamorf (methamorphic rock)


yaitu batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan

komposisi mineral sebagai akibat perubahan kondisi fisik disebabkan oleh tekanan dan

temperatur.batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga

membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan

tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Apabila

semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk

magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-

batuan baru lagi. Beberapa contoh batuan metamorf adalah Gneis, batu sabak, batu

garnet, dan pualam.

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi.Mereka terbentuk jauh

dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan

dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam

batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu

tinggi.

Ciri-ciri batuan ini :

 Adanya perlapisan,
 Silang siur atau struktur gelembur gelombang klastik.

Jenis Batuan dan Ciri-Cirinya


admin 12 months ago 0 11460

★★★★★

You need to enable JavaScript to vote

Ada banyak sekali benda padat di bumi ini. Salah satunya adalah batuan. Batuan yang ada pun
juga beragam macam jenisnya. Hal ini dikarenakan proses terbentuknya juga berbeda-beda
sehingga memiliki ciri khusus yang sangat bebeda juga. Apa saja batuan tersebut. Dibawah ini
adalah jenis-jenis batuan:

Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik)

Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk akibat magma yang membeku. Apakah yang
dimaksud dengan magma? Magma adalah benda cair yang sangat panas yang ada di perut bumi
dan jika magma tersebut sudah mencapai permukaan bumi, biasanya dsebut dengan lava. Batuan
beku sendiri terdiri dari beberapa macam, yaitu:

Obsidian
Batu obsidian disebut juga dengan batu kaca. Batu jenis ini berwarna hitam atau coklat tua
dengan permukaan yang halus dan mengkilap. Batu obsidian biasanya digunakan sebagai alat
pemotong dan mata. Proses terjadinya batu obsidian berasal dari magma yang membeku dengan
cepat dipermukaan bumi.

Batu granit
Batu granit tersusun atas butiran yang kasar. Batu ini memiliki dua warna, yaitu putih dan abu-
abu. Batu jenis ini biasana dimanfaatkan sebagai bahan bangunuan. Proses terjadinya batu ini
agak berbeda dengan obsidian, karena batu granit ini berasal dari magma yang membeku dalam
kerak bumi. Proses pembekuan ini berlangsung secara perlahan sehingga batu ini termasuk
batuan beku dalam.

Batuan basal
Batuan basal atau batu lava ini berwarna keabu-abuan. Batu ini terdiri dari butiran yang sangat
kecil dan digunakan sebagai bahan bangunan. Batu ini terbentuk dari magma yang telah
membeku dibawah lapisan kerak bumi yang tercampur dengan gas sehingga batu ini memiliki
rongga kecil.

Batu andesit
Batuan andesit berwarna putih keabu-abuan dan memiliki butiran kecil seperti yang dimiliki
batuan basal. Batu ini digunakan untuk membuat arca dan bangunan candi. Batu ini terbentuk
dari magma yang membeku cepat dibawah kerak bumi.

Batu apung
Batu apung berwarna coklat agak keabu-abuan dan juba berongga-rongga. Batu apung biasanya
dimanfaatkan untuk mengampelas kayu dan sebagai bahan penggosok.

Batuan Endapan (Batuan Sedimen)

Merupakan batuan yang terbentuk dari endapan hasil pelapukan batuan atau dapat juga terbentuk
dari batun terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan. Dibawah ini adalah
beberapa jenis batuan endapan:

Batu breksi
Batu breksi terdiri atas kerikil-kerikil dengan permukaan yang sangat tajam. Batu breksi juga
digunakan sebagai bahan bangunan. Untuk proses terbentuknya batu breksi ini adalah berasal
dari endapan hasil pelapukan batuan beku.

Batu kapur
Sesuai dengan namanya, batu kapur ini terdiri atas butiran-butiran kapur halus yang berwarna
putih agak keabu-abuan. Batu ini digunakan sebagai bahan campuran pembuat semen. Batu ini
terbentuk dari endapan hasil pelapukan tulang dan cangkang hewan-hewan laut.

Batu konglomerat
Batu konglomerat terdiri dari kerikil-kerikil yang memiliki permukaan yang tumpul. Batuan ini
biasanya digunakan sebagai bahan bangunan. Batu konglomerat berasal dari endapan hasil
pelapukan batuan beku.

Batu pasir
Batu pasir terdiri atas butiran-butiran pasir yang berwarna abu-abu, merah, kuning atau putih.
Batuan jenis ini sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Batuan pasir terjadi karena
adanya endapan hasil pelapukan batuan beku yang butirannya kecil-kecil.
Batu serpih
Batuan serpih ini terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau tanah liat yang berwarna abu-
abu, kehijauan, merh atau kuning. Batu ini biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Batu
serpih ini terbentuk dari endapan hasil pelapukan batuan tanah liat.

Batuan Malihan (Metamorf)

Merupakan batuan yang terbentuk dari batuan sedimen yang mengalami perubahan karena
mendapatkan panas dan tekanan dari dalam Bumi. Ada beberapa jenis batuan malihan, yaitu:

Batu genes (gneiss)


Batu gneiss ini memiliki warna putih keabu-abuan yangs sering dimanfaatkan untuk membuat
barang kerajinan seperti asbak, jambangan bunga dan patung. Bati gneiss ini terbentuk dari
batuan Pluto granit yang mengalami perubahan karena panas dan tekanan.

Batu marmer
Batu marmer ini memiliki warna putih atau hitam, memiliki permukaan yang halus dan keras.
Batuan ini biasanya dimanfaatkan untuk membuat meja, papan nama, batu nisan dan pelapis
dinding bangunan. Proses terbentuknya batu marmer adalah berasal dari batuan kapur yang
mengalami perubahan karena tekanan dan panas.

JENIS – JENIS BATUAN, CIRI – CIRI DAN PROSES


TERBENTUKNYA (Update)

Mar 8

Posted by RaVen

 Batuan Beku

Dimulai dari batuan beku, batuan beku adalah batuan cair pijar atau magma dari dalam bumi yang
membeku. Berdasarkan tempat proses membekunya batuan-batuan beku tersebut terdiri atas :
      Batuan dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam

      Batuan korok, membeku di daerah korok

      Batuan leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi

Batuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu :

      Batuan asam, mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa silikon dan oksida,
mengandung kwarsa berwarna keputih-putihan
      Batuan basa, kadar asam salisilatnya rendah banyak mengandung magnesium dan besi, warnanya
gelap/hitam

Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :

1. Granit

 
Proses terbentuk               : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang
membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.

Massa jenis                       : sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3

 Warna                              : putih, abu-abu, atau campuran keduanya.

     Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di
dasar sungai.

Batu Granit dapat digunakan sebgai :

      Batu bahan bangunan

      Monumen

      Jembatan

      Jebagai dekorasi

      Bahan tegel

      dll.

2. Gabro

Proses Terbentuk                  : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Termasuk
batuan dalam

Massa Jenis                   :2,9 – 3,21 gram/cm3

Warna                           : Gelap kehijauan , coklat bercampur putih

Karakteristik lain          : Batuan gabro berwarna gelap kehijauan, menunjukkan kandungan silika rendah
sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau
lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen
yang dapat meninggalkan retakan pada batuan.Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-
mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa
mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya
besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal
sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang
lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur
yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar.

3. Andesit

Proses terbentuk    :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, batu Andesit
terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100
derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.

Massa Jenis            : 2,8 – 3 gram/cm3

Warna                    : agak gelap (abu-abu tua).

Batu andesit sering digunakan sebagai :

      Nisan kuburan

      Cobek

      Lumping jamu

      Cungkup (kap lampu taman)

      Arca untuk hiasan

      Batu pembuat candi

      Sarkofagus

      Punden berundak

      Meja batu

Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan Majalengka Jawa
Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit.
Untuk batu Andesit di daerah cirebon umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama:
Andesit Bintik dan Andesit Polos.

4.Diorit
 

Proses terbentuk       : Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk dari
hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone. biasanya diproduksi
pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction
sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa
batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk
menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam

Massa jenis               : 2,8 – 2,9 gram/cm3

Warna                       : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih

Kegunaan                 : batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai
bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.

5. Basalt

Proses Terbentuk            : Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau
dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir
yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat.

Massa jenis                    : 2,7 – 3 gram/cm3

Warna                           : Gelap

Karakteristik lain            : Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas
mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini
hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt
yang bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan
Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O
lebih tinggi daripada basalt tholeitik.

Manfaat                          : Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan
bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.

6. Obsidian
 Proses Terbentuk          :Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung
api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau
kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf
dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.

Massa Jenis                  : 2,36 – 2,5 gram/cm3

Warna                           : Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah
tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu
obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian
terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya
akan berubah.

Karakteristik lain          : Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan
termasuk batu mulia tanggung.

Manfaat                        :

    Dapat dijadikan sebagai perhiasan cincin

    Dijadikan kerajinan

    Di Itali, Perancis dan Belanda batu ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh jahat yang harus dimiliki di
tiap rumah.

7. Pumice (batu apung)

Proses Terbentuk                      : Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang
membeku
ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.

Massa Jenis                               : dibawah 1 gram/cm3

Warna                                       : Putih, dan coklat muda

Karakteristik lain                      : dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap api,
kondensi, jamur dan panas.

Manfaat                                    : Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi
(filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur
tinggi dan lain-lain.
8. Diorit

Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang
besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi
mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite
sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit.
Batuan dengan plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut
dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap
seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan
epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau
keabu-abuan.

9. Liparit

Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral
pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.

9. Dasit
Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral plagioklas
berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih
60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit.
Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut
dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga
secara gradual menjadi glass.

10. Skoria

Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas lainnya keluar
melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih besar kalau dibandingkan
dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai abu-abu gelap dan hitam.

11. Tufa Gelas


Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung api yang
banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih kekurangan, abu-abu
dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.
B. BATUAN SEDIMEN

Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama
dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan
batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan
(precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk
dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.

Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi.
Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai
jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun
bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa
dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:

Berdasarkan proses pengendapannya

  batuan sedimen klastik

  batuan sedimen kimiawi

  batuan sedimen organik

Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut

      batuan sedimen aerik

      batuan sedimen aquatik

      batuan sedimen marin

      batuan sedimen glastik


Berdasarkan tempat endapannya

      batuan sedimen limnik

      batuan sedimen fluvial

      batuan sedimen marine

      batuan sedimen teistrik

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan
tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung, stalaktit dan stalakmit,
moraine

Berikut adalah contoh-contoh dan karakteristik dari batu apung :

1. Konglomerat

Proses Terbentuk         :Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses


sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan
ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir
dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang
cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai
dan pantai.

Warna                          : berwarna warni

Manfaat                       : Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir
rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks).

2. Batu Pasir

Proses Terbentuk         :Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel
penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari
butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di
suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk
membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa
adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.

Warna                       : Coklat dan putih


Manfaat                      : Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu
kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di dalam
pembuatan gelas/kaca.

3. Breksi

 Karakteristik            : Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki ukuran butir yang cukup
besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan tersusun atas batuan dengan fragmen menyudut
(tajam). Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan matriks partikel yang lebih kecil atau semen
mineral yang mengikat batu itu bersama-sama. Spesimen yang ditunjukkan di atas memiliki ukuran garis
tengah sekitar dua inci (lima sentimeter).

Warna                       : merah kecoklatan, keemasan, coklat

Manfaat                    : sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus membentuk vas bunga, meja
kecil, atau asbak.

4. Stalakmit dan Stalagmit

Proses Terbentuknya       : Stalaktit dan Stalakmit adalah bentukan alam khas daerah Karst. Air
yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua dan
menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Nah tetesan-tetesan air yang mengandung kapur ini
lama-lama kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi batuan
kapur yang bentuknya runcing-runcing. Stalaktit adalah batu yang terbentuk di atap gua,
bentuknya meruncing ke bawah, sedangkan stalakmit adalah batu yang terbentuk di dasar gua
bentuknya meruncing ke atas.

Warna                                   : kuning, coklat, krem, keemasan, putih

Manfaat                                 : sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat di jadikan hiasan


rumah.

Tempat                                  : Sangat sering di temukan di daerah gua, ada juga yang di sekitar air terjun.

5. Batu Lempung

 
Proses Terjadinya          : Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung
residu dan lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk
karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya.
Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu
lempung.

Warna                                : Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu

Manfaat                            : Dapat dijadikan kerajinan, seperti asbak, patung, celengan, dll.

Tempat                              : Sering ditemukan di Pinggiran Sungai ataupun pinggiran danau.

6. Batu gamping (batu kapur)

Batu Gamping merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan kenampakan
textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan, abu-abu, abu-abu gelap,
hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya kotoran-kotoran, oksid besi dan zat-zat organik.
Limestone berbutir mulus, pecahannya conchoidal. Bila ditetesi HCL memercik/berbuih. Mudah
larut terutama dalam air yang mengandung CO2 sehingga terjadi lubang-lubang, celah-celah,
diaklas- diaklas dan lainnya. tebal dapat dari beberpa centimeter sampai beberapa ratus meter.
Beberapa limestone seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir calcit. Keras dari limestone sangat
berbeda-beda, ada yang keras dan ada yang lunak, agak keras, dan sebaginya, tergantung dari
texturnya. Selama proses pelapukan dari limestone, calcium carbonatnya dapat terlarut, dan yang
tertinggal adalah kotoran-kotorannya, yang kemudian dapat terkonsentrasi dan membentuk clay
atau loams yang berwarna merah atau kuning, oleh aksidasi dari mineral-mineral oksida besi.

Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas
karbondioksida.

Terbentuk dari hasil pemadatan cangkang hewan lunak atau hewan laut yang telah mati.
Cangkang tersebut terdiri dari kapur tidak musnah.

7. Travertin
Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung CO2 maka calcium
carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air yang
banyak mengandung CO2 secara perlahan-lahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila air
tersebut berasal dari tempat yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan
CO2 nya lebih banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai
permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan oleh proses
evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari tumbuh-tumbuhan (algae).
Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air  itu disebut travertine. Pada gua-
gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air secara
perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut dengan dripstone.
Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari bawah
disebut stalagnite.

8. Serpin

Serpin berasal dari lumpur yang mengendap. Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau
tanah liat, pada umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga bahan tanah, sepertiga bahan
lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, dan zat organik. Berwarna abu-abu kehijauan,
merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagi bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil pelapukan
batuan tanah liat.
C. BATU METAMORF

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme batuan-batuan sebelumnya
karena perubahan temperatur dan tekanan. Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke padat)
meliputi proses kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru serta terjadi dalam
lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan batuan asalnya terbentuk. Banyak mineral yang
mempunyai batas-batas kestabilan tertentu yang jika dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi
batas tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan membentuk mineral-mineral baru
yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan dan temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh
fluida, dimana fluida (H2O) dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori-pori batuan yang
pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat proses metamorfisme.

Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
dalam pembentukan batuan tersebut ;

      Komposisi mineral batuan asal

      Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme

      Pengaruh gaya tektonik

      Pengaruh fluida

Pada pengklasifikasiannya berdasarkan struktur, batuan metamorf diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

      oliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengaruh tekanan diferensial
(berbeda) pada saat proses metamorfisme.

      Non foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran mineral-mineral dalam
batuan tersebut.

Jenis-jenis Metamorfisme

      Metamorfisme kontak/termal

Metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau ekstrusi lava.

      Metamorfisme regional

Metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan temperatur yang sedang, dan terjadi pada daerah yang luas.

      Metamorfisme Dinamik

Metamorfisme akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat pergerakan patahan lempeng.

Berikut adalah contoh dan karakteristik dari betuan metamorf :


1.      Gneiss (ganes)
 Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan
tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika
dan amphibole.

Asal                                   : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit

Warna                                : Abu-abu

Ukuran butir                      : Medium – Coarse grained

Struktur                             : Foliated (Gneissic)

Komposisi                         : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika

Derajat metamorfisme       : Tinggi

Ciri khas                            : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya

                                            amphibole dan mika.

Ganes adalah batuan matemorf dengan kristal-kristal yang kasar, biasanya berlapis-lapis akibat
pemisahan mineral-mineral yang berbeda sehingga membentuk foliasi sekunder yang kasar.
Terbentuk pada tempat yang dalam dan pada tingkat metamorfise, yang tinggi bersama-sama
dengan struktur pegunungan lipatan. Pada prinsipnya gneiss berasal dari batuan beku silllicaous
seperti granit, monozit kwarsa, syenite, dan granodiorit, tetapi dapat juga dari rhyolit, tuff, arkosa
dan batu pasir feldspatik. Mineral-mineral utama pada gneis adalah kwarsa dan feldspat,
sedangkan mineral-mineral yang lain adalah, biotite, horblende dan augite. Warna bervariasi
tergantung pada warna mineral dominan yang ada. Pelapisan disini dihasilkan oleh pergantian
warna-warna mineral yang terang dan gelap atau oleh perbedaan ukuran butir dengan pelapisan
yang tebal dan kasar ataupun tipis. Sering mengandung mineral-mineral metamorf yang lain
seperti garnet, epidot, tournaline, graphite, dan silimanite. Jika batuan beku (sebagian bahn
induknya) adalah sari batuan mafic tertentu, mungkin greiss tersebut dapat berkembang manjadi
serpentine olivin, augite, horblede dan biotite. Jika bahan beku (sebagian bahan induknya) dapat
dikenal maka nama batuan dapat ditentukan seperti misalnya : gabbro gneiss, syenite gneiss
ataupun granite gneiss. Gneiss yang berasal dari batuan sedimen, contohnya : quatzite gneiss
conglomerate gneiss, politic gneiss (dari sedimen clay) dan calc gueniss (dari cilliceous limetone
dan dolomite) gneiss yang berbentuk oleh penerobosan mineral-mineral batuan beku kedalam
folisasi akan menghasilkan campuran batuan dalam bentuk dike yang tipis dari material-material
quartzfeldspathic. Ini disebut “injection” gneiss. Batuan ini tersebar luas dan mungkin
menempati bagian terbesar dari tipe gneiss lainnya.

2. Sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende.
Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang
diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Asal                             : Metamorfisme siltstone, shale, basalt

Warna                          : Hitam, hijau, ungu

Ukuran butir                : Fine – Medium Coarse

Struktur                       : Foliated (Schistose)

Komposisi                   : Mika, grafit, hornblende

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

Ciri khas                      : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet

3. Marmer

Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan
rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan
tanpa foliasi.

Asal                             : Metamorfisme batu gamping, dolostone

Warna                          : Bervariasi

Ukuran butir                : Medium – Coarse Grained

Struktur                       : Non foliasi


Komposisi                   : Kalsit atau Dolomit

Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi

Ciri khas                      : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.

Marmer adalah metamorfisme dari batuan kapur, baik itu batu kapur kalsit maupun batu kapur
dolomit. Terbentuknya terutama disebabkan oleh reksistelisasi calsit. (dolomit) yang biasanya
berbutir lebih kasar daripada batu kapur aslinya. Marmer yang terbentuk oleh dolomitc disebut
marmer dolomit (dolomitic marble). Akibat proses metamorfos dan rekristalisasi, pelapisan
sering meliuk atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Umumnya marmer danmarmer dolomit
terbentuk oleh metamorfisme kontak atau regional dan dijumpai bersama-sama dengan phyllite,
slate, schist, dan metakwarsa. Struktur batu kapur sangat bervariasi dari yang berbutir  sangat
halus hingga berbutir sangat kasar. Pada tipe-tipe metamorfose kontak ditunjukan dari adanya
orientasi kristal-kristal yang memanjang sebagai hasil tekanan yang searah. Meneral-mineral
aksesor pada marmer  banyak macamnya antara lain: tremolit, forserite, periclose, diopside,
wollastonite, brucite, spincl, felspar, dan garnet, yang kesemuanya ini tergantung pada macam
material batuan asalnya. Warna yang ditimbulakn mulai dari cerah atau putih apabila terdiri dari
kalsit dan dolomit, tetapi bisa berwarna kelabu, merah, coklat atau kombinasi warna tergantung
pada mineral-mineral aksesornya. Contoh-contoh batuan marmer yakni: breccia marble,
tremolite marble, graphite marble, talcose marble, phlogopite marble.

 4. Kuarsit

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone)
mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-
butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus
oleh proses metamorfosis .

Asal                             : Metamorfisme sandstone (batupasir)


Warna                          : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah

Ukuran butir                : Medium coarse

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kuarsa

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

Ciri khas                      : Lebih keras dibanding glass

 5.Milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral
pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus
dan dapat dibelah seperti schistose.

Asal                             : Metamorfisme dinamik

Warna                          : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru

Ukuran butir                : Fine grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan

Derajat metamorfisme : Tinggi

Ciri khas                      : Dapat dibelah-belah

 6. serpinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh
proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur
rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-
hidrolize dengan air menjadi serpentinit.

Asal               : Batuan beku basa

Warna            : Hijau terang / gelap


Ukuran butir  : Medium grained

Struktur         : Non foliasi

Komposisi     : Serpentine

Ciri khas        : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

7.Hornfels

Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi
beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat
tanpa foliasi.

Asal                             : Metamorfisme kontak shale dan claystone

Warna                          : Abu-abu, biru kehitaman, hitam

Ukuran butir                : Fine grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kuarsa, mika

Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak

Ciri khas                      : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

8. Sekismika

Sekismika dihasilkan oleh metamorfosa regional dengan tingkat lebih tinggi dibandingkan
phyllite, mempunyai foliasi dan kristalin. Ummnya berbutir lebih kasar dari slate dan phyllite
tetapi lebih halus dari gneias. Foliasi tersebut terbentuk oleh kristal-kristal berbentuk lempeng
(play) dan kristal-kristal prismatik. Mineral-mineral berbentuk lempengan tersebut antara lain :
chlorite, sericite, muscovite, biotite, dan tolc, sedangkan mineral-mineral prismatik adalah
actinolite, kyanite, hornblede, staurolite, dan silimanite. Kadang-kadang schist hanya terdiri dari
satu macam mineral saja, contohnya talc schist, tetapi pada umumnya terdiri dari dua atau lebih
mineral seperti calcite –  sericalcite – albite schist. Sekis sering mengandung mineral-mineral
yang bersifat antara lempengan dan pragmatik (flaky nor prismatic), tetapi equigracular seperti
misalnya : garnet dan feldspar, yang biasanya bertekstur porphyroblastic. Batuan-batuan scihist
dapat pula berasal dari gabbro, basalt, ultrabasin, tuff, shale dan sandstone. Jika beberapa “
teksture asli batuan asal” masih ada, akibat tekanan yang kuat, maka batuan disebut, metabasalt,
metagabbro dan sebagainya.

9. Filit

Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas metamorfik yaitu baliknya temperatur atau
bertambah besarnya rekristalisasi maka slate berubah menjadi filit. Filit secara dominan tersusun
dari mineral-mineral kelompok mika seperti: mika, maricite, dan chlorite. Batuan ini lebih kasar
daripada slate, tetapi ada batas yang tegas antara keduanya baik dalam hal ukuran butir  maupun
kandungan mineralnya. Mineral-mineral seperti muscovit, mika, sericite, dan cholite terdapat
dalam jumlah yang besar. Mineral-mineral asesore dalam jumlah yang sedikit antara lain
megnetit, hematit, graphite, dan tourmaline. Filit disebut pula sericite phllite, chlorite phyllite
atau sericite phyllite. Warna dari putih perak, merah sampai kehijau-hijauan. Sifat dalam
(tenacery) : brittle dan sering mempunyai pegangan halus hingga agak kasar. Filit dihasilkan oleh
metamorfose regional tingkat rendah terutama dari mineral clay, shall, dan juga tuff dan
tuffacous sedimen.

10. Sabak
Sabak merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai achistosity planar, tergantung
pada pelapisannya. Oleh karena itu biasanya mempunyai beberapa sudut untuk masing-masing
perlapisan sehingga batuan menjadi balah/rekah kedalam lapisan yang tipis. Sabak merupakan
salah satu istilah struktur dan tidak ada kaitannya dengan komposisinya. Perlapisan asli dari slate
masihg dapat terlihat, apabila berasal dari abtuan beku basalt seperti struktur amigdoloidal.
Sabak berbutir sangat halus dan hanya dapat dideterminasi dengan mikroskop. Hanya sedikit
mineral sabak yang berbutir kasar seperti: kwarsa, feldspar, cholorite, biotite, magnetite,
hematite, kalsit, dan ineral-mineral yang terdapat pada batuan shale.  Warna yang ditimbulakan
dari warna merah, hijau, abu-abu, hingga hitam. Warna merah karena ada mineral yang hemalit,
hijau karena ada mineral cholorite. Warna abu-abu karena adanya mineral-mineral dari karbon
dan bahan-bahan organik seperti grafit. Sabak yang berasal dari batu pasir “ graywacke” disebut
“ graywacke slate”.

11. kuarsit

Kuarsit adalah metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami perubahan dan
masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga
menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar. Akibat tekanan pada kwarsit dapat
mengakibatkan hancurnya kwarsit tersebut dan menghasilkan tekstur granoblastik. Kuarsit
sangat keras karena adanya sementasi  sirikat (biasanya kwasa kristalin) yang terendapkan
disekitar butir-butir kuarsa yang lebih besar, sehingga menghasilkan ikatan butir yang sangat
kuat. Mineral lain yang dijumpai dalam kuarsit adalah: apatite, zircon, epidote, dan hornblede.
Kuarsit dapat berbentuk akibat metamorfisme kontak atau metamorfis regional dari pada panas
dan tekanan terhadap batu pasir, chert, vien kuarsit, dan kuarsit pigmatit. Sering berlapis-lapis
dan dapat mengandung fosil. Warna dari kuarsit bervariasi dari putih, coklat hingga mendekati
hitam. Adanya hematit memberikan warna merah muda (pink) sedangkan chlori memberikan
warna kehijau-hijauan.

Anda mungkin juga menyukai