Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PAPER

ASOSIASI MINERAL PADA BATUAN SEDIMEN


MATA KULIAH GEOLOGI DASAR

Disusun Oleh :
 Aulia Setya Maharani ( 2101166 )
 Anggi Muliani Retta ( 2101159 )
 Meksi ( 2101151 )
Kelas : teknik perminyakan E
Kelompok : II ( Dua )

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN 2021
ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terbentuk oleh endapan dan sementasi yang bisa
terjadi di permukaan bumi dan di bawah tanah atau di dalam air. Pada dasarnya, batuan sedimen
terbentuk akibat proses sedimentasi.
Proses Pembentukan Batuan Sedimen
Masih mengutip dari sumber yang sama seperti di atas, proses pembentukan batuan sedimen
melibatkan empat proses utama, yaitu pelapukan, transportasi, pengendapan, dan pemadatan.
Berikut proses pembentukan batuan sedimen:
1. Pelapukan
Merupakan pemecahan batu, tanah, mineral, serta bahan kayu dan buatan melalui kontak
dengan atmosfer bumi, perairan, dan organisme biologis. Pelapukan terjadi di tempat asal dengan
sedikit atau tanpa gerakan.
Pelapukan melibatkan pergerakan batuan dan mineral oleh agen, seperti air, es, salju, angin,
ombak, dan gravitasi untuk diangkut dan disimpan di lokasi lain. Terdapat tiga klasifikasi
penting dari proses pelapukan, yakni pelapukan fisika, kimia dan biologi.
a) Pelapukan Fisika, merupakan proses pelapukan yang melibatkan kontak langsung dengan
kondisi atmosfer, seperti panas, air, es, dan tekanan.
b) Pelapukan Kimia, merupakan pelapukan akibat efek langsung dari bahan kimia atmosfer
atau bahan kimia yang diproduksi secara biologis.
c) Pelapukan Biologi, merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup dan
disebebkan oleh proses organisme hewan, tumbuhan, dan manusia.
2. Transportasi
Proses pengangkutan material dari tempat asal ke tempat pengendapan. Proses ini
memerlukan agen transportasi berupa gravitasi, angin, gletser, dan air.
3. Pengendapan (deposition)
Pengendapan adalah proses geologi ketika sedimen yang dihasilkan dari proses pelapukan
atau tanah dan batuan ditambahkan ke suatu lahan dataran lebih rendah yang ditransportasikan
oleh angin, gletser, air, dan gravitasi.
4. Pemadatan (Compaction) dan Penyemenan (Cementation)
Pemadatan terjadi ketika sedimen terkubur dalam-dalam, menempatkan mereka di bawah
tekanan karena berat lapisan yang ada di atasnya.
Sementara itu, penyemenan adalah mineral baru yang menempel pada butiran sedimen
layaknya semen mengikat butiran pasir pada bahan bangunan.
Jenis-jenis dan Contoh Batuan Sedimen
jenis batuan sedimen dapat digolongkan menjadi tiga, yakni:
1. Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi, batuan sedimen
dibedakan menjadi:
1. Sedimen aquatis, merupakan sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
Contoh: Batu pasir, konglomerat, dan breksi.
2. Sedimen aeolis atau aeris, yakni sedimen yang diendapkan oleh angin.
Contoh: Tanah loss, sand dunes, tanah tuff, dan gurun pasir.
3. Sedimen glasial, sedimen yang diendapkan oleh gletser.
Contoh: Moraine dan drumlin
2. Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen, dikelompokkan menjadi:
 Sedimen klastis, merupakan akumulasi pertikel-partikel dari pecahan batuan dan sisa-sisa
kerangka organisme yang sudah mati.
 Sedimen organik, adalah batuan sedimen yang dibentuk atau diendapkan oleh organisme.
Contoh: Batubara, endapan diatomae, dan batu karang.
 Sedimen kimiawi, yakni batuan sedimen yang terangkut dalam bentuk larutan dan
diendapkan secara kimia di tempat lain.
Contoh: Limestone, chalk, travertine, mergel, dan dolomite.
3. Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
 Batuan sedimen klastik: tersusun oleh klastika-klastika karena prosespengendapan secara
mekanis. Mineral penyusun batuan ini mempunyai resistensitinggi.
Contohnya: kuarsa, biotit, hornblende, plagioklas, dan garnet.
 Batuan sedimen non klastik: terbentuk karena proses pengendapan secara kimiawidan
larutan maupun hasil aktivitas organinik.
Contoh mineral penyusun: gypsum,anhidrit, kalsit, halit.

Mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan sedimen adalah :


1. Kuarsa
2. Kalsit
3. Dolomit
4. Lempung: kaolinit, montmorilonit, hydromuscovite
5. Feldspar (ortoklas maupun plagioklas)
6. Siderit
7. Limonit
8. Gipsum
9. Kalsedon
10. Halitosis
Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi,
dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara, atau es, yang selanjutnya diendapkan dan
berakumulasi di dalam cekungan pengendapan, membentuk sedimen. Material-material sedimen
itu kemudian terkompaksi, mengeras, dan mengalami litifikasi. Batuan sedimen terjadi akibat
pengendapan materi hasil erosi yang terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus,
kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacammacam seperti
terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltation), terbawa dalam bentuk
suspensi, dan ada pula yang larut (solution).
Berdasarkan proses pembentukan batuan sedimen, dapat dibagi menjadi empat kelompok :
 batuan sedimen klastik,
 batuan sedimen biokimia (atau biogenik),
 batuan sedimen kimia
 dan kategori keempat untuk "kategori lainnya" adalah untukbatuan sedimen yang
dibentuk oleh dampak vulkanisme, dan proses-proses minorlainnya.

=
Gambar Pembagian kelompok batuan sedimen berdasarkan proses pembentukan batuan. (Boggs, 1987)
GambarPenamaan batuan sedimen berdasarkan komposisi dan tekstur batuan (Boggs, 1987)

Berbeda dengan batuan beku dan batuan metamorf, batuan sedimen biasanya mengandung
sangat sedikit mineral utama yang berbeda. Namun, asal- usul mineral dalam batuan sedimen
sering lebih kompleks daripada dalam batuan beku. Mineral dalam batuan sedimen dapat
dibentuk oleh presipitasi selama sedimentasi maupun ketika terjadi diagenesis.
Mineralogi dari batuan sedimen klastik ditentukan oleh material yang dipasok dari daerah
sumber, cara transportasi ke tempat pengendapan dan stabilitas mineral tertentu. Stabilitas
mineral pembentuk utama batuan (ketahanan terhadap pelapukan) dinyatakan oleh seri Goldich.
Dalam seri ini, kuarsa adalah yang paling stabil, diikuti oleh feldspar, mika, dan mineral kurang
stabil lainnya yang hanya hadir ketika telah terjadi sedikit pelapukan. Jumlah pelapukan terutama
bergantung pada jarak ke daerah sumber, iklim lokal dan waktu yang dibutuhkan untuk sedimen
yang akan diangkut sana. Di sebagian besar batuan sedimen, mika, mineral feldspar dan mineral
kurang stabil lainnya telah bereaksi dengan mineral lempung seperti kaolinit, illite atau smektit.
Gambar Goldich series menunjukkan derajat ketahan mineral terhadap pelapukan (Goldich, 1938)

Gambar Diagram Pettijohn, klasifikasi batuan sedimen klastik (Pettijohn, 1975)


Gambar Perbandingan batuan sedimen klastik secara petrografi (William et.al., 1982)

Sedangkan pada batuan sedimen karbonat dominan terdiri dari mineral karbonat seperti kalsit,
aragonit atau dolomit, baik semen maupun butir (termasuk fosil dan ooid) dari batuan karbonat
dapat terdiri dari mineral karbonat. Batuan karbonat itu sendiri merupakan batuan dengan
kandungan material karbonat lebih dari 50% yang tersusun atas partikel karbonat biogenik,
klastik atau hasil kristalisasi dari presipitasi langsung. Batuan sedimen karbonat tersusun oleh
beberapa komponen utama, yaitu:

Gambar Komponen utama penyusun batuan sedimen karbonat (after Leighton & Pendexter, 1962)
Gambar Klasifikasi batuan sedimen karbonat berdasarkan teksturnya (Folk, 1962)

Gambar Klasifikasi batuan sedimen karbonat berdasarkan tekstur komponen penyusun dan proses deposisinya
(Embry & Klovan, 1971)
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5748138/batuan-sedimen-proses-terbentuk-jenis-jenis-
contoh-dan-manfaatnya/2
https://www.academia.edu/31879213/asosiasi_mineral_dalam_batuan_docx
https://shin-shanshan.blogspot.com/2011/07/asosiasi-mineral-dalam-batuan.html
https://lab-geologioptik-tgl.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/32/2018/02/09-MODUL-
ACARA-IX-MINERALOGI-OPTIK.pdf

Anda mungkin juga menyukai