Anda di halaman 1dari 5

KOMPOSISI FORAMINIFERA BESAR

A. Pengertian
Foraminifera besar yaitu golongan benthos yang memiliki ukuran cangkang (test) yang relatif
besar, jumlah kamar yang relatif banyak, dan juga sturktur dalam yang kompleks. Pada foram besar
biasanya dapat menentukan suatu umur relatif batuan yang mengandung fosil foram besar itu sendiri.
Hal ini dikarenakan foram besar memiliki umur yang relatif pendek dan foram besar tersebut dapat juga
ditentukan sebagai penentu lingkungan pengendapan karena golongan ini hidupnya sangat peka
terhadap lingkungan sehingga hanya hidup pada lingkungan kedalaman tertentu. Foraminifera
mengalami perkembangan secara terus-menerus, dengan demikian spesies yang berbeda diketemukan
pada waktu (umur) yang berbeda-beda.

B. Komposisi Test
Dalam buku “Modern Foraminifera” oleh Barun dijelaskan komposisi
test/cangkang dari foraminifera besar sebagai berikut :

1. Dinding Chitin/tektin
Dinding tersebut terbuat dari zat tanduk yang disebut chitin, namun foraminifera dengan dinding seperti
ini jarang dijumpai sebagai fosil. Ciri-ciri dinding chitin adalah flexible, transparan, berwarna
kekuningan dan imperforate. Foraminifera yang mempunyai dinding chitin, anatara lain :
• Golongan Allogromidae
• Golongan Miliolidae
• Golongan Lituolidae
• Golongan Astrorhizidae
2. Dinding Arenaceous dan aglutinous
Dinding arenaceous dan aglutinous terbuat dari zat atau mineral asing disekelilingnya kemudian
direkatkan satu sama lain dengan zat perekat oleh organisme tersebut. Pada dinding arenaceous
materialnya diambil dari butir-butir pasir saja, sedangkan dinding aglutinous materialnya diambil butir-
butir, sayatan-sayatan mika, spone specule, fragmen-fragmen dari foraminifera lainnya dan lumpur. Zat
perekatnya bisa chitin, oksida besi atau zat perekat gampingan. Zat perekat gampingan adalah khas
untuk foraminifera yang hidup didaerah tropis, sedangan zat perekat silika adalah khas untuk
foraminifera yang hidup perairan dingin.

Contoh :
• Dinding Aglutinous : Ammobaculites aglutinous, Saccamina sphaerica
• Dinding Arenaceous : Psammosphaera

3. Dinding Siliceous
Beberapa ahli (Brady, Humbler, Chusman, dan Jones) berpendapat bahwa dinding siliceous dihasilkan oleh
organisme itu sendiri. Menurut Glaessner dinding siliceous berasal dari zat sekunder. Galloway
berpendapat bahwa, dinding siliceous dapat dibentuk oleh organisme itu sendiri (zat primer) ataupun
terbentuk secara sekunder. Tipe dinding ini jarang ditemukan, hanya dijumpai pada beberapa golongan
seperti Ammodiscidae dan beberapa spesies dari Miliodae.
4. Dinding Calcareous atau gampingan

Dinding yang terdiri dari zat-zat gampingan dijumpai pada sebagian besar foraminifera. Dinding yang
gampingan dapat dikelompokam menjadi :

• Gampingan Porselen
Gampingan porselen adalah dinding gampingan yang tidak berpori, mempunyai kenampakan seperti
pada porselen, bila kena sinar langsung berwarna putih opaque, contoh : Quinqueloculina, Pyrgo
• Gamping Granular
Gamping granular adalah dinding yang terdiri dari kristal-kristal kalsit yang granular, pada sayatan
tipis kelihatan gelap. Dijumpai pada golongan Endothyra dan beberapa spesies dari Bradyina serta
Hyperammina.

• Gamping Kompleks
Gamping kompleks adalah dinding yang berlapis, kadang-kadang terdiri dari satu lapis yang homogen,
kadang-kadang dua lapis bahkan sampai empat lapis. Terdapat pada golongan Fussulinidae.

• Gamping Hyaline
Terdiri dari zat-zat gampingan yang transparan dan berpori, Kebanyakan dari foraminifera plankton
mempunyai dinding seperti ini.

Anda mungkin juga menyukai