Anda di halaman 1dari 10

Proses Terbentuknya Batuan Sedimen dan Jenisnya

Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terjadi karena proses pengendapan
materi hasil erosi atau pelarutan. Dengan kata lain, batuan sedimen
merupakan batuan yang berasal dari batuan yang sudah pernah ada
sebelumnya. Entah itu batuan beku, batuan metamorf yang mengalami
pelapukan, terkikis maupun tersangkut, yang kemudian diendapkan di tempat
lain. Sedemikian sehingga mengalami proses bernama sementasi dan litifikasi
menjadi sebuah batuan sedimen yang keras.

Pada umumnya, batuan sedimen memiliki warna yang terang atau cerah,
putih, kuning maupun abu-abu terang. Namun sebenarnya ada juga batuan
sedimen yang berwarna gelap, abu-abu gelap, merah, cokelat, hingga hitam
sekalipun. Sedemikian sehingga dapat disimpulkan bahwa warna batuan
sedimen sebenarnya bervariasi, di mana sangat tergantung dari komposisi
bahan yang membentuknya.

Selain itu, sekitar 80% permukaan benua memang tertutup oleh batuan
sedimen. Yang mana, materi yang merupakan hasil erosi tanah atau pelarutan
terdiri dari berbagai jenis partikel, mulai dari yang halus, kasar, berat, dan
juga ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam, mulai terdorong
(traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk
suspensi, da nada pula yang larut (salution).

Proses terbentuknya batuan sedimen melibatkan 3 proses pengerasan atau


pembatuan, antara lain:

1. Pemampatan (Compaction)

Proses pertama ialah pemampatan (compaction). Proses pemampatan


menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus. Susunan
butiran akan tersusun semula dengan lebih padat. Apabila terdapat banyak
partikel yang lembut, seperti syal, maka sedimen akan lebih mudah
mengalami pemampatan. Akibatnya, lapisan akan menjadi lebih tipis, porositi
berkurang, terutama dalam sedimen lumpur.

Pengurangan porositi biasanya akan menyebabkan kehilangan air hingga


mencapai 60-80%. Air kemudian akan mengalir menuju kawasan yang
berketelapan tinggi, seperti pasir. Inilah yang kemudian akan memainkan
peranan penting dalam pelarutan dan pengendapan kimia dalam pasir.
Barulah setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan akan
menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lainnya. Sedemikian sehingga
tempat sentuhan tersebut mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan
fisikal pun berlaku, seperti proses larutan tekanan atau pressure solution.
Kemudian silika yang terlarut akan masuk ke dalam rongga antara butiran dan
mulai membentuk simen.
2. Penyimenan (Cementation)

Proses kedua ialah penyimenan (cementation). Penyimenan adalah proses di


mana mineral baru yang berasal dari cairan rongga akan terbentuk atau
terendap di permukaan butirannya. Adapun jenis simen yang biasanya
terbentuk dan utama ialah kuarza dan kalsit. Kemudian simen akan mengikat
butiran yang menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan ini biasanya
berlaku pada tingkat pertengahan diagenesis. Karena jika berlaku pada tingkat
awal, maka akan mengurangkan kesan pemampatannya. Yang mana, simen
yang keras akan dapat menahan tekanan. Adapun simen kuarza berasal dari
air liang yang tepu dengan silika, yaitu hasil dari larutan organisme bersilika,
larutan tekanan kuarza, diagenesis kimia mineral liat, dan lain sebagainya.
Sedangkan simen klasit dapat terbentuk semasa sedimen terendap, yaitu
berada di kawasan sekitar karbonat.

3. Penghabluran Semula (Recrystallization)

Proses ketiga ialah penghabluran semula (recrystallization). Penghabluran


ulang merupakan proses perubahan ukuran atau bentuk dari batuan sedimen
tanpa disertai dengan perubahan kimia atau mineralnya. Ukuran biasanya
akan mengalami penambahan (bertambah besar), meskipun ada juga yang
ukurannya justru mengecil. Penghabluran semula ini termasuk penting
apalagi dalam kasus batu kapur, di mana ukuran kalsit menjadi bertambah
besar, tekstur, dan strukturnya yang mungkin lenyap.

Namun pada umumnya batuan sedimen terbentuk melalui dua cara, antara
lain:

1. Pertama batuan sedimen terbentuk dalam lembangan pengendapan. Dengan


kata lain, proses pembentukannya tidak mengalami proses pengangkutan.
Sedimen jenis ini dikenal sebagai sedimen autochthonous. Adapun jenis
batuan sedimen yang termasuk dalam golongan ini, diantaranya evaporit, batu
kapur, dan laterit.

2. Kedua batuan sedimen terbentuk tidak dalam lembengan pengendapan


melainkan di luar lembengan pengendapan. Dengan kata lain, proses
pembentukannya mengalami proses pengangkutan. Yang mana, angkutan
tersebut membawa sedimen ke lembangan pengendapan yang baru. Adapun
jenis batuan sedimen yang termasuk dalam golongan ini, diantaranya
konglomerat dan volkanoklastik

.
Jenis-Jenis Batuan Sedimen

Selain berbagai penjelasan di atas, batuan sedimen juga dapat dikelompokkan


berdasarkan proses pembentukannya. Adapun pengelompokan jenis jenis
batuan sedimen tersebut, antara lain:

1. Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang berasal dari
pecahan-pecahan batuan yang pernah ada sebelumnya. Dengan kata lain,
batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari proses
pengendapan kembali pecahan-pecahan batuan asal atau sebelumnya. Batuan
asal tersebut dapat berupa batuan beku, batuan metamorf, dan sedimen itu
sendiri. Batuan sedimen pada golongan ini diendapkan secara mekanis, di
mana terbagi menjadi dua golongan besar dan pembagian berdasarkan ukuran
besar butirnya. Cara terbentuknya pun dapat berdasarkan proses pengendapan
yang terbentuk di darat maupun di laut.

2. Batuan Sedimen Kimiawi

Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
proses kimia. Dengan kata lain, batuan sedimen kimiawi merupakan batuan
sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan atau
pengendapan material di tempat itu juga. Proses pembentukan batuan
sedimen pada kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi (organik) maupun
kombinasi diantara keduanya (biokimia).

3. Batuan Sedimen Organik

Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapan bahan organik. Dengan kata lain, batuan sedimen organik
merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena adanya aktivitas binatang
atau tumbuh-tumbuhan. Beberapa contohnya ialah rumah binatang laut
(karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil) maupun terkuburnya kayu-
kayuan sebagai akibat dari penurunan daratan menjadi laut. Contoh batunya
ialah batu gamping, batu dan lain-lain.

4. Batuan Sedimen Vulkanik

Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
letusan gunung merapi. Dengan kata lain, batuan sedimen vulkanik
merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena adanya akitivitas gunung
berapi yang meletus, di mana debu-debu yang keluar dari aktivitas tersebut
akan terendap seperti sedimen lainnya. Contoh batunya ialah batu pasir dan
aglomerat. Terakhir ialah jenis-jenis batuan sedimen berdasarkan tempat-
tempat pengendapannya, antara lain:
1. Batuan Sedimen Teritis Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang
proses pengendapannya berlangsung di darat. Contohnya ialah batu pasir dan
tanah loss.
2. Batuan Sedimen Marine Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang
proses pengendapannya berlangsung di laut. Contohnya ialah batu karang dan
batu garam.
3. Batuan Sedimen Fluvial Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang
proses pengendapannya berlangsung di sungai. Contohnya ialah pasir dan
tanah liat.
4. Batuan Sedimen Glasial Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang
proses pengendapannya berlangsung di daerah es atau salju. Contohnya ialah
batu morena.

Batuan Sedimen Kimiawi : Proses dan Contohnya

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses litifikasi dari
hasil proses pelapukan batuan serta erosi yang kemudian akan terbawa dan
diendapkan. Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku yang telah
mengalami pelapukan di suatu tempat tertentu yang kemudian mengendap
dan menjadi keras. Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen
terbagi menjadi 3 macam, yaitu batuan sedimen klastik, batuan sedimen
organik dan batuan sedimen kimiawi. Dan pada kesempatan kali ini kita akan
membahas tentang batuan sedimen kimiawi.

Batuan sedimen kimiawi yaitu salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk
karena proses pengendapan yang berasal dari pelapukan batuan beku yang
disebabkan oleh unsur kimia tertentu. Beberapa contoh sifat kimia tertentu
yang dimiliki oleh beberapa komponen yang dimaksud adalah udara atau air,
dimana 2 komponen kimia tersebut akan membuat permukaan batuan menjadi
sebuah partikel-partikel yang halus.

Apabila terjadi kontak secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang
lama maka batuan sedimen yang terbentuk akan semakin banyak sehingga
sifat kimiawi dari batuan sedimen ini akan berbeda dengan sifat kimiawi dari
batu asalnya, hal ini terjadi karena terjadinya perubahan sifat kimia yang
diakibatkan oleh pelarutan bahan kimia. Kebanyakan batuan sedimen kimiawi
terbentuk karena pengikisan oleh air yang kaya akan garam dan juga
konsentrasi pengendapan. Pada umumnya batuan sedimen kimiawi tersusun
atas garam garam yang terlarut dalam air laut seperti unsur kimia berikut:
NaCl, KCl, MgSO4, CaCO3, CaCO4 dan lainnya.
Macam Proses Pembentukan

Seperti yang sudah disinggung pada pembahasan diatas bahwa batuan


sedimen kimiawi terbentuk karena proses pengendapan yang berasal dari
pelapukan batuan yang disebabkan oleh unsur kimia tertentu yaitu air dan
udara. Proses sedimentasi secara kimiawi ini terjadi pada saat pori-pori yang
berisi fluida menembus pada pori-pori batuan. Hal ini berhubungan dengan
reaksi mineral pada batuan terhadap cairan yang masuk sehingga terbentuklah
batuan sedimen kimiawi. Adapun proses kimiawi dari diagnesis batuan
sedimen antara lain:

Dissolution Dissolution atau pelarutan adalah proses pelarutan mineral


pada batuan sedimen yang kemudian membentuk porositas sekunder.
Cementation Cementation atau sementasi merupakan proses pengendapan
mineral yang merupakan semen dari batuan sedimen, semen tersebut nantinya
akan diendapkan pada saat proses primer ataupun proses sekunder.
Authigenesis Authigenesis adalah proses munculnya mineral baru yang
tumbuh pada pori-pori batuan.
Recrystallization Recrystallization adalah proses perubahan struktur
kristal, akan tetapi komposisi mineralnya tetap sama. Adapun mineral yang
biasanya terkristalisasi adalah kalsit.
Replacement Replacement adalah proses melarutnya suatu mineral yang
kemudian memiliki mineral lain yang terbentuk dan menggantikan mineral
yang terlaut tadi.
Kompaksi Kompaksi adalah proses mengkompakkan butiran-butiran
batuan sedimen ke pori-pori batuan.
Bioturbation Bioturbation atau bioturbasi adalah proses sedimentasi batuan
sedimen menjadi batuan sedimen kimiawi yang disebabkan oleh makhluk
hidup.

Proses sedimentasi batuan menjadi batuan sedimen kimiawi ada yang


disebut dengan diagenesis. Diagenesis adalah proses perubahan batuan sedimen
menjadi batuan sedimen yang berbeda setelah melalui proses litifikasi pada suhu
dan tekanan yang kurang dari yang dibutuhkan pada saat pembentukan batuan
metamorf. Adapun tahapan diagenesis adalah:

1. Eoldiagensis Eoldiagenesis adalah tahap awal pengendapan sedimen,


dimana akan terjadi pembebanan yang akan menyebabkan terjadinya
kompaksi pada setiap lapisan sedimen. Pada tahap ini proses kompaksi sangat
mendomasi.

2. Mesodiagenesis = Earlydiagenesis merupakan proses pengankatan air dan


mineral batuan.
3. Laterydiagenesis Laterydiagenesis merupakan proses tahapan dari
proses mesodiagenesis yang telah melewati hatap eoldiagenesis. Pada tahap
ini kompaksi yang kuat akan berkolaborai dengan proses burial yang akan
menyebabkan suhu dan tekanan menjadi naik sehingga memicu terjadinya
dissolution, dissolution ini sangat mendominasi pada proses ini. Sampai pada
proses ini dapat dikategorikan sebagai proses earlydiagenesis. Jika telah
terjadi proses pelarutan dan masih terjadi proses burial maka akan terjadi
sementasi di sekitar butiran sedimen yang kemudian hal ini disebut sebagai
proses laterydiagenesis. Apabila kompaksi terjadi secara terus menerus dan
suhunya mencapai 150 derajat Celcius maka proses diagenesis akan berhenti
dan akan digantikan oleh proses metamorfise.

4. Telodiagenesis Merupakan tahap akhir setelah terjadi tahapan


mesodiagenesis yaitu tahap pengangkatan. Pada tahap pengankatan ini
keberadaan berbagai jenis air akan mempengaruhi susunan komposisi kimia
suatu batuan sehingga kemungkinan terbesarnya akan terjadi proses
authigenesis atau proses pengisian mineral baru.

Contoh Batuan Sedimen Kimiawi

Adapun contoh dari batuan sedimen kimiawi antara lain adalah:

1. Oolit Oolit adalah jenis batuan yang terdiri atas kumpulan butiran-butiran
kecil yang berdiameter antara 0,5-10 mm yang terjadi karena pengendapan,
pengendapan seluruh inti batuan. Oolit ini merupakan batuan sedimen
kimiawi yang terjadi ketika air bergerak sangat cepat. Beberapa jenis batuan
yang masuk dalam jenis oolit ini antara lain adalah oolit gamping, oolit besi
dan oolit yang bersifat pesilit.

2. Limestone Limestone atau batu gamping adalah jenis batuan kimiawi yang
sering kita temukan dalam kehidupan sehari hari yang dapat digunakan
sebagai bahan mentah dalam pembuatan semen. Limestone ini merupakan
batu kapur yang terdiri atas kalsit ( CaCO3 ) yang bentuknya kristal, yang
menunjukkan bahwa batuan ini berasal dari endapan kimia. Adapun macam-
macam dari limestone antara lain : Chalk atau batuan kapur merupakan
batuan yang terdiri atas fragmen-fragmen binatang berkerangka kapur dan
juga dari tumbuh-tumbuhan, Mergel merupakan batuan kapur yang terdiri
dari campuran CaCO3 dengan pasir dan tanah liat ,
3. Dolomit adalah batuan kapur yang terbentuk dari batu kapur yang lebih keras
sehingga rumus kimianya adalah CaMg(CO3)2 dan Travertin adalah batuan
endapan yang berasal dari endapan batuan kapur di daratan yang terjadi
karena mata air yang mengandung banyak gamping.
4. Garam Dapur Garam dapur atau NaCI adalah hasil dari pembekuan air
laut yang sering kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
membentuk endapan garam ini maka harus dilakukan di daerah yang
memiliki iklim kering dan memiliki cengkungan yang terpisah dari laut bebas
untuk menapatkan mineral garam yang akan dibentuk
5. Batuan Anhidrit Batuan anhidrit adalah batuan yang sering digunakan
dalam pembuatan semen ataupun sumber dari sulfat untuk asam belerang.
Ahidrit ini terbentuk dari hasil penguraian mineral pembentukan batu karang
Gypsum. Hilangnya air dari batuan ini akan menyebabkan pembentukan gua
yang besar dalam tanah.

Batuan Sedimen Organik : Pengertian, Jenis Dan Contohnya


Sebagai materi paling dominan yang menyusun lapisan kulit bumi, batuan terdiri
dari beberapa jenis. Setiap jenis batuan itu terbentuk dari proses runtut yang
disebut siklus batuan. Pada dasarnya ada tiga bentuk batuan utama yang terbentuk
selama siklus batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
(Silahkan baca jenis-jenis batuan penyusun lapisan bumi beku, sedimen,
metamorf)

Batuan sedimen atau disebut juga batuan endapan adalah jenis batuan yang
terbentuk dari proses pelapukan sisa-sisa batuan lain atau mineral lainnya yang
mengalami pengendapan. Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen
diklasifikasikan menjadi beberapa macam, salah satunya adalah batuan sedimen
organik.

Pengertian Batuan Sedimen Organik


Batuan sedimen organik atau yang disebut juga batuan sedimen biogenic adalah
batuan yang terbentuk dari pengendapan sisa-sisa bagian tubuh mahluk hidup
serta mineral-mineral yang dihasilkannya.

Material Penyusun Batuan Sedimen Organik

Batuan sedimen organik terbentuk dari hasil aktivitas organisme (mahluk hidup),
karena itu sisa-sisa tubuh mahluk hidup merupakan bagian yang paling dominan
dalam menyusun struktur batuan sedimen organik. Berbagai macam jenis
organisme yang umum dijumpai menyusun batuan sedimen organik antara lain :
koral, molusca, foraminifera, diatom, radiolaria dan beberapa jenis tumbuhan.

Koral, lebih umum disebut terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang
yang bersimbiosis dengan beberapa jenis tumbuhan dari kelas algae. Hasil
endapan koral akan membentuk karang.
Mollusca, adalah kelompok hewan triploblastik slomata yang tidak memiliki
tulang belakang dan tubuhnya lunak. Biasanya memiliki cangkang yang
melindungi tubuhnya. Misalnya kerang-kerangan, siput, udang dan lain-lain.
Foraminifera, adalah sejenis organisme yang berasal dari kingdom porifera
yang umum disebut rizhopoda (kaki semu). Foraminifera sangat mirip dengan
amoeba. Bedanya, foraminifera memiliki cangkang yang melindungi
tubuhnya.
Diatom, adalah kelompok besar ganggang bersel tunggal yang terbungkus
dalam dinding sel silika.
Radiolaria, adalah sejenis zooplankton (miroorganisme heterotrof yang tidak
bisa membuat makanan sendiri) yang ukurannya hanya sekitar 0,05 sampai
0,1 milimeter.
Beberapa jenis tumbuhan, melalui proses pelapukan yang snagat lama
menjadi material pemebentuk batu bara.

Organisme-organisme tadi menghasilkan mineral dominan yang menjadi ciri khas


batuan sedimen organik. Yaitu silika dan karbonat. Batuan sedimen organik
ditandai dengan warnanya yang gelap sampai ke hitam.

Klasifikasi Batuan Sedimen Organik

Berdasarkan mineral dominan yang dihasilkan, ada dua jenis batuan sedimen
organik. Yaitu Batuan sedimen silika dan batuan sedimen karbonat :

1.Batuan sedimen organik Karbonat


Batuan sedimen organik karbonat adalah batuan organik yang paling dominan.
Organisme yang menghasilkan batuan ini antara lain koral, mollusca dan
foraminifera. Mineral utama penyusun batuan batuan sedimen karbonata adalah
senyawa karbonat (CaCO3) berbentuk kalsit. Misalnya batu gamping.

2.Batuan sedimen organik silika


Organisme yang menyusun batuan organik silika adalh diatom dan radiolaria.
Diatom menghasilkan jenis batuan silika diatomit, sedangkan radiolaria akan
membentuk batuan silika radiolarit.

Contoh Batuan Sedimen Organik

Ada banyak sekali contoh batuan yang merupakan bagian dari batuan sedimen
organik. Diantaranya yang paling sering dibahas adalah batu karang, batu bara dan
batu posfat.

Batu karang
Batu karang terbentuk dari terumbu karang yang sudah mati. Terumbu karang
sebenarnya bukan organisme tunggal, tapi terdiri dari kumpulan organisme kecil
yang disebut polip (porifera). Dalam bentuk sederhananya, karang hanya terdiri
dari satu polip berbentuk tabung, dengan mulut di bagian atas dan dikelilingi
tentakel. Namun seperti pada kebanyakan spesies hewan tingkat rendah, polip
akan berkembang menjadi banyak individu membentuk koloni. Polifera memiliki
bentuk unik dan menghasilkan karbonat (CaCO3). Karena itu batu karang
mengandung banyak senyawa karbonat.

Pada terumbu karang, terdapat berlapis-lapis batu karang ataupun koloni koral.
Koloni yang sudah mati akan mengendap dilapisan dasar dan melalui proses
sedimentasi akan menjadi batu karang. Sementara koloni yan masih hidup akan
menempel pada batu karang. Begitu seterusnya. Pada beberapa kondisi, koloni
porifera pada terumbu karang ada yang tidak bertahan hidup sehingga terumbu
karang itu membatu seluruhnya. Terumbu karang baik yang masih memiliki
koloni hidup ataupun yang sudah mati seluruhnya menjadi habitat bagi beberapa
spesies ikan.

Selain sebagai habitat bagi beberapa jenis mahluk hidup, terumbu karang juga
memiliki manfaat sebagai berikut :

Pelindung ekosistem pantai, batu karang yang terbawa ke permukaan


berkumpul dan membentuk perlindungan alami di bibir pantai. Batu-batu
karang ini menahan energi dari gelombang yang menghantam pantai,
sehingga mencegah terjadinya abrasi pantai.
Sebagai obat-obatan. Selain senyawa karbonat yang dominan, batu karang
juga mengandung banyak unsur kimia lain yang dipercaya bisa mengobati
penyakit tertentu. Penelitian tentang hal ini masih terus dilakukan.
Sebagai objek wisata, terumbu karang memiliki bentuk yang sangat indah
yang berpotensi menjadi tempat wisata. Hal ini disebabkan karena koloni
porifera yang menyusunnya tidak hanya dari satu spesies. Selain itu terumbu
karang juga menjadi habitat bagi sebagian besar biota laut.

Batu Bara

Batu bara merupakan batuan sedimen organik yang mudah terbakar dan terbentuk
dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mati. Proses pengendapan organisme ini
menjadi batu bara memakan waktu yang sangat lama.

Pembentukan batu bara hanya terjadi pada kurun-kurun tertentu dalam sejarah
geologi. Pada umumnya batu bara yang kita tambang sekarang berasal dari proses
sedimentasi yang berlangsung saat zaman karbon (340 juta tahun yang lalu) dan
zaman permian (270 juta tahun yang lalu).

Batu bara terbentuk dari pengendapan sisa-sisa tumbuhan. Pada dasarnya semua
jenis tumbuhan berpotensi mengalami sedimentasi menjadi batu bara. Diantaranya
yang paling banyak ditemui adalah tumbuhan alga, silofata, pteridofita,
gimnospermae dan angimnospermae.

Proses pembentukan batu bara disebut coalification atau pembatubaraan. Secara


ringkas berlangsung dalam dua tahap, yaitu diagenetik dan malihan.

Proses diagenetik atau biokimia, dimulai saat tumbuhan mulai mengalami


dekomposisi sampai terbentuk lignit. Tahap ini dipengaruhi oleh kadar air,
suhu dan tekanan yang menyebabkan terjadinya pembusukan dan membentuk
gambut.
Proses Malihan atau Geokimia, tahap ini meliputi proses perubahan lignit
menjadi bituminus dan antrasit.
Sampai saat ini batu bara masih menjadi salah satu bahan bakar fosil yang banyak
digunakan dalam industri.

Batu fosfat
Batu fosfat adalah jenis batuan yang mengandung mineral dan ion fosfat dalam
struktur kimianya. Batu fosfat sebenarnya memiliki banyak formasi geologi. Baik
batuan beku, batuan malihan, maupun batuan sedimen.

Batuan fosfat organik adalah batu fosfat yang terbentuk dari akumulasi kotoran
kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping karena pengaruh air
hujan dan air tanah. Karena itu batuan fosfat organik disebut juga batu Guano.

Anda mungkin juga menyukai