Anda di halaman 1dari 16

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) ( 29 Oktober 2020 )

LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Oleh :
Nama : Heru Hermawan
NIM : 3201420056
Nama Dosen : 1. Wahyu Setyaningsih, S.T., M.T.
: 2. Jamhur, S.T., M.T.
: 3. Drs. Sriyono, M.Si
Nama Asisten : 1. Muhamad Dani Ihwan
: 2. Ainurallim

LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020
A. JUDUL
MENGIDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian batuan sedimen dan proses pembentukan
batuan sedimen.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian batuan sedimen klastik.
3. Mahasiswa dapat mengetahui struktur dan tekstur batuan sedimen klastik.
4. Mahasiswa dapat mengetahui komposisi batuan sedimen klastik.
5. Mahasiswa dapat mengetahui tabel klasifikasi Went Worth.

C. ALAT DAN BAHAN


 ALAT
1. Batu Breksi
2. Batu Pasir
3. Batu Lanau
4. Batu Lempung
5. Batu gamping
6. Batu Konglomerat
7. Cairan HCL
8. Komparator Batuan
9. Laptop
10. Smartphone
 BAHAN
1. Cover
2. Gambar Batuan
3. Lembar Instrumen
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Batuan Sedimen
Istilah batuan sedimenn berasal dari bahasa latin yaitu sedimentum yang berarti
endapan, yang digunakan untuk maetri padat yang diendapkan oleh fluida.
Batuan sedimen adalah Batuan yang terbentuk akibat lithifikasi dari hancuran
batuan induk, maupun hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan
organisme.
2. Proses Pembentukan Batuan Sedimen
- Pelapukan
Pelapukan yang terjadi pada batuan dapat terjadi karena adanya beberapa reaksi
fisik dan kimia yang dapat disebabkan oleh interaksi udara, air, maupun organisme
tertentu. Batuan menjadi lapuk karena angin, air, es gletser ataupun yang lainnya.
- Erosi
Dalam proses erosi yang paling banyak berperan adalah air. Air yang mengalir
misalnya dari sungai merupakan salah satu hal yang paling cepat menyebabkan
proses erosi terjadi. Arus air akan mengangkut material-material pelapukan batuan
menuju ke tempat lain. Selain air, ada pula yang mengangkut material-material
lainnya yakni angin ataupun gletser.
- Transportasi
Pengangkutan batuan hasil pelapukan dan erosi oleh sungai. Menuju ke tempat yang
lebih rendah seperti danau, lembah, rawa, dan laut.
- Pengendapan
Material-material dari pelapukan batuan beku yang telah terangkut oleh air, angin,
ataupun gletser, lama kelamaan akan mengendap di suatu tempat dan akan
berjumlah semakin banyak. Karena semakin banyak batuan yang mengendap ini,
akibatnya semakin lama akan semakin mengeras dan mengeras. Karena proses
pengerasan inilah membentuk terjadinya batuan yang disebut batuan sedimen.
- Diagenesa
Dalam proses pengendapan, batuan sedimen akan mengalami diagenesa yaitu
keseluruhan perubahan, secara kimia, fisika dan biologi yang mempengaruhi
sedimen sejak diendapkan, selama dan setelah litifikasi (diagenesis). Tahapannya
meliputi :
a. Kompaksi sedimen
Akibat adanya tekanan berupa beban berat yang berasal dari atas material
sedimen menyebabkan material sedimen dimampatkan satu dengan yang lain.
Setelah dimampatkan volume material sedimen akan menurun, sedangkan
kerapatan antar butiran menjadi semakin tinggi.
b. Sementasi
Dengan keluarnya air dari ruang pori-pori, material yang terlarut didalamnya
mengendap dan merekat (menyemen) butiranbutiran sedimen. Material
semennya dapat merupakan karbonat (CaCO3), silika (SiO2), oksida (besi) atau
mineral-mineral lempung. Proses sementasi ini mengakibatkan porositas pada
sedimen menjadi lebih kecil dari material semula.
c. Rekristalisasi
Proses pengkristalan ulang suatu mineral yang diperoleh dari proses pelarutan
material sedimen sebelum maupun sesudah diagenesa. Saat sedimen
terakumulasi, mineral-mineral yang kurang stabil mengkristal kembali atau
rekristalisasi, menjadi mineral lebih stabil. Proses ini umumnya terjadi pada
batugamping terumbu yang porous. Mineral aragonit (bahan struktur kerangka
koral hidup), lama kelamaan berekristalisasi menjadi bentuk polimorfnya, kalsit.
d. Autigenesis
Terbentuk mineral yang merupakan partikel baru pada suatu sedimen. Mineral
tersebut berupa silika, karbonat, gypsum, klorita dan lain sebagaimya.
e. Metasomatisme
Merupakan tahap bergantinya material sedimen tanpa disertai penurunan
volume material asalnya.

3. Pengertian Batuan Sedimen Klastik


Batuan sedimen klastik adalah jenis batuan sedimen (endapan) yang dihasilkan dari
proses sedimentasi batuan beku atau material pada batuan lain yang mengalami
pelapukan mekanik.
Proses terbentuknya batuan sedimen klastik diawali pelapukan batuan sedimen itu
sendiri maupun jenis-jenis batuan lain. Hasil pelapukan berupa fragmen yang terbawa
oleh aliran air kemudian diendapkan disungai, danau atau rawa. Pengendapan
berlangsung secara mekanis yang terbagi menjadi 2 jenis menurut ukuran butiran batu.
Batuan yang memiliki ukuran besar terjadi akibat proses pengendapan langsung setelah
erupsi gunung berapi. Pengendapan langsung ini terjadi di lingkungan sungai, danau
atau laut yang berada di sekitar gunung berapi. Sedangkan batuan berukuran kecil
terbentuk akibat proses pengendapan yang terjadi di zona laut dangkal maupun laut
dalam.
Dalam proses pengendapan, batuan sedimen akan megalami diagenesa. Disebut
diagenesa karena proses-proses yang akan terjadi pada material endapan berlangsung
pada suhu yang rendah, baik selama litifikasi maupun sesudahnya. Diagenesa ini
bertujuan untuk membuat material endapan menjadi batuan yang keras. Tahapan dari
diagenesa meliputi :
- Kompaksi sedimen
- Sementasi
- Rekristalisasi
- Autigenesis
- Metasomatisme
4. Struktur Batuan Sedimen Klastik
 Massif
artinya apabila tidak menunjukan adanya fragmen batuan lain di dalam batuan
sedimen.
 Perlapisan
Merupakan struktur utama batuan sedimen klastik yang menunjukkan adanya
bidang-bidang perlapisan sebagai hasil proses pengendapan.
 Laminasi (perlapisan < 1 mm)
Menunjukan perlapisan sejajar yang ukuran atau ketebalannya kurang dari 1 cm.
terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis.
 Crossbedding (perlapisan silang siur)
Memiliki struktur perlapisan yang saing potong memotong. Terbentuk karena
pengaruh perubahan energi ataupun arah arus pada saat sedimentasi berlangsung.
 Graded bedding (perlapisan bersusun)
Memiliki ciri-ciri ukuran butir penyusun batuan sedimen yang berubah secara
gradual, yaitu makin keatas ukuran butir semakin halus, karena pada proses
pembentukannya butiran yang lebih besar terendapkan terlebih dahulu sedangkan
yang lebih halus terendapkan di atasnya.

5. Tekstur Batuan Sedimen Klastik


 Ukuran butir
Pada batuan sedimen klastik parameternya menggunakan skala went worth.
Semakin halus ukuran butir sedimen mengindikasikan bahwa proses transportasi
batuan tersebut telah jauh dari sumbernya, sehingga semakin banyak mengikis
butiran sedimen tersebut.
 Sortasi
Merupakan gambaran tingkat keseragaman dari butiran pembentuk batuan sedimen.
Semakin seragam kemas semakin baik.
- Pemilahan Baik (well sorted)
- Pemilihan sedang (moderately sorted)
- Pemilahan buruk (poorly sorted)
 Roundness
- Bentuk butir sedimen mencakup tingkat pembulatan (sphericity) dan
pembundaran (roundness).
- Dikenal istilah rounded, subrounded, angular, subangular.
- Bentuk butir mengindikasikan proses abrasi yang terjadi pada butiran sedimen
selama proses transportasi, kaitannya dengan jarak transportasi.
- Semakin angular menunjukan bahwa abrasi terhadap butiran tersebut masih
sedikit (yang mengindikasikan jarak transportasi belum jauh dari sumbernya),
begitu pula sebaliknya jika semakin rounded.
 Kemas
- Kemas/fabric berkaitan dengan pengaturan butiran dalam batuan serta
hubungannya dengan matrik.
- Tinggi-rendahnya kelimpahan matriks secara langsung berpengaruh terhadap
tingkat kerapatan persinggungan antar butir.
- Perbandingan fragmen/matrik :
 Grain supported : butiran-butiran saling bersinggungan dengan kelimpahan
dominan berupa butiran.
 Matrix-supported : fragmen mengambang dalam matrik.
- Kemas terbuka : kerapatan antar butir kecil/renggang, butiran tidak saling
bersentuhan/mengambang dalam massa dasar.
- Kemas tertutup : kerapatan antar butiran besar/rapat.

6. Komposisi Batuan Sedimen Klastik


Secara umum, komposisi batuan sedimen klastik dapat berupa :
 Fragmen
Pecahan yang besar, contohnya pasir dan kerikil. Bisa berupa mineral atau batuan.
 Matrik
Lumpur atau sedimen halus lain yang mengelilingi butiran klastika/fragmen.
 Semen
Bahan/mineral yang memegang atau mengikat klastika dan matriks => produk
diagenesis. Dalam sediment klastik dikenal 3 macam semen yaitu :
a. Karbonat : Kalsit, dolomite
b. Silikat : Kalsedon, Kuarsa
c. Oksida Besi : Hematit, limonit,siderit

7. Tabel Klasifikasi Wenworth


E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam praktikum geologi dasar.
2. Mahasiswa mendengarkan arahan dan bimbingan asisten praktikum geologi dasar.
3. Mahasiswa memperhatikan materi yang disampaikan asisten praktikum.
4. Mahasiswa mencatat materi dan penjelasan dari asisten praktikum.
5. Mahasiswa mengidentifikasi beberapa jenis batuan sedimen klastik yang digunakan
dalam praktikum.
6. Mahasiswa mengamati batuan yang ada sehingga dapat mengetahui struktur, tekstur,
dan komposisi mineral didalam batuan.
7. Mahasiswa mengisi lembar instrumen.
8. Mahasiswa mengambil kesimpulan mengenai praktikum yang telah dilakukan.
9. Mahasiswa membuat laporan praktikum sesuai dengan ketentuan.
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum dengan tepat
waktu.
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN KLASTIK
TANGGAL : 21 Oktober 2020 NIM : 3201420056
HARI : Rabu ROMBEL : Pendidikan Geografi 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK


1. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
2. Struktur : Masif
3. Tekstur :
a. Ukuran Butir (Wenworth) : Berangkal (64-256 mm)

b. Sortasi : Pemilihan buruk


c. Roundness : membundar
d. Kemas : tertutup
4. Komposisi Mineral :
a. Fragmen : berangkal
b. Matrik : pasir sangat kasar
c. Semen : karbonat (CaCo3)
5. Nama Batuan : Batu Konglomerat
6. Genesa : Batu konglomerat merupakan batuan jenis sedimen klastik dengan struktur
masif. Memiliki ukuran butir berupa berangkal (64-256 mm) dengan sortasi pemilihan buruk,
roundness yang membundar dan dengan kemas yang tertutup. Batu ini memiliki fragmen berupa
berangkal, matrik berupa pasir sangat kasar dan semen yang berjenis karbonat (CaCo3).

Gambar : 1 Keterangan : 1. Fragmen


3
2. Matriks
3. Semen

2
PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN KLASTIK
TANGGAL : 21 Oktober 2020 NIM : 3201420056
HARI : Rabu ROMBEL : Pendidikan Geografi 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK


1. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
2. Struktur : Masif
3. Tekstur :
a. Ukuran Butir (Wenworth) : Berangkal (64-256 mm)

b. Sortasi : Pemilihan sangat buruk


c. Roundness : Menyudut
d. Kemas : Terbuka
4. Komposisi Mineral :
a. Fragmen : Berangkal
b. Matrik : Pasir halus
c. Semen : Semen karbonat (CaCo3)
5. Nama Batuan : Batu Breksi
6. Genesa : Batu breksi merupakan batuan sedimen klastik dengan struktur masif.
Memiliki ukuran butir berupa berangkal ( 64-256 mm) dengan sortasi pemilihan yang sangat
buruk, roundnessnya yang menyudut dan kemasnya terbuka. Batu ini memiliki fragmen berupa
berangkal, matrik yang berupa pasir halus dan semen yang berjenis karbonat (CaCo3).

Gambar : Keterangan : 1. Fragmen


1 3
2. Matriks
3. Semen

2
PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN KLASTIK
TANGGAL : 21 Oktober 2020 NIM : 3201420056
HARI : Rabu ROMBEL : Pendidikan Geografi 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK


1. Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik
2. Struktur : Perlapisan
3. Tekstur :
a. Ukuran Butir (Wenworth) : Pasir sedang ( 1/4-1/2 mm )

b. Sortasi : Pemilihan sedang


c. Roundness : Membundar
d. Kemas : Tertutup
4. Komposisi Mineral :
a. Fragmen : Pasir kasar
b. Matrik : Pasir halus
c. Semen : Semen silica (SiO2)
5. Nama Batuan : Batu Pasir
6. Genesa : Batu pasir merupakan batuan sedimen klastik dengan struktur perlapisan.
Memiliki ukuran butir berupa pasir sedang (1/4-1/2 mm) dengan sortasi pemilihan yang sedang,
roundnessnya yang membundar, kemasnya tertutup. Batu ini memiliki fragmen berupa pasir kasar,
matrik berupa pasir halus dan semen yang berjenis silika (SiO2).

Gambar : Keterangan : 1. Fragmen


1
2. Matriks
3. Semen

2 3
PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN KLASTIK
TANGGAL : 21 Oktober 2020 NIM : 3201420056
HARI : Rabu ROMBEL : Pendidikan Geografi 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK


1. Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik
2. Struktur : Silang siur
3. Tekstur :
a. Ukuran Butir (Wenworth) : Lanau (1/256-1/16 mm)

b. Sortasi : Pemilihan baik


c. Roundness : Membundar
d. Kemas : Tertutup
4. Komposisi Mineral :
a. Fragmen : Lanau
b. Matrik : Lempung
c. Semen : Semen silica (SiO2)
5. Nama Batuan : Batu Lanau
6. Genesa : Batu lanau merupakan batuan sedimen klastik dengan struktur silang siur.
Memiliki ukuran butir berupa lanau (1/256-1/16 mm) dengan sortasi pemilihan yang baik,
roundnessnya yang membundar, kemasnya tertutup. Batu ini memiliki fragmen berupa lanau,
matrik berupa lempung dan semen yang berjenis silika (SiO2).

Gambar : Keterangan : 1. Fragmen


2. Matriks
3. Semen

1 2 3
PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN KLASTIK
TANGGAL : 21 Oktober 2020 NIM : 3201420056
HARI : Rabu ROMBEL : Pendidikan Geografi 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK


1. Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik
2. Struktur : Laminasi
3. Tekstur :
a. Ukuran Butir (Wenworth) : Lempung (1/256 mm)

b. Sortasi : Pemilihan sangat baik


c. Roundness : Membundar
d. Kemas : Tertutup
4. Komposisi Mineral :
a. Fragmen : Lempung
b. Matrik : Lempung
c. Semen : Semen silika (SiO2)
5. Nama Batuan : Batu Lempung
6. Genesa : Batu lempung merupakan batuan sedimen klastik dengan struktur laminasi.
Memiliki ukuran butir berupa lempung (1/256 mm) dengan sortasi pemilihan yang sangat baik,
roundnessnya yang membundar sempurna, kemasnya tertutup. Batu ini memiliki fragmen berupa
lempung, matrik berupa lempung dan semen yang berjenis silika (SiO2).

Gambar :
Keterangan : 1. Fragmen
2. Matriks
3. Semen

1 3 2
PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN KLASTIK
TANGGAL : 21 Oktober 2020 NIM : 3201420056
HARI : Rabu ROMBEL : Pendidikan Geografi 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK


1. Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik
2. Struktur : Masif
3. Tekstur :
a. Ukuran Butir (Wenworth) : Pasir sedang (1/4-1/2 mm)

b. Sortasi : Pemilihan sedang


c. Roundness : Membundar
d. Kemas : Tertutup
4. Komposisi Mineral :
a. Fragmen : Fosil
b. Matrik : Pasir sedang
c. Semen : Semen karbonat (CaCo3)
5. Nama Batuan : Batu Gamping berfosil
6. Genesa : Batu gamping merupakan batuan sedimen klastik dengan struktur masif.
Memiliki ukuran butir berupa pasir sedang (1/4-1/2 mm) dengan sortasi pemilihan yang sedang,
roundnessnya yang membundar, kemasnya tertutup. Batu ini meiliki fragmen berupa fosil, matrik
berupa pasir sedang dan semen yang berjenis karbonat (CaCo3).

Gambar : Keterangan : 1. Fragmen


2. Matriks
3. Semen

PARAF 1 3 2
G. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat lithifikasi dari hancuran batuan induk,
maupun hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme. Proses
pembentukan batuan sedimen antara lain yaitu pelapukan, erosi, transportasi, pengendapan
dan diagenesa. Diagenesa sendiri memiliki tahapan-tahapan yaitu kompaksi sedimen,
sementasi, rekristalisasi, autigenesis, dan metasomatisme.
Batuan sedimen klastik adalah jenis batuan sedimen (endapan) yang dihasilkan dari
proses sedimentasi batuan beku atau mineral pada batuan pada batuan lain yang mengalami
pelapukan mekanik. Proses terbentuknya batuan sedimen klastik diawali dengan pelapukan
batuan sedimen, lalu hasil pelapukan terbawa oleh aliran air kemudian diendapkan di
sungai, danau, rawa dan laut. Dalam proses pengendapan batuan sedimen mengalami
diagenesa. Struktur batuan sedimen klastik antara lain yaitu masif, laminasi, crossbedding,
dan graded bedding. Sedangkan tekstur batuan sedimen klastik antara lain ukuran butir,
sortasi, roundness,dan kemas. Di dalam batuan sedimen klastik terdapat komposisi yang
teridiri dari fragmen, matrik, dan semen.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap batuan sedimen klastik. Batu konglomerat
memiliki struktur masif, ukuran butir berangkal, sortasi pemilihan baik, roundnessnya
membundar, kemas tertutup, fragmen berangkal, matrik pasir sangat kasar dan semen
berjenis karbonat (CaCo3). Batu breksi memiliki struktur masif, ukuran butir berangkal,
sortasi pemilihan sangat buruk, roundnessnya menyudut, kemas terbuka, fragmen
berangkal, matrik pasir halus, dan semen berjenis karbonat (CaC03). Batu pasir memiliki
struktur perlapisan, ukuran butir pasir sedang, sortasi pemilihan sedang, roundnessnya
membundar, kemas tertutup, fragmen pasir kasar, matrik pasir halus, dan semen nerjenis
silika (SiO2).
Kemudian batu lanau memiliki struktur silang siur, ukuran butir lanau, sortasi
pemilihan baik, roundnessnya membundar, kemas tertutup, fragmen lanau, matrik
lempung, dan semen berjenis silika (SiO2). Batu lempung memiliki struktur laminasi,
ukuran butir lempung, sortasi pemilihan sangat baik, roundnessnya membundar sempurna,
kemas tertutup, fragmen lempung, matrik lempung, dan semen berjenis silika (SiO2). Batu
gamping berfosil memiliki struktur masif, ukuran butir pasir sedang, sortasi pemilihan
sedang, roundnessnya membundar, kemas tertutup, fragmen fosil, matrik pasir sedang dan
semen berjenis karbonat (CaCo3).
DAFTAR PUSTAKA
Citra. 2016. “Batuan Sedimen Klastik : Pengertian, Proses dan Contohnya”.
https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-sedimen-klastik. (Diakses pada 26 Oktober
2020 pukul 23.30 WIB).
Fatma, Desy. 2016. “6 Proses Terjadinya Siklus Batuan – Beku, Sedimen, Metamorf”.
https://ilmugeografi.com/geologi/proses-terjadinya-siklus-batuan. (Diakses pada 26
Oktober 2020 pukul 23.00 WIB).
Mikrajudin, Saktiyono, dkk. 2007. IPA terpadu SMP dan MTS untuk kelas IX Semester 2.
Jakarta : Esis.
Setyaningsih, Wahyu. “Batuan Sedimen Klastik”.
file:///F:/New%20folder/Batuan%20sedimen%20klastik.pdf. (Diakses pada 26 Oktober
2020 pukul 23.20 WIB).
Soetoto. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta : Ombak.

Anda mungkin juga menyukai