Anda di halaman 1dari 18

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (6 November 2020 )

LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

Oleh :
Nama : Heru Hermawan
NIM : 3201420056
Nama Dosen : 1. Wahyu Setyaningsih, S.T., M.T.
: 2. Jamhur, S.T., M.T.
: 3. Drs. Sriyono, M.Si
Nama Asisten : 1. Muhamad Dani Ihwan
: 2. Ainurallim

LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020
A. JUDUL
MENGIDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian batuan sedimen dan proses pembentukan
batuan sedimen.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian batuan sedimen non-klastik.
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis batuan sedimen non-klastik.
4. Mahasiswa dapat mengetahui struktur dan tekstur batuan sedimen non-klastik.
5. Mahasiswa dapat mengetahui komposisi batuan sedimen non-klastik.

C. ALAT DAN BAHAN


 ALAT
1. Batu Gypsum
2. Batu Siderit
3. Batu Apatit
4. Batu Rijang (Chert)
5. Batu Bara (Coal)
6. Batugamping Gastropoda
7. Batugamping Coquina
8. Laptop
9. Smartphone
 BAHAN
1. Cover
2. Gambar Batuan
3. Lembar Instrumen
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Batuan Sedimen
Istilah batuan sedimen berasal dari bahasa latin yaitu sedimentum yang berarti
endapan, yang digunakan untuk materi padat yang diendapkan oleh fluida.
Batuan sedimen adalah Batuan yang terbentuk akibat lithifikasi dari hancuran
batuan induk, maupun hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan
organisme.

2. Proses Pembentukan Batuan Sedimen


- Pelapukan
Pelapukan yang terjadi pada batuan dapat terjadi karena adanya beberapa reaksi
fisik dan kimia yang dapat disebabkan oleh interaksi udara, air, maupun organisme
tertentu. Batuan menjadi lapuk karena angin, air, es gletser ataupun yang lainnya.
- Erosi
Dalam proses erosi yang paling banyak berperan adalah air. Air yang mengalir
misalnya dari sungai merupakan salah satu hal yang paling cepat menyebabkan
proses erosi terjadi. Arus air akan mengangkut material-material pelapukan batuan
menuju ke tempat lain. Selain air, ada pula yang mengangkut material-material
lainnya yakni angin ataupun gletser.
- Transportasi
Pengangkutan batuan hasil pelapukan dan erosi oleh sungai. Menuju ke tempat yang
lebih rendah seperti danau, lembah, rawa, dan laut.
- Pengendapan
Material-material dari pelapukan batuan beku yang telah terangkut oleh air, angin,
ataupun gletser, lama kelamaan akan mengendap di suatu tempat dan akan
berjumlah semakin banyak. Karena semakin banyak batuan yang mengendap ini,
akibatnya semakin lama akan semakin mengeras dan mengeras. Karena proses
pengerasan inilah membentuk terjadinya batuan yang disebut batuan sedimen.
- Diagenesa
Dalam proses pengendapan, batuan sedimen akan mengalami diagenesa yaitu
keseluruhan perubahan, secara kimia, fisika dan biologi yang mempengaruhi
sedimen sejak diendapkan, selama dan setelah litifikasi (diagenesis). Tahapannya
meliputi :
a. Kompaksi sedimen
Akibat adanya tekanan berupa beban berat yang berasal dari atas material
sedimen menyebabkan material sedimen dimampatkan satu dengan yang lain.
Setelah dimampatkan volume material sedimen akan menurun, sedangkan
kerapatan antar butiran menjadi semakin tinggi.
b. Sementasi
Dengan keluarnya air dari ruang pori-pori, material yang terlarut didalamnya
mengendap dan merekat (menyemen) butiranbutiran sedimen. Material
semennya dapat merupakan karbonat (CaCO3), silika (SiO2), oksida (besi)
atau mineral-mineral lempung. Proses sementasi ini mengakibatkan porositas
pada sedimen menjadi lebih kecil dari material semula.
c. Rekristalisasi
Proses pengkristalan ulang suatu mineral yang diperoleh dari proses pelarutan
material sedimen sebelum maupun sesudah diagenesa. Saat sedimen
terakumulasi, mineral-mineral yang kurang stabil mengkristal kembali atau
rekristalisasi, menjadi mineral lebih stabil. Proses ini umumnya terjadi pada
batugamping terumbu yang porous. Mineral aragonit (bahan struktur kerangka
koral hidup), lama kelamaan berekristalisasi menjadi bentuk polimorfnya,
kalsit.
d. Autigenesis
Terbentuk mineral yang merupakan partikel baru pada suatu sedimen. Mineral
tersebut berupa silika, karbonat, gypsum, klorita dan lain sebagaimya.
e. Metasomatisme
Merupakan tahap bergantinya material sedimen tanpa disertai penurunan
volume material asalnya.

3. Pengertian Batuan Sedimen Non-Klastik


Batuan sedimen non-klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil
penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu) atau
tidak mengalami transportasi sehingga pengedapannya relatif dekat dengan batuan
induk.
Proses pembentukan batuan sedimen non-klastik dapat secara kimiawi, biologi/organik,
dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara, endapan terbentuk sebagai hasil
reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 = CaCO3. Secara organik adalah pembentukan
sedimen oleh aktivitas binatang laut atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh
pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil),
atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut. Contoh
nya : batu gamping, batubara, dan lain-lain. Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil
reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud
adalah kristalisasi langsung atau reaksi organk.

Tabel penamaan batuan

4. Jenis Batuan Sedimen Non-Klastik


 Batuan sedimen kimia
Batuan sedimen yang dihasilkan oleh proses penguapan, terutama di daerah aride.
Batuan ini umumnya hanya tersusun atas satu komposisi mineral dengan kilap yang
umumnya non-metalik.
- Kelompok Sedimen Evaporit
Merupakan kelompok batuan sedimen non-klastik yang terbentuk oleh proses
sedimentasi kimia, yaitu proses evaporasi. Proses evaporasi terjadi pada larutan
yang mengandung unsur kimia tertentu, yang diikuti oleh proses presipitasi dan
deposisi dari unsur kimia yang terevaporasikan tersebut.
- Kelompok Sedimen Batubesi
Batuan sedimen yang mengandung unsur kadar besi (Fe) > 15 %.
- Kelompok sedimen fosfat
Merupakan kelompok yang jumlahnya sedikit jika dibandingkan denga jenis
batuan non klastk yang lain. Umumnya dijumpai dalam bentuk mineral apatit
Ca5 (PO4) 3 (F, Cl, OH) dan dahlite.
- Kelompok sedimen silika
Merupakan batuan sedimen yang umumnya terbentuk di laut dalam.
Pembentukannya bisa karena proses kimia, biokimia, biogenik (kumoulan
organisme silikan), maupun produk vulkanisme bawah laut (presipitasi
anorganik dari silika yang dihasilkan dari magma dalam air).
 Batuan Sedimen organik
Batuan yang dihasilkan oleh aktivitas organisme, terdapat sebagai sisa organisme
yang biasanya tetap tinggal di tempatnya.
- Batu bara
Yaitu batuan karbonan yang terbentuk oleh akumulasi sisa-sisa tumbuhan
bersama hasil dekomposisinya yang terawetkan dalam lapisan ssedimen dan
menjadi kaya akan unsur karbon dengan adanya proses diagenesis.
- Gastropoda (cangkang siput)
Yaitu batuan yang tersusun dari cangkang-cangkang siput laut yang
tersedimentasi.
- Coquina (cangkang foraminifera)
Yaitu batu gamping dengan jenis memiliki tekstur kasar yang tersusun dari sisa-
sisa cangkang organisme.

5. Struktur Batuan Sedimen Non-Klastik


 Masif
artinya apabila tidak menunjukan adanya fragmen batuan atau fosil di dalam batuan
sedimen non-klastik.
 Fosilisefirous
Yaitu struktur yang menunjukan adanya fosil.
6. Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik
 Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf.
 Kristalin
Terdiri dari kristal-kristal yang interlocking.

7. Komposisi Mineral Batuan Sedimen Non-Klastik


Monomineralik artinya kristal penyusun batuan sedimen non-klastik yang terdiri dari
satu macam mineral.
 Gypsum / CaSO4.nH2O
Berwarna putih atau transparan. Gypsum adalah mineral hidrous kalium sulfat
yang terjadi di alam, bebentuk endapan sedimen mendatar dan dekat dengan
permukaan bumi dan memiliki sebaran yang luas. Sebagian besar endapan gypsum
terbentuk dari air laut dan hanya sedikit berasal dari endapan danau yang
mengandung garam. Gypsum juga dapat terjadi dari hasil kegiatan vulkanik, gas
H2S dari fumarol bereaksi dengan kapur dan hasil pelapukan batuan.
 Siderit / FeCO3
Berwarna coklat atau abu-abu. Siderit umumnya merupakan endapan batuan
sedimen dengan lapisan lempung, serpih, atau batubara. Dapat juga ditemui pada
urat. Dibeberapa tempat, siderit di tambang diambil besinya.
 Apatit / Ca5 (PO4)3(F, CI, OH)
Mempunyai warna bening, kebiruan, abu-abu dan gelap. Merupakan mineral
pembentuk batuan, dutemukan pada endapan evaporit, berselang-seling dengan
gamping, dolomit, gypsum dan garam. Dibeberapa daerah didapat sebagai batuan
penutup dari kubah garam yang menghasilkan minyak
 Silika (Chert) / SiO2
Merupakan senyawa kimia yang terdiri dari silikon dan oksigen yang dapat
diperoleh dari silika mineral, nabati dan sintesis kristal. Silika mineral adalah
senyawa yang banya ditemui dalam bahan tambang/galian yang berupa mineral
seperti pasir kuarsa, granit dan fledstar yang mengandung kristal-kristal silika.
 Batubara (Coal) / C
Terbentuk dari kompaksi material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar,
batang maupun daun. Tekstrunya amorf, berlapis dan tebal. Komposisinya berupa
humus dan karbon. Warnanya biasabya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat
prismatik. Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang
airnya mengandung sedikit oksigen.
 Batugamping / CaCO3
Berwarna putih bening. Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku, sedimen,
metamorf dan melalui proses hidrotermal. Merupakan mineral utama dalam batu
gamping, atau pulam/marmer (marble). Dapat digunakan untuk membuat seme,
pupuk, bahan bangunan dan kimia.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam praktikum geologi dasar.
2. Mahasiswa mendengarkan arahan dan bimbingan asisten praktikum geologi dasar.
3. Mahasiswa memperhatikan materi yang disampaikan asisten praktikum.
4. Mahasiswa mencatat materi dan penjelasan dari asisten praktikum.
5. Mahasiswa mengidentifikasi beberapa jenid batuan sedimen non-klastik yang digunakan
dalam praktikum.
6. Mahasiswa mengamati batuan yang ada sehingga dapat mengetahui struktur, tekstur dan
komposisi mineral didalamnya.
7. Mahasiswa mengisi lembar instrumen.
8. Mahasiswa mengambil kesimpulan mengenai praktikum yang telah dilakukan.
9. Mahasiswa membuat laporan praktikum sesuai dengan ketentuan.
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum dengan tepat
waktu.
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN NON-KLASTIK
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 28 OKTOBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

1. Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik kimia (Evaporit)


2. Struktur : Masif
3. Tekstur : Kristalin
4. Komposisi Mineral : monomineralik Gypsum (CaSO4.nH2O)
5. Nama Batuan : Batu Gypsum
6. Genesa : Batu Gypsum adalah batuan sedimen non-klastik kimia (evaporit) yang
memiliki struktur masif karena tidak ditemukan fosil dalam batuan ini. Tekstur berupa kristalin
karena terdapat mineral yang berbentuk kristal-kristal. Komposisi mineral yang terkandung di
dalam batuan ini adalah monomineralik gypsum (CaSO4.nH2O).

Gambar :

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN NON-KLASTIK
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 28 OKTOBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

1. Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik kimia (Batubesi)


2. Struktur : Masif
3. Tekstur : Amorf
4. Komposisi Mineral : Monomineralik siderit (FeCO3)
5. Nama Batuan : Batu Siderit
6. Genesa : Batu siderit adalah batuan sedimen non-klastik kimia (batubesi) yang
memiliki struktur masif karena tidak ditemukan fosil di dalam batuan ini. Teksturnya berupa
amorf karena terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal. Komposisi mineral yang
terkandung dalam batuan ini adalah monomineralik berupa siderit (FeCO3).

Gambar :

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN NON-KLASTIK
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 28 OKTOBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

1. Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik Kimia (Fosfat)


2. Struktur : Masif
3. Tekstur : Kristalin
4. Komposisi Mineral : Monomineralik apatit (Ca5 (PO4)3(F, CI, OH))
5. Nama Batuan : Batu Apatit
6. Genesa : Batu apatit adalah batuan sedimen non-klastik kimia (fosfat) yang
memiliki struktur masif karena tidak ditemukan fosil dalam batuan ini. Teksturnya berupa kristalin
karena terdapat mineral yang membentuk kristal-kristal. Komposisi mineral yang terkandung
dalam batuan ini adalah monomineralik berupa apatit (Ca5 (PO4)3(F, CI, OH)).

Gambar :

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN NON-KLASTIK
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 28 OKTOBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

1. Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik Kimia (silika)


2. Struktur : Masif
3. Tekstur : Amorf
4. Komposisi Mineral : Monomineralik silika (SiO2)
5. Nama Batuan : Batu Rijang (chert)
6. Genesa : Batu rijang adalah batuan sedimen non-klastik kimia (silika) yang
memiliki struktur masif karena tidak ditemukan fosil dalam batuan ini. Teksturnya berupa amorf
karena terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal. Komposisi mineral yang
terkandung dalam batuan ini adalah monomineralik berupa silika (SiO2).

Gambar :

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN NON-KLASTIK
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 28 OKTOBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

1. Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik Organik


2. Struktur : Fosiliferous
3. Tekstur : Amorf
4. Komposisi Mineral : Monomineralik karbon (C)
5. Nama Batuan : Batu Bara (coal)
6. Genesa : Batu bara adalah batuan sedimen non-klastik yang memiliki struktur
fosiliferous karena terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang tersedimentasi sehingga menjadi fosil.
Teksturnya berupa amorf karena terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau
amorf. Komposisi mineral yang terkandung didalam battuan ini adalah monomineralik berupa
karbon (C).

Gambar :

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN NON-KLASTIK
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 28 OKTOBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

1. Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik Organik


2. Struktur : Fosiliferous
3. Tekstur : Amorf
4. Komposisi Mineral : Monomineralik karbonat (CaCo3)
5. Nama Batuan : Batu Gamping Gastropoda
6. Genesa : Batu gamping gastropoda adalah batuan sedimen non-klastik organik yang
memiliki struktur fosiliferous karena tersusun dari cangkang-cangkang siput laut yang
tersedimentasi. Teksturnya berupa amorf karena terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-
kristal. Komposisi mineral yang terkandung didalam batuan ini adalah monomineralik berupa
karbonat (CaCo3).

Gambar :

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI BATUAN NAMA : Heru Hermawan


SEDIMEN NON-KLASTIK
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 28 OKTOBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

1. Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik Organik


2. Struktur : Fosiliferous
3. Tekstur : Amorf
4. Komposisi Mineral : Monomineralik karbonat (CaCo3)
5. Nama Batuan : Batu Gamping Coquina
6. Genesa : Batu gamping coquina adalah batuan sedimen non-klastik organik yang
memiliki struktur fosiliferous karena tersusun dari cabang-cabang foraminifera atau kerang yang
tersedimentasi. Teksturnya berupa amorf karena terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-
kristal. Komposisi mineral yang terkandung di dalam batuan ini adalah monomineralik berupa
karbonat (CaCo3).

Gambar :

PARAF
G. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat lithifikasi dari hancuran batuan induk,
maupun hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme. Proses
pembentukan batuan sedimen antara lain yaitu pelapukan, erosi, transportasi, pengendapan
dan diagenesa. Diagenesa sendiri memiliki tahapan-tahapan yaitu kompaksi sedimen,
sementasi, rekristalisasi, autigenesis, dan metasomatisme.
Batuan sedimen non-klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil
penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu) atau tidak
mengalami transportasi sehingga pengendapannya relatif dekat dengan batuan induk.
Dalam praktikum kali ini terdapat 2 jenis batuan sedimen non-klastik, pertama batuan
sedimen kimia yang terdiri dari evaporit, batubesi, fosfat dan silika. Kedua batuan sedimen
organik yang terdiri dari batu bara, gastropoda (cangkang siput) dan coquina (cangkang
foraminifera). Struktur batuan sedimen non-klastik ada masif dan fosiliferous sedangkan
tekstur batuan sedimen non-klastik ada amorf dan kristalin.
Monomineralik artinya hanya memiliki satu kandungan mineral saja. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan terhadap batuan sedimen non-klastik. Batu Gypsum
adalah batuan sedimen non-klastik kimia (evaporit) yang memiliki struktur masif . Tekstur
berupa kristalin. Komposisi mineralnya adalah monomineralik gypsum. Batu siderit adalah
batuan sedimen non-klastik kimia (batubesi) yang memiliki struktur masif. Teksturnya
berupa amorf. Komposisi mineralnya adalah monomineralik siderit. Batu apatit adalah
batuan sedimen non-klastik kimia (fosfat) yang memiliki struktur masif. Teksturnya berupa
kristalin. Komposisi mineralnya adalah monomineralik apatit.
Batu rijang adalah batuan sedimen non-klastik kimia (silika) yang memiliki struktur
masif. Teksturnya berupa amorf. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan ini
adalah monomineralik silika. Batu bara adalah batuan sedimen non-klastik yang memiliki
struktur fosiliferous. Teksturnya berupa amorf. Komposisi mineralnya adalah
monomineralik berupa karbon. Batu gamping gastropoda adalah batuan sedimen non-
klastik organik yang memiliki struktur fosiliferous. Teksturnya berupa amorf. Komposisi
mineralnya adalah monomineralik karbonat. Batu gamping coquina adalah batuan sedimen
non-klastik organik yang memiliki struktur fosiliferous karena. Teksturnya berupa amorf.
Komposisi mineralnya adalah monomineralik karbonat.
DAFTAR PUSTAKA

Citra. 2016. “5 Contoh Batuan Sedimen Klastik dan Non Klastik”.


https://ilmugeografi.com/geologi/contoh-batuan-sedimen. (Diakses pada 31 Oktober
2020 pukul 16.30 WIB).
Geost, Flysh. 2016. Gypsum Bukan Batuan Tetapi Mineral.
https://www.geologinesia.com/2016/02/gipsum-bukan-batuan-tetapi-mineral.html.
(Diakses pada 1 November 2020 pukul 20.30 WIB).
Harlia. 2018. Mineralogi. https://www.slideshare.net/hariia/mineralogi. (Diakses pada 6
November 2020 pukul 09.30 WIB).
Setyaningsih, Wahyu. 2020. Sedimen Non-Klastik.
file:///D:/Geologi/SEDIMEN%20NON%20KLASTIK-min.pdf. (Diakses pada 30
Oktober 2020 pukul 21.00 WIB).

Anda mungkin juga menyukai