Anda di halaman 1dari 10

Batuan Sedimen Adalah – Pengertian, Ciri,

Klasifikasi, Proses, Jenis Dan Manfaatnya


elamat datang untuk para pembaca setia gurupendidikan.com. Pada kesempatan sebelumnya
sudah membahas tentang batuan malihan (metamorf) dan untuk kesempatan kali ini akan
membahas tentang batuan sedimen. Untuk itu marilah simak ulasan yang ada dibawah berikut
ini.

Batuan adalah material padat yang tersusun oleh kristal – kristal dari berbagai jenis mineral, atau
pecahan Kristal mineral – mineral, pecahan batuan, dan dapat juga mengandung fragmen
cangkang organmisme.

Pembentukan berbagai macam mineral di alamakan menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu.
Proses alamiah tersebut bisa berbeda dan membentuk jenis batuan yang berbeda pula. Batuan
sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah, seperti proses penghancuran atau
disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi, dan organis serta proses penguapan /
evaporasi.

Batuan beku diklasifikasikan cara terbentuknya :

1. Batuan sedimen klastik


2. Batuan sedimen non-klastik
Pengertian Batuan Sedimen

Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan
(bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama:
pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan
pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan
lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.

Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil
erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas
berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara
pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-
lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution). Klasifikasi
lebiih lanjut seperti berikut:

 Berdasarkan proses pengendapannya


1. batuan sedimen klastik (dari pecahan pecahan batuan sebelumnya)
2. batuan sedimen kimiawi (dari proses kimia)
3. batuan sedimen organik (pengedapan dari bahan organik)
 Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
1. batuan sedimen aerik (udara)
2. batuan sedimen aquatik (air sungai)
3. batuan sedimen marin (laut)
4. batuan sedimen glastik (gletser)

 Berdasarkan tempat endapannya


1. batuan sedimen limnik (rawa)
2. batuan sedimen fluvial (sungai)
3. batuan sedimen marine (laut)
4. batuan sedimen teistrik (darat)

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan
tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung.

 Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk
butitan yang bersudut
 Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butiran yang membudar
 Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
 Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
 Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm

Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang
melibatkan :

1. Pemampatan (Compaction)
2. Penyimenan (Cementation)

3. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat)

Pemampatan (compaction)

Pemampatan menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus. Susunan butiran
akan tersusun semula dengan lebih padat. Jika banyak partikal yang lembut seperti syal, sedimen
lebih mudah mengalami pemampatan. Akibat daripada pemampatan, lapisan menjadi lebih nipis,
porositi berkurangan, terutama dalam sedimen lumpur terrigenus.

Pengurangan porositi dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air akan mengalir ke kawasan yang
berketelapan tinggi seperti pasir, dan akan memain perana penting dalam pelarutan dan
pemendapan kimia dalam pasir. Setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan
menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain. Tempat sentuhan mengalami tekanan yang
tinggi dan perubahan fizikal berlaku, seperti proses larutan tekanan (pressure solution). Silika
yang terlarut akan masuk dalam rongga antara butiran dan boleh membentuk simen.

Penyimenan (cementation)

Penyimenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal daripada cairan rongga (pore
fluids) akan terbentuk/termendap di permukaan butiran atau berlakunya tumbuh-tambah atau
tumbuh-lampau atau pertumbesaran (overgrowths) mineral yang sedia ada. Jenis simen yang
utama ialah kuarza dan kalsit.

Simen akan mengikat butiran menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan biasanya
berlaku diperingkat pertengahan diagenesis. Jika berlaku diperingkat awal, ia boleh
mengurangkan kesan pemampatan, yang mana simen yang keras boleh menahan tekanan.

Simen kuarza berasal daripada air liang yang tepu dengan silika, iaitu hasil daripada pelarutan
organisma bersilika, larutan tekanan kuarza, diagenesis kimia mineral liat dan lain-lain. Simen
kalsit boleh terbentuk semasa sedimen terendap, iaitu di kawasan sekitaran karbonat.
Penghabluran Semula (recrystallization)

Penghabluran semula ialah proses perubahan saiz dan/atau perubahan bentuk, tanpa adanya
perubahan kimia atau mineralogi. Biasanya saiz akan bertambah, tetapi pengecilan saiz boleh
berlaku. Penghabluran semula penting dalam batu kapur, yang mana saiz kalsit menjadi
bertambah besar, tekstur serta strukturnya mungkin musnah.

Jenis-Jenis Batuan Sedimen

Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu :

 Terbentuk dalam lembangan pengendapan atau dengan kata lain ianya tidak mengalami proses
pengangkutan. Sedimen sebegini dikenali sebagai sedimen autochthonous. Antara sedimen
yang termasuk dalam kumpulan ini ialah evaporit, batu kapur, laterit.
 Mengalami proses angkutan, atau dengan kata lain, puncanya daripada kawasan luar
lembangan, dan proses luluhawa, hakisan dan angkutan membawa sedimen ini ke lembangan
pengendapan yang baru. Sedimen ini dipanggil sedimen allochthonous. Antara yang termasuk
dalam kumpulan ini ialah konglomerat, volkanoklastik.
Selain daripada pengelasan di atas, batuan sedimen boleh dikelaskan kepada beberapa jenis,
bergantung kepada cara dan proses pembentukannya. Antara klas batuan sedimen yang utama
ialah :

1. Terrigenous (detrital atau berklas / klastik – clastic). Batuan klastik merupakan batuan yang
puncanya berasal daripada suatu tempat lain, dan telah diendapkan dalam lembangan baru
setelah mengalami proses pengangkutan. Antara nama batuan utama yang terdapat dalam
kumpulan ini ialah;Konglomerat atau breksia, Batu pasir,Batu lodak, & Syal.

2. Sedimen endapan kimia / biokimia (Chemical/biochemical). Batuan endapat kimia merupakan


batuan yang terbentuk hasil daripada pemendapan kimia daripada larutan, ataupun terdiri
daripada endapan hidupan bercangkang mineral karbonat atau bersilika atau berfosfat dan lain-
lain.. Antara batuan yang tergolong dalam kumpulan ini ialah : Evaporit, Batuan sedimen
karbonat (batu kapur dan dolomit), Batuan sedimen bersilika (rijang), & Endapan organik (batu
arang).

3. Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks). Batuan volkanoklastik yang berasal daripada


aktiviti gunung berapi. Debu-debu daripada aktiviti gunung berapi ini akan terendap seperti
sedimen yang lain. Antara batuan yang ada dalam kumpulan ini ialah; Batu pasir bertuf &
Aglomerat.

Berdasarkan tenaga yang mengangakut hasil pelapukan / erosi, dapat digolongkan atas :

1. Sedimen aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air. Contoh: gosong pasir, flood
plain, natural levee, alluvial fan, delta, dan sebagainya.
2. Sedimen aeolis/aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin. Contoh : sand dunes,
tanah loss, dan sebagainya.

3. Sedimen glasial, yaitu sedimen yang diangkut oleh tenaga gletser Contoh : morena, drumline.
Materi partikel ada yang kasar dua ada yang halus cara pengangkutan bermacam-macam, ada
yang terdorong (trection), terbawa secara melompat-lompat (saltion, terbawa dalam duspensi,
ada pula yang (solution). Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen
dibagi menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomit, napal, dan
sebagainya.
2. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya : endapan sungai
(aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan sebagainya.

3. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut, misalnya endapan delta
dan endapan rawa-rawa (limnis).

Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen telah dikemukakan oleh para ahli, baik
berdarkan genetis maupun diskriptif. Secara genetis disimpulkan dalam dua golongan (Pettijohn,
1975 ddan W. T. Huang, 1962) :

BatuanSedimen Klastik

Batuan Sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses pengendapan
secara mekanik ataupun litifikasi batuan-batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan sedimen
klastik banyak mengandung Allogenic Minerals (mineral yang terbentuk di lingkungan
sedimenasi atau pada saat sedimenasi berlangsung).

Allogenic mineral mempunyai daya tahan yang tinggi. Mineral ini berasal dari bataun yang telah
ada yang telah mengalami tahap transportasi dan kemudian mengendap pada lingkungan
sedimenasi. Beberapa contoh mineral ini, antara lain kwarasa, hornblende, biotit, plagioklas,
kaolinite, montmorillonite, hydromuscovite, gypsum, kalsedon, hematit, siderit, limonit, dan
garnet.

Batuan Sedimen Non-Klastik

Batuan sedimen non-klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses kimia baik
dari larutan ataupun aktivitas organik. Didalam batuan sedimen non-klastik banyak sekali
dijumpai Authigenic mineral (mineral yang terbentuk di daerah cekungan atau lingkungan
sedimenasi).

Beberapa contoh Authigenic mineral yaitu gypsum, anhydrite, kalsit, dan halit. Selain tersusun
atas mineral-mineral, batuan sedimen juga tersusun atas fragmen batuan dan fosil. Kristal-kristal
pada batuan sedimen juga memiliki andil dalam pengklasifikasian batuan sedimen.
Pengklasifikasian batuan sedimen berdasarkan ukuran kristal dilakukan oleh Howell dan
Hirschwald. Pengklasifikasiannya sebagai berikut :

1. Makrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebih dari 0,75mm.
2.  Mesokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,2mm hingga
0,75mm.
3.  Mikrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,01mm hingga
0,2mm.

4.  Kriptokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebihkecil dari
0,01mm

Tekstur Batuan Sedimen

Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang berkaitan dengan butir sedimen, mulai
dari ukuran butir, bentuk butir, hingga orientasi. Proses pembentukan batuan sedimen dapat kita
lihat pada strukturnya. Dari tekstur, kita juga dapat mengintepretasikan lingkungan sedimenasi
suatu batuan sedimen.

Tekstur Batuan Sedimen Klastik

Unsur-unsur tekstur batuan sedimen klastik, adalah sebagai berikut : Fragmen, butiran yang
berukuran lebih besar daripada pasir. Matrik, butiran yang ukurannya lebih kecil daripada
fragmen, dan mengisi sela- sela diantara fragmen, serta diendapkan bersama fragmen. Semen,
material halus yang berperan sebagai pengikat. Semen diendapkan setelah fragmen dan matrik.
Semen umumnya berupa silika, kalsit, sulfat, atau oksida besi. Untuk mengukur ukuran butir
pada batuan sedimen klastik digunakan skala Wentworth (1922).

 Ukuran Butir (mm) Nama Butir

1. >256 Bongkah

2. 64-256 Brangkal

3. 4-64 Kerakal

4. 2-4 Kerikil

5. 1-2 Pasir Sangat Kasar

6. ½-1 Pasir Kasar

7. ¼-½ Pasir Sedang

8. 1/8-1/4 Pasir Halus

9. 1/16-1/8 Pasir Sangat Halus

10. 1/16-1/256 Lanau Lempung

 Skala Wentworth
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran butir. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Jenis Pelapukan
2. Jenis Transportasi

3. Waktu / jarak Transport

4. Resistansi

 Bentuk Butir

Bentuk butir batuan sedimen yang utama terdiri atas dua macam. Pertama, membulat
(konglomerat). Dan kedua adalah meruncing (Breksi). Tingkat kebundaran butir batuan sedimen
klastik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Komposisi butir
2. Ukuran butir

3. Jenis proses transprtasi

4. Jarak transport

Butiran dari mineral yang resisten akan berbentuk kurang bundar dibandingkan batuan yang
kurang resisten. Butiran yang ukurannya diatas 64 mm akan lebih bundar dibandingkan yang
berukuran lebih kecil. Jarak transport berpengaruh pada tingkat kebundaran. Semakin jauh jarak
transport, maka akan semakin bundar.

 Pemilahan atau Sortasi

Terdiri atas sortasi baik dan sortasi buruk.

1. Sortasi baik, jika ukuran butir merata atau sama besar.


2. Sortasi buruk, jika ukuran butir tidak merata, terdapat fragmen dan matrik.

 Kemas

Kemas pada batuan sedimen klastik terdiri atas :

1. Kemas terbuka, biila butiran tidak saling bersentuhan.


2. Kemas tertutup, jika butiran saling bersentuhan.

Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik

Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang biasa disebut
monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen non-klastik biasanya dengan
memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Macam-macam tekstur batuan sedimen non-
klastik adalah sebagai berikut :
Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-kristalin Oolitik,
tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid.

Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm – 2 mm. Pisolitik, memiliki
karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir yang lebih besar, lebih dari 2 mm.
Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang sama besar.
Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar. Ukuran butir kristal batuan sedimen
non-klastik dibedakan atas :

1. Berbutir kasar, dengan ukuran >5 mm


2. Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5 mm

3. Berbutir halus, dengan ukuran <1 mm

Struktur Batuan Sedimen

Secara umum, struktur batuan sedimen terbagi atas 2 macam :

1. Struktur Syngenetik, struktur ini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan sedimen,
kerap kali disebut sebagai struktur primer batuan.
2. Struktur Epiginetik, struktur ini terbentuk setelah terbentuknya kekar, sesar, dan lipatan.
Struktur Sygenetik batuan sedimen terklasifikasikan atas dua bagian, karena proses fisik dan
karena proses biologi.
Karena Proses Fisik

 Struktur Eksternal, kenampakan struktur batuan sedimen yang terlihat secara keseluruhan di
lapangan. Contoh struktur eksternal, antara lain sheet, lensa, wedge, dan prisma tabular.

 Struktur Internal, kenampakan struktur ini terdapat pada bagian dalam batuan sedimen.
Macam-macam struktur internal adalah sebagai berikut :
Perlapisan dan Laminasi

Perlapisan dan laminasi terbentuk karena terjadi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Jika
tebalnya lebih dari 1 cm, maka disebut perlapisan. Jika tebalnya kurang dari 1 cm, maka disebut
laminasi. Macam-macam laminasi dan perlapisan:

1. Perlapisan / laminasi sejajar, lapisan / laminasi tersusun secara horisontal dan saling sejajar satu
dengan yang lainnya.
2. Perlapisan / laminasi silang siur, lapisan / laminasi saling memotong satu dengan yang lainnya.

3. Gradaed Bedding, dimana butiran-butiran berubah secara gradual.

 Kenampakan Pada Permukaan Lapisan

1. Ripple Mark, bentuk permukaan bergelombang, karena adanya arus.


2. Flute Cast, bentuk gerusan pada permukaan lapisan akibat aktivitas arus.

3. Mud Cracks, bentuk retakan pada lapisan lumur, pada umumnya memiliki bentuk poligonal.

4. Rain Marks, kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air hujan.

 Struktur Yang Terjadi Karena Deformasi

1. Load Cast, lekukan yang timbul pada permukaan lapisan akibat beban yang ada diatasnya.

2. Convolute Structure, liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.

3. Sandstone Dike and Siil, timbul karena pasir dapat terinjeksi pada lapisan sedimen yang di
atasnya.

Karena Proses Biologi


1. Jejak (Track and Trail)
2. Track, merupakan jejak yang berupa tapak organisme. Sedangkan Trail adalah jejak yang berupa
seretan bagian tubuh organisme.

3. Galian (Burrow)

Merupakan lubang akibat dari akitivitas organisme


1. Cetakan (Cast and Mold)
2. Mold merupakan cetakan bagian tubuh organisme. Sedangkan Cast adalah cetakan dari Mold.

Struktur Sedimen

Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975 ), dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :

Struktur Sedimen Primer

Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses sedimenasi dapat
merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti perlapisan, gelembur gelombang,
perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun, dan lain-lain. (Suhartono, 1996 : 47)
Struktur primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan ketika batuan
beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat.

Struktur primer ini penting sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu batuan yang
tersingkap, terutama dalam batuan sedimen. Struktur yang terbentuk sewaktu proses
pengendapan sedang berlangsung termasuk lapisan mendatar (flat bedding), lapisan silang,
laminasi, dan laminasi silang yang mikro (micro-crosslamination), yaitu adanya kesan riak.
(Mohamed, 2007).
Struktur Sedimen Sekunder

Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimenasi, sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga
merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan
organisnya. Antara lain : beban, rekah kerut, jejak binatang.

Struktur Sedimen Organik

Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau binatang lainnya.
Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai