Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung
berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan
bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan
beku muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena
panas, hujan, serta aktivitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran batuan tersebut
tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan
yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau
beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan
temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan
metamorf.
C. Jenis-Jenis Batuan
1. Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") yaitu batuan yang
terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras. Pembekuan magma menjadi
batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari dapurnya, ditengah
perjalanan, dan ketika sudah berada diatas permukaan bumi. Dengan atau tanpa proses
kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas
permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Lebih dari 700 tipe batuan beku telah
berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi pada saat lapisan dalam
disebut batuan plutonik, jika membeku di tengah perjalanan disebut batuan korok atau
porforik. Adapun jika magma telah keluar dan membeku di permukaan bumi, disebut
batuan beku luar atau efusi /vulkanik.
Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan
beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat
sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Sedangkan batuan beku vulkanik
umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan
gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.
2. Batuan Endapan atau Batuan Sedimen
Batuan Sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan
dipengaruhi oleh lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum dibedakan menjadi 2
jenis :
Klasifikasi sediment klastik dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu sebagai
berikut :
Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga
bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm
Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-2mm,
mulai dari pasir halus hingga pasir kasar.
Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-0,06mm, mulai dari
lempung higga debu kasar.
Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung, serpih
dan kaolin.
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic);
pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari
larutan.
Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Batuan sedimen memiliki ciri yang
mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :
Batuan endapan biasanya berlapis-lapis
Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang binatang
koral dan serat-serat kayu.
Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang
menyusunnya.
Penamaan batuan sedimen berdasarkan butir
1. Batuan Sedimen Marine (laut) dimana saat siklus berlangsung di endapkan dilaut
2. Batuan Sedimen Fluvial (sungai) dimana saat siklus berlangsung di endapkan disungai
3. Batuan Sedimen Teistrik (darat) dimana saat siklus berlangsung di endapkan didarat
4. Batuan Sedimen Limnik (rawa) dimana saat siklus berlangsung di endapkan dirawa
1. Batuan Sedimen Aeris/Aeolis (tenaga angin) proses dari siklus nya di`pengaruhi angin
2. Batuan Sedimen Glasial (tenaga es) proses dari siklus nya dipengaruhi es
3. Batuan Sedimen Aqualis (tenaga air) proses dari siklus nya dipe`ngaruhi air
4. Batuan Sedimen Marine (tenaga air laut) proses dari siklus nya dipenga`ruhi laut
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi.Mereka terbentuk jauh
dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan
dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam
batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu
tinggi.
Deformasi sering juga disebut sebagai strain. Deformasi pada batuan terjadi akibat stress. Istilah
stress mirip dengan tekanan, yaitu gaya yang bekerja pada suatu permukaan per satuan luas. Ada
3 jenis stress, yaitu:
- Compression (kompresi)
Kompresi dihasilkan akibat gaya eksternal yang saling berhadapan dan keduanya saling menekan
batuan. Batuan yang terkena kompresi akan mengalami pemendekan (shortening).
- Tension (ekstensi)
Ekstensi dihasilkan akibat gaya eksternal yang saling berhadapan dan keduanya saling menjauhi
batuan. Batuan yang terkena ekstensi akan mengalami pemanjangan.
- Shear
Shear stress dihasilkan akibat gaya eksternal yang bekerja saling sejajar, namun berlawanan arah.
Batuan yang terkena stress ini akan mengalami pergeseran.
Keterangan gambar 2:
- Gambar paling atas menunjukkan arah gaya eksternal yang bekerja pada batuan
- Gambar di tengah menunjukkan deformasi pada batuan yang bersifat ductile
- Gambar paling bawah menunjukkan deformasi pada batuan yang bersifat brittle
Material yang terkena deformasi bersifat elastis bila kembali ke bentuk semula ketika stress
dihilangkan. Saat batas elastisitas terlampaui, material akan mengalami deformasi yang bersifat
permanen. Deformasi permanen itu bersifat plastis bila material bersifat liat (ductile) dan
menghasilkan lipatan, atau bersifat patah bila material bersifat rapuh (brittle) dan menghasilkan
patahan. Sifat batuan yang ductile atau brittle tergantung pada berapa banyak deformasi plastis
yang dialaminya.
Lipatan
Lipatan merupakan pembengkokan pada batuan. Struktur geologi ini terbentuk jika batuan
mengalami deformasi plastis akibat bekerjanya compressional stress (kompresi) selama selang
waktu tertentu pada batuan tersebut. Tidak hanya batuan yang bersifat ductile, batuan yang
bersifat brittle pun dapat mengalami perlipatan jika laju deformasinya (strain rate) rendah.
1. Antiklin
Antiklin adalah lipatan yang dicirikan oleh lapisan batuan yang
terbengkokkan ke atas (menjadi cembung atau concave). Pada antiklin, arah kemiringan kedua
sayap lipatan saling menjauhi hinge.
2. Sinklin
3. Kubah (Dome)
Kubah adalah antiklin yang berbentuk melingkar atau elips.
4. Cekungan (Basin)
Cekungan adalah sinklin yang berbentuk melingkar atau elips.
Kekar
Kekar adalah retakan pada batuan yang sisi-sisinya tidak mengalami pergerakan. Kekar sering
menjadi tempat mengalirnya fluida hidrotermal, ditandai dengan kehadiran urat (vein) mineral
tertentu hasil presipitasi atau kristalisasi dari fluida tersebut.
Kekar diklasifikasi menjadi beberapa macam berdasarkan penyebabnya, reaksi batuan terhadap
stress, dan kedudukan relatifnya. Berdasarkan penyebabnya, ada 3 macam kekar:
Kekar juga dapat dibagi menjadi 3 macam menurut reaksi batuan terhadap stress (compressional
stress), antara lain:
Sesar
Sesar adalah retakan pada batuan dengan terjadinya pergerakan di sepanjang bidang retakan.
Di lapangan, sesar biasanya cukup sulit dikenali. Meski begitu, ada beberapa kenampakan di
lapangan yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya sesar, antara lain:
- Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan yang terpotong dengan tiba-tiba)
- Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan
- Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores-garis, dll
- Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar, horses/slices, milonit,
dll
- Silisifikasi dan mineralisasi sepanjang zona sesar
- Perbedaan fasies sedimen
- Petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp), triangular facet,
terpotongnya bagian depan rangkaian pegunungan structural
Berdasarkan orientasi pola tegasan yang utama, sesar dapat dibedakan menjadi:
1. Sesar anjak (thrust fault):
tegasan maksimum dan menengah mendatar. Istilah thrust fault digunakan untuk sesar naik
dengan dip bidang sesar kurang dari 450. Jika suatu sesar naik memiliki dip bidang sesar lebih
dari 450, maka istilah yang digunakan adalah reverse fault. Istilah overthrust dipakai untuk sesar
naik dengan dip bidang sesar yang landai atau hampir datar.
2. Sesar normal: tegasan utama vertikal
3. Sesar geser (strike-slip fault): tegasan utama maksimum dan minimum mendatar. Sesar ini
terdiri atas:
- Sesar geser sinistral (left-handed strike-slip fault). Pada sesar geser sinistral, blok batuan
sebelah kiri bergerak relatif mendekati pengamat.
- Sesar geser dekstral (right-handed strike-slip fault). Pada sesar geser dekstral, blok batuan
sebelah kanan bergerak relatif mendekati pengamat.
Selain yang telah dicantumkan di atas, ada beberapa jenis sesar lain yang spesifik, antara lain:
- Horst dan Graben
Extensional stress dapat menyebabkan sesar turun bisa terbentuk berderet/berjajar. Pada deretan
sesar turun ini, blok hanging wall bergerak turun karena ambles, sedangkan blok foot wall tidak
bergerak dan posisinya lebih tinggi daripada hanging wall. Horst adalah struktur tinggian pada
blok foot wall, dan graben adalah struktur rendahan pada blok hanging wall.
Geomorfologi
Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial,
Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah
lapisan permukaan bumi.
Pengamatan dan identifikasi bentuk lahan seperti dilakukan langsung di lapangan dengan
melakukan field trip atau dapat juga dilakukan dengan interprestasi foto udara atau dengan
Analisis Citra Satelit (ACS). Pengindraan jauh sebagai alat bantu untuk memantau atau
mengamati objek muka biumi tanpa ada sentuhan secara langsung, anatara lain berupa foto
udara atau citra satelit.
Bentang lahan akan mudah diidentifikasi dengan pandangan jarak jauh atau kalau
menggunakan foto udara atau citra satelit menggunakan skala gambar kecil. Sebaliknya untuk
bentang lahan mudah diamati dari jarak dekat atau dengan foto udara atau citra satelit dengan
skala lebih besar. Dengan pengamatan dan analisis bentuk lahan dari foto udara akan diperoleh
informasi biofisik lainnya baik yang bersifat sebagai parameter tetap (landform, rock, soil,
slope) maupun parameter berubah (erosion, terrace, land use). Dengan melakukan fieldtrip
akan semakin dikenal betul macam bentuk lahan dilapangan, sehingga mudah untuk
mengingatnya kembali jika pernah melihat secara langsung dan sebagai bekal memori pada
saat melakukan interpretasi foto udara (IFU).
Bentuk lahan walupun mudah diamati dengan foto udara tapi perlu dilakukan
pendekatan dengan melakukan mendatangi langsung ke lapangan dalam bentuk kunjungan
lapangan (field trip). Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih memastikan unsur pembentuk
landform terdiri dari komposisi atau susunan batuan apa saja. Disamping itu dengan survai
lapangna akan diperoleh beberapa kunci interpretasi fotro udara (IFU) dari hasil kunjungan
lapangan pada berbagai bentuk lahan yang berbeda. Sehingga dengan kunci IFU akan diperoleh
analaisis bentuk lahan yang lebih lengkap yang merupakan satu komponen penyusun bentang
lahan.
Bentuk muka bumi yang kompleks telah menjadi suatu pokok bahasan tersendiri khususnya
dalam usaha pemanfaatannya. Dalam hal ini setiap bentukan lahan mempunyai kapasitas
berbeda dalam mendukung suatu usaha pemanfaatan yang tentunya mengarah untuk tepat
guna. Sehingga dengan tujuan sama yaitu bermaksud menyederhanakan bentuk lahan
permukaan bumi yang kompleks ini, maka pemahaman mengenai ilmu geomorfologi yang
mempelajari bentukan-bentukan lahan menjadi sangat penting.
Penyederhanaan muka bumi yang kompleks ini membentuk suatu unit-unit yang
mempunyai kesamaan dalam sifat dan perwatakannya. Kesatuan sifat ini meliputi kesamaan
struktur geologis atau geomorfologis sebagai asal pembentukannya, proses geomorfologis
sebagai pemberi informasi bagaimana lahan terbentuk, dan kesan topografis yang akan
memberikan informasi tentang konfigurasi permukaan lahan. Dengan adanya informasi
tersebut perencanaan penggunaan lahan secara tepat akan dapat lebih terwujud.
Konsep-konsep dasar dalam geomorfologi banyak diformulasikan oleh W.M. Davis. Davis
menyatakan bahwa bentuk permukaan atau bentangan bumi (morphology of landforms)
dikontrol oleh tiga faktor utama, yaitu struktur, proses, dan tahapan. Struktur di sini mempunyai
arti sebagai struktur-struktur yang diakibatkan karakteristik batuan yang mempengaruhi bentuk
permukaan bumi.
Proses-proses yang umum terjadi adalah proses erosional yang dipengaruhi oleh permeabilitas,
kelarutan, dan sifat-sifat lainnya dari batuan. Bentuk-bentuk pada muka bumi umumnya melalui
tahapan-tahapan mulai dari tahapan muda (youth), dewasa (maturity), tahapan tua (old age).Pada
tahapan muda umumnya belum terganggu oleh gaya-gaya destruksional, pada tahap dewasa
perkembangan selanjutnya ditunjukkan dengan tumbuhnya sistem drainase dengan jumlah
panjang dan kedalamannya yang dapat mengakibatkan bentuk aslinya tidak tampak lagi. Proses
selanjutnya membuat topografi lebih mendatar oleh gaya destruktif yang mengikis, meratakan,
dan merendahkan permukaan bumi sehingga dekat dengan ketinggian muka air laut (disebut
tahapan tua). Rangkaian pembentukan proses (tahapan-tahapan) geomorfologi tersebut menerus
dan dapat berulang, dan sering disebut sebagai Siklus Geomorfik.
Sketsa di atas memperlihatkan bentuk-bentuk permukaan bumi akibat struktur geologi pada
batuan dasarnya.
A. PROSES-PROSES GEOMORFIK
Proses-proses geomorfik adalah semua perubahan fisik dan kimia yang terjadi akibat proses-
proses perubahan muka bumi. Secara umum proses-proses geomorfik tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Proses-proses epigen (eksogenetik) :
1. Degradasi ; pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity), erosi (termasuk
transportasi) oleh : aliran air, air tanah, gelombang, arus, tsunami), angin, dan glasier.
2. Aggradasi ; pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity), erosi (termasuk
transportasi) oleh : aliran air, air tanah, gelombang, arus, tsunami), angin, dan glasier.
3. Akibat organisme (termasuk manusia)
Denudasi (denudation)
bagian terkecil dari bentuk lahan yang mempunyai kesamaan bentuk dan
genesanya.
Erosi (erosion)
Fluvial (fluvial)
tenaga yang berasal dari luar bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan di
permukaan atau dekat permukaan bumi, seperti pelapukan, erosi, abrasi, denudasi.
Geomorfologi (geomorphology)
mempengaruhinya.
Hogbek (hogkback)
Kars (karst)
bentuk bentang alam yang terjadi akibat intensifnya proses pelarutan batu
Kuesta (cuesta)
bukit atau gunung yang mempunyai dua kemiringan lereng berbeda. Permukaan
lereng yang landai searah dengan bidang perlapisan sedangkan sisi lereng yang
Marin (marine)
aktifitas air laut yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi, pengangkutan dan
Mesa (mesa)
bukit atau gunung terisolir berbentuk meja, merupakan sisa denudasi dengan
Morfodinamis (morphodynamics)
bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya eksogen air,
angin, es dan gerakan tanah, misal: gumuk pasir, undak sungai , pematang pantai,
lahan kritis (badlands).
Morfoerasi (morphoerosion)
adalah ragam bentuk erosi yang dapat dipakai sebagai ukuran tingkat degradasi
Morfogenesa (morphogenesis)
Morfologi (morphology)
Morfokonservasi (morphoconservation)
Morfokronologi (morphochronology)
Morfometri (morphometry)
kekasaran terrain.
Morfografi (morphography)
plato.
bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya endogen yang
bentuk bentang alam yang diklasifikasikan atas dasar tipe batuan maupun struktur
batuan yang ada kaitannya dengan denudasi, misal: mesa, kuesta, hogbek, dan
kubah.
Pelapukan (weathering)
proses hancurnya batuan atau mineral permukaan bumi menjadi bagian yang lebih
bentang alam.
Segala sesuatu yang menutupi permukaan bumi, baik itu alamiah atau buatan.
Terain (terrain)
bentuk permukaan ataupun dekat permukaan bumi yang mempunyai ciri fisik
tertentu.
SEJARAH PEMBENTUKAN MUKA BUMI BERDASARKAN ZAMAN
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjelaskan waktu
dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah Bumi.
Ada beberapa zaman yang terlewati oleh bumi kita,sebelum kita melihat bumi yang sekarang.
Berikut ini merupakan zaman yang turut mewarnai pembentukan bumi kita :
Arkeozoikum artinya Masa Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa
awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen.
Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua.
Coba perhatikan, masa ini adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi terbentuk
setelah pendinginan bagian tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi).Plate tectonic / Lempeng
tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup mas itu
tentunya mirip dengan lingkungan disekitarmata-air panas. Batuan tertua tercatat berumur kira-
kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer
serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan
ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan
umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.
1. 3. MASA PROTEROZOIKUM
Masa Kehidupan Awal 2.500.000.000 – 540.000.000 tahun lalu
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya
hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel
tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Menjelang akhir masa ini
organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral
mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
1. 4. MASA PALEOZOIKUM
Masa Kehidupan Tua 540.000.000 – 245.000.000 tahun lalu. Masa kehidupan invertebrata
bawah laut. Masa Paleozoikum terbagi menjadi beberapa zaman diantaranya :
Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan, Lapisan es menutup
Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung air dan menurunkan muka air
laut. Iklim yang kering dengan kondisi gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi.
1. 5. MASA MESOZOIKUM
Masa Kehidupan Pertengahan 245.000.000 – 65.000.000 tahun lalu. Masa kehidupan reptilia. .
Masa Mesozoikum terbagi menjadi beberapa zaman diantaranya :
Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika Selatan
melepaskan diri dari Antartika dan Australia. Jaman ini merupakan jaman yang paling menarik
anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic Park.
1. c. Zaman Kapur (145.000.000 – 65.000.000 tahun lalu )
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari muncul
pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus,
Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi
banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika
menuju Asia. Jaman ini adalah jaman akhir dari kehidupan biantang-binatang raksasa.
1. 6. MASA KENOZOIKUM
Masa Kehidupan Baru 65.000.000 tahun lalu – sekarang .
Terbagi menjadi :
sumber :
http://djunijanto.wordpress.com/materi/sejarah-pembentukan-bumi-berdasarkan-zaman/