LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR
Oleh :
NIM : 3211420052
LABORATORIUM GEOGRAFI
2020
A. JUDUL
B. TUJUAN
2. Mahasiswa dapat mengetahui tekstur dan struktur batuan sedimen non klastik
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan komposisi batuan sedimen non klastik
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian batuan sedimen non klastik
1. Alat
e. Batubara k. Handphone
2. Bahan
b. Lembar instrumen
c. Kertas HVS A4
d. Paket data
D. DASAR TEORI
Secara umum batuan sedimen merupakan salah satu jenis batuan terbentuk sebagai
hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Menurut Hutton (1875) Batuan sedimen
merupakan batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen sebagai materual lepas yang
terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es, dan juga longsoran gravitasi, gerakan
tanah atau juga tanah longsor. Menurut Pettijohn (1975) Batuan sedimen adalah batuan
yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada
sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi
lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Menurut O’Dunn &
Sill (1986) Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen,
sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan, oleh air, angin, es dan
longsoran gravitasi, gerakan tanah atau longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh
penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam, dan material lainnya.
Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang
melibatkan proses yaitu sebagai berikut :
a. Pemampatan (Compaction)
Pengurangan porositi dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air akan mengalir ke
kawasan yang berketelapan tinggi seperti pasir, dan akan memain perana penting dalam
pelarutan dan pemendapan kimia dalam pasir. Setelah tersusun semula, pemampatan yang
terterusan menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain. Tempat sentuhan mengalami
tekanan yang tinggi dan perubahan fizikal berlaku, seperti proses larutan tekanan (pressure
solution). Silika yang terlarut akan masuk dalam rongga antara butiran dan boleh
membentuk simen.
c. Penyimenan (cementation)
Penyimenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal daripada cairan
rongga (pore fluids) akan terbentuk/termendap di permukaan butiran atau berlakunya
Simen kuarza berasal daripada air liang yang tepu dengan silika, iaitu hasil daripada
pelarutan organisma bersilika, larutan tekanan kuarza, diagenesis kimia mineral liat dan
lain- lain. Simen kalsit boleh terbentuk semasa sedimen terendap, iaitu di kawasan
sekitaran karbonat.
Penghabluran semula ialah proses perubahan saiz dan/atau perubahan bentuk, tanpa
adanya perubahan kimia atau mineralogi. Biasanya saiz akan bertambah, tetapi pengecilan
saiz boleh berlaku. Penghabluran semula penting dalam batu kapur, yang mana saiz kalsit
menjadi bertambah besar, tekstur serta strukturnya mungkin musnah.
Jenis batuan sedimen non klastik dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
1) Sedimen kimia
Sedimen kimia merupakan batuan sedimen yang dihasilkan oleh proses penguapan,
terutama di daerah aride. Batuan ini umumnya hanya tersusun atas satu komposisi mineral
dengan kilap yang umumnya non-metalik. Batun sedimen non klastik kimia terdiri atas :
b. Kelompok sedimen batubesi, merupakan batuan sedimen yang mengandung kadar besi
(Fe) > 15%. Macam-macam mineral besi dalam batuan sedimen yaitu oksida, karbonat,
silikat, dan sulfida. Presipitasi mineral-mineral ini sangat dikontrol oleh kondisi kimia
permukaan dan lingkungan diagenesisnya (Eh dan pH)
d. Kelompok sedimen silika, merupakan batuan sedimen yang umumnya terbentuk di laut
dalam. Pembentukannya bisa karena proses kimia, biokimia, biogenik (kumpulan
organisme silikaan), maupun produk vulkanisme bawah laut (presipitasi anorganik dari
silika yang dihasilkan dari magma dalam air). Umumnya berukuran halus (kriptokristalin),
padat, sangat keras, dengan pecahan konkoidal. Macam sedimen silika antara lain flint,
jasper, porselanit.
2) Sedimen organik
a. Batubara, yaitu batuan karbonat yang terbentuk oleh akumulasi sisa-sisa tumbuhan
bersama hasil dekomposisinya yang terawetkan dalam lapisan sedimen dan menjadi kaya
akan unsur karbon dengan adanya proses diagenesis.
b. Batu gamping terumbu, adalah sebuah bentuk struktur organisme yang dibentuk oleh
koloni organisme, tahan terhadap gelombang, dan memiliki relief topografi di atas
pengendapan sedimen yang ada di sekelilingnya.
c. Chalk, merupakan jenis batu gamping lunak seperti tanah, berpori, dan berwarna putih
sampai abu-abu muda, dan merupakan kumpulan cangkang kerang yang berukuran halus ;
terdiri atas 90-99% kalsit.
d. Batu gamping yang tersusun oleh cangkang organism laut seperti Foraminifera meliputi
:
Radiolarian, adalah batuan sedimen yang berasal dari fosil binatang planktonik laut
berukuran rata-rata 20-200 mikron (µm). Rangka tubuhnya yang terbuat dari bahan
silika amorf menjadikan cangkang radiolarian yang telah mati terawetkan menjadi fosil
pada sedimen di dasar laut dalam di bawah CCD (Carbonate Compensation Depth)
dimana bahan karbonat larut.
Coquina, adalah batuan sedimen yang terbentuk ketika miliaran kerang kecil kerang-
seperti, yang disebut coquina, atau Cockleshell yang mati dan karenanya disimpan,
dikuburkan dan berubah menjadi batu ketika tekanan diterapkan.
b. Oolitik : struktur dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik, bersifat
konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.
c. Pisolitik : sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.
e. Cone in cone : strutur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan kerucut per
kerucut.
h. Septaria : sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Ciri khasnya adalah
adanya rekahan-rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan lempungan tersebut karena
proses dehidrasi yang melalui celah-celahnya terisi oleh mineral karbonat.
i. Geode : banyak dijumpai pada batugamping, berupa rongga- rongga yang terisi oleh
kristal- kristal yang tumbuh ke arah pusat rongga tersebut. Kristal dapat berupa kalsit
maupun kuarsa
b. Amorf, terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf.
Komposisi mineral pada batuan sedimen non klastik biasanya sederhana terdiri dari satu
atau dua mineral (monomineralik karbonat). Sebagai contoh :
E. LANGKAH KERJA
1. Mengamati dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
praktikum.
3. Mahasiswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh asisten praktikum geologi dasar
4. Mahasiswa mencatat materi dan penjelasan setelah memperhatikan pemaparan oleh asisten
praktikum geologi dasar
5. Mahasiswa bertanya kepada asisten praktikum geologi dasar apabila ada hal yang belum
dipahami
6. Mahasiswa mencari sumber referensi untuk menyusun laporan praktikum geologi dasar
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum geologi dasar
tepat waktu
F. PEMBAHASAN
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
Gambar :
Silika
PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
Gambar :
Siderit
PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
Gambar :
Karbonat
PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
Gambar :
Gypsum
PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
Gambar :
Karbonat
PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
Gambar :
Apatit
PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
Gambar :
Karbonat
PARAF
G. KESIMPULAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun
organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian
mengalami pembatuan.
Batuan sedimen non klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari hasil
reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah
kristalisasi langsung atau reaksi organik.
Batu rijang merupakan batuan sedimen non klastik kimia silika yang memiliki
struktur masif dan memiliki tekstur amorf karena terdiri dari mineral yang tidak
membentuk kristal- kristal. Komposisi mineral dari batuan ini adalah monomineralik
berupa silika.
Batu siderit merupakan batuan sedimen non klastik kimia yang memiliki struktur
masif
dan tekstur batu ini berupa amorf karena terdiri dari mineral yang tidak membentuk
ristal-kristal. Komposisi mineral pada batu ini adalah monomineralik berupa siderit.
Batu gamping gastropoda merupakan batuan sedimen non klastik organik yang
memiliki struktur fosiliferous. Tekstur batu ini berupa amorf karena tidak membentuk
kristal-kristal. Komposisi batu ini adalah monomineralik berupa karbonat.
Batu gypsum merupakan batuan sedimen non klastik kimia evaporit yang memiliki
struktur masif. Tekstur batu ini berupa kristalin karena terdapat mineral yang berbentuk
kristal-kristal. Komposisi batu ini adalah monomineralik berupa gypsum.
Batu apatit merupakan batuan sedimen non klastik kimia fosfat yang memiliki
struktur masif . Teksture batuan ini berupa kristalin karena terdapat mineral yang
membentuk kristal-kristal. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan apatit adalah
monomineralik berupa apatit.
Batu coquina merupakan batuan sedimen non klastik organik yang memiliki struktur
fosiliferous. Teksturnya berupa amorf karena terdiri dari mineral yang tidak membentuk
kristal-kristal.
DAFTAR PUSTAKA
Zakri, R. S., Prengki, I., & Saldy, T. G. 2020. Hubungan Kuat Tekan Uniaksial dan Kuat
Tarik Tidak Langsung Pada Batuan Sedimen Dengan Nilai Kuat Tekan Rendah. Bina
Tambang, Vol 5. Hal : 59-70.