JUDUL
IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi batuan sedimen klastik dan non klastik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tekstur dan struktur batuan sedimen klastik dan non klastik.
3. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dan proses pembentukan batuan sedimen.
4. Mahasiswa dapat mengetahui komposisi mineral dari batuan sedimen.
5. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembentukan batuan sedimen baik klastik maupun
non klastik.
BAHAN
1. Lembar Cover
2. Lembar instrumen
3. Kertas HVS F4
4. Print Gambar
D. DASAR TEORI
b. Sortasi
Pemilahan (sorting) ialah derajat keseragaman besar butir. Istilah yang dipakai
dalam pemilahan adalah terpilah sangat baik (very well sorted), terpilah baik (well
sorted), terpilah sedang (moderately sorted), terpilah buruk (poorly sorted) dan
terpilah sangat buruk (very poorly sorted).
c. Derajat Kebundaran
Kebundaran (roundness) adalah tingkat kebundaran atau ketajaman sudut butir,
dimana tingkat kebundaran tersebut mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi
dan dapat juga menceritakan laju tranportasi butiran tersebut. Kebundaran dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya komposisi butir, besar butir, jenis transportasi, jarak
transportasi dan resistensi butir. Istilah-istilah yang dipakai dalam kebundaran adalah
sebagai berikut: very angular (sangat menyudut), angular (menyudut), sub angular
(menyudut tanggung), sub rounded (membundar tanggung), rounded (membundar)
dan well rounded (sangat membundar).
d. Kemas
Kemas adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa dasar atau diantara
semennya, dimana berfungsi sebagai orientasi butir dan packing. Istilah yang dipakai
ialah kemas terbuka (bila butiran tidak saling bersentuhan) dan kemas tertutup (bila
butiran saling bersentuhan). Kemas secara umum dapat menceritakan tentang arah
aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan.
c. Semen
Semen adalah material pengisis rongga serta pengikat antar butir sedimen, dapat
berbentuk amorf atau kristalin. Bahan-bahan semen yang lazimadalah :
1) Semen karbonat (kalsit,)
2) Semen silika (kalsedon, kuarsit)
3) Semen oksidasi besi (limonit, hematit dan siderit)
7. Skala Wentworth
Skala wentworth adalah skala yang digunakan untuk klasifikasi materi partikel
aggregate. Skala wentworth dikembangkan oleh Frederick George Wentworth pada tahun
1914. Skala ini dipilih karena pembagian menampilkan pencerminan distribusi alami
partikel sedimen, sederhananya blok besar hancur menjadi dua bagian dan seterusnya.
Skala wentworth juga digunakan untuk menggolongkan batuan menurut ketahanannya
dalam penggolongan. Skala ini juga memungkinkan pengecekan dan penggolongan
batuan yang telah terbentuk secara alami, serta yang telah diperlukan untuk pembuatan
jalan, bangunan, dan lainnya.
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari
proses kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang
berkomposisi silika seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan
karbonat dapat menjadi batuan bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral
silika mengganti kalsium karbonat. Kelompok batuan silika adalah:
1) Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam.
Berasal dari organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms
(Diatomaceous Earth).
2) Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses
lelehan, masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin,
berwarna cerah hingga gelap. Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi
(kelompok organisme bersilika, atau dapat juga dari proses diagenesis batuan
karbonat.
1) Batu Karang
Batu karang terbentuk dari terumbu karang yang sudah mati. Terumbu karang
sebenarnya bukan organisme tunggal, tapi terdiri dari kumpulan organisme kecil yang
disebut polip (porifera).
1) Batu Bara
Batu bara merupakan batuan sedimen organik yang mudah terbakar dan terbentuk
dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mati. Proses pengendapan organisme ini menjadi
batu bara memakan waktu yang sangat lama.
2) Batu Fosfat
Batu fosfat adalah jenis batuan yang mengandung mineral dan ion fosfat dalam
struktur kimianya. Batu fosfat sebenarnya memiliki banyak formasi geologi. Baik
batuan beku, batuan malihan, maupun batuan sedimen. Batuan fosfat organik adalah
batu fosfat yang terbentuk dari akumulasi kotoran kelelawar yang terlarut dan bereaksi
dengan batu gamping karena pengaruh air hujan dan air tanah. Karena itu batuan
fosfat organik disebut juga batu Guano
b. Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf.
c. Fibrous Terdiri dari mineral yang membentuk semacam serabut.
12. Komposisi Batuan Sedimen Non Klastik
Komposisi Mineral Batuan Sedimen dibedakan menjadi beberapa sesuai dengan
senyawa kimia yang menyusunnya, meliputi :
a. Monomineralik Carbon (C), tersusun atas senyawa karbon (bukan karbonat).
b. Monomineralik Carbonat (CaCO3), tersusun atas senyawa karbonat, akan berbuih
bila ditetesi HCL.
c. Monomineralik Silikat (SiO2), tersusun atas senyawa silika dioksida atau mineral
silikat dengan ukuran mikro.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
praktikum Geologi Dasar.
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum Geologi Dasar.
3. Mahasiswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh asisten praktikum Geologi
Dasar.
4. Mahasiswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami kepada asisten praktikum.
5. Mahasiswa mendapatkan pembagian kelompok untuk mengidentifikasi batuan sedimen
klasik dan nonklasik.
6. Mahasiswa mendapat pembagian batuan sedimen klasik dan nonklasik dari asisten
praktikum.
7. Mahasiswa mulai mengidentifikasi batuan sedimen klasik dan nonklasik sesuai dengan
pembagian yang telah dibagi oleh asisten praktikum dan mencatat hasilnya di lembar
instrumen yang sudah disediakan.
8. Mahasiswa mulai mencari referensi sumber untuk menyusun laporan praktikum.
9. Mahasiswa mulai menyusun laporan praktikum sesuai dengan format yang sudah
tentukan.
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum tepat waktu.
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
(Terlampir pada lembar instrumen)
G. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum di atas maka dapat disimpulkan bahwa batuan sedimen adalah
batuan yang terbentuk dari hasil pemadatan endapan bahan-bahan yang terbawa oleh air,
angin, es, longsoran gravitasi, gerak tanah, dan tanah longsor. Batuan sedimen ini dibagi
menjadi dua yaitu batuan sedimen klasik dan nonklasik. Batuan sedimen klastik adalah jenis
batuan sedimen (batuan endapan) yang dihasilkan dari proses sedimentasi batuan beku atau
material padat lain yang mengalami pelapukan mekanik, sedangkan batuan sedimen
nonklasik adalah batuan yang terbentuk oleh proses yang terjadi pada lingkungan
pengendapan, yang tidak melibatkan batuan yang telah ada sebelumnya. Kedua jenis batuan
sedimen inimmeiliki struktur, tekstur, dankomposisi masing-masing. Dan skala wentworth
adalah skala yang digunakan untuk klasifikasi materi partikel aggregate. Skala wentworth
dikembangkan oleh Frederick George Wentworth pada tahun 1914.
Batu sedimen klastik yang diidentifikasi ketika praktikum adalah yang pertama ada
batuan konglomerat. Batu konglomerat ini memiliki struktur massif, dengan terktur yaitu
ukuran butiran sebesar (1/4-1/2 mm) sortasi yaitu poorly sorted, roundess rounded, dan
kemas yaitu kemas terbuka. Batu konglomerat ini memiliki komposisi mineral yaitu dengan
fragmen berupa kerakal (4-64 mm), matrik berupa medium sand (1/4-1/2 mm), dan semen
berupa silikat (sio2). Yang selanjutnya adalah batu lanau. Batu lanau ini memiliki struktur
masif dengan tekstur batuan yaitu memiliki ukuran butiran sebesar 1/256-1/16 mm, dengan
sortasi very well sorted, roundess very rounded dan kemas yitu kemas tertutup. Batu lanau ini
memiliki komposisi mineral dengan fragmen dan matrik berupa silt/lanau (1/256-1/16 mm)
dan semen berupa karbonat (CaCo3). Yang terakhir dari batuan klastik adalah batu lempung.
Batu lempung ini memiliki struktur massif dengan tekstur yaitu memiliki ukuran butiran
sebesar (1/256mm), dengan sortasi verry well sorted, roundess rounded, dan kemas yang
tertutup. Batu lempung ini memiliki komposisi mineral yaitu dengan fragmen clay , matrik
clay/ lempung (1/256 mm), dan semen berupa silikat (sio2). Selain batuan sedimen klastik,
adapula batuan sedimen nonklastik yaitu yang pertama ada batu gamping numulites. Batu
gamping numulites ini memiliki warna cream dengan struktur fossiliferous, dengan tekstur
amorf, dan komposisi mineral berupa monominiralik carbonat (CaCo3). Batu gamping ini
dapat terbentuk dengan beberapa cara yaitu secara organic, mekanik, dan kimia. Yang kedua
adalah batu rijang yang memiliki warna merah kecoklatan dengan struktur massif, dan tekstur
amorf. Batu rijang ini memiliki komposisi mineral berupa monomineralic carbonat (CaCo3).
Batu rijang ini dapat terbentuk sebagai nodul, massa konkreasi, dan deposit berlapis. Yang
ketiga atau yang terakhir adalah batu bara. Batu bara ini memiliki warna hitam dengan
struktur fossiliferous dan bertekstur amorf. Batu bara ini memiliki komposisi mineral berupa
monomineralic karbon (C). batu bara ini terbentuk dari hasil pengawetan sisa-sisa tanaman
purba dan menjadi padat setelah tertimbun oleh lapisan di atasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Affandy, R. (2019). Batuan Sedimen dan Metamorf. Bandung: Lemah Media Pustaka.
Ananda. (2020). Batuan Sedimen: Mengenal Proses Pembentukan, Tekstur, dan Jenisnya.
https://www.gramedia.com/literasi/batuan-sedimen/ (Diakses pada Kamis 16 November
2023 Pukul 19.55 WIB).
Jahrdi. (2010). “Klasifikasi Normatyos Batuan Beku dari DIT dengan Menggunakan Software k-
ware Magma”. Jurnal Aplikasi Fisika. Vol.b No.2 Agustus 2010.