Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Maksud dan Tujuan

Secara umum maksud dan tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk menjelaskan
apa itu deskripsi batuan, disertai dengan deskripsi mineral menurut struktur dan tekstur
batuan tersebut berdasarkan jenis batuan.
Penulisan laporan ini secara umum bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
ciri-ciri fisik pada batuan dan dapat mendeskripsikannya serta sebagai syarat pemenuhan
nilai di mata kuliah Geologi Fisik Jurusan Teknik Pertambangan.

Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:


1. Mampu mendeskripsikan batuan sedimen
2. mampu menjelaskan jenis-jenis batuan sedimen
3. Mampu menjelaskan struktur batuan sedimen

I.2. Pelaksanaan Praktikum

a. Alat dan Bahan


1. Pensil warna
2. Batuan sedimen
3. Tabel hasil pengamatan
b. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum identifikasi batuan sedimen
adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Melakukan identifikasi batuan sedimen secara megaskopis/ kasat mata
berdasarkan sifat-sifat fisiknya:
 Warna
 Tekstur
 Struktur
 Komposisi mineral pembentuk batuan
3. Menentukan nama batuannya
4. Mengisi data pada lembar pengamatan
BAB II
DASAR TEORI

II.1. Proses Pembentukan Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil


pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Hutton (1875)
menyatakan Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh
konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi
pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan
tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh
penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain).
Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa
batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh
kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di
permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis. (Moss,1977).

Zingg (1935) menggunakan nisbah b/a dan c/b (dimana a, b,


dan c berturut-turut panjang, lebar, dan tebal partikel) untuk
mendefinisikan empat kategori bentuk. Kategori-kategori itu—
oblate, prolate, triaxial, dan equi-axial. Dimana klsafikasi ini membagi
batuan sedimen berdasarkan bentuk kebundarannya yaitu sebagai
berikut :

1. Angular (menyudut) (0-0,15): sangat sedikit atau tidak ada jejak


penghancuran; sudut dan sisi partikel tajam; sudut sekunder (tonjolan
minor dari profil partikel; bukan sudut antar-muka partikel) banyak
dan tajam.

2. Subangular (menyudut tanggung) (0,15-0,25): sedikit jejak


penghancuran; sudut dan tepi partikel hingga tingkat tertentu
membundar; banyak terdapat sudut sekunder (10-20), meskipun
tidak sebanyak seperti pada partikel menyudut.

3. Subrounded (membulat tanggung) (0,25-0,40): jejak


penghancuran cukup banyak; sudut dan sisi partikel membundar;
jumlah sudut sekunder relatif sedikit (5-10) dan umumnya
membundar. Luas permukaan partikel berkurang; sudut-dalam asli,
meskipun membundar, masih terlihat jelas.

4. Rounded (membundar) (0,40-0,60): Bidang-bidang asli hampir


terhancurkan seluruhnya; bidang yang relatif datar masih dapat
ditemukan. Sisi dan sudut asli menjadi melengkung dan membentuk
kurva yang relatif besar; hanya sedikit ditemukan sudut sekunder (0-
5). Pada kebundaran 0,60, semua sudut sekunder hilang. Bentuk asli
masih terlihat.

5. Well rounded (sangat bundar) (0,60-1,00): tidak ada permukaan,


sudut, atau sisi asli; semuanya membentuk lengkungan-lekungan besar;
tidak ada bagian yang datar; tidak ada sudut sekunder. Bentuk asli
tidak terlihat lagi, amun dapat diperkirakan dari bentuknya yang
sekarang. (Alfonsus simalogi)

Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal


batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan energi
pembentuknya. Pembentukkannya dapat terjadi pada waktu
pengendapan maupun segera setelah proses pengendapan. Pada
batuan sedimen dikenal dua macam struktur, yaitu :

Syngenetik : terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen,


disebut juga sebagai struktur primer.

Epigenetik : terbentuk setelah batuan tersebut terbentuk seperti kekar,


sesar, dan lipatan.
Pembagian struktur sedimen ada beberapa macam dan versi dari
peneliti yang menganalisa dan mempelajari struktur
sedimen, pembagian struktur sedimenmenurut Pettijohn :

1. Struktur Sedimen Primer: Struktur pada batuan sedimen yang


terjadi pada saat proses sedimentasi sehingga dapat di gunakan
untuk mengidentifikasi mekanisme pengendapan.

2. Struktur Sedimen Sekunder : struktur sedimen yang terjadi


pada batuan sedimen pada saat sebelum dan sesudah proses
sedimentasi yang juga dapat merefleksikan lingkungan
pengendapan, keadaan dasar permukaan, lereng,dan kondisi
permukaan.

3. Struktur Sedimen organik: Struktur sedimen yang terbentuk


akibat dari proses organisme pada saat dan sesudah terjadi proses
sedimentasi. ( Pettijohn & Potter, 1964 )
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi
tentang suatu batuan tertentu. Sifat fisika dan kimia yang umum
dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4
kategori sifat, yaitu warna, Tekstur, Struktur dan Komposisi mineral
pembentuk batuan. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk
dari batuan. Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitaan
dengan ukuran, bentuk dan susunan butir mineral dalam batuan.
Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (ganesa) yang
terjadi Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian batuan
yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan
sedimen lebih bergantung pada hubungan antar butir yang
mengontrol dari teksturnya pada waktu lampau sehingga
menghasilkan batuan tersebut. ang telah ada sebelumnya atau hasil
aktivitas kimia maupun organisme, yang diendapkan lapis demi lapis
pada permukaan bumi dan mengalami pembatuan. Mineral-mineral
yang terdapat pada batuan sedimen, antara lain : kwarsa, mika
karbonat, mineral lempung (Firdaus, 2011:13-14)

II.2. Pembagian Batuan sedimen

1. Batuan sedimen klastik

Proses terbentuknya batuan sedimen klastik di awali dengan pelapukan batuan sedimen itu
sendiri maupun jenis- jenis batuan lain. Hasil pelapukan berupa fragmen yang terbawa oleh
aliran air kemudian diendapkan di sungai, danau atau rawa. Pengendapan tersebut
berlangsung secara mekanis yang terbagi menjadi 2 jenis menurut ukuran butiran batu.
Batuan yang memiliki ukuran besar terjadi akibat proses pengendapan langsung setelah
peristiwa erupsi gunung berapi. Pengendapan langsung ini terjadi di lingkungan sungai,
danau atau laut yang berada di sekitar gunung berapi. Batuan yang terbentuk akan
dikategorikan dalam batuan detritus kasar. Sedangkan batuan yang berukuran kecil
terbentuk akibat proses pengendapan yang terjadi di zona laut dangkal maupun laut dalam.

Dalam proses pengendapan, batuan sedimen akan mengalami diagenesa. Disebut diagenesa
karena proses- proses yang akan terjadi pada meterial endapan berlangsung pada suhu yang
rendah, baik selama litifikasi maupun sesudahnya. Diagenesa ini bertujuan untuk membuat
material endapan menjadi batuan yang keras. Tahapan dari diagenesa meliputi :

1. Kompaksi sedimen – Pada tahap diagenesa yang pertama ini, material sedimen akan
dimampatkan satu dengan yang lain. Pemampatan tersebut terjadi akibat adanya tekanan
berupa beban berat yang berasal dari atas material sedimen. Setelah dimampatkan, volume
material sedimen akan menurun, sedangkan kerapatan antar butiran menjadi semakin
tinggi.
2. Sementasi – Dalam tahap kedua yang disebut dengan sementasi, material yang
berada di antara rongga butir sedimen akan mengendap dan mengikat butiran sedimen
yang lain.
3. Rekristalisasi – Tahap ini merupakan proses pengkristalan ulang suatu mineral.
Mineral tersebut diperoleh dari proses pelarutan material sedimen sebelum maupun sesudah
diagenesa.
4. Autigenesis – Pada tahap autigenesis akan dibentuk mineral yang merupakan
partikel baru pada suatu sedimen. Mineral tersebut berupa silika, karbonat, gypsum, klorita
dan lain sebagaimya.
5. Metasomatisme – Tahap yang terakhir adalah metasomatisme, yakni bergantinya
material sedimen tanpa disertai penurunan volume material asalnya.
Contoh Batuan Sedimen Klastik
Terdapat banyak contoh batuan sedimen klastik baik yang berukuran besar maupun
berukuran kecil. Berikut adalah contoh dari batuan sedimen klastik beserta penjelasannya.

 Konglomerat

Contoh batuan sedimen klastik yang pertama adalah batu konglomerat. Batu ini memiliki
struktur butiran yang kasar dengan ukuran fragmen berkisar antara 2 – 256 mm. Bantuk
fragmen konglomerat yaitu kebulat- bulatan. Bentuk tersebut merupakan akibat dari
adanya proses transport pada mineral- mineral penyususnnya. Konglomerat tersusun dari
beberapa mineral seperti granit, rijang, kuarsa dan lain- lain. Mineral- mineral penyusun
konglomerat tersebut bisa saja hanya sejenis, dan bisa juga campuran.

 Breksi

Contoh batuan sedimen klastik yang kedua yaitu batu breksi. Butiran pada batu breksi
bersifat coarse. Hal tersebut karena mineral- mineral penyusunnya terdiri dari kuarsa,
kuarsit, granit, rijang dan batu gamping. Ukuran fragmen breksi hampir sama dengan
ukuran fragmen konglomerat, yakni dikelompokkan dalam ukuran batu kasar. Hanya saja,
fragmen breksi berbentuk runcing dan memiliki sudut, sedangkan konglomerat berbentuk
bulat. Fragmen breksi berasal dari akumulasi fragmen yang terkumpul dan mengendap pada
dasar lereng. Fragmen tersebut juga bisa diperoleh dari hasil material longsoran yang
mengalami litifikasi.

 Batu pasir

Contoh yang ketiga yakni batu pasir yang juga disebut dengan istilah standstone. Batu pasir
termasuk batu dengan ukuran butiran kecil, yakni ukuran matriksnya hanya berkisar antara
0,1 – 2 mm. Komposisi batu pasir bermacam- macam. Ada yang tersusun dari bijih besi,
pecahan batu sabak, klorit, riolit dan batu basal. Ada juga yang tersusun dari mineral kuarsa
dan feldspar yang keberadaannya mudah ditemui di lapisan kulit bumi.

Batu pasir didominasi oleh warna gelap seperti abu- abu, coklat dan merah. Tetapi ada juga
yang berwarna terang, misalnya batu pasir berwarna putih atau kuning. Batu pasir biasanya
banyak ditemukan di daerah ekosistem pantai. Batu- batu tersebut terbawa arus gelombang
laut dan hembusan angin laut.
 Batu serpih

Contoh keempat adalah batu serpih atau shale. Seperti halnya batu pasir, batu serpih juga
mempunyai ukuran butiran yang kecil (matriks) bahkan sangat halus. Begitu halusnya
hingga mineral penyusunnya sulit untuk diteliti. Meski demikian, para ahli dapat
mengidentifikasi beberapa mineral yang ada pada batu serpih, diantaranya adalah kaolit,
smektit, illite, oksida besi, karbonat, kuarsa, sulfida dan bahan organik. Bahan organik yang
menyusun batu serpih mempengaruhi warna batu tersebut. Batu serpih yang mengandung
bahan organik akan berwarna gelap yakni dari abu- abu hingga hitam. Selain itu, batu
serpih juga ada yang berwarna terang seperti merah dan kuning. Warna cerah tersebut
dikarenakan batu serpih terbentuk di tempat yang banyak mengandung oksigen.

 Batu lempung

Contoh batu sedimen klastik yang terakhir dalam pembahasan ini adalah batu lempung.
Batu ini tersusun dari mineral silika, alumina, kaolin, vermikulit, haloisit dan lain- lain.
Ukuran mineralnya juga sangat kecil seperti batu serpih, yakni kurang dari 2 mm. Terdapat
dua jenis batu lempung yakni lempung residu dan lempung letakan. Batu lempung banyak
dimanfaatkan untuk pembuatan keramik, gerabah, genteng dan juga sebagai bahan baku
pembuatan semen portland.

2. Batuan sedimen kimiawi

Seperti yang sudah disinggung pada pembahasan diatas bahwa batuan sedimen kimiawi
terbentuk karena proses pengendapan yang berasal dari pelapukan batuan yang disebabkan
oleh unsur kimia tertentu yaitu air dan udara. Proses sedimentasi secara kimiawi ini terjadi
pada saat pori-pori yang berisi fluida menembus pada pori-pori batuan. Hal ini
berhubungan dengan reaksi mineral pada batuan terhadap cairan yang masuk sehingga
terbentuklah batuan sedimen kimiawi. Adapun proses kimiawi dari diagnesis batuan sedimen
antara lain:

 Dissolution – Dissolution atau pelarutan adalah proses pelarutan mineral pada


batuan sedimen yang kemudian membentuk porositas sekunder.
 Cementation – Cementation atau sementasi merupakan proses pengendapan mineral
yang merupakan semen dari batuan sedimen, semen tersebut nantinya akan diendapkan
pada saat proses primer ataupun proses sekunder.
 Authigenesis – Authigenesis adalah proses munculnya mineral baru yang tumbuh
pada pori-pori batuan.
 Recrystallization – Recrystallization adalah proses perubahan struktur kristal, akan
tetapi komposisi mineralnya tetap sama. Adapun mineral yang biasanya terkristalisasi
adalah kalsit.
 Replacement – Replacement adalah proses melarutnya suatu mineral yang kemudian
memiliki mineral lain yang terbentuk dan menggantikan mineral yang terlaut tadi.
 Kompaksi – Kompaksi adalah proses mengkompakkan butiran-butiran batuan
sedimen ke pori-pori batuan.
 Bioturbation – Bioturbation atau bioturbasi adalah proses sedimentasi batuan
sedimen menjadi batuan sedimen kimiawi yang disebabkan oleh makhluk hidup.

Artikel terkati : Pelapukan Mekanik

Proses sedimentasi batuan menjadi batuan sedimen kimiawi ada yang disebut dengan
diagenesis. Diagenesis adalah proses perubahan batuan sedimen menjadi batuan sedimen
yang berbeda setelah melalui proses litifikasi pada suhu dan tekanan yang kurang dari yang
dibutuhkan pada saat pembentukan batuan metamorf. Adapun tahapan diagenesis adalah:

1. Eoldiagensis – Eoldiagenesis adalah tahap awal pengendapan sedimen, dimana akan


terjadi pembebanan yang akan menyebabkan terjadinya kompaksi pada setiap lapisan
sedimen. Pada tahap ini proses kompaksi sangat mendomasi.

2. Mesodiagenesis = Earlydiagenesis merupakan proses pengankatan air dan mineral batuan.

3. Laterydiagenesis – Laterydiagenesis merupakan proses tahapan dari proses mesodiagenesis

yang telah melewati hatap eoldiagenesis. Pada tahap ini kompaksi yang kuat akan

berkolaborai dengan proses burial yang akan menyebabkan suhu dan tekanan menjadi naik

sehingga memicu terjadinya dissolution, dissolution ini sangat mendominasi pada proses ini.

Sampai pada proses ini dapat dikategorikan sebagai proses earlydiagenesis. Jika telah terjadi

proses pelarutan dan masih terjadi proses burial maka akan terjadi sementasi di sekitar

butiran sedimen yang kemudian hal ini disebut sebagai proses laterydiagenesis. Apabila

kompaksi terjadi secara terus menerus dan suhunya mencapai 150 derajat Celcius maka

proses diagenesis akan berhenti dan akan digantikan oleh proses metamorfise.

4. Telodiagenesis – Merupakan tahap akhir setelah terjadi tahapan mesodiagenesis yaitu

tahap pengangkatan. Pada tahap pengankatan ini keberadaan berbagai jenis air akan

mempengaruhi susunan komposisi kimia suatu batuan sehingga kemungkinan terbesarnya

akan terjadi proses authigenesis atau proses pengisian mineral baru.

Artikel terkait : Proses Terbentuknya Batuan Metamorf


Contoh Batuan Sedimen Kimiawi
Adapun contoh dari batuan sedimen kimiawi antara lain adalah:

1. Oolit – Oolit adalah jenis batuan yang terdiri atas kumpulan butiran-butiran kecil
yang berdiameter antara 0,5-10 mm yang terjadi karena pengendapan, pengendapan
seluruh inti batuan. Oolit ini merupakan batuan sedimen kimiawi yang terjadi ketika air
bergerak sangat cepat. Beberapa jenis batuan yang masuk dalam jenis oolit ini antara lain
adalah oolit gamping, oolit besi dan oolit yang bersifat pesilit.
2. Limestone – Limestone atau batu gamping adalah jenis batuan kimiawi yang sering
kita temukan dalam kehidupan sehari hari yang dapat digunakan sebagai bahan mentah
dalam pembuatan semen. Limestone ini merupakan batu kapur yang terdiri atas kalsit (
CaCO3 ) yang bentuknya kristal, yang menunjukkan bahwa batuan ini berasal dari endapan
kimia. Adapun macam-macam dari limestone antara lain : Chalk atau batuan kapur
merupakan batuan yang terdiri atas fragmen-fragmen binatang berkerangka kapur dan
juga dari tumbuh-tumbuhan, Mergel merupakan batuan kapur yang terdiri dari campuran
CaCO3 dengan pasir dan tanah liat ( baca : Tanah Mergel ), Dolomit adalah batuan kapur
yang terbentuk dari batu kapur yang lebih keras sehingga rumus kimianya adalah
CaMg(CO3)2 dan Travertin adalah batuan endapan yang berasal dari endapan batuan kapur
di daratan yang terjadi karena mata air yang mengandung banyak gamping.
3. Garam Dapur – Garam dapur atau NaCI adalah hasil dari pembekuan air laut yang
sering kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membentuk endapan garam ini
maka harus dilakukan di daerah yang memiliki iklim kering dan memiliki cengkungan yang
terpisah dari laut bebas untuk menapatkan mineral garam yang akan dibentuk. ( baca
: Tanah Kapur )
4. Batuan Anhidrit – Batuan anhidrit adalah batuan yang sering digunakan dalam
pembuatan semen ataupun sumber dari sulfat untuk asam belerang. Ahidrit ini terbentuk
dari hasil penguraian mineral pembentukan batu karang Gypsum. Hilangnya air dari batuan
ini akan menyebabkan pembentukan gua yang besar dalam tanah.

3.Batuan sedimen organik

Batuan sedimen organik atau yang disebut juga batuan sedimen biogenic adalah batuan yang
terbentuk dari pengendapan sisa-sisa bagian tubuh mahluk hidup serta mineral-mineral
yang dihasilkannya.

Material Penyusun Batuan Sedimen Organik


Batuan sedimen organik terbentuk dari hasil aktivitas organisme (mahluk hidup), karena itu
sisa-sisa tubuh mahluk hidup merupakan bagian yang paling dominan dalam menyusun
struktur batuan sedimen organik. Berbagai macam jenis organisme yang umum dijumpai
menyusun batuan sedimen organik antara lain : koral, molusca, foraminifera, diatom,
radiolaria dan beberapa jenis tumbuhan.

 Koral, lebih umum disebut terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang
bersimbiosis dengan beberapa jenis tumbuhan dari kelas algae. Hasil endapan koral akan
membentuk karang.
 Mollusca, adalah kelompok hewan triploblastik slomata yang tidak memiliki tulang
belakang dan tubuhnya lunak. Biasanya memiliki cangkang yang melindungi tubuhnya.
Misalnya kerang-kerangan, siput, udang dan lain-lain.
 Foraminifera, adalah sejenis organisme yang berasal dari kingdom porifera yang
umum disebut rizhopoda (kaki semu). Foraminifera sangat mirip dengan amoeba. Bedanya,
foraminifera memiliki cangkang yang melindungi tubuhnya.
 Diatom, adalah kelompok besar ganggang bersel tunggal yang terbungkus dalam
dinding sel silika.
 Radiolaria, adalah sejenis zooplankton (miroorganisme heterotrof yang tidak bisa
membuat makanan sendiri) yang ukurannya hanya sekitar 0,05 sampai 0,1 milimeter.
 Beberapa jenis tumbuhan, melalui proses pelapukan yang snagat lama menjadi
material pemebentuk batu bara.

Organisme-organisme tadi menghasilkan mineral dominan yang menjadi ciri khas batuan
sedimen organik. Yaitu silika dan karbonat. Batuan sedimen organik ditandai dengan
warnanya yang gelap sampai ke hitam.

Klasifikasi Batuan Sedimen Organik


Berdasarkan mineral dominan yang dihasilkan, ada dua jenis batuan sedimen organik. Yaitu
Batuan sedimen silika dan batuan sedimen karbonat :

1.Batuan sedimen organik Karbonat

Batuan sedimen organik karbonat adalah batuan organik yang paling dominan. Organisme
yang menghasilkan batuan ini antara lain koral, mollusca dan foraminifera. Mineral utama
penyusun batuan batuan sedimen karbonata adalah senyawa karbonat (CaCO3) berbentuk
kalsit. Misalnya batu gamping.

2.Batuan sedimen organik silika

Organisme yang menyusun batuan organik silika adalh diatom dan radiolaria. Diatom
menghasilkan jenis batuan silika diatomit, sedangkan radiolaria akan membentuk batuan
silika radiolarit.
Contoh Batuan Sedimen Organik
Ada banyak sekali contoh batuan yang merupakan bagian dari batuan sedimen organik.
Diantaranya yang paling sering dibahas adalah batu karang, batu bara dan batu posfat.

Batu karang

Batu karang terbentuk dari terumbu karang yang sudah mati. Terumbu karang sebenarnya
bukan organisme tunggal, tapi terdiri dari kumpulan organisme kecil yang disebut polip
(porifera). Dalam bentuk sederhananya, karang hanya terdiri dari satu polip berbentuk
tabung, dengan mulut di bagian atas dan dikelilingi tentakel. Namun seperti pada
kebanyakan spesies hewan tingkat rendah, polip akan berkembang menjadi banyak individu
membentuk koloni. Polifera memiliki bentuk unik dan menghasilkan karbonat (CaCO3).
Karena itu batu karang mengandung banyak senyawa karbonat.

Pada terumbu karang, terdapat berlapis-lapis batu karang ataupun koloni koral. Koloni yang
sudah mati akan mengendap dilapisan dasar dan melalui proses sedimentasi akan menjadi
batu karang. Sementara koloni yan masih hidup akan menempel pada batu karang. Begitu
seterusnya. Pada beberapa kondisi, koloni porifera pada terumbu karang ada yang tidak
bertahan hidup sehingga terumbu karang itu membatu seluruhnya. Terumbu karang baik
yang masih memiliki koloni hidup ataupun yang sudah mati seluruhnya menjadi habitat bagi
beberapa spesies ikan.

Selain sebagai habitat bagi beberapa jenis mahluk hidup, terumbu karang juga memiliki
manfaat sebagai berikut :

 Pelindung ekosistem pantai, batu karang yang terbawa ke permukaan berkumpul


dan membentuk perlindungan alami di bibir pantai. Batu-batu karang ini menahan energi
dari gelombang yang menghantam pantai, sehingga mencegah terjadinya abrasi pantai.
 Sebagai obat-obatan. Selain senyawa karbonat yang dominan, batu karang juga
mengandung banyak unsur kimia lain yang dipercaya bisa mengobati penyakit tertentu.
Penelitian tentang hal ini masih terus dilakukan.
 Sebagai objek wisata, terumbu karang memiliki bentuk yang sangat indah yang
berpotensi menjadi tempat wisata. Hal ini disebabkan karena koloni porifera yang
menyusunnya tidak hanya dari satu spesies. Selain itu terumbu karang juga menjadi habitat
bagi sebagian besar biota laut.

Batu Bara
Batu bara merupakan batuan sedimen organik yang mudah terbakar dan terbentuk dari
sisa-sisa tumbuhan yang telah mati. Proses pengendapan organisme ini menjadi batu bara
memakan waktu yang sangat lama.

Pembentukan batu bara hanya terjadi pada kurun-kurun tertentu dalam sejarah geologi.
Pada umumnya batu bara yang kita tambang sekarang berasal dari proses sedimentasi yang
berlangsung saat zaman karbon (340 juta tahun yang lalu) dan zaman permian (270 juta
tahun yang

Batu bara terbentuk dari pengendapan sisa-sisa tumbuhan. Pada dasarnya semua jenis
tumbuhan berpotensi mengalami sedimentasi menjadi batu bara. Diantaranya yang paling
banyak ditemui adalah tumbuhan alga, silofata, pteridofita, gimnospermae dan
angimnospermae.

Proses pembentukan batu bara disebut coalification atau pembatubaraan. Secara ringkas
berlangsung dalam dua tahap, yaitu diagenetik dan malihan.

 Proses diagenetik atau biokimia, dimulai saat tumbuhan mulai mengalami


dekomposisi sampai terbentuk lignit. Tahap ini dipengaruhi oleh kadar air, suhu dan tekanan
yang menyebabkan terjadinya pembusukan dan membentuk gambut.
 Proses Malihan atau Geokimia, tahap ini meliputi proses perubahan lignit menjadi
bituminus dan antrasit.

Sampai saat ini batu bara masih menjadi salah satu bahan bakar fosil yang banyak
digunakan dalam industri.

Batu fosfat

Batu fosfat adalah jenis batuan yang mengandung mineral dan ion fosfat dalam struktur
kimianya. Batu fosfat sebenarnya memiliki banyak formasi geologi. Baik batuan beku, batuan
malihan, maupun batuan sedimen.

Batuan fosfat organik adalah batu fosfat yang terbentuk dari akumulasi kotoran kelelawar
yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping karena pengaruh air hujan dan air tanah.
Karena itu batuan fosfat organik disebut juga batu Guano.
II.3. Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Beku

Tekstur.
Tekstur merupakan kenampakan batuan yang berkaitan dengan ukuran, bentuk,
dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk
tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan
batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan sedimen yaitu :
1. Tekstur Klastik : jenis tekstur batuan sedimen ini merupakan hasil rombakan
material-material yang telah ada sebelumnya. Yang perlu diperhatikan pada batuan
sedimen klastik adalah ukuran dan bentuk butir. Untuk ukuran butir digunakan
skala W. Wentworth, sebagai berikut :

Nama Butiran Ukuran Butir (mm)

 Boulder (bongkah)  > 256

 Cobble (brangkal)  64 – 256

 Pebble (kerakal)  4 – 64

 Granule (kerikil)  2–4

 Sand (pasir)  1/16 – 2

 Silt (lanau)  1/256 – 1/16

 Clay (lempung)  < 1/256

 Agar lebih mudah melakukan pengukuran ukuran butir, maka digunakan alat
pembanding ukuran butir batuan (komparator).
 Bentuk butir dibagi dua, yaitu : membulat (rounded) dan meruncing (angular).
Bentuk butir akan mempengaruhi penamaan batuan apabila berukuran lebih
besar dari 2 mm.
 2. Tekstur non-klastik : ciri khas dari tekstur non-klastik adalah adnya
kristal-kristal yang saling menjari, tidak terdapat ruang pori-pori antar butir,
dan umumnya memiliki satu jenis mineral saja (monomineralitik) dan
merupakan hasil aktivitas kimiawi, termasuk biokimia.
Jenis Butir Ukuran Butir (mm)

 Kasar  >5
 Sedang  1–5

 Halus  <1

 Warna
 Secara umum warna pada batuan sedimen akan dipengaruhi oleh beberapa
factor, yaitu :
 a) Warna mineral pembentukkan batuan sedimen
 Contoh jika mineral pembentukkan batuan sedimen didominasi oleh kwarsa
maka batuan akan berwarna putih.
 b) Warna massa dasar/matrik atau warna semen.
 c) Warna material yang menyelubungi (coating material).
 Contoh batupasir kwarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau.
 d) Derajat kehalusan butir penyusunnya.
 Pada batuan dengan komposisi yang sama jika makin halus ukuran butir maka
warnanya cenderung akan lebih gelap.
 Warna batuan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pengendapan, jika
kondisi lingkungannya reduksi maka warna batuan menjadi lebih gelap
dibandingkan pada lingkungan oksidasi. Batuan sedimen yang banyak
kandungan material organic (organic matter) mempunyai warna yang lebih
gelap.
 Struktur Batuan Sedimen
 Struktur sedimen sebenarnya adalah kelainan dari bidang perlapisan yang
normal (paralel atau horizontal). Kelainan disebabkan karena proses
sedimentasi ataupun sesudah sedimentasi (diagnesa).
 Tabular cross bedding adalah suatu set yang bidang sentuhnya bukan
merupakan bidang erosi, tapi merupakan bidang datar yang merupakan bidang
non sedimentasi.
 Planar cross bedding adalah suatu set dimana sentuhnya bukan merupakan
bidang datar, melainkan bidang miring serta, merupakan bidang non
sedimentasi. Sedangkan
 Trough cross bedding merupakan struktur yang khas sekali dimana butiran
makin keatas makin halus. Graded bedding sangat penting sekali artinya dalam
penelitian untuk menentukan yang mana atas (up) dan yang bawah (bottom)
dimana yang halus merupakan bagian atasnya sedangkan bagian yang kasar
merupakan bawahnya.
 Graded bedding yang disebabkan oleh arus turbid, dimana fraksi halus
didapatkan dibagian atas juga tersebar diseluruh batuan tersebut. Secara genesa
graded bedding oleh arus turbid juga terjadi selain oleh kerja suspensi juga
disebabkan oleh pengaruh arus turbulensi.
 Struktur flaser terbentuk di daerah laguna (teluk) tidak dipengaruhi oleh laut
terbuka, melainkan sangat dipengaruhi oleh pasang surut. Pada waktu surut ia
mengendapkan bagian dari darat sedangkan waktu pasang mengendapkan
bagian laut. Sehingga mengakibatkan terjadinya pengendapan yang selang
seling antara fraksi kasar an fraksi halus, yaitu antara pasir dan lempung. Jika
disayat tegak lurus arus maka akan terlihat penampang lapisan yang berupa
lensa-lensa pasir (lenticular), sedangkan lensa-lensa lempung (flaser).

Komposisi Mineral
Tekstur/Struktur Komposisi mineral/fragmen Nama batuan Ciri-ciri khas
Rudit Komposisi sejenis atau Konglomerat Fragmen umumnya bulat atau
(2 – 256 mm) campuran, terutama dengan agak membulat
rijang, kuarsa, granit, kuarsit,
batugamping dll.
Breksi Fragmen umumnya runcing,
dan menyudut
Fanglomerat Kipas aluvial yang mengalami
pembatuan
Pecahan batuan bercapur Tillit Umumnya tidak terpisah.
dengan semen Fragmen batuan terdapat
bekas goresan
Arenit Terutama kuarsa 25%, felspar Arenit atau Pemilahan baik dan bersih
(1/16 – 2 mm) kalium atau plagioklas 10-25%. batupasir kuarsa
Pecahan batuan: basal, riolit,
batusabak dll.
Mineral mika, serisit, klorit, bijih
besi.
Arkose Pemilahan jelek, warna abu-
abu kemerahan
Batupasir felspatik Lebih dewasa dari arkose
Graywacke antara graywacke dan arenit
subgraywacke
Lutit Umumnya mineral lempung, Batulanau Antara batupasir dan serpih
(1/16 – 1/256 mm) kuarsa, opal, kalsedon, klorit
dan bijih besi.
Serpih Mudah membelah, tidak plastis,
Batulumpur bila dipanasi menjadi plastis
Batulempung

Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :

1. Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.

2. Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.

3. Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau – lempung).

Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batugamping non klastika. Apabila di
dalam batugamping banyak mengandung fosil maka dapat disebut batugamping berfosil. Sedangkan
batuan karbonat yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau dolomit disebut batugamping
kristalin. Napal adalah terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau dan lempung, tersusun oleh
bahan silisiklastika dan karbonat.

Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan piroklastika yang telah dijelaskan
pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri dari tuf (halus dan kasar), batulapili, breksi gunungapi dan
aglomerat . Dalam beberapa hal, secara megaskopik, warna yang sangat khas dapat ditambahkan
untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau, batupasir merah, batulempung hitam dsb.

Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).


Tekstur/Struktur Komposisi mineral/fragmen Nama batuan Ciri-ciri khas

Rapat, afanitik, berbutir kasar, Terutama kalsit Batugamping Breaksi dengan HCl, mengandung
kristalin, porus, oolit dan organik, bioklastika,
mosaik

Terutama dolomit Dolomit Tidak segera bereaksi dengan


HCl, jarang mengandung fosil,
berbutir sedang

Berbutir halus Kristal halus dengan Kapur Putih – abu-abu terang, sangat
mikroorganisme rapuh, mengandung fosil

Karbonat dan lempung Napal Abu-abu terang, rapuh, pecahan


konkoidal

Rapat dan berlapis Campuran silika, opal dan Rijang Warna beragam, keras, kilap non
kalsedon dll. logam, konkoidal

Terutama gips Gips Evaporit, tidak sendiri melainkan


Anhidrit berasosiasi dengan
Terutama malit mineral/batuan lain.
Dijumpai kristal yang
mengelompok

Masif atau berlapis Mineral fosfat dan fragmen tulang Fosforit Diperlukan penentuan kadar P2O3

Amorf, berlapis, tebal Humus, tumbuhan Batubara, lignit Warna coklat, pecahan prismatik

 .

BAB III

HASIL DISKRIPSI

Hari/tanggal : Jumat 12 Oktober 2018

No urut :1

No peraga : SR-01
Deskripsi Batuan Sedimen

 Warna : Coklat tua


 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
 Struktur : Laminasi
 Tekstur :
o Sortasi :very well rounded
o Roundness :well rounded
o Kemas :tertutup
o Ukuran butir :clay (<0,004)

Komposisi Penyusun

 Matriks :ada

 Semen :ada

 Fragmen :tidak ada

Lingkungan Pengendapan :dekat dengan laut

Ganesa :Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter
kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur-
unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi.
Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari
aktivitas panas bumi.

Nama Batuan : Batu Lempung

Hari/tanggal : Jumat 12 Oktober 2018


No urut :2

No peraga : SR-02

Deskripsi Batuan Sedimen

 Warna : Abu abu kehijauan


 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
 Struktur : Laminasi
 Tekstur :
o Sortasi :very well sorted
o Roundness :well sorted
o Kemas :tertutup
o Ukuran butir :lower very fine sand (>0,062)

Komposisi Penyusun

 Matriks :ada

 Semen :ada

 Fragmen :tidak ada

Lingkungan Pengendapan :dekat dengan laut

Genesa
Batu ini terbentuk dari aktivitas vulkani, batu ini merupakan kristal olivin yang dihasilkan dari letusan
gunung berapi kerucut yang letusan (erupsi) dan longsorannya (erosi) menyebar di sekeliling gunung.

Gambar Batuan
Nama Batuan: Batuan pasir

Hari/tanggal : Jumat 12 oktober 2018

No urut :3

No peraga : SR 03

Deskripsi Batuan Sedimen

 Warna : Abu abu


 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
 Struktur : Laminasi
 Tekstur :
o Sortasi :very well sorted
o Roundness :well sorted
o Kemas :tertutup
o Ukuran butir :lower fine sand

Komposisi Penyusun

 Matriks :ada

 Semen :ada

 Fragmen :tidak ada

Lingkungan Pengendapan :dekat dengan laut

Genesa
Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan
ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2
milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari
batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi.
Gambar Batuan

Nama Batuan :Batuan Pasir

Hari/tanggal : Jumat 12 Oktober 2018

No urut :4

No peraga : SR 04

Deskripsi Batuan Sedimen

 Warna :
 Jenis Batuan :
 Struktur :
 Tekstur :
o Sortasi :
o Roundness :
o Kemas :
o Ukuran butir :

Komposisi Penyusun

 Matriks :

 Semen :

 Fragmen :
Lingkungan Pengendapan :

Genesa

Gambar Batuan

Nama Batuan:

Hari/tanggal : Jumat 12 Oktober 2018

No urut :5

No peraga : SR 05

Deskripsi Batuan Sedimen

 Warna : putih kekuningan


 Jenis Batuan : Batuan Sedimen NonKlastik
 Struktur : Geode
 Tekstur :
o Sortasi :very well sorted
o Roundness :well sorted
o Kemas :tertutup
o Ukuran butir :>0,0625-2mm

Komposisi Penyusun

 Matriks :ada

 Semen :ada

 Fragmen :tidak ada


Lingkungan Pengendapan :

Genesa

Gambar batuan

Nama Batuan: Riolit

Hari/tanggal :Jumat 19 Oktober 2018

No urut :6

No peraga : SR 06

Deskripsi Batuan Sedimen

 Warna : Abu abu kecoklatan


 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
 Struktur : Laminasi
 Tekstur :
o Sortasi :very well sorted
o Roundness :well rounded
o Kemas :tertutup
o Ukuran butir :0,004-0,0625 silt

Komposisi Penyusun

 Matriks :ada

 Semen :ada

 Fragmen :tidak ada

Lingkungan Pengendapan :dekat dengan laut

Genesa

Seperti namanya, batulanau terdiri dari (lebih dari 2/3 nya) partikel-partikel

berukuran lanau, yang merupakan butiran berukuran 2–62 µm atau 4 hingga 8


dalam skala Krumbein phi (φ) Batulanau berbeda secara signifikan dari batupasir

dalam hal pori-porinya yang lebih kecil dan kecenderungan lebih tinggi untuk

mengandung fraksi lanau yang signifikan. Meskipun sering tertukar dengan istilah

serpih(shale), batulanau tidak memiliki fisilitas dan laminasi yang khas dari shale.

batulanau mungkin berisi konkresi-konkresi. Stratifikasi batulanau akan jelas dan

dapat dibedakan dengan shale apabila tidak menyerpih.

Gambar

Nama Batuan :Batu lanau

Hari/tanggal : Jumat 21 september 2018

No urut :7

No peraga : IR 07

Jenis Batuan : batuan basa

Deskripsi megaskopis

 Warna : hijau kehitaman


 Sifat kimia :basa
 Tekstur : holokristalin,equigranular,afanitik,anhedral
 Struktur : Masif

Deskripsi Komposisi

Plagioclase :50%

Biotit :15%

Olivine :15%

Hornblande :10%

Genesa

Batuan tersebut bernama batuan basal dikarenakan termasuk dalam granulitas afanitik dimana
kristal yang terbentuk sangat halus dan pembentukannya berlangsung dipermukaan bumi

Gambar Batuan
Nama Batuan:Basal

Hari/tanggal : Jumat 28 september 2018

No urut :8

No peraga : IR 08

Jenis Batuan : Batuan beku asam

Deskripsi megaskopis

 Warna : Putih Kecoklatan


 Sifat kimia :Batuan Beku Asam
 Tekstur : Holohyalinl
 Struktur : Masif

Deskripsi Mineral

Hampir Semuanya gelas Vulkanik

100 % Gelas

Genesa

Merupakan batuan beku yang memiliki ukuran batuan yang sangat halusyang terbentuk dari
serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung vulkanik klasik

Kegunaan : bahan bangunan sebagai semen alam pembuatan burak

Gambar Batuan
Nama Batuan : TUFF

Hari/tanggal :Jumat 28 september 2018

No urut :9

No peraga : IR 09

Jenis Batuan : Batuan beku asam

Deskripsi megaskopis

 Warna : Hitam mengkilap


 Sifat kimia :Batuan asam
 Tekstur : Holohyalin
 Struktur : Masif

Deskripsi Komposisi

100 % Glas Vulkanik

Genesa

Merupakan batuan beku basa yang di tandai dengan warnanya yang gelap dan merupakan
batuan yang pembekuannya terjadi di permukaan (ekstrusif) dengan proses pembekuan yang
sangat cepat,yang ditandai dengan butiran mineralnya yang sulit dibedakan (halus) dan
mengkilap

Gambar Batuan.
Nama Batuan : Obsidian

Hari/tanggal : Rabu 12 september 2018

No urut : 10

No peraga : IR 10

Jenis Batuan : Batuan beku Intermediet

Deskripsi megaskopis

 Warna : Abu-abu
 Sifat kimia :Antara asam dan basa
 Tekstur : holokristalin,porfiritik,inequigranular,subhedral
 Struktur : Masif

Deskripsi Komposisi

Plagioclase :35%

Biotit : 5%

Orthoclase :10%

Genesa

Merupakan batuan beku intermediet yang ditandai dengan warnanya yang abu-abu lebih
terang dari pada andesit,dikatakan portiri karena memiliki kristal yang mencolok, yang
disebabkan oleh pendinginan magma dibawah permukaan mendekati suhu kristalisasi
sehingga terbentuklah kristal besar yang mencolok
Gambar Batuan

Nama Batuan : Porfiri Andesit

BAB IV

PEMBAHASAN

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materihasil erosi.
sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, waluapunvolumnya hanya
sekitar 5% dari volum kerak bumi.
a. Klasifikasi Batuan Sedimen
Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuansedimen dapat
digolongkan atas 3 bagian :
Ø Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.Contohnya :
gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.
Ø Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenagaangin.
contohnya : tanah loss, sand dunes.
Ø Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. Contohnyamorena,
drimlin
Materi partikel ada yang kasar dan ada yang halus cara pengangkutanbermacam-
macam, ada yang terdorong (trection), terbawa secara melompat – lompat(saltion,
terbawa dalam duspensi, ada pula yang (solution).
Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagimenjadi
dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,dolomit,
napal, dan sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnyaendapan
sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun(aeolis), dan
sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut,misalnya
endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
Berdasarkan kedalamnya, laut dibagi menjadi beberapa zona : (bathymetriczone),
zona litoral, yaitu Zona Transisi yang terletak pada daerah pasang surut. Zona
Epineritik, yaitu, dari batas daerah surut sampai kedalaman 50m. ZonaNeritik (50-
200m), Zona Bathial (200-2000m), dan Zona Abysal (>2000m).
Penggolongan batuan sedimen yangberdasarkan pada carapengendapannya, dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Sedimen Klastis
Kata clastik berasal dari bahas Yunani yaitu klatos yang artinya pecahan.Jadi,
sedimen klastik adalah adalah akumulasi partikel-partikel yang berasal daripecahan
batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati. Penamaanbatuan ini
um,umnya berdasarkan pada besar butirnya, yaitu sebagai berikut :
ü Ukuran butir >256 mm disebut boulder atau bongkah (bongkahkonglomerat)
ü Ukuran butir 64-256 mm disebut cobble atau kerakal (karakalkonglomerat)
ü ukuran butir 4-64 mm) disebut pebble atau kerikil (kerikil konglomera)
ü Ukuran butir 2-4 mm disebut granule (batu pasir kasar)
ü Ukuran butir 1/16-2 mm disebut batu pasir
ü Ukuran butir 1/256-1/16 mm disebut batu lanau
ü Ukuran butir <1/256 mm disebut batu lempung
Beberapa betuan endapan kadang-kadang terbentuk dari bahan-bahanfosil. Dengan
demikian suatu batuan yang ada fosil binatang jelas bukanmerupakan batuan beku,
melainkan batuan endapan.
b. Sedimen Kimia
Batuan sedimen kimiawi yaitu yang terangkut dalam bentuk larutankemudian
diendapkan secara kimia di tempat lain. Endapan kimia juga berasaldari sumber air
panas dan secara tiba-tiba mengalami pendinginan akanmenghasilkan endapan oval
(kalsit).Contoh : Evaporasi dari air laut dan air danau, batuan sedimen kimiawi
- Batu tetes (Stalaktit & stalakmit), yang banyak dijumpai dari guabawah tanah
di daerah kapur.CO2+ H2O →H2CO3; H2CO3+ CaCO3… Ca (HCO3)2
Ca (HCO3)2→ CaCO3+ H2O + CO2-
Lapisan garam, suatu lapisan yang terbentuk dari mineral-mineral halit /NaCl yang di
endapkan di dasar laut atau dasar danau-danau garam karenapenguapan.
HCL + NaOH → NaCL + H2O

c. Sedimen Organik
Batuan sedimen organik /orgasen, yaitu batuan sediemn yang dibentukatau
diendapkan oleh organisme.
Ciri-ciri batuan sedimen :
- Pada umumnya berlapis-lapis,
- Lebih lunak, ringan dan berwarna terang,
- Tempat utama fosil.
Contoh: Batu bara terbentuk dari timbunan sisa-sisa tumbuhan di dasar danau(rawa –
rawa, berubah menjadi menjadi gambut, selanjutnya menjadi batu baramuda/batu
bara).
b. Pengangkutan dan pengendapan
Endapan diangkut melalui banyak cara. Mungkin meluncur pada suatulereng bukit
atau mungkin dibawa melalui angin, glacier atau oleh aliran air.Padasaat ini endapan
dapat diangkut melalui peluncuran atau penggelindinganmenuruni bukit, yang
hasilnya berupa sebuah campuran partikel dengan berbagaiukuran.Dalam proses
pengangkutan partikel-partikel endapan melalui angin atauair, terjadi pengendapan
ketika air mengalir atau pergerakan angin secara perlahanlahan menurun pada suatu
kecepatan dimana partikel partikel tidak dapat bergeraklagi. Endapan kasar
menunjukan endapan yang berasal dari angin atau air,endapan halus menunjukan
bahwa endapan disebabkan oleh air dan angin yangbergerak secara perlahan ,atau
hanya endapan halus yang tersedia untuk diangkut.
Terdapatnya lautan kuno, pesisir, danau, sungai kecil, rawa dan tempat –
tempatlainnya dimana endapan tersebut terakumulasi,dapat pula dijadikanpetunjuk
tentang terdapatnya batuan endapan.
c. Diagenesis
Diagenesis merupakan suatu istilah yang dipergunakan untuk menyatakanterjadinya
suatu perubahan (transformasi) betuk dari bahan deposit menjadi suatubatuan
endapan.Calsium Carbonate adalah salah satu dari beberapa jenis semen,tetapi silikat
juga dapat mengikat butiran secara bersama menjadi bentuk sebuahpartikel yang
keras.
d. Sifat Batuan Sedimen.
Ø Stratifikasi
Stratifikasi sdimen adalah hasil dari sebuah penyusunan lapisan partikelyang berupa
endapan atau batuan endapan. Pelapisan merupakan suatu hal yangsangat penting
pada batuanseimen, batuan vulkanik dan metamorf.
Ø Sortasi
Akibat yang menyolok dari pengangkutan partikel partikel oleh aliran airatau aliran
angin adalah penyortiran terjadi akibat spesivic gravity (perbandingananatara berat
dari sebuah volume material terhadap berat dari volume satu kubikair).Partikel batuan
dan butir-butiran mineral yang mempunyai sifat mudahpecah mungkin dapat
diabaikan. Sedangkan yang tahan benturan akan terusterbawa oleh aliran. Pada
umumnya yang dapat bertahan adlah kuarsa, hal inidikarenakan kuarsa mempunyai
sifat yang keras dan sedikit pecahannya.
Ø Lapisan Sejajar (paralel Starata)
Lapisan lapisan dari endapan dapat dibagi dalam 2 kelas didasarkan atassifat sifat
geometrik, yaitu :
- Lapisan Sejajar dan
- Lapisanyang tidaksejajar/cross strata. Lapisan sejajar adalah lapisan yang
sejajar antara satu denganlainnya. Lapisan ini disebabkan oleh deposit air. Perubahan
deposisi tersebutdisebabkan adanya pasang surutnya air yang mengalir.
Ø Bentuk Silang (Cross Strata)
Bentuk silang adalah bentuk yang membengkok (cenderung miring)dengan
kecenderungan menuju lapisan yang lebih tebal. Bentuk silang padaumumnya terlihat
pada delta delta sungai, bukit bukit pasir, pantai pantai danendapan sungai. Bentukan
tersebut dapat terjadi jika terdapat lubang lubang padalapisannya, sehingga akan di isi
oleh deposit baru yang akan membentuk lapisansilang.
e. Manfaat Batuan Sedimen.
· Untuk bahan dasar bangunan (gypsum)
· Untuk bahan bakar (batu bara)
· Untuk Pengeras jalan (batu gamping)
· Untuk Pondasi rumah (batu gamping)
· Dll.
Batuan Sedimen adalah batuan beku atau metamorf yang mengalami proses litifikasi
yaitu proses kompaksi dan sementasi. Jenis-jenis Batuan Sedimen antara lain yaitu:

1. BREKSI

Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari


sementasifragmen – fragmenyang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256
milimeter. Fragmen – fragmenini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-fragmen
dari Breksi biasanyamerupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng
yang mengalami sedimentasi,selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil
longsoran yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit,
kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.

*KONGLOMERAT

Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256
milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain,
hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang
mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat
*SANDSTONE
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang
terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu
tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi
batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari
batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir
umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan
Graywacke.” alt=”” />
* QUARTZ SANDSTONE
Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari kuarsa.Butiran
kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran butiran yang
bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu pasir ini
ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.
* ARKOSE
Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen
yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit perubahan
secara kimia.Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang bersifat
coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.
* GRAYWACKE
Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya
adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek
dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.
*SHALE
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir
1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-
mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan
menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau
memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu
lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.
*LIMESTONE
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi
mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis,
berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil
dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan
menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.
* CALCARENITE
Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari 50%
atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun terutama atas fosil
dan oolit.
* CALCILUTITE
Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah menjadi lebih kecil
hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami litifikasi.
* GAMPING TERUMBU
Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada
perairan yang hangat dan dangkal.
*SALTSTONE
Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya penguapan
yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.

*GIPSUM
Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone,
batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan
ini juga berupa kristalin.
*COAL
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material
yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya
amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya
coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.
Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya
mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar
rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-
kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air
keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Pembentukanberbagaimacam mineral di alamakanmenghasilkanberbagaijenisbatuantertentu.


Proses alamiahtersebutbisaberbeda – bedadanmembentukjenisbatuan yang berbeda pula.
Batuansedimenbisaterbentukkarenaberbagai proses alamiah, seperti proses
penghancuranataudisintegrasibatuan, pelapukankimia, proses kimiawi, danorganisserta proses
penguapan/evaporasi.

Batuanendapanataubatuansedimenadalahsalahsatudaritigakelompokutamabatuan
(bersamadenganbatuanbekudanbatuanmetamorfosis) yang terbentukmelaluitigacarautama:
pelapukanbatuan lain (clastic), pengendapan (deposition) karenaaktivitasbiogenik,
danpengendapan (precipitation) darilarutan. Jenisbatuanumumsepertibatukapur, batupasir,
danlempung, termasukdalambatuanendapan.Batuanendapanmeliputi 75%
daripermukaanbumi.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Documents%20 and %20Settings/User/My%20Documents/batuan metamorf-


adalah-batuan-yang.html

filetllC:lDx,nmentso/o20ando/o20Settings/Usetlt\{yTo20DocumentVstruktur-

frle:l t lC: lDxuments%20and7o20Sett ingVUser/hIyTo20Documents/batuan

filetl/C:lDx,uments%20and7o20Setting sU*rlMyo/o20Documents/batu/uSuiol

file:lllC:fDx,umerfro/o20ando/o20Settings/U xrlMyo/a20Documents/batt/oioip.

Muawanah, Umi dan Agus Supangat. 1998.


PengantarKimiadanSedimenIbsarlautBadanRisetKelautandanPerikanan. Jakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLOGI FISIK
BATUAN BEKU

Disusun Oleh :
ABDUL RAZAQ ISLAMAY
NIM. 18080001

Dosen Pembimbing:
HarizonaAuliaRahmanS.T,M.Eng

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

LaporanpraktikumGeologiFisikacara “BatuanBeku”:Telahdisahkanpada

Hari :

Tanggal :

Pukul :

SebagaitugaslaporanpraktikummatakuliahGeologifisik:

Padang 26 September 2018

DosenPraktikum

HarizonaAuliaRahmanS.T,M.Eng
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN………………………………………………………….1

1,1 MAKSUD DAN TUJUAN…………………………………………1

1.2 PELAKSANAAN PRATIKUM…………………………………...1

BAB II

DASAR TEORI……………………………………………………………2

2.1 PROSES PEMBENTUKAN BATUAN BEKU…………………..2

2.2 PEMBAGIAN BATUAN BEKU………………………………….3

2.3 FAKTOR YANG DI PERHATIKAN DALAM DESKRIPSI

BATUAN BEKU…………………………………………………...8

BAB III

GENESA…………………………………………………………………..19

BAB IV

PEMBAHASAN…………………………………………………………..24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….......25

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………......26
BAB V

PENUTUP

V.I Kesimpulan

Kesimpulan yang sdapat saya sampaikan dari laporan ini adalh sebagai berikut:

 Batu adalah mineral padat dari agregat mineral yang telah padu.
 Batuan beku batuan yang terbentuk dari salah satu atau beberapa mineral dan
terbentuk akibat pembekuan dari magma
 Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstrusi dan intrusi yaitu
batuan beku luar dan batuan beku luar
 Struktur batuan beku ada 4 yaitu struktur bantal,struktur vesicular ,struktur
aliran dan struktur kekar.

V.II Saran

 Untuk memperluas pengetahuan tentang batuan beku kita harus mempelajari


dan memahami maksud dari batuan beku ,bagaimana batuan beku
terbentuk,klasifikasi batuan beku determinasinya di kehidupan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai