Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

“ Batuan Sedimen dan Proses Pembentukannya”

Disusun Oleh
Nama : Arief Rahman Hakim Ritonga
NPM : 140710220031
Kelompok :3
Nama Asisten : Ambrosiana Zirly Shaliza

LABORATORIUM GEOFISIKA
DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
MODUL (Batuan Sedimen)
(Batuan Beku dan Proses Pembentukannya)
Selasa, 13-09-2004
1.1 Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu mengetahui pengertian dan cara pembentukan batuan sedimen.
2. Praktikan mampu mengetahui jenis-jenis batuan sedimen.
3. Praktikan mampu mengidentifikasi batuan sedimen.
1.2 Peralatan
1. Komparator Batuan
2. Kertas HVS
3. Alat Tulis

1.3 Teori Dasar


1. Pengertian Batuan Sedimen
Batuan sedimen memiliki ciri utama yaitu memperlihatkan adanya per lapisan
batuan, karena batuan terdiri dari beberapa lapisan batuan. Tebal lapisan batuan
menjadi sangat tebal > 5150 cm, cukup tebal 80˘150 cm, medium antara 30˘60 cm,
tipis antara 15˘30 cm dan sangat tipis 15 cm.
Batuan sedimen terbagi menjadi dua jenis yaitu sedimen klastik yang ter bentuk
dari material- material hancuran batuan lain, misalnya batu pasir dan batuan
non-klastik bila batuan sedimen yang terbentuk akibat proses kimia misalnya
batugamping.Ukuran butiran yang ada pada batuan sedimen dibagi menjadi empat
kriteria yaitu butiran kasar, butiran sedang, butiran halus, dan butiran sangat halus.
Terdapat 8 lingkungan pengendapan tempat terbentuknya batuan sedimen
tersebut yaitu alluvial dengan wilayah pinggir aliran sungai, lacustrine yang
terbentuk di wilayah danau, marine yang terbentuk pada wilayah laut, lagunal
terjadi pada lagom chemically atau proses kimia yang terjadi di lingkungan karst,
moraine yang terjadi di lingkungan glacial, Aeolian bisa terbentukdi lin gungan
padang pasir, serta batuan pyroklastik yang terbentuk dari material letusan gunung
api. Sama halnya dengan batuan beku, klasifikasi batuan sed imen dibedakan
berdasarkan texture atau bentuk serta jenis-jenis komponen batuan atau mineral
pembentuk batuan sedimen tersebut.

2. Proses Pembentukan Batuan Sedimen


Proses sedimentasi melibatkan empat proses utama yaitu pelapukan, erosi,
transportasi, sedimentasi dan litifikasi. Pelapukan dapat dibagi menjadi 3 yaitu
pelapukan fisika, kimia, dan biologi. Masing-masing pelapukan dibedakan
berdasarkan penyebab pelapukannya. Pelapukan fisika disebabkan oleh proses
fisika batuan melalui kontak langsung dengan panas, air, dsb. Pelapukan kimia
disebabkan perubahan struktur kimia. Pelapukan biologi disebabkan hewan dan
tumbuhan.
Erosi merupakan pengikisan dan perubahan bentuk batuan, yang disebabkan
oleh kekuatan air, angin, es, dan organisme hidup lain sebagai me dia yang
melakukan erosi pada suatu batuan. Transportasi batuan sedimen dibagi menjadi 3
yaitu suspension, bed load, saltation. Setelah partikel berpindah maka partikel akan
terkumpul di suatu tempat pengendapan dan menjadi sedimen. Sedimen yang telah
terendapkan akan mengalami litifikasi sehingga sedimen menjadi padat dan
terbentuk batuan sedimen.

3. Struktur Batuan Sedimen


Struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen dalam dimensi yang lebih
besar, merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan
diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya.
Pembentukannya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun setelah proses
pengendapan. (Pettijohn & Potter, 1964; Koesoemadinata, 1981).
Tucker mengelompokan struktur sedimen kedalam 4 kelompok atau macam,
yaitu erotional structures, depositional structures, post – depotional sedimentary
structures, dan biogenic sedimentary structures.
Erotional structures adalah struktur yang terbentuk akibat adanya arus yang
mengikis batuan yang lebih tua sebelum sedimen diendapkan diatasnya. Termasuk
kedalam struktur sedimen erotional structures adalah Flute cast (terbentuk dari
pengikisan dan merupakan ciri dari endapan turbidit, struktur ini berada dibawah
permukaan dan memanjang sampai berbentuk segitiga dan memiliki panjang dari
beberapa milimeter hingga mencapai puluhan sentimeter), Groove cast (berbentuk
punggungan memanjang pada permukaan lapisan dan berukuran dari beberapa
milimeter hingga beberapa sentimeter. struktur ini terbentuk melalui pengikisan alur
yang dipotong terutama oleh objek yang terseret sepanjang arus), Tool mark
(terbentuk ketika objek dibawa oleh arus sungai dan berhubungan dengan
permukaan sedimen dibawahnya. tanda ini terjadi sebagai akibat objek
menggelinding, menusuk, dan menyikat permukaan sedimen dibawahnya), Scour
mark (merupakan struktur dalam skala kecil dan terdapat pada bagian bawah
perlapisan. pada pandangan bidang biasanya memanjang dalam arah arus), dan
Channel (struktur sedimen berskala besar, beberapa meter hingga kilometer
panjangnya).
Gambar 1. Flute cast dan Groove cast
(Sumber: divergenmor.blogspot.com)
Depositional Structures adalah struktur sedimen yang terjadi bersamaan dengan
pengendapan. Struktur pengendapan ini terdapat pada bagian atas dan bagian bawah
perlapisan. Termasuk dalam struktur sedimen depositional structures adalah Masif
(bila tidak menunjukkan struktur dalam lapisan), Perlapisan sejajar (bila bidang
perlapisannya saling sejajar dengan ketebalan lapisan lebih dari 1 cm), Laminasi
(perlapisan sejajar yang ketebalannya kurang dari 1 cm), Gradded bedding (bila
perlapisan disusun atas butiran yang berubah teratur dari halus ke kasar), Cross
bedding (perlapisan yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang berada
diatas atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi), ripple (terbentuk pada
permukaan lapisan yang dikontrol oleh arus yang mengalir oleh air, angin atau
gelombang), dan Rainspot (cekungan kecil yang terbentuk oleh butiran air hujan
pada permukaan batuan sedimen berbutir halus yang masih lunak).

Gambar 2. Perlapisan sejajar dan Laminasi


(Sumber: divergenmor.blogspot.com)

Post Depositional Sedimentary Structures terbantuk melalui gerakan sedimen


dan lainnya melalui reorganisasi bagian dalam seperti pengeringan dan
pembebanan. Tipe-tipenya adalah Nendatan, sandstone dike dan sand volcano, dish
dan pilar structure, load structure, deformed bedding, dan Nodule.
Biogenic Sedimentary Structures disebabkan oleh aktivitas binatang.
Jenis-jenisnya adalah Bioturbation dan Trace fossil,
4. Tekstur Batuan Sedimen
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan atau ciri fisik yang
menyangkut butir sedimen seperti besar butir dan kebundaran butir sedimen.
Tekstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang
telah dialami batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapan
dan juga dapat digunakan untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan
batuan sedimen. Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu tekstur
klastik dan non-klastik.
Batuan sedimen klastik memiliki susunan kimia yang sama dengan susunan
kimia materi sedimen pembentuknya. Proses pembentukan batuan mengalami
penghancuran secara mekanik tanpa proses perubahan kimiawinya. Batu yang besar
mengalami kehancuran dan menjadi partikel lebih kecil. Pecahan batu ini terangkut
oleh air hujan, angin,longsor atau berguling-guling masuk ke dalam sungai.
Sedangkan batuan sedimen non-klastik terbentuk selain melalui proses
penghancuran mekanik, baik secara kimiawi maupun secara organik. Berbeda
dengan jenis batuan sedimen klastik, batuan sedimen kimiawi terbentuk melalui
proses kimia. Tahapan proses kimia adalah pelarutan, penguapan, oksidasi,
dehidrasi, dan sebagainya. Sehingga struktur kimia batuan endapan ini berbeda
dengan materi sedimen asalnya. Sedangkan Batuan sedimen organik terbentuk
karena sebagian material organik seperti ranting, daun, bangkai binatang atau hasil
uraian dekomposer tertimbun di dasar laut.
5. Klasifikasi Batuan Sedimen
Batuan sedimen diklasifikasikan menurut beberapa kriteria, yaitu:
a) Menurut Pembentukannya
Menurut pembentukannya, batuan sedimen dibagi menjadi 3, yaitu batuan
sedimen klastik/mekanik (batuan sedimen yang terbentuk karena proses
mekanik seperti terbawa arus air), batuan sedimen kimia (terbentuk dari
adanya reaksi kimia batuan dengan air), dan batuan sedimen organik
(terbentuk dari akumulasi dari bahan organik atau makhluk hidup baik
hewan maupun tumbuhan.
Gambar 3. Sedimen Batu Pasir
(Sumber: s3-us-west-2.amazonaws.com)
b) Menurut Tenaga Pengangkutnya
Menurut tenaga pengangkutnya, batuan sedimen dibagi menjadi 3, yaitu
batuan sedimen akuatik (diangkut oleh media air baik di darat maupun laut),
batuan sedimen eolian (diangkut oleh angin), dan batuan sedimen glasial
(diendapkan oleh erosi es/gletser).

Gambar 4. Sedimen Konglomerat di sungai


(Sumber: docbrown.info)
c) Menurut Lokasi Pengendapan
Menurut lokasi pengendapannya, batuan sedimen dibagi menjadi 4 yaitu
batuan sedimen teristris (diendapkan di daerah darat), batuan sedimen fluvial
(diendapkan di laut atau muara), batuan sedimen limnis (diendapkan di
wilayah danau atau rawa), dan batuan sedimen glasial (diendapkan di
wilayah es).

Gambar 5. Endapan Batubara


(Sumber: geomaps.com.au)

6. Contoh Batuan Sedimen


Batuan yang termasuk batuan sedimen adalah batu gamping, batu pasir, batu
lempung, batu breksi, batu konglomerat, batu tilit, batu serpih, batu lanau, batu pasir
serpih, arkosa, dolomit, limonit, dan lain sebagainya.
a) Batu gamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium
karbonat dalam bentuk mineral kalsit. Batu gamping merupakan batuan
sedimen organik yang terbentuk dari akumulasi cangkang, karang, alga, dan
pecahan-pecahan sisa organisme.

Gambar 6. Batugamping Klastik


(Sumber: geologinesia.com)
b) Batu pasir adalah batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran mineral
berukuran pasir atau bahan organik. Di dalam batu pasir terdapat semen
yang mengikat butiran-butiran pasir dan biasanya terdiri dari partikel
matriks lanau maupun lempung yang menempati ruang antar butiran pasir.

Gambar 7. Batu pasir


(Sumber: Geologinesia.com)

c) Batu konglomerat adalah batuan sedimen klastik yang mempunyai bentuk


fragmen membundar. Ukuran diameter fragmennya lebih besar dari 2mm
dan ruang antara fragmen umumnya diisi dengan partikel yang lebih kecil
dan/atau semen kimia yang mengikat batuan bersama-sama. Batuan
konglomerat merupakan batuan sedimen klastik yang terakumulasi dari
fragmen-fragmen yang berukuran cukup besar dan lingkungan
pengendapannya berada di sepanjang aliran yang mengalir cepat.

Gambar 8. Batu Konglomerat


(Sumber: Geologinesia.com)
d) Batu Breksi adalah istilah dari batuan sedimen klastik yang tersusun atas
fragmen bersudut besar (angular). Ukuran fragmen breksi lebih besar dari
2mm, dimana ruang antara fragmennya dapat diisi dengan partikel yang
lebih kecil (biasa disebut matriks) atau semen berupa mineral yang mengikat
batuan secara bersama-sama. Breksi dapat berwarna apapun karena warna
dari matriks, semen dan fragmennya sangat menentukan warna keseluruhan
batu breksi, sehingga breksi bisa menjadi batuan yang sangat
berwarna-warni.

Gambar 9. Batu Konglomerat


(Sumber: Geologinesia.com)
1.4 Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan secara singkat struktur primer dan sekunder batuan sedimen!


Batuan sedimen dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu
a) Struktur Primer, yaitu struktur yang terbentuk bersama dengan pembentukan
batuan sedimen itu sendiri. Ada 3 jenis strukturnya, yaitu:
i) Struktur mekanis, yaitu struktur yang terbentuk karena proses
mekanis. Jenisnya adalah Bedding, Cross-bedding, Graded-bedding,
Inverted graded-bedding, Lamination, Masif, Ripple marks, Tool
marks, Flute cast, Mud craks, rain print, Load cast, Convolute
structure;
ii) Struktur biologi, yaitu struktur yang terbentuk karena aktivitas
organisme biologis. Jenisnya adalah Tracks/Trails, burrow, Cast, dan
Mold.
iii) Struktur kimia, yaitu struktur yang terbentuk karena aktivitas
kimiawi. yaitu Nodule dan Konkresi
b) Struktur sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah terbentuknya
sedimen tersebut, seperti fault, fold, dan jointing.

2. Jelaskan pembentukan batuan sedimen!


Proses sedimentasi melibatkan empat proses utama yaitu pelapukan, erosi,
transportasi, sedimentasi dan litifikasi. Pelapukan dapat dibagi menjadi 3 yaitu
pelapukan fisika, kimia, dan biologi. Masing-masing pelapukan dibedakan berdasarkan
penyebab pelapukannya. Pelapukan fisika disebabkan oleh proses fisika batuan melalui
kontak langsung dengan panas, air, dsb. Pelapukan kimia disebabkan perubahan
struktur kimia. Pelapukan biologi disebabkan hewan dan tumbuhan.

3. Jelaskan mengapa mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin berbeda!
Pertama-tama, dikarenakan berat jenis air relatif lebih kecil dari air maka angin
sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Berat maksimum yang
mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua adalah angin tidak
memiliki jalur seperti layaknya aliran pada air, sehingga sedimen cenderung tersebar di
daerah yang sangat luas.

4. Sebutkan minimal 5 jenis mineral yang sering ada pada batuan sedimen!
1) Kuarsa (berwarna putih jernih dan tidak memiliki belahan)
2) Mika (apabila berwarna putih diberi warna muskovit, dan apabila berwarna
hitam diberi warna biotit. keduanya dicirikan dengan adanya belahan seperti
lembar-lembar
3) feldspar (apabila berwarna merah dagin diberi nama ortoklas, dan apabila
berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas)
4) karbonat (biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utamanya
adalah bereaksi dengan HCl
5) lempung (bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin, dan apabila
berwarna kelabu disebut dengan illit)
5. Sebutkan pemanfaatan batuan sedimen dalam bidang kegeofisikaan!
Batuan sedimen merupakan batuan yang dapat secara alami membentuk senyawa
kerogen, yang mana senyawa ini merupakan material perkursor dalam pembentukan
minyak bumi. sehingga dengan kata lain batuan sedimen dapat dijadikan indikator
adanya minyak bumi.
Daftar Pustaka
ALL IN ONE (2018). Struktur Batuan Sedimen dan Kontak Perlapisan Batuan.
(https://divergenmor.blogspot.com/2018/09/struktur-batuan-sedimen-dan-kontak.html ,
diakses 13 September 2022)

Guru Geografi (2017). Klasifikasi Batuan Sedimen Menurut Genesa, Tenaga, dan Lokasi
Pengendapan.(https://www.gurugeografi.id/2017/04/klasifikasi-batuan-sedimen-menurut.ht
ml , diakses 13 September 2022).

Anava (2020) Batuan Sedimen, Klasifikasi, dan Contohnya.


(https://tambahpinter.com/batuan-sedimen/ , diakses 13 September 2022).

Geologinesia (2016). Pengertian, Jenis, Dan Kegunaan Batu Gamping (Batu Kapur).
(https://www.geologinesia.com/2016/05/pengertian-jenis-dan-kegunaan-batu-gamping-batu
-kapur.html , diakses 13 September 2022).

Geologinesia (2016). Batu Pasir Dan Proses Pembentukannya.


(https://www.geologinesia.com/2016/02/batu-pasir-dan-proses-pembentukannya.html ,
diakses 13 September 2022).

Geologinesia. (2016). Mengenal Batuan Konglomerat dan Kegunaannya.


(https://www.geologinesia.com/2016/01/mengenal-batuan-konglomerat-dan-kegunaannya.h
tml , diakses 13 September 2022).

Geologinesia. (2016). Batu Breksi dan Proses Pembentukannya.


(https://www.geologinesia.com/2016/01/batu-breksi-dan-proses-pembentukannya.html ,
diakses 13 September 2022)

geohazard009. (2009). Struktur-Struktur Batuan Sedimen


(https://geohazard009.wordpress.com/2015/03/10/struktur-struktur-batuan-sedimen/ ,
Diakses 13 September 2022)

Universitas Pendidikan Indonesia (2020). Identifikasi Batuan Sedimen


(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/198012122005011-NANANG
_DWI_ARDI/Kuliah/GG%20FI364/Praktikum/Modul%203%20IDENTIFIKASI%20BAT
UAN%20SEDIMEN%20UPI%202009%20NDA.htm , Diakses 13 September 2022)
Bayu Wiyantoko (2018). Modul Kuliah Kimia Petroleum
(https://diploma.chemistry.uii.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/Modul-Kimia-Petroleum2.
pdf , Diakses 13 September 2022)

Anda mungkin juga menyukai