Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terjadi karena proses pengendapan
materi hasil erosi atau pelarutan. Dengan kata lain, batuan sedimen
merupakan batuan yang berasal dari batuan yang sudah pernah ada
sebelumnya. Entah itu batuan beku, batuan metamorf yang mengalami
pelapukan, terkikis maupun tersangkut, yang kemudian diendapkan di tempat
lain. Sedemikian sehingga mengalami proses bernama sementasi dan litifikasi
menjadi sebuah batuan sedimen yang keras.
Pada umumnya, batuan sedimen memiliki warna yang terang atau cerah,
putih, kuning maupun abu-abu terang. Namun sebenarnya ada juga batuan
sedimen yang berwarna gelap, abu-abu gelap, merah, cokelat, hingga hitam
sekalipun. Sedemikian sehingga dapat disimpulkan bahwa warna batuan
sedimen sebenarnya bervariasi, di mana sangat tergantung dari komposisi
bahan yang membentuknya.
Selain itu, sekitar 80% permukaan benua memang tertutup oleh batuan
sedimen. Yang mana, materi yang merupakan hasil erosi tanah atau pelarutan
terdiri dari berbagai jenis partikel, mulai dari yang halus, kasar, berat, dan
juga ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam, mulai terdorong
(traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk
suspensi, da nada pula yang larut (salution).
1. Pemampatan (Compaction)
Namun pada umumnya batuan sedimen terbentuk melalui dua cara, antara
lain:
.
Jenis-Jenis Batuan Sedimen
Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang berasal dari
pecahan-pecahan batuan yang pernah ada sebelumnya. Dengan kata lain,
batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari proses
pengendapan kembali pecahan-pecahan batuan asal atau sebelumnya. Batuan
asal tersebut dapat berupa batuan beku, batuan metamorf, dan sedimen itu
sendiri. Batuan sedimen pada golongan ini diendapkan secara mekanis, di
mana terbagi menjadi dua golongan besar dan pembagian berdasarkan ukuran
besar butirnya. Cara terbentuknya pun dapat berdasarkan proses pengendapan
yang terbentuk di darat maupun di laut.
Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
proses kimia. Dengan kata lain, batuan sedimen kimiawi merupakan batuan
sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan atau
pengendapan material di tempat itu juga. Proses pembentukan batuan
sedimen pada kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi (organik) maupun
kombinasi diantara keduanya (biokimia).
Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapan bahan organik. Dengan kata lain, batuan sedimen organik
merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena adanya aktivitas binatang
atau tumbuh-tumbuhan. Beberapa contohnya ialah rumah binatang laut
(karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil) maupun terkuburnya kayu-
kayuan sebagai akibat dari penurunan daratan menjadi laut. Contoh batunya
ialah batu gamping, batu dan lain-lain.
Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
letusan gunung merapi. Dengan kata lain, batuan sedimen vulkanik
merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena adanya akitivitas gunung
berapi yang meletus, di mana debu-debu yang keluar dari aktivitas tersebut
akan terendap seperti sedimen lainnya. Contoh batunya ialah batu pasir dan
aglomerat. Terakhir ialah jenis-jenis batuan sedimen berdasarkan tempat-
tempat pengendapannya, antara lain:
1. Batuan Sedimen Teritis Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang
proses pengendapannya berlangsung di darat. Contohnya ialah batu pasir dan
tanah loss.
2. Batuan Sedimen Marine Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang
proses pengendapannya berlangsung di laut. Contohnya ialah batu karang dan
batu garam.
3. Batuan Sedimen Fluvial Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang
proses pengendapannya berlangsung di sungai. Contohnya ialah pasir dan
tanah liat.
4. Batuan Sedimen Glasial Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang
proses pengendapannya berlangsung di daerah es atau salju. Contohnya ialah
batu morena.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses litifikasi dari
hasil proses pelapukan batuan serta erosi yang kemudian akan terbawa dan
diendapkan. Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku yang telah
mengalami pelapukan di suatu tempat tertentu yang kemudian mengendap
dan menjadi keras. Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen
terbagi menjadi 3 macam, yaitu batuan sedimen klastik, batuan sedimen
organik dan batuan sedimen kimiawi. Dan pada kesempatan kali ini kita akan
membahas tentang batuan sedimen kimiawi.
Batuan sedimen kimiawi yaitu salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk
karena proses pengendapan yang berasal dari pelapukan batuan beku yang
disebabkan oleh unsur kimia tertentu. Beberapa contoh sifat kimia tertentu
yang dimiliki oleh beberapa komponen yang dimaksud adalah udara atau air,
dimana 2 komponen kimia tersebut akan membuat permukaan batuan menjadi
sebuah partikel-partikel yang halus.
Apabila terjadi kontak secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang
lama maka batuan sedimen yang terbentuk akan semakin banyak sehingga
sifat kimiawi dari batuan sedimen ini akan berbeda dengan sifat kimiawi dari
batu asalnya, hal ini terjadi karena terjadinya perubahan sifat kimia yang
diakibatkan oleh pelarutan bahan kimia. Kebanyakan batuan sedimen kimiawi
terbentuk karena pengikisan oleh air yang kaya akan garam dan juga
konsentrasi pengendapan. Pada umumnya batuan sedimen kimiawi tersusun
atas garam garam yang terlarut dalam air laut seperti unsur kimia berikut:
NaCl, KCl, MgSO4, CaCO3, CaCO4 dan lainnya.
Macam Proses Pembentukan
1. Oolit Oolit adalah jenis batuan yang terdiri atas kumpulan butiran-butiran
kecil yang berdiameter antara 0,5-10 mm yang terjadi karena pengendapan,
pengendapan seluruh inti batuan. Oolit ini merupakan batuan sedimen
kimiawi yang terjadi ketika air bergerak sangat cepat. Beberapa jenis batuan
yang masuk dalam jenis oolit ini antara lain adalah oolit gamping, oolit besi
dan oolit yang bersifat pesilit.
2. Limestone Limestone atau batu gamping adalah jenis batuan kimiawi yang
sering kita temukan dalam kehidupan sehari hari yang dapat digunakan
sebagai bahan mentah dalam pembuatan semen. Limestone ini merupakan
batu kapur yang terdiri atas kalsit ( CaCO3 ) yang bentuknya kristal, yang
menunjukkan bahwa batuan ini berasal dari endapan kimia. Adapun macam-
macam dari limestone antara lain : Chalk atau batuan kapur merupakan
batuan yang terdiri atas fragmen-fragmen binatang berkerangka kapur dan
juga dari tumbuh-tumbuhan, Mergel merupakan batuan kapur yang terdiri
dari campuran CaCO3 dengan pasir dan tanah liat ,
3. Dolomit adalah batuan kapur yang terbentuk dari batu kapur yang lebih keras
sehingga rumus kimianya adalah CaMg(CO3)2 dan Travertin adalah batuan
endapan yang berasal dari endapan batuan kapur di daratan yang terjadi
karena mata air yang mengandung banyak gamping.
4. Garam Dapur Garam dapur atau NaCI adalah hasil dari pembekuan air
laut yang sering kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
membentuk endapan garam ini maka harus dilakukan di daerah yang
memiliki iklim kering dan memiliki cengkungan yang terpisah dari laut bebas
untuk menapatkan mineral garam yang akan dibentuk
5. Batuan Anhidrit Batuan anhidrit adalah batuan yang sering digunakan
dalam pembuatan semen ataupun sumber dari sulfat untuk asam belerang.
Ahidrit ini terbentuk dari hasil penguraian mineral pembentukan batu karang
Gypsum. Hilangnya air dari batuan ini akan menyebabkan pembentukan gua
yang besar dalam tanah.
Batuan sedimen atau disebut juga batuan endapan adalah jenis batuan yang
terbentuk dari proses pelapukan sisa-sisa batuan lain atau mineral lainnya yang
mengalami pengendapan. Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen
diklasifikasikan menjadi beberapa macam, salah satunya adalah batuan sedimen
organik.
Batuan sedimen organik terbentuk dari hasil aktivitas organisme (mahluk hidup),
karena itu sisa-sisa tubuh mahluk hidup merupakan bagian yang paling dominan
dalam menyusun struktur batuan sedimen organik. Berbagai macam jenis
organisme yang umum dijumpai menyusun batuan sedimen organik antara lain :
koral, molusca, foraminifera, diatom, radiolaria dan beberapa jenis tumbuhan.
Koral, lebih umum disebut terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang
yang bersimbiosis dengan beberapa jenis tumbuhan dari kelas algae. Hasil
endapan koral akan membentuk karang.
Mollusca, adalah kelompok hewan triploblastik slomata yang tidak memiliki
tulang belakang dan tubuhnya lunak. Biasanya memiliki cangkang yang
melindungi tubuhnya. Misalnya kerang-kerangan, siput, udang dan lain-lain.
Foraminifera, adalah sejenis organisme yang berasal dari kingdom porifera
yang umum disebut rizhopoda (kaki semu). Foraminifera sangat mirip dengan
amoeba. Bedanya, foraminifera memiliki cangkang yang melindungi
tubuhnya.
Diatom, adalah kelompok besar ganggang bersel tunggal yang terbungkus
dalam dinding sel silika.
Radiolaria, adalah sejenis zooplankton (miroorganisme heterotrof yang tidak
bisa membuat makanan sendiri) yang ukurannya hanya sekitar 0,05 sampai
0,1 milimeter.
Beberapa jenis tumbuhan, melalui proses pelapukan yang snagat lama
menjadi material pemebentuk batu bara.
Berdasarkan mineral dominan yang dihasilkan, ada dua jenis batuan sedimen
organik. Yaitu Batuan sedimen silika dan batuan sedimen karbonat :
Ada banyak sekali contoh batuan yang merupakan bagian dari batuan sedimen
organik. Diantaranya yang paling sering dibahas adalah batu karang, batu bara dan
batu posfat.
Batu karang
Batu karang terbentuk dari terumbu karang yang sudah mati. Terumbu karang
sebenarnya bukan organisme tunggal, tapi terdiri dari kumpulan organisme kecil
yang disebut polip (porifera). Dalam bentuk sederhananya, karang hanya terdiri
dari satu polip berbentuk tabung, dengan mulut di bagian atas dan dikelilingi
tentakel. Namun seperti pada kebanyakan spesies hewan tingkat rendah, polip
akan berkembang menjadi banyak individu membentuk koloni. Polifera memiliki
bentuk unik dan menghasilkan karbonat (CaCO3). Karena itu batu karang
mengandung banyak senyawa karbonat.
Pada terumbu karang, terdapat berlapis-lapis batu karang ataupun koloni koral.
Koloni yang sudah mati akan mengendap dilapisan dasar dan melalui proses
sedimentasi akan menjadi batu karang. Sementara koloni yan masih hidup akan
menempel pada batu karang. Begitu seterusnya. Pada beberapa kondisi, koloni
porifera pada terumbu karang ada yang tidak bertahan hidup sehingga terumbu
karang itu membatu seluruhnya. Terumbu karang baik yang masih memiliki
koloni hidup ataupun yang sudah mati seluruhnya menjadi habitat bagi beberapa
spesies ikan.
Selain sebagai habitat bagi beberapa jenis mahluk hidup, terumbu karang juga
memiliki manfaat sebagai berikut :
Batu Bara
Batu bara merupakan batuan sedimen organik yang mudah terbakar dan terbentuk
dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mati. Proses pengendapan organisme ini
menjadi batu bara memakan waktu yang sangat lama.
Pembentukan batu bara hanya terjadi pada kurun-kurun tertentu dalam sejarah
geologi. Pada umumnya batu bara yang kita tambang sekarang berasal dari proses
sedimentasi yang berlangsung saat zaman karbon (340 juta tahun yang lalu) dan
zaman permian (270 juta tahun yang lalu).
Batu bara terbentuk dari pengendapan sisa-sisa tumbuhan. Pada dasarnya semua
jenis tumbuhan berpotensi mengalami sedimentasi menjadi batu bara. Diantaranya
yang paling banyak ditemui adalah tumbuhan alga, silofata, pteridofita,
gimnospermae dan angimnospermae.
Batu fosfat
Batu fosfat adalah jenis batuan yang mengandung mineral dan ion fosfat dalam
struktur kimianya. Batu fosfat sebenarnya memiliki banyak formasi geologi. Baik
batuan beku, batuan malihan, maupun batuan sedimen.
Batuan fosfat organik adalah batu fosfat yang terbentuk dari akumulasi kotoran
kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping karena pengaruh air
hujan dan air tanah. Karena itu batuan fosfat organik disebut juga batu Guano.