Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

PENDAHULUAN

Disusun Oleh:
ARDIVA DWI GALIHNRA
F1D222017

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2024
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sedimentologi adalah studi yang membahas proses
pembentukan, transportasi dan pengendapan material yang
terakumulasi sebagai sedimen pada lingkugan darat, transisi
hingga laut yang pada akhirnya membentuk batuan sedimen.
Secara umum sedimentologi didefinisikan sebagai sebagai ilmu
yang mempelajari sedimen alami baik itu yang telah mengalami
proses litifikasi maupun yang belum mengalami proses litifikasi.
Sedimen adalah bahan alami yang dipecah oleh proses
pelapukan erosi dan kemudian diangkut oleh agen berupa air
angin, es dan gaya gravitasi yang bekerja pada partikel itu sendiri.
Klasifikasi sedimen pada umumnya dilakukan berdasarkan
ukuran butir dan juga komposisinya, berdasarkan ukuran sendiri
sedimen pada umumnya diklasifikasikan menggunakan klasifikasi
Wentworth, sedangkan untuk komposisinya sendiri sedimen pada
umunya diklasifikasikan berdasarkan batuan asalnya atau
provenance, komposisi mineral dan juga komposisi kimianya.
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang
dibawa oleh media air, angin, es pada suatu cekungan. Proses
sedimentasi ini mencakup erosi, transportasi hingga pengendapan.
1.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang di gunakan adalah:
1. batuan
2. komperator batuan
1.3 Langkah Kerja
Adapun Langkah kerja pada praktikum ini adalah:
1. menyiapkan sanpel batuan sedimen minimal 2 sampel
2. mendeskrisikan batuan yaitu warna, struktur, tekstur dan
komposisi
3. menginterpretasikan atau menganalisi diagnesis
BAB II
DASAR TEORI
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat pada
permukaan bumi baik itu di daratan, transisisi hingga daerah
laut, yang telah mengalami proses pengangkatan atau transportasi
dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dimana menggunakan air
angin gravitasi hingga gletser sebagai agen untuk pengangkut
utama. Sedimen ini jika telah kehilangan tenaga dari agennya dan
berhenti pada suatu tempat dan terendapkan pada suatu
lingkungan pengendapan akan mengeras dan membentuk batuan
sedimen. Ilmu yang mempelajari batu sedimen, sedimen dan juga
sedimentasi disebut sebagai ilmu sedimentologi (Noor, 2009).
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil
proses sedimentasi, baik secara mekanik, kimia, maupun organik.
Batuan sedimen yang diendapkan secara kimiawi akan
menghasilkan batuan sedimen kimia. Sedangkan batuan sedimen
organik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dengan
batuan organisme. Pembentukan batuan ini terbentuk dari
akumulasi mineral-mineral dan fragmen-fragmen batuan atau
allogenik. Pembentukan secara kimia batuan ini terbentuk dari
proses-proses kimia. Pembentukan secara organik batuan ini
terbentuk dari proses yang melibatkan kegiatan atau aktivitas
organisme. Setelah terjadi proses kimia atau organik maka akan
terjadi proses lanjutan yaitu proses kompaksi, dan kristalisasi,
litifikasi, replacement, rekristalisasi, dan diagenesis. Batuan
sedimen dapat terbentuk pada transisi, dan laut (Chaerul, 2007).
Dibanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya
merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen itu
hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak
bumi. Dari jumlah 5% ini, batu lempung adalah batuan terbanyak
dengan 80%, batu pasir 5%, dan batu gamping kira-kira 80%.
Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga
dari yang terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser
kebawah akibat gaya gravitasi. Meskipun dibawah permukaan air
tidak terjadi erosi, namun masih terdapat energi air, gelombang
dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-terumbu
karang di laut dan terendapkan di sekitarnya (Affandy, 2009).
Ponce menyebutkan bahwa sedimen adalah produk
disintegrasi dan juga hasil dari dekomposisi batuan yang lebih
tua. Disintegrasi mencakup seluruh proses dimana batuan yang
rusak atau pecah menjadi butiran-butiran kecil tanpa perubahan
substansi kimiawi. Dekomposisi mengacu pada pemechan
komponen mineral batuan oleh reaksi kimia. Dekomposisi
mencakup proses karbonasi, hidrasi, oksidasi, dan solusi.
Karakteristik butiran mineral dapat menggambarkan properti
sedimen, antara lain ukuran, bentuk, berat volume, berat jenis
dan kecepatan jatuh. Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan
material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin
Pada saat pengikisan terjadi, air akan membawa batuan mengalir
ke sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut. Saat kekuatan
pengangkutnya diendapkan daerah aliran air (Hambali, 2016).
Klasifikasi dari sedimen ini telah banyak membantu para
geologis untuk mendapatkan informasi proses yang terjadi pada
suatu perairan di masa lampau. Suatu sampel sedimen dapat
menggambarkan asal usul, proses pelapukan, erosi atau abrasi,
serta proses transportasi dan pengendapan material sedimen.
Secara umum diyakini bahwa distribusi ukuran butir sedimen
terkait pada dua faktor utama yaitu ketersediaan sumber sedimen
menuju ke lingkungan pengendapan dan kondisi hirodinamis
selama tranportasi dan deposisi sedimen. Daerah Ponjong
berdasarkan peta geologi lembar Surakarta-Giritontro disusun
sebagian besar oleh litologi batu gamping dari formasi wonosari.
Seperti disebutkan oleh samodra bahwa wilayah kabupaten gung
kidul dengan memilki bentang alam yang luas (Waskita, 2010).
BAB III
PEMBAHASAN
Pada praktikum sedimentologi yang pertama ini pada tanggal
13 maret 2024 praktikan diajarkan tentang materi pendahuluan
pada praktikum sedimentologi pada praktikum kali ini praktikan
diajarkan tentang pengertian secara umum tentang sedimen
sedimentologi, dan sedimentasi serta melakukan pendeskripsian
sampel dari batuan yang diberikan oleh asisten laboratorium.
Untuk pengertian sedimen itu sendiri ialah material yang
berukuran mulai dari bongkah hingga lempung hasil dari lapukan
batuan yang lebih tua baik itu batuan beku, metamorf maupun
sedimen yang lebih tua yang tertransportasi ke suatu daerah yang
ditenagai oleh agen baik itu air, angin, glasial hingga gravitasi.
Sedangkan untuk sedimentasi ialah proses pengendapan material
sedimen pada suatu cekungan di suatu lingkungan pengendapan.
Terakhir sedimentologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari
tentang sedimen, sedimentasi dan batuan sedimen itu sendiri.

Gambar 1 BatuPasir Tufan


Pada pengamatan batuan pertama ini adalah batuan sedimen
klastik yang memiliki warna fresh abu keputihan dan warna
lapuknya kuning kecoklatan, memiliki struktur masif, memiliki
tekstur berupa ukura butir pasir halus, terpilh baik, membundar
dan kemas tertutup, memiliki komposisi berupa fragmen pasir
halus matriks berupa lempung dan semennya adalah silika nama
batuan batupasir tufan. Ganesa batuan ini yaitu proses 4T yaitu
batuan asal yang terlapukan tertransportasi ke suatu cekungan
dan terendapkan pada lingkungan pengendapan dan terbatukan.

Gambar 2 Batupasir
Pada pengamatan batuan kedua ini adalah batuan sedimen
klastik yang memiliki warna fresh abu kecoklatan dan warna
lapuknya kuning kecoklatan, memiliki struktur masif, memiliki
tekstur berupa ukuran butir pasir sedang, terpilh baik,
membundar dan kemas tertutup, komposisi berupa fragmennya
pasir sedang, matriks lempung dan semen silika nama batuan
batupasir. Ganesa batuan ini yaitu dari proses 4T yaitu batuan
asal yang terlapukan tertransportasi ke suatu cekungan dan
terendapkan pada lingkungan pengendapan dan terbatukan.

Gambar 3 Batugamping terumbu


Pada pengamatan batuan ketiga ini adalah batuan sedimen
karbonat nonklastik yang memiliki warna fresh putih keabuan dan
warna lapuknya kuning kecoklatan, memiliki struktur bioherm,
memiliki tekstur amorf, komposisi berupa monomineralic karbonat
nama batuan batugamping terumbu. Ganesa batuan ini yaitu
berasal dari organisme berupa terumbu karang yang telah mati
lalu rongga-rongganya diisi oleh mineral karbonat dan terbatukan.

Gambar 4 Batugamping kristalin


Pada pengamatan batuan keempat ini adalah batuan sedimen
karbonat nonklastik yang memiliki warna fresh abu-abu
kehitaman dan warna lapuknya kuning kecoklatan, memiliki
struktur masif, memiliki tekstur kristalin komposisi berupa
monomineralic karbonat nama batuan batugamping kristalin.
Ganesa batuan ini terbentuk secara insitu dan tersemenkan oleh
karbonat yang mengisi rongga-rongga batuan dan terlitifikasi.

Gambar 5 batugamping berfosil


Pada pengamatan batuan kelima ini adalah batuan sedimen
karbonat nonklastik yang memiliki warna fresh abu-abu
kecoklatan dan warna lapuknya coklat kekuningan, memiliki
struktur fossilferous, memiliki tekstur amorf komposisi berupa
monomineralic karbonat nama batuan batugamping berfosil.
Ganesa batuan ini terbentuk secara insitu dan tersemenkan oleh
karbonat yang berisikan fosil lalu mengalami proses terlitifikasi.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Affandy, R. 2009. Batuan Sedimen & Metamorf. Bandung: Lemah
Media Pustaka.
Chaerul, M. 2007. Pengantar Ilmu Batuan. Sulawesi Selatan: YCAB
Publisher.
Hambali, R. 2016. Studi karakteristik sedimen dan laju
sedimentasi sungai daeng kabupaten bangka barat. jurnal
Fropil, Vol.4 (2).
Noor. D. 2009. Pengantar Geologi. Bogor: CV Graha Ilmu.
Waskita, A. S. 2020. Studi provenance dan analisis granulometri
endapan pasir di daerah tambakromo, ponjong gunung
kidul, daerah istimewa Yogyakarta. Jurnal Geoda, Vol.1 (1).

Anda mungkin juga menyukai