Disusun Oleh :
HENGKI SEDENG
141.101.074
B. Cara pemerian
Untuk mengetahui jenis batuan maupun nama batuan diperlukan suatu
proses yang disebut dengan pemerian, dalam pemerian suatu batuan ada
beberapa aspek yang perlu dipahami, untuk pemerian batuan sedimen
klastik sendiri aspek yang perlu diperhatikan meliputi warna, struktur,
tekstur, komposisi, petrogenesa dan yang terakhir adalah penamaan
batuan.
1. Batuan sedimen silika klastik
a. Warna batuan sedimen silika klastik
Warna dari batuan sedimen silika klastik bervariasi tergantung batuan
tersebut berasal dari hancuran batuan jenis batuan beku, metamorf atau
batuan sedimen itu sendiri.
b. Struktur batuan sedimen silika klastik
Merupakan tekstur dalam dimensi yang lebih besar, dimana umumnya
berhubungan dengan unsur-unsur luar. Macam-macam struktur batuan
sedimen:
1) Masif: apabila tidak terlihat struktur dalam atau ketebalan lebih dari
120 cm.
2). Perlapisan: terjadi karena adanya variasi warna, perbedaan besar butir,
perbedaan komposisi mineral ataupun perubahan macam batuan,
terdiri atas:
a). Perlapisan sejajar: bidang perlapisan sejajar.
b). Perlapisan pilihan (graded bedding): bergradiasi dari halus ke
kasar.
c). Perlapisan silang siur (current bedding): perlapisan yang saling
berpotongan.
d). Laminasi (lamination): perlapisan yang berukuran lebih kecil dari
1 cm.
e). Gelembur gelombang (ripple mark): struktur dimana permukaan
pada bidang perlapisan nampak bergelombang.
3). Berfosil: apabila tercirikan oleh kandungan fosil memperlihatkan
orientasi tertentu.
c. Tekstur batuan sedimen silika klastik
Tekstur pada batuan sedimen silika klastik meliputi:
1). Ukuran butir (grain size)
Dalam pemerian ukuran butir memakai skala yang dibuat oleh
Wentworth (1992).
Tabel 1 Skala Wentworth
(Miftahussalam & Dwi Indah Purnamawati, 2013)
Besar Butir
(mm)
Nama Fragmen
>256
Boulder / Bongkah
Large Couble /
128<
< 256
64 <
< 128
32 <
< 64
16 <
< 32
8<
< 16
4<
<8
2<
<4
1< <2
1/2 < < 1
1/4 < < 1/2
1/8 < < 1/4
brangkal
Small couble
Very large pebble
Large pebble / kerikil
Medium pebble
Small pebble
granule
Nama Batuan
Breksi/Konglomerat
Pasir/Batupasir
Coarse silt
Medium silt
Fine silt
Very fine silt
Lanau/Batulanau
Clay
Medium clay
Fine clay
1/256
Lempung/Batulempung
1/512
< 1/1024
2). Kebundaran (rounding)
Nilai dari membulat atau meruncingnya butiran, untuk kebundaran
dipakai istilah:
a). Menyudut (angular)
b). Menyudut tanggung (subangular)
c). Membulat tanggung (subrounded)
d). Membulat (rounded)
e). Sangat membulat (well rounded)
Gambar 2. Kebundaran
(Miftahussalam & Dwi Indah P, 2013)
Gambar 3. Sortasi
(Diktat Geologi dasar 2013)
4). Kemas
Hubungan antar butir dalam mineral batuan sedimen, ada 2 macam:
a). Kemas terbuka, hubungan antar butiran materialnya tidak saling
bersinggungan
b). Kemas tertutup, hubungan antar butir mineralnya saling
bersinggungan.
e. Penamaan batuan
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data
pemerian (data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan
komposisi. Pembagian batuan sedimen silisiklastika umumnya berdasar
ukuran butir, ditambah dengan bentuk butir, struktur dan komposisi.
1.)
Rudit
(f
>2mm),termasuk
breksi
(fragmen
meruncing),
Lutit,
terdiri
dari batulempung,
batulanau,
dan
serpih.
Komposisi
Tekstur/Struktur
mineral/fragme
Nama
Ciri-ciri
batuan
khas
Komposisi
sejenis atau
Rudit
(2 256 mm)
campuran,
Fragmen
terutama dengan
umumnya
rijang, kuarsa,
bulat atau
granit, kuarsit,
Konglomera
agak
batugamping dll.
membulat
Fragmen
umumnya
runcing, dan
Breksi
menyudut
Kipas aluvial
yang mengalami
Fanglomerat
pembatuan
Umumnya
tidak
terpisah.
Fragmen
batuan
Pecahan batuan
terdapat
bercapur dengan
bekas
semen
Tillit
goresan
Terutama kuarsa
25%, felspar
kalium atau
plagioklas 1025%.
Pecahan batuan:
basal, riolit,
batusabak dll.
Arenit
(1/16 2 mm)
Mineral mika,
Arenit atau
Pemilaha
serisit, klorit,
batupasir
n baik dan
bijih besi.
kuarsa
bersih
Pemilahan jelek,
warna abu-abu
Arkose
kemerahan
atau
konglomerat
dengan
fragmen
batugamping.
2. Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.
3. Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau-lempung).
2. Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang
terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan
material di tempat itu juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen
kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di
antara keduanya (biokimia).
A. Pengertian dan klasifikasi
Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya
CaO + CO2 menjadi CaCO3. Secara organik adalah pembentukan
sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh
pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang
binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan
daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping), Coal (batu
bara), dan lain-lain.
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga
dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi
langsung
atau
reaksi
organik
(Pettjohn,
sekali
terbentuk
Atau
dari
kumpulan
oleh
proses
danau
atau
laut
yang
tertutup,
sehingga
sangat
Nama butiran
Kasar
Sedang
Halus
Sangat halus
<1/256
4. Komposisi batuan sedimen non klastik
Komposisi mineral sederhana, karena hasil kristalisasi dari larutan
kimia. Contoh: Batugamping (kalsit, dolomite), Gipsum (mineral
Gypsum), kalsedon (Chert) dsb.
5. Penamaan batuan
Penaman batuan sedimen non klastik secara deskriptif, tergantung pada
data pemerian (data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan
komposisi dll.
DAFTAR PUSTAKA
Miftahussalam .dkk, Buku Pedoman Pratikum Geologi Fisik. Yogyakarta :
AKPRIND.
Aziz Noer dkk, Geologi Fisik. Bandung : ITB Bandung.
Endarto Danang, Pengantar Geologi Dasar. Surakarta : (LPP) UNS.
Asikin, Sukendar, 1978. Diktat Geologi Dasar. Bandung : Departemen
Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung.