Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI UMUM

“BATUAN SEDIMEN”

DOSEN PEMBIMBING :

HENDRA SAPUTRA, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Fitri Riskiani (1221320231)

Juniarti Listari (12211320226)

Muhammad Hegel (12211311175)

Nur Azizaturrohmah (12211320227)

Padma Sudira (12211320255)

KELAS 1C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Batuan Sedimen ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan Laporan Praktikum Batuan Sedimen ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan Laporan Praktikum Batuan Beku. Penulis tentu
menyadari bahwa Laporan Praktikum ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan praktikim ini, supaya
laporan praktikum ini nantinya dapat menjadi laporan praktikum yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada karya ilmiah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pekanbaru, 11 Desember 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari
segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada. Ilmu Geologi
merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang
membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik di dalam maupun diatas
permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya
sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang.
Kandungan sumber daya alam yang terdapat di bumi salah satunya adalah
batuan. Menurut Pusat Bahasa Kemdiknas (2008), “batuan merupakan mineral atau
paduan mineral yang membentuk bagian utama kerak bumi”. Batuan merupakan
kumpulan dari satu atau lebih mineral. Batuan penyusun kerak bumi berdasarkan
kejadian, tekstur, dan komposisi mineral, salah satunya adalah batuan sedimen.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun
organisme yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian
mengalami pembatuan (Pettijohn dalam Endarto, 2005).
Batuan sedimen berasal dari hasil erosional batuan lain yang tersimpan di
permukaan bumi karena pengaruh suhu dan tekanan. Batuan sedimen bermacam-
macam dan dapat diklasifikasikan, tetapi berbagai sumber material dan lingkungan,
membuat batuan sedimen sulit untuk diklasifikasikan dari batuan lainnya. Secara
umum batuan sedimen dibagi menjadi dua yaitu : batuan klastik dan batuan non
klastik (kimia-organik). Batuan sedimen dikelompokkan berdasarkan tekstur,
komposisi dan sifat batuan. Lebih 95 % dari total volume batuan sedimen terdiri atas
batu pasir, batu serpihan dan batu gamping (Hamblin dan Howard, 1980).
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu batuan sedimen?
2. Apa saja warna dari batuan sedimen?
3. Bagaimana tekstur batuan sedimen?
4. Bagaimana struktur batuan sedimen?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu batuan sedimen
2. Untuk mengetahui jenis-jenis warna yang ada pada batuan sedimen
3. Untuk mengetahui jenis-jenis tekstur yang ada pada batuan sedimen
4. Untuk mengetahui struktur yang ada pada batuan sedimen
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Batuan Sedimen

Batuan sedimen berasal dari hasil erosional batuan lain yang tersimpan di
permukaan bumi karena pengaruh suhu dan tekanan. Batuan  sedimen adalah batuan
yang terbentuk karena adanya penyatuan dan pembatuan dari serpihan batuan
(litifikasi). Kebanyakan batuan endapan hasil proses pelapukan dan erosi dari batuan
sebelumnya. Sebagian lagi merupakan tumpukkan dari abu vulkanis, bahan-bahan
organis, meteroit, dan mineral-mineral yang terbawa air. Proses pelapukan batuan
terjadi melalui pelapukan fisik maupun kimia. Proses pelapukan dan transportasi
dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi terjadi jika energi transpor sudah
tidak mampu lagi mengangkut partikel tersebut. Material batuan endapan terdiri dari
berbagai jenis ukuran partikel, ada yang halus, kasar, berat, dan ringan.
Batuan sedimen bermacam-macam dan dapat diklasifikasikan, tetapi
berbagai sumber material dan lingkungan, membuat batuan sedimen sulit untuk
diklasifikasikan dari batuan lainnya. Secara umum batuan sedimen dibagi menjadi
dua yaitu : batuan klastik dan batuan non klastik (kimia-organik). Batuan sedimen
dikelompokkan berdasarkan tekstur, komposisi dan sifat batuan. Lebih 95 % dari
total volume batuan sedimen terdiri atas batu pasir, batu serpihan dan batu gamping
(Hamblin dan Howard, 1980).
Budi  Santoso  (1985) menjelaskan pembentukan  batuan  sedimen  melalui
beberapa proses sebagai berikut:

1. pelapukan fisika dan kimia dari bahan induk,

2. transportasi hasil-hasil pelapukan oleh air, es, angin ataupun gravitasi,

3. deposisi bahan tersebut pada basin sedimen, dan

4. pemadatan dan sementasi menjadi batuan yang padat.


Sementara Soetoto (1981) menjelaskan jika lithifikasi dapat disebabkan oleh
proses-proses
1. Perekatan (comentation). Materi SiO2, Fe2O3 atau CaCO3 berfungsi sebagai
perekat/matriks.

2. pemadatan (compaction).

3. desikasi (desication), keluarnya air dari pori-pori dan

4. kristalisasi (crystalization).

a. Batu Sedimen Klastik

Batuan ini memiliki susunan kimia yang sama dengan susunan kimia
materi sedimen pembentuknya. Proses pembentukan batuan mengalami
penghancuran secara mekanik tanpa proses perubahan kimiawinya. Batu yang
besar mengalami kehancuran dan menjadi partikel lebih kecil. Pecahan batu ini
terangkut oleh air hujan, angin,longsor atau berguling-guling masuk ke dalam
sungai.

Arus sungai mampu menghancurkan batu besar (bom) menjadi pasir,


kerikil, lumpur serta mengendapkan di tempat lain. Contoh batuan klastik adalah
batu konglomerat. Pembentukan batuan karena angin, air, atau es ini disebut juga
sedimen mekanik.

Contoh jenis batuan sedimen klastik: batu gamping, batu pasir, batu
lempung, batu breksi, batu konglomerat, batu tilit, argillaceous (serpih lempung),
batu lanau, arenaceous (batu pasir serpih), arkosa (batu pasir
feldspar), dan carbonaceous (serpih gamping).

b. Batu Sedimen Non-Klastik

Batuan sedimen non-klastik terbentuk selain melalui proses penghancuran


mekanik, bisa secara kimiawi ataupun sedimen organik.
Batuan Sedimen Kimiawi

Berbeda dengan jenis batuan sedimen klastik, batuan ini terbentuk melalui
proses kimia. Tahapan proses kimia adalah pelarutan, penguapan, oksidasi,
dehidrasi, dan sebagainya. Sehingga struktur kimia batuan endapan ini berbeda
dengan materi sedimen asalnya.

Hasil pengendapan secara kimiawi, seperti; batu kapur. Hujan yang


mengandung karbon monoksida terjadi di gunung kapur kemudian air hujan
meresap ke dalam retakan halus batu gamping (CaCO3).

Batu kapur larut dengan air hujan menjadi larutan air kapur (Ca(HCO 3)2)
sampai ke atap gua kapur. Tetesan air kapur ini akan membentuk stalaktit bagian
atas atap gua dan stalagmit di bawah gua. Kedua bentuk batuan kapur ini disebut
batuan endapan kimiawi.

Batuan Sedimen Organik

Batuan sedimen organik berbeda dengan jenis batuan sedimen klastik.


Batuan sedimen organik terbentuk karena sebagian material organik seperti ranting,
daun, bangkai binatang atau hasil uraian dekomposer tertimbun di dasar laut.

2.2. Warna
Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk batuan
beku itu sendiri. Mineral-mineral tersebut biasanya dibedakan menjadi dua
kelompok, yakni: berwarna cerah (bersifat asam/felsic) dan berwarna gelap (bersifat
basa/mafic) Beberapa ciri warna pada mineral yang penting pada batuan beku :
 Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
 Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna diberi
nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran lembaran
 Feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang
belah Tegak lurus/ 90), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas
(belahan kristal kembar)
 Karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama
mineral karbonat ini adalah beraksi dengan HCI.
 Lempung : bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang
merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit
yang merupakan hasil pelapukan muskovit.

2.3. Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk,
dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk
tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan
batuan tersebut Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan sedimen:
1. Teksturklastik: Jenis tekstur batuan sedimen ini merupakan hasil
rombakan material-material yang telah ada sebelumnya. Yang perlu
diperhatikan pada batuan sedimen klastik adalah ukuran dan bentuk butir.
Untuk ukuran butir digunakan skala W. Wentworth sebagai berikut:

NAMA BATUAN UKURAN BUTIR (mm)


Boulder (bongkah) > 256
Cobble (brangkal) 64 - 256
Pebble (kerakal) 4 – 64
Granule (kerikil) 2–4
Sand (pasir) 1/16 – 2
Silt (lanau) 1/256 – 1/16
Clay (lempung) < 1/256
Agar lebih mudah melakukan pengukuran ukuran butir, maka digunakan alat
pembanding ukuran butir batuan (komparator).
Bentuk butir dibagi dua yaitu, membulat (ROUNDED) dan meruncing
(ANGULAR). Bentuk butir akan mempengaruhi penamaan apabila berukuran lebih
besar dari 2 mm.

2. Tekstur Non-klastik: Ciri khas dari tekstur non-klastik adalah adanya kristal-
kristal yang saling menjari, tidak ada ruang pori-pori antar butir, dan umum
nya adalah memiliki satu mineral saja (mono mineralik) dan merupakan hasil
aktivitas kimiawi, termasuk biokimia.
2.4. Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda.
Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan sedimen lebih bergantung pada
hubungan antar butir yang mengontrol dari teksturnya, antara lain dibedakan
menjadi 3 macam:
1. Berlapis: bila ketebalan batuan lebih besar dari 1 cm disebut lapisan dan bila
lebih kecil dari 1 cm disebut laminasi.
2. Berdegradasi : bila butiran dalam batuan semakin halus dari bagian atas
sampai bawah
3. Silang-Siur : bila satu seri perlapisan saling memotong dalam tubuh batuan
2.5 Jenis-jenis Batuan Sedimen

1. Batu Konglomerat

Batu konglomerat adalah salah satu batuan yang ada dibumi. Batuan konglomerat
termasuk dalam batuan sedimen. Batuan konglomerat juga menjadi salah satu batuan yang
umum ada di bumi. konglomerat terbentuk dari pertikel kecil yang membentuk sedimentasi.
Konglomerat bertekstur kasar, dan berbentuk besar. Rata- rata berukuran lebih dari 2mm.
Batu konglomerat terdiri dari materi sedimen yang halus dan kasar. Materi itu berupa pasir
halus dan kerikil yang mengendap.

Endapan tersebut lalu mengeras dan menjadi batuan konglomerat. Komposisi dari
batu konglomerat adalah materi sedimen yang terikat dalam batu konglomerat. Seperti pasri,
kerikil, dan tanah. Selain itu, karena berasal dari pelapukan yang ada pada batuan, batu
konglomerat juga memiliki mineral yang sama dengan pelapukan batuan yang terikat dalam
batu konglomerat. Batu tersebut adalah batu sedimen lainnya, batu metamorf, atau batuan
beku. Akan tetapi mineral yang ada di batu konglomerat sangat sedikit akibat materi
pelapukan yang juga membawa materi sedikit.

2. Batu Bara
Beberapa pakar telah mencoba memberikan definisi batubara yaitu:
1. Spackman (1958 ): Batubara adalah suatu benda padat karbonan berkomposisi
maseral tertentu.
2. The lnternational Hand Book of Coal Petrography (1963) : Batubara adalah
batuan sedimen yang mudah terbakar, terbentuk dari sisa-sisa tanaman dalam variasi
tingkat pengawetan, diikat oleh proses kompaksi dan terkubur dalam cekungan-
cekungan pada kedalaman yang bervariasi, dari dangkal sampai dalam.
Dari beberapa sumber diatas, dapat dirangkum suatu definisi yaitu: “Batubara
adalah berupa sedimen organik bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari
tumbuh-tumbuhan yang telah mengalami pembusukan secara biokimia, kimia dan
fisika dalam kondisi bebas oksigen yang berlangsung pada tekanan serta temperatur
tertentu pada kurun waktu yang sangat lama
3. Batu Serpih

Batu serpih atau shale, disebut juga batu lanau yang termasuk dalam kelompok
batuan sedimen. Batuan serpih tersusun atas mineral berat seperti oksida besi, kuarsa, dan
karbonat. Selain itu batuan ini juga tersusn atas mineral utama sepeerti illite, kaolinit dan
smektit. Batu serpih atau shale, disebut juga batu lanau yang termasuk dalam kelompok
batuan sedimen.

Batuan serpih tersusun atas mineral berat seperti oksida besi, kuarsa, dan karbonat.
Selain itu batuan ini juga tersusn atas mineral utama sepeerti illite, kaolinit dan smektit.
Batuan sedimen biasanya terbentuk melalui proses pengendapan atau sedimentasi.
Komposisi batu serpih yang relative halus, dengan struktur yang rumit membuat jenis
batuan ini sulit diamati struktur mineral penyusunya.Dari posko pengamatan sampel batuan
yang diperoleh memiliki karakteristi batuan yang kurang baik dalam menyerap air,
kerapatan yang tinggi, dan tinggkat kekerasan yang kuat dengan tekstur yang halus pada
pemukaanya. Adapun sampel batuan tersebut tampak seperti gambar berikut. Dari hasil
pengujian dengan air yang dilakukan batuan serpih yang diperoleh memiliki daya serap
yang buruk terhadap air. Saat pemberian. tekanan pada batu tersebut, untuk mengetahui
tingkat kekerasan dan kerapatan mineral penyusunya diperoleh hasil yang memuaskan
dimana tingkat kerapatan yang apsolut dengan kerapatan partikel yang rapat. Kekerasan
absolute yang dimiliki batu serpih dipengaruhi oleh tekstur halus yang dimiliki batuan
tersebut pada lapisan luarnya

4. Batu Pasir

Batu pasir (ditulis pula batupasir dalam bentuk tidak baku, bahasa


Inggris: sandstone) adalah Batuan Sedimen yang terutama terdiri
dari mineral berukuran pasir atau butir-butir batuan yang dapat berasal dari pecahan batuan-
batuan lainnya. Sebagian besar batu pasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena
mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu
pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat,
kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang
atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan
dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian barat Amerika
Serikat dikenal dengan batu pasir warna merahnya.

batu pasir tahan terhadap cuaca tetapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis
batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena kekerasan dan
kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat
menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai
kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang terutama tersusun dari batu pasir biasanya
mengizinkan perkolasi air dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar
sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang baik.
5. Batu Lumpur

Batu lumpur adalah konstituen batuan sedimen berbutir halus yang


kandungan utamanya adalah lempung dan lanau. Ukuran butirnya dapat mencapai
0,0625 mm (0,0025 inci) yang tiap butirnya terlalu kecil untuk dapat dibedakan
tanpa mikroskop. Dengan meningkatnya tekanan dari waktu ke waktu, lempeng-
lempeng mineralempung lama kelaman menjadi sejajar dan memiliki kenampakan
perlapisan sejajar atau fissility. Material berlapis halus yang secara sendirinya
terpisah dalam bentuk lapisan-lapisan kemudian disebut serpih. Kurangnya
perlapisan di batu lumpur mungkin disebabkan tekstur aslinya atau gangguan pada
perlapisan akibat galian organisme di sedimen sebelum terjadi litifikasi. Batu lumpur
biasanya mengandung sekitar 65% dari semua batuan sedimen. Batu lumpur terlihat
seperti batu lempung yang mengeras, tergantung pada kondisi tempat batuan tersebut
dibentuk. Batu lumpur dapat menunjukkan retakan atau belahan, seperti endapan
lempung yang terbakar matahari.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi lapangan
dan kemudian memilah batuan yang ada, mengklasifikasikan serta melakukan
pencataan secara sistematis mengenai warna, struktur mineral, serta tekstur batu
tersebut, dan melakukan dokumentasi.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian


Hari : Minggu dan Senin
Tanggal : 11 Desember 2022 dan 12 Desember 2022
Waktu : 10.30 sd selesai dan 15.00 sd selesai
Tempat : - Bhakti karya Asri 5 Cipta Karya Ujung
- Belakang gedung kembar UIN SUSKA RIAU
- Masjid UIN SUSKA RIAU
- Depan Prodi UIN SUSKA
- Lubuk nginio

3.3 Alat dan Bahan

1. modul praktikum : sebagai panduan dalam praktikum


2. plastik : sebagai tempat meletakkan batu
3. pena dan kertas : untuk mencatat nama batuan
4. handphone : untuk memotret batuan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
MUHAMMAD HEGEL
(12211311175)

LOKASI
NO KOMPOSISI MENERAL
NAMA BATUAN WARNA TEKSTUR STRUKTUR DITEMUKA
URUT MEMBENTUK BATUAN
N
Konglomerat Abu-abu dan Bertekstur kasar, dan Materi sedimen yang Depan Prodi
terdapat berbentuk besar. Memilki terikat dalam batu Tersusun atas senyawa UIN SUSKA
1. batuan beku tektur rounded atau konglomerat. hidrogen dan karbon padat.
yang berwarna membulat. Rata-rata Struktur batu bara Mineralnya fenokris berupa
putih, hitam berukuran lebih dari 2 berdegradasi mineral felsik kuarsa dan
dan oren. mm. batu konlomerat Tersusun atas plagioklas
terdiri dari materi sedimen senyawa hidrogen
yang halus dan kasar. dan karbon padat.
Materi sedimen yang Tekstur non klastik
halus dan kasar. Materi
itu
berupa pasir halus dan
kerikiril yang mengendap.
Batu Bara Hitam, karena Tekturnya non klastik Hitam Pekat amorf, Depan Prodi
berasal dari karena berasal dari unsur Struktur batu bara seperti kaca Batubara UIN SUSKA
2. magma basa batuan organik yaitu berlapis atau terdiri atas campuran
yang kurang badding senyawa-senyawa organik
dari 50 % yang tersusun dari karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen
dan sulfur. Senyawa-
senyawa organik ini
bercampur dengan air dan
mineral-mineral di dalam
tanah pada berbagai
komposisi. Unsur
penyusun batu bara di
antaranya, mineral karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen,
dan belerang.
3. Batu Serpih Hitam Batu serpih memiliki Depan Prodi
tekstur klastik berbutir Secara deskriptif, Batuan serpih tersusun atas UIN SUSKA
halus yang terdiri dan lebih spesifik mineral berat seperti oksida
dari lumpur yang lagi, serpih besi, kuarsa, dan karbonat.
merupakan campuran dari merupakan batuan Selain itu batuan ini juga
serpihan mineral - mineral dengan ukuran butir tersusn atas mineral utama
lempung dan fragmen - halus, berlapis halus sepeerti illite, kaolinit dan
fragmen kecil (partikel - (biasanya smektit.
partikel berukuran lanau) membentuk laminasi
dari mineral lainnya, dengan tebal 0,1 –
terutama kuarsa dan kalsit. 0,4 mm) dan/atau
mudah membelah
yang umumnya
tersusun oleh
partikel berukuran
lanau dan lempung.
Partikel berukuran
lanau mendominasi
komposisi yang
mana biasanya
tersusun atas kuarsa
detrital
4 Pasir Putih ke abu- Ukuran butir kasar-sangat batupasir ini mempunyai Bhakti Karya
abuan kasar. Pemilahan cukup Struktur batu pasir ukuran butir 0,05 sampai Asri 5
baik, butiran membundar- berdegradasi: butir 0,2 mm, sortasi jelek, Ciptakarya
menyudut tanggung, penyusun batuan kemas terbuka, dan bentuk UJung
kemas terbuka agak lapuk. yang semakin makin butir menyudut sampai
ke atas ukuran butir membulat tanggung.
yang semakin halus, Tersusun oleh fragmen
dimana pada proses batuan (4 %), mineral opak
pembentukkannya (12 %), kuarsa (9 %),
butiran yang lebih plagioklas (24 %),
besar terendapkan hornblende (9 %), piroksen
terlebih dahulu (11 %), matrik berupa tuf
sedangkan yang (15 %) dan mineral
lebih halus lempung (16 %).
terendapkan di Sebagian besar mineral
atasnya.. penyusun batu pasir
formasi mengkarang terdiri
dari mineral kuarsa,
feldspar dan fragmen
lainnya dengan jenis batu
pasir sub-arkose dan
feldspartic greywacke.
mineralTerdiri dari kuarsa
dan litik .
5. Batu lumpur Kuning Bertektur halus yaitu Tekturnya badding Batu lumpur adalah Gedung
kecoklatan 1/256-1/16 mm atau berlapis konstituen batuan sedimen Kembar FTK
berbutir halus yang
kandungan utamanya
adalah lempung dan lanau.
Ukuran butirnya dapat
mencapai 0,0625 mm
(0,0025 inci) yang tiap
butirnya terlalu kecil untuk
dapat dibedakan tanpa
mikroskop.
6. kelabu tua, Batu Rijang merupakan Rijang dapat Batuan rijang terbentuk Lubuk nginio
biru, hitam, batuan endapan sili- kat terbentuk ketika oleh kristal kuarsa
atau coklat tua kriptokristalin dengan mikrokristal silikon berukuran lanau
permukaan licin (glas- sy). dioksida (SiO2) (mikrokuarsa) dan kalsedon
tumbuh dalam
sedimen lunak yang
akan menjadi batu
kapur.

Batu Rijang
7. Struktur sedimen Lubuk nginio
Batulanau jauh lebih
pada batu lanau
umum daripada batu pasir sering berupa
dan batu serpih. Formasi layering, cross- Batulanau terbentuk dimana
bedding, ripple air, angin, atau endapan es
batuannya biasanya lebih
marks, dan kontak membawa material
tipis dan penyebarannya erosi. berukuran lanau dan
Merah kurang luas.
Batu Lanau kemudian terakumulasi,
terpadatkan dan
tersementasi menjadi
batuan.

8. Batu Lempung abu-abu, mengandung leburan padat karena mineral lempung, feldspar, Lubuk nginio
coklat, merah, silika dan/atau aluminium tersusun atas mineral kuarsa, mineral opak, dan
kuning yang halus. Unsur-unsur yang baanyak oksida besi.
ini, silikon, oksigen, dan mengandung silika
aluminum
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum yang dilakukan, dapat diperoleh
kesimpulan yaitu Batuan  sedimen adalah batuan yang terbentuk karena
adanya penyatuan dan pembatuan dari serpihan batuan (litifikasi).
Kebanyakan batuan endapan hasil proses pelapukan dan erosi dari batuan
sebelumnya. Sifat batuan sedimen yaitu klasti, non klastik dan
phulkanoplastik. Klastik arinya hasil pelapukan dari batuan lain seperti
batuan beku dan metamorf. Non klastik artinya tidak berasal dari unsur
batuan yang sudah ada sebelumnya. Dapat berupa proses kimiawi dan
organik. Ketiga yaitu phulkanoplastik yang berarti batuan in i berasal dari
letusan gunung api berupa abu vulkanik dari yang halus-besar.

5.2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
Laporan Pratikum Batuan Sediemen ini akan tetapi pada kenyataannya
masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Banyak kekurangan
terkait dengan pembahasan yang kurang mendalam dalam beberapa unit
analisis. Kekurangan laporan ini dapat menjadi gagasan untuk penelitian
selanjutnya. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai