Batuan sedimen ialah batuan yang keterbentukannya berasal dari bahan dan melepas dan bahan terlarut yang hasilnya berasal dari proses mekanis dan kimia dan mengendap dari batuan sebelumnya. Batuan ini mengalami proses sedimentasi meliputi pelapukan, pengangkutan dan pengendapan. Batuan sedimen biasanya terbentuk akibat proses pengendapan yang terjadi akibat proses erosi sehingga melapukkan batuan sebelumnya dan terjadi pengangkutan pada proses pengangkutan dengan cara terdorong, atau terbawa dan bisa juga terlarut dengan bentuk suspensi (suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat) hingga akhirnya mengendap pada cekungan yang berada pada sungai, laut ataupun darat.
Sumber: anonim, 2014
Gambar 1 Batuan Sedimen 1. Proses Pelapukan Proses pelapukan ialah suatu proses yang mempengaruhi keterbentukan batuan sedimen, proses ini merupakan proses perusakan batuan sebelumnya. Pada proses ini terbagi menjadi dua segi, yaitu segi mekanik dan segi kimiawi. a. Segi Kimiawi Pada peristiwa ini pelapukan terjadi akibat proses dari kimiawi atau terjadi akibat dari cairan yang masuk pada batu tersebut sehingga terjadi pelapukan, contohnya : proses pelarutan, proses penghancuran oleh reaksi kimia dengan air. Proses pelepasan molekul air pada mineral, seperti penghlangan air dari limonit dan menghasilkan hematit, proses ini disebut dengan proses dehidrasi. b. Segi Mekanik Pada segi mekanik faktor yang mempengaruhi pelapukan nya ialah suhu yang disebabkan oleh sinar matahari. Contohnya ialah pelapukan batuan yang disebabkan oleh lumut.
Sumber: Rizki ,2015
Foto 1 Pelapukan Pada Batuan 2. Proses Pengangkutan Proses pengangkutan atau transportasi sedimen ialah suatu proses pergerakan pada material yang telah terlapukan yang terjadi akibatkan oleh media transportasi seperti angin, air, dan gravitasi lalu akan mempengaruhi struktur batuan sedimen. Pengaruh nya ialah komposisi mineral pada batuan sedimen itu sendiri tergantung pada jarak proses pengangkutan tersebut. Komposisi mineral akibat transportasi yaitu: a. Mineral stabil, kemungkinan proses transportasi material tersebut cukup jauh dan belum sempat mengendap. b. Mineral tidak stabil, terindikasi proses transportasi material masih dekat dengan batuan asalnya. c. Mineral stabil dan mineral tidak stabil yang bercampur, dapat disebut proses transportasi material belum jauh. Sumber: ansyari, 2012 Gambar 2 Transportasi Sedimen 3. Proses Pengendapan Proses pengendapan ialah proses perubahan material atau bahan sedimen menjadi endapan padat dan tidak bisa terlarut air. Batuan sedimen dapat terbentuk akibat adanya pengompakkan yang disebabkan oleh gravitasi, pemadatan secara bertahan karena adanya tekanan dan penghabluran material menjadi mineral baru. Proses pengendapan terjadi di lingkungan pengendapan, baik di darat atau di laut.
Sumber: Agnas ,2017
Gambar 3 Pelapukan Pada Batuan
B. Mineral Penyusun Batuan Sedimen
Mineral penyusun batuan sedimen memilik mineral yang sama dengan mineral pada batuan beku, hal ini terjadi karena tidak semua mineral berubah pada proses sedimentasi dan juga komposisi kimia nya tidak berubah. Terdapat juga beberapa mineral yang membentuk mineral baru pada proses sedimentasi akibat adanya pengaruh kimia tersebut. Mineral penyusun batuan sedimen yaitu: Mineral kuarsa, terdapat pada batu lanau, serpih, dan patu pasir kuarsa. Mineral feldspar, terdapat pada batu lanau dan serpih sebagai mineral autigen, terdapat pada batu pasir sebagai komponen detritus. Mineral mika, yang merupakan campuran mineral biotit dan muskovit sebagai mineral autigen atau klastika. Namun di alam pada batuan sedimen jarang ditemukan mineral biotit. Mineral berat, mineral ini umumnya terdapat pada batuan beku namun dapat bertahan pada proses sedimentasi, contohnya rutil, zirkon, garnet, topaz, magnetit. Mineral lempung, kelompok mineral dengan kristal sangat kecil, biasanya dapat dilihat dengan mikroskop, merupakan gabungan dari alumina sheet dan silica sheet. Oksida besi dan alumina, hasil pelapukan dari bauksit, limonit, gibsit, magnetit dan hematit. Mineral karbonat, mineral yang mempunyai kandungan karbonat dengan unsur Ca maupun Mg, seperti kalsit dan dolomit pada batuan sedimen. Mineral silika, pada umumnya berbentuk kuarsa, namun karena terjadi pengendapan dapat berubah menjadi opal, tridimit dan kristobalit. Mineral silikat, mineral sisa pelapukan seperti feldspar autigen. Mineral golongan sulfida, halida, dan fosfat yang keterdapatannya sangat sedikit pada batuan sedimen.
C. Klasifikasi Batuan Sedimen
Batuan sedimen tergolongkan dengan proses pembentukannya, genesa, tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan tempat keterbentukannya (lingkungan pengendapan). 1. Klasifikasi Berdasarkan Proses Pembentukan Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibagi menjadi 2 jenis batuan yaitu batuan sedimen klastik dan batuam sedimen non klastik. Batuan sedimen klastik, terbentuk akibat adanya proses pelapukan (mekanik dan kimia), proses pengangkutan, proses pengendapan. Batuan sedimen non klastik, terbentuk oleh proses penghabluran larutan jenuh dan endapan biokimia. 2. Klasifikasi Berdasarkan Genesa Berdasarkan genesanya, batuan sedimen dibagi menjadi 3 jenis batuan yaitu batuan sedimen mekanis, batuan sedimen kimiawi dan batuan sedimen organik. Batuan sedimen mekanis, keterbentukannya dipengaruhi oleh faktor mekanik seperti suhu dan sinar matahari. Batuan sedimen kimiawi, keterbentukannya dipengaruhi oleh proses reaksi kimia. Batuan sedimen organik, keterbentukannya dipengaruhi oleh makhluk hidup seperti lumut, fosil tumbuhan.
Tabel 1 Klasifikasi Batuan Sedimen Menurut Ukuran Butirnya
Sumber: anonim,2012
3. Klasifikasi Berdasarkan Tenaga Pengangkut Hasil Pelapukan
Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan, batuan sedimen digolongkan menjadi 3 jenis batuan yaitu batuan sedimen aquatis, batuan sedimen aeolis, dan batuan sedimen glassial. Batuan sedimen aquatis, batuan yang diendapkan oleh air. Contohnya adalah gosong pasir, delta. Batuan sedimen aeolis, batuan yang diendapkan oleh angin. Contohnya adalah tanah loss, sand dunes. Batuan sedimen glassial, batuan yang diendapkan oleh gletser. Contohnya adalah morena, drumline. 4. Klasifikasi Berdasarkan Lingkungan Pengendapan Berdasarkan lingkungan pengendapannya, batuan sedimen digolongkan menjadi 3 jenis batuan yaitu batuan sedimen darat, batuan sedimen laut dan batuan sedimen transisi. Batuan sedimen darat (teristis), batuan sedimen yang diendapkan di darat. Contohnya adalah endapan sungai, endapan danau, koluvium, endapan gurun dan talus. Batuan sedimen laut (marine), batuan sedimen yang diendapkan di laut. Contohnya adalah batu gamping, napal, dan dolomit.
Batuan sedimen transisi, batuan sedimen yang diendapkan diantara
lautan dan darat. Contohnya adalah endapan rawa dan endapan delta.
D. Tekstur dan Struktur Batuan Sedimen
Batuan sedimen juga memiliki struktur dan tekstur tertentu yang dapat membedakan nya dengan batuan lain. Tekstur batuan sedimen meliputi besar butir, pemilahan, kebulatan, kemas, porositas, kekompakan, semen dan masa dasar. Struktur batuan sedimen meliputi perlapisan, perlapisan bersusun, perlapisan silang siur dan gelembur gelombang. 1. Tekstur Batuan Sedimen Besar butir, menggunakan Skala Wentworth. Pemilahan, terdiri dari pemilahan baik dan pemilahan buruk. Kebulatan, terdiri dari membundar baik, membundar, membundar tanggung, menyudut tanggung, dan menyudut. Kemas, terdiri dari kemas terbuka dan kemas tertutup. Porositas, terdiri dari porositas baik, sedang dan buruk. Kekompakan, terdiri dari padat, lunak, mudah hancur. 2. Struktur Batuan Sedimen Perlapisan, menunjukkan perbedaan besar butir. Perlapisan bersusun, perlapisan butir kasar hingga halus. Perlapisan silang siur, lapisan yang berpotongan berlainan sudut. Gelembur gelombang, perlapisan yang bergelombang.
Sumber: Hugo , 2015
Gambar 4 Transportasi Sedimen KESIMPULAN
Keterbentuka batuan sedimen diakibatkan oleh proses sedimentasi yaitu
proses pelapukan, proses pengangkutan dan proses pengendapan. Pada proses pelapukan terbagi menjadi 2 segi yaitu segi kimiawi yang di pengaruhi oleh perubahan kimia pada saat pelapukan tersebut contohnya proses dehidrasi dan pelarutan. Sedangkan pada segi mekanik dipengaruhi oleh suhu yaitu matahari (radiasi). Selanjutnya ialah proses pengangkutan yang mempengaruhi komposisi mineral pada batuan tersebut tergantung dari jarak pengangkutan nya, sehingga terjadi proses pengendapan yang dapat terjadi di darat maupun di laut. Mineral penyusun batuan sedimen pada dasarnya memiliki kesamaan dengan mineral penyusun batuan beku karena hampir semua mineralnya tidak berubah dan hanya sebagian mineral saja yang membentuk mineral baru pada proses sedimentasi. Batuan sedimen juga diklasifikasikan dari proses keterbentukannya dan genesa batuan tersebut. Batuan sedimen memiliki struktur dan tekstur yang menjadi pembeda dengan batuan lainnya. Tekstur batuan sedimen ialah besar butir, pemilahan, kebulatan, kemas, porositas, kekompakan, semen dan masa dasar. Pada struktur batuan sedimen terdapat perlapisan, perlapisan bersusun, perlapisan silang siur dan gelembur gelombang. DAFTAR PUSTAKA
Diakses Tanggal 21 November 2017 Pukul 20.00 WIB 2. Anonim.2016.“Pengertian dan Keterbentukan Batuan Sedimen”. Ilmugeografi.com. Diakses Tanggal 21 November 2017 Pukul 20.26 WIB 3. Yanuar.2014.“Tekstur dan Struktur Pada Batuan Sedimen”. Yanuar- punya..blogspot.co.id. Diakses Tanggal 22 November 2017 Pukul 21.05 WIB