Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI I
BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK

DISUSUN OLEH :

NAMA : RAFAEL BONARDY GULTOM


NIM : 1909056040
PRODI : S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
KELOMPOK : 7 (TUJUH)
ASISTEN : NATAYYA LAKHSITA DANYA

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batuan sedimen merupakan batuan endapan yang berasal dari bahan rombakan batuan asal atau
material material lepas dari proses-proses secara fisis terbentuk dari proses litifikasi atau
pembuatan disebut dengan batuan sedimen. batuan ini adalah hasil dari proses erosi dan
pelapukan yang terbawa arus dan kemudian diendapkan proses pembentukan batuan sedimen
diawali dari bingkisan pada batuan beku gerakan tersebut bisa disebabkan pengaruh air, es, dan
angin aktivitas manusia, hewan dan tumbuhan titik batuan sedimen biasanya tersusun secara
berlapis-lapis dan mendatar. material-material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras,
mengalami litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen. batuan sedimen meliputi 75% dari
permukaan bumi dan diperkirakan batuan sedimen mencakup 8% dari total volume kerak bumi

Batuan sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang terakumulasi di
tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi. meskipun secara teoritis
dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih ada energy air, gelombang dan arus
bawah permukaan yang mengikis terumbu-terumbu karang di laut dan hasil kikisannya
terendapkan di sekitarnya. material sedimen dapat berupa, fragmen dan mineral-mineral dari
batuan yang sudah ada. misalnya kerikil di sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau di
danau material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang organisme air dan
vegetasi di rawa-rawa, dan hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dan
kalsim karbonat di laut dangkal berbagai macam jenis organisme yang umum dijumpai
menyusun batuan sedimen organik antara lain koral, molusca, foraminifera, diatom, radiolarian.

Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya praktikum kali ini bertujuan agar para praktikan dapat
mengetahui tekstur, struktur, komposisi dan nama batuan dari klasifikasi batuan sedimen non
klastik yang akan dideskripsikan, sehingga setelah melakukan kegiatan praktikum tersebut para
praktikan tidak hanya mengetahui cara deskripsikan batuan sedimen tersebut tetapi juga mampu
memahami genesa pembentukan pada batuan sedimen non klastik dan mampu mempraktekan
ilmu praktikum tersebut kedalam kegiatan ilmu di lapangan kerja yang telah berkaitan dengan
ilmu program studi masing-masing saat ditempuh di tempat perkuliahan pada masa akan datang
1.2 Tujuan
Adapun pada praktikum ini memiliki tujuan,yaitu :
- Untuk mengetahui tekstur pada batugamping kristalin
- Untuk mengetahui kegunaan pada baturijang
- Untuk mengetahui struktur pada batugamping terumbu
BAB II
DASAR TEORI
Batuan sedimen non klastik batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi, seperti batu
halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang sebagai proses kimiawi. Batuan sedimen
non-klastik dapat juga terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti batugamping terumbu yang
berasal dari organism merupakan batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu
larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). proses pembentukan batuan
sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya
(biokimia). secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya pada rumus
kimia cao + co2 caco3. secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang
atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang),
terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat
penurunan daratan menjadi laut. Contohnya adalah limestone (batu gamping), coal (batu bara),
dan lain-lain. batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan
organisme. reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik yang
terbentuk dari pengendapan sisa-sisa bagian tubuh mahluk hidup serta mineral yang di hasilkan.

Klasifikasi pada batuan sedimen adalah golongan silika proses terbentuknya batuan ini adalah
gabungan antara proses organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. termasuk
golongan ini batu rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. batuan golongan ini tersebarnya
hanya sedikit dan terbatas sekali, batuan ini terbentuk dari pada proses kimia, iaitu daripada
bahan kimia yang larut dalam air (terutamanya air laut). bahan kimia ini termendap hasil
daripada proses kimia (contohnya proses perwapan membentuk hablur garam), atau dengan
bantuan proses biologi (seperti pembesaran cangkang oleh hidupan yang mengambil bahan kimia
yang ada dalam air). dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar
untuk dibezakan antara bahan yang terbentuk hasil daripada proses kimia, atau proses biologi
(yang juga melbatkan proses kimia secara tak langsung). jadi lebih sesuai kedua-dua jenis
sedimen ini diletak dalam satu klas yang sama (sedimen endapan kimia atau biokimia). batuan
sedimen silika tersusun dari mineral silika (sio2). batuan ini terhasil dari proses kimiawi dan atau
biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi silika seperti diatomae,
radiolaria dan sponges. kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi batuan bersilika apabila
terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti kalsium karbonat. kelompok batuan silika
adalah diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. berasal dari
organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (diatomaceous earth). rijang (chert), adalah
batuan sedimen silikaan berbutir halus. batuan keras, kompak yang terbentuk oleh kristal kuarsa
berukuran lanau (mikrokuarsa) dan kalsedon, sebuah bentuk silika yang terbuat dari serat
memancar dengan panjang beberapa puluh hingga ratusan mikrometer. lapisan rijang terbentuk
sebagai sedimen primer atau oleh proses diagenesis. golongan evaporit proses terjadinya batuan
sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. pada umumnya batuan
ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi
pengayaan unsur-unsur tertentu. dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka
akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. batuan-batuan yang termasuk ke dalam
golongan batuan evaporit ini adalah batu gip, anhidrit, batu garam, batuan evaporit atau sedimen
evaporit terbentuk sebagai hasil proses penguapan (evaporation) air laut. proses penguapan air
laut menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia yang pada akhirnya akan menghablur
apabila hampir semua kandungan air manjadi uap. proses pembentukan garam dilakukan dengan
cara ini proses penguapan ini memerlukan sinar matahari yang cukup lama, dan golongan
batubara batuan sedimen ini terbentuk dari unsur- unsur organik yaitu dari tumbuh - tumbuhan.
dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di
atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. lingkungan terbentuknya
batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau
timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut. batubara merupakan sedimen
organik, lebih tepatnya merupakan batuan organik, terdiri dari kandungan bermacam-macam
pseudomineral. batubara terbentuk dari sisa tumbuhan yang membusuk dan terkumpul dalam
suatu daerah dengan kondisi banyak air, biasa disebut rawa-rawa. kondisi tersebut yang
menghambat penguraian menyeluruh dari sisa-sisa tumbuhan yang kemudian menjadi batubara

Batuan sedimen karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi lebih dari 55 % terdiri dari
mineral mineral atau garam garam karbonat , yang secara umum meliputi batugamping dan
dolomit . proses terbentuknya batuan karbonat ini dapat terjadi secara insitu berasal dari larutan
yang mengalami proses kimia maupun biokimia dimana organisme ikut berperan , atau dapat
pula batuan karbonat ini terjadi dari butiran rombakan yang mengalami transportasi secara
mekanik lalu diendapkan di tempat lain. jadi dapat disimpulkan bahwa batuan karbonat ini dapat
dibagi menjadi dua yaitu batuan karbonat, batugamping non klastik dan batugamping klastik .
seluruh proses terbentuknya batugamping klastik maupun non klastik tersebut berlangsung pada
lingkungan air laut, jadi praktis bebas dari dedtritus asal darat . contoh batugamping non klastik
adalah pada umumnya mono mineral yaitu , bioherm , biostrome hasil dari biokimia , travertin
hasil larutan kimia , batugamping fosfat , batugamping dolomit hasil dari replacement proses
sedimentasi karbonat pembentuk batuan karbonat sangat dipengaruhi oleh banyak faktor,
khususnya faktor lingkungan. pada dasarnya, batuan karbonat terbentuk dari proses sedimentasi
karbonat di lingkungan perairan (dasar laut), sehingga faktor lingkungan yang berpengaruh antara
lain salinity(kadar garam), water depth(kedalaman), water clarity(kejernihan air),dan suhu nama-
nama batuan karbonat adalah batugamping berfosil (fossiliferous limestone) merupakan batuan
karbonat hasil dari proses biokimia. fosil yang terdiri dari bahan / mineral kalsit atau dolomit
merupakan bahan utama yang membentuk batuan ini, kokina (coquina) cangkang fosil yang
tersimen, chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic seperti coccolithophores, fizzes readily
in acid, dan batugamping kristalin (crystalline limestone), travertine terbentuk dalam gua

Komposisi batuan karbonat pada komponen batuan karbonat juga terdapat pemerian fragmen,
matrik, semen, hanya berbeda istilahnya saja, komposisi meliputi allochem.allochem merupakan
fragmen yang tersusun oleh kerangka atau butir-butir klastik dari hasil abrasi batugamping yang
sebelumnya ada.macam-macam allochem kerangka organisme (skeletal) merupakan fragmen yang
terdiri atas cangkang – cangkang binatang atau kerangka hasil pertumbuhan. interclast merupakan
fragmen yang terdiri atas butiran-butiran dari hasil abrasi batugamping yang sebelumnya telah ada.
pisolit : merupakan butiran – butiran colit denga ukuran lebih besar dari 2 mm. pellet merupakan
fragmen yang mempunyai colit tetapi tidak menunjukkan adanya struktur Mikrit merupakan
agregat halus berukuran 1 – 4 mikron, merupakan kristal-kristal karbonat yang terbentuk secara
biokimia atau kimiawi dari prespitasi air laut dengan mengisi rongga antar butir. Sparit merupakan
suatu semen yang mengisi ruang antar butir dan rekahan, berukuran butir halus (0,02 – 0,1 mm)
dapat terbentuk langsung dari semen secara insitu atau dari rekristalisasi mikrit.

Unsur karbonat pembentuk batuan karbonat umumnya berasal dari hasil aktivitas organisme laut
seperti terumbu karang, sehingga hampir seluruh faktor yang mempengaruhi sedimentasi
karbonat secara tidak langsung merupakan faktor yang mempengaruhi keberlangsungan kehidupan
organisme sebagai sumber karbonat tersebut. air laut, lingkungan sedimentasi karbonat dan
ekosistem organisme sumber karbonat memiliki karakteristik khas dengan kandungan garamnya.
kadar garam (salinity) ini akan mempengaruhi organisme sumber karbonat, karena pada umumnya
sebagian besar organisme akan bertahan hidup dalam lingkungan bersalinitas yang relatif rendah
dan stabil. selain itu, faktor cahaya juga menjadi hal vital karena matahari sebagai salah satu
sumber kehidupan organisme laut hanya dapat mencapai kedalaman tertentu, maka sedimentasi
karbonat tidak akan ditemukan pada kedalaman di bawah batas cahaya matahari (kedalaman
maksimum terjangkaunya cahaya matahari). faktor keterjangkauan cahaya tersebut juga tidak lepas
dari faktor kejernihan (water clarity), karena air yang jernih memungkinkan cahaya matahari untuk
dapat menjangkau lebih dalam kedalaman air laut, dan intensitasnya lebih besar apabila
dibandingkan dengan keadaan keruh sehingga kesempatan organisme sebagai sumber karbonat
akan lebih luas dan bervariasi. umumnya, batuan karbonat lebih banyak ditemukan di lingkungan
tropis dan subtropis karena organisme sumber karbonat pada umumnya dapat hidup dengan baik
dalam lingkungan yang hangat. jadi secara singkat, keberlangsungan proses sedimentasi karbonat
hasil aktivitas organisme perairan (laut) dapat terjadi apabila lingkungan hangat, jernih, bersalinitas
rendah dengan kedalaman yang sedang hingga dangkal, karena pada kondisi ini keberlangsungan
organisme sumber karbonat dapat terjamin. karbonat mempunyai keistimewaan dalam cara
pembentukannya, yaitu hanya dari larutan, praktis tidak ada sebagai detritus daratan. pembentukan
secara kimiawi, tetapi yang penting adalah turut sertanya organisme. hal yang lain adalah
terbentuknya klastik sebagai fragmentasi atau pembentukan sekunder sebagai contoh suatu , dan
pengendapan menyerupai detritus. komposisi kimia dan mineral tidak memperlihatkan lingkungan
pengendapan, tetapi penting sebagai derajat diagenesa rekristalisasi dan penggantian kalsium
karbonat, aragonit caco3 (ortorombik) adalah bentuk yang paling tidak stabil, sering dalam bentuk
serabut pada jarum – jarum aragonit biasanya diendapkan secara kimiawi, dari prespitasi langsung
dari air laut. diagenesanya berubah menjadi kalsit, juga organisme membuat rumah (test) dari
aragonit seperti moluska, kalsit : caco3 (heksagonal) mineral ini lebih stabil, dan biasanya
merupakan hablur yang baik. terdapat sebagai rekristalisasi dari aragonit, sering merupakan cavity
filling atau semen, dalam bentuk kristal – kristal yang jelas. kebanyakan gamping terdiri dari kalsit,
dolomit, camg (co3)2 juga merupakan mineral penting, terutama sebagai batuan reservoir, kristal
sama dengan kalsit berbedanya pada bidang refraksi dari kalsit. terjadi secara primer (precipitasi
langsung dari air laut), tetapi kebanyakan hasil dolomotisasi dari kalsit, high magnesium kalsit
larutan padat dari mgco3 dalam kalsit. tidak begitu banyak terdapat, sering merupakan batuan
dolomit ls, dan magnesit : mgco3 biasanya berasosiasi dengan suatu golongan yaitu pada evapori

Tekstur batuan sedimen non klastik dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, kristalin tekstur ini
terdiri dari kristal – kristal yang interlocking yaitu kristal – kristal yang saling mengunci satu
dengan yang lain. tekstur amorf adalah pada tekstur ini terdiri dari mineral yang tidak membentuk
pada kristal – kristal atau amorf (non klastik),umumnya ukuran lempung atau koloid

Komposisi mineral pada batuan sedimen nonklastik biasanya hanya terdiri dari satu atau dua
macam mineral berikut batugamping nonklastik hanya terdiri dari mineral kalsit dan atau dolomit
batu rijang atau komposisinya mineral kalsedon. batu gypsum komposisi mineral pada gypsum

Struktur batuan sedimen non klastik terbentuk dari proses reaksi kimia ataupun kegiatan organik.
macam struktur yang penting pada batuan sedimen non klastik antara lain adalah struktur
fossiliferous ialah struktur yang ditunjukkan oleh adanya fosil atau komposisi yang terdiri dari fosil
( terdapat pada batuan sedimen organik ). struktur oolitik, ialah struktur dimana suatu fragmen
klastik diselubungi oleh mineral nonklastik , bersifat konsentris dengan diameter berukuran <2mm.
struktur pisolitik adalah , sama dengan struktur oolitik tetapi ukuran diameternya >2mm. struktur
konkresi adalah sama dengan struktu oolitik tetapi tidak menunjukkan sifat konsentris. struktur
cone in cone adalah struktur pada batu gamping kristalin yang menunjukkan pertumbuhan kerucut
per kerucut . struktur bioherm adalah struktur yang tersusun oleh organisme murni dan bersifat
insitu. struktur biostrome adalah seperti struktur bioherm tetapi bersifat klastik atau berlapis.
bioherm dan biostrome merupakan struktur luar yang hanya tampak dilapangan. struktur septaria
adalah sejenis struktur konkresi, tetapi mempunyai komposisi lempungan ciri khasnya adanya
rekahan rekahan yang tidak teratur akibat penyusutan bahan- bahan lempungan tersebut karena
proses dehidrasi, kemudian celah celah yang terbentuk terisi oleh kristal kristal karbonat berukuran
kasar struktur geode adalah banyak dijumpai pada batu gamping, berupa rongga rongga yang terisi
oleh kristal kalsit yang tumbuh kearah pusat rongga. stuktur stylolit, adalah struktur dari hal
hubungan antar butir yang bergerigi
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3. 1 Alat dan bahan


3.1. 1 Alat
Pada praktikum kali ini kami menggunakan alat yaitu :
- Komparator batuan
- Larutan HCL
- Loup
- Kamera
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah :
- Form deskripsi batuan sedimen
- Batuan sedimen

3.2 Prosedur Percobaaan


Pada praktikum kali ini prosedur yang digunakan, yaitu :
- Diambil sampel batuan yang akan dideskripsi
- Dicatat nomor sampel batuan
- Diamati jenis batuan lalu dicatat dalam tabel deskripsi
- Ditetesi HCl pada batuan untuk mengetahui jenis batuan sedimen, apabila bereaksi maka
termasuk karbonat
- Diamati dan dicatat tekstur pada sampel batuan
- Diamati dan dicatat struktur pada sampel batuan
- Diamati dan dicatat komposisi pada sampel batuan
- Dituliskan nama batuan yang telah dideskripsi
- Difoto sampel batuan
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Tabel Deskripsi


No. Foto Deskripsi
1 ‒ Tekstur : Kristalin
‒ Struktur : Geode
‒ Komposisi
Fragmen : Kalsit
Matrik :-
Semen :-
‒ Nama Batuan : Batugamping
Kristalin

2 ‒ Tekstur : Amorf
‒ Struktur : Bioherm
‒ Komposisi
Fragmen : Koral
Matrik :-
Semen :-
‒ Nama Batuan : Batugamping
Terumbu
3 ‒ Tekstur : Amorf
‒ Struktur : Fossiliferous
‒ Komposisi
Fragmen : Fosil
Matrik :-
Semen :-
‒ Nama Batuan : Batugamping
Numulites
4 ‒ Tekstur : Amorf

‒ Struktur : Masif

‒ Komposisi

Fragmen : Kuarsa
Matrik :-
Semen :-
‒ Nama Batuan : Baturijang
4.2 Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen non klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh proses kimiawi atau
aktivitas organisme atau gabungan keduanya. proses pembentukannya melalui presipitasi
langsung dari larutan atau air yang membentuk batuan sedimen kimiawi maupun tumbuhan dan
binatang yang mengekstraksi mineral terlarut dari air laut untuk pembentukan tangkainya yang
kemudian membentuk batuan sedimen biokimia serta sisa-sisa tumbuhan yang banyak
mengandung karbon membentuk batuan sedimen organik. sebagian besar material pembentuk
batuan ini terbentuk di tempat. secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas
binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang),
terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat
penurunan daratan menjadi laut. Contohnya adalah limestone (batu gamping), coal (batu bara)

Klasifikasi pada batuan sedimen adalah golongan silika proses terbentuknya batuan ini adalah
gabungan antara proses organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. termasuk
golongan ini batu rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. batuan golongan ini tersebarnya
hanya sedikit dan terbatas sekali, batuan ini terbentuk dari pada proses kimia, iaitu daripada
bahan kimia yang larut dalam air (terutamanya air laut). bahan kimia ini termendap hasil
daripada proses kimia (contohnya proses perwapan membentuk hablur garam), atau dengan
bantuan proses biologi (seperti pembesaran cangkang oleh hidupan yang mengambil bahan kimia
yang ada dalam air). dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar
untuk dibezakan antara bahan yang terbentuk hasil daripada proses kimia, atau proses biologi
(yang juga melbatkan proses kimia secara tak langsung). jadi lebih sesuai kedua-dua jenis
sedimen ini diletak dalam satu klas yang sama (sedimen endapan kimia atau biokimia). batuan
sedimen silika tersusun dari mineral silika (sio2). batuan ini terhasil dari proses kimiawi dan atau
biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi silika seperti diatomae,
radiolaria dan sponges. kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi batuan bersilika
apabilaterjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti kalsium karbonat. kelompok batuan
silika Batuan sedimen karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi lebih dari 55 % terdiri
dari mineral mineral atau garam garam karbonat , yang secara umum meliputi batugamping dan
dolomit . proses terbentuknya batuan karbonat ini dapat terjadi secara insitu berasal dari larutan
yang mengalami proses kimia maupun biokimia dimana organisme ikut berperan , atau karbonat
4.2.1 Batugamping Kristalin

Gambar 4.1 Batugamping Kristalin


Batugamping kristalin merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari batuan
sediment seperti yang kita kira, batuan sedimen terbentuk dari batuan sedimen, tidak juga terbentuk
dari clay dan sand, melainkan batuan ini terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari
kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut yang dangkal, batugamping adalah
batuan sedimen yang sebagian besar disusun oleh kalsium karbonat yang berasal dari sisa- sisa
organisme laut seperti kerang, siput laut, dan koral yang sudah mati. lalu batugamping terbentuk
secara organik, secara mekanik maupun secara kimia. batugamping yang terjadi secara mekanik tidak
jauh berbeda dengan jenis batugamping yang terbentuk secara organik, perbedaannya yang terjadi
diantara keduanya adalah terjadinya perombakan bahan oleh batugamping yang kemudian terbawa
arus dan biasanya mengendap tidak jauh dari tempat semula. batugamping yang terjadi secara kimia
merupakan jenis dari batugamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan dalam suasana lingkungan
tertentu. pada prinsipnya, batugamping mengacu pada batuan yang mengandung kalsium karbonat
setidaknya 50% dalam bentuk mineral kalsit. selebihnya, batugamping dapat mengandung beberapa
mineral seperti kuarsa, feldspar, mineral lempung, pirit, siderite dan mineral lainnya.kandungan
kalsium karbonat batu gamping menyediakan sifat fisik yang sering digunakan untuk
mengidentifikasi batuan ini. biasanya, identifikasi batugamping adalah dengan tetes asam jika
bereaksi, kita dapat memastikan bahwa batu itu adalah batugamping. sebagian besar batugamping
terbentuk di laut yang tenang dan dangkal dan air hangat. lingkungan ini merupakan lingkungan yang
ideal di mana organisme dapat membentuk cangkang dan kerangka kalsium karbonat pada
batugamping ketika organisme
ini mati, cangkang dan kerangka mereka menumpuk untuk membentuk oleh batugamping,
batugamping kristal memiliki warna segar yaitu warna putih, serta warna lapuk adalah putih
kecoklatan kemudian memiliki tekstur kristalin karena kristal- kristal yang saling mengunci satu
dengan yang lain, struktur batugamping kristalin yaitu geode, karena pada pembentukannya
terjadi endapan organisme mikroskopik dilaut dangkal yang membentuk kristalin kearah pusat
rongga untuk lebih tahan Batugamping jenis ini terbentuk dari hasil rekristalisasi batugamping
klastik, batugamping terumbu, atau batugamping afanitik, dan tidak terbentuk secara langsung
dari pengendapan. proses pembentukan batugamping kristalin terjadi pada saat yaitu diagenesis

Proses pembentukan batugamping kristalin adalah disebabkan oleh penguapan/evaporasi.


stalaktit, stalagmit, dan formasi gua lainnya (sering disebut speleothem) adalah contoh batu
gamping yang dibentuk oleh penguapan. cara terbentuknya batuan ini, terbagi menjadi tiga yaitu
pertama pengendapan langsung dalam supratidal atau evaporit. kedua pengendapan dalam pori-
pori gamping klastik di daerah supratidal, sebagai hablur kemudian partikel kalsit terlarut. ketiga
proses ubahan (replacement) suatu terumbu yang terangkat ke daerah supratidal dengan proses
seepage reflux. di sebuah gua, tetesan air merembes dari atas untuk memasuki gua melalui celah-
celah atau ruang pori di langit-langit, lalu menguap sebelum jatuh ke lantai gua. daerah
supratidal, sebagai hablur kemudian partikel kalsit terlarut. ketiga proses ubahan (replacement)
suatu terumbu yang terangkat ke daerah supratidal dengan proses seepage reflux. hal ini dapat
terjadi di daerah gurun atau daerah tropis yang kering. ketika air menguap, setiap kalsium
karbonat yang dilarutkan dalam air disimpan di langit-langit gua. seiring waktu, proses
penguapan ini dapat menyebabkan akumulasi kalsium karbonat, seperti es, di langit-langit gua,
yang disebut deposit stalaktit. jika tetesan jatuh ke tanah dan menguap dan tumbuh / tumbuh ke
atas (tanah gua), deposit disebut stalagmit. batugamping yang membentuk formasi gua disebut
“travertine” dan termasuk dalam kelompok batuan oleh dari sedimen kimia. Batugamping jenis
ini terbentuk dari hasil rekristalisasi batugamping klastik, batugamping terumbu, atau
batugamping afanitik, dan tidak terbentuk secara langsung dari pengendapan, Proses
pembentukan batugamping kristalin terjadi pada saat diagenesis yang disebut neomorphoisme.

Kegunaan Batugamping kristalin adalah salah satu batu yang paling banyak digunakan
dibandingkan dengan jenis batu lainnya. sebagian besar batu gamping diubah menjadi batu pecah
yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan, seperti jalan dan kereta api, dan agregat dalam
beton. nilai yang paling ekonomis dari deposit batu gamping adalah bahan utama dalam
pembuatan semen portland. Dan mudah untuk diekstraksi tidak keausan pada alat pertambangan
4.2.2BatugampingTerumbu

Gambar4.2BatugampingTerumbu
Batugamping terumbu adalah sebuah bentuk struktur organisme yang dibentuk oleh koloni
organisme, tahan terhadap gelombang, dan memiliki relief topografi di atas pengendapan sedimen
yang ada di sekelilingnya. batu gamping terumbu sering disebut juga sebagai batugamping
kerangka. kunci dari mempelajari jenis batugamping ini yaitu pada perkembangan terumbu, koloni
organismenya, dan lingkungan pembentukannya.terumbu mempunyai potensi ekologi untuk
membentuk kerangka yang kokoh, jadi terumbu yang dimaksudkan disini bukan merupakan hasil
akumulasi hancuran kerangka, karena akumulasi hancuran kerangka pada umumnya. terumbu
menurut bentuknya dibagi menjadi 3 jenis yaituatol adalah batugamping terumbu/kerangka yang
diendapkan di laut yang berair jernih, banyak sinar matahari, dengan kedalaman maksimal 60 m,
dan kondisi laut yang bergelombang. bentuk atol umumnya agak melingkar, shingga membentuk
laguna dan seringkali terdapat celah-celah yang luas di sekitar terumbu, terumbu menepi (fringing
reef) terumbu menepi (fringing reef) adalah terumbu dengan bentuk kecil yang membatasi pulau
dan pantai benua. terumbu ini terletak dekat pantai yang hanya dipisahkan oleh terusan sempit
berair dangkal. permukaan bagian atasnya berada pada posisi pasang rendah,dan terumbu
penghalang jenis terumbu ini terletak di lepas pantai benua dan pulau, umumnya terletak lebih jauh
dari pantai apabila dibandingkan dengan terumbu menepi. umumnya pada terumbu penghalang
terdapat retakan dan terbuka akibat aktifitas air pasang, sehingga membentuk laguna yang relatif
dalam diantara pantai dan terumbu penghalang. terumbu penghalang umumnya mempunyai
ketinggian kurang dari 3 meter. kepada pembentukan batugamping bioklastik, batugamping
terumbu memiliki warna segar yaitu warna putih, warna lapuk yaitu putih kecoklatan, batugamping
terumbu memiliki tekstur amorf adalah terdiri dari mineral yang tidak punya bentuk kristal,
struktur pada batugamping terumbu adalah bioherm yaitu pada struktur yang tersusun oleh
organisme murni dan bersifat insitu terdapat komposisi pada batuganmping tersebut adalah terdapat
koral pada fragmen tersebut

Proses pembentukan batugamping terumbu adalah organisme utama pembentuk terumbu bioklas
atau fragmen-fragmen lainnya, seperti foraminifera terutama foram besar dan moluska yang
biasanya merupakan kerangka tersendiri seperti ostrea, bryzoa, crinoid,terutama pada yang
umumnya merupakan ganggang yang memiliki struktur berlapis halus, berombak, dan sebagai
pengikat atau mengisi kerangka organisme. organisme penyusun utama koral adalah: porites,
meandrina, acropora, siderastrea, dan rudits suatu dari proses hal (lamellibranches, terutama pada
zaman kapur).terumbu tumbuh di lingkungan laut yang tidak begitu dalam, berair jernih sehingga
sinar matahari dapat menembus kedalaman laut. batas kedalaman dimana terumbu dapat tumbuh
tergantung turbulensi air dan banyaknya plankton atau material mengambang lain yang
mempengaruhi dalamnya penetrasi sinar matahari kedalaman yang umum adalah berkisar antara 50
m hingga 65 m, tetapi pada air laut yang sangat jernih ditemukan kehidupan terumbu pada
kedalaman hingga 450 m. sedangkan kisaran suhu yang optimum untuk pertumbuhan terumbu
0
adalah berkisar antara 25 - 29 c. kadar garam air laut normal merupakan kondisi yang menunjang
pertumbuhan reef. kadar garam yang baik untuk pertumbuhan terumbu adalah berkisar antara 35-
38%.sirkulasi atau agitasi air sangat diperlukan, karena koral yang umumnya sebagai organisme
utama pembentuk terumbu makanannya tergantung suatu pada arus air laut batugamping terumbu
adalah sebuah bentuk struktur organisme yang dibentuk oleh koloni organisme, tahan terhadap
gelombang, dan memiliki relief topografi di atas pengendapan sedimen yang ada di sekelilingnya.
batugamping terumbu sering disebut juga sebagai batugamping kerangka. kunci dari mempelajari
jenis batugamping ini yaitu pada perkembangan terumbu, koloni organismenya, dan lingkungan

Kegunaan batugamping terumbu adalah sebagai bahan baku unsur pembuatan kapur pada (kalsium
oksida) semen-semen dan mortar bubuk pada batugamping dapat digunakan sebagai membantu
pada petani menetralisasi sebuah unsur tanah yang mendorong asam batu gamping dapat
digolongkan sebagai dasar yang kokoh untuk penggolongan jalan aspal maupun semen,
batugamping digunakan sebagai bahan dalam resulfurasi gas buang bereaksi dengan sulfur itu
dioksida untuk pengenalan udara, dapat membantu pada proses pembuatan kaca,bahan dalam
hiasan taman, sebagai pemutih, dapat digunakan contoh untuk kapur tulis,cat, dam pewarna lainnya
selain itu sebagai pajangan. tersebut, umumnya digunakan sebagai bahan dasar dari bangunan
4.2.3 Batugamping Numulites

Gambar 4.3 Batugamping Numulites


Batuan gamping numulites adalah batuan fosil nummulite adalah fosil lenticular besar, ditandai
dengan banyak kumparannya, dibagi oleh septa menjadi bilik. mereka adalah cangkang fosil dan
nummulites protozoa laut masa kini ,sejenis foraminiferan . diameter nummulites umumnya
bervariasi mulai dari 1,3 cm (0,5 inci) hingga 5 cm (2 inci) dan umum terjadi pada batuan laut
eosen hingga miosen , khususnya di sekitar asia barat daya dan mediterania yang merupakan
misalnya batu kapur eosen dari mesir . fosil hingga enam inci ditemukan di batuan eosen tengah
turki. mereka berharga sebagai fosil indeks menggunakan cangkang nummulite sebagai koin dan
piramida dibangun menggunakan batu kapur yang berisi nummulit. maka tidak mengherankan
bahwa nama " nummulites " adalah bentuk kecil dari nummulus latin yang berarti "koin kecil",
merujuk pada bentuknya.bongkah batu atau gamping numuliites merupakan "olistolit" hasil suatu
pelongsoran besar didasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam. fosil yang ada
menunjukkan bahwa pada kala eosen kawasan sekitar karangsambung merupakan laut dangkal di
mana pada tepi-tepi cekungan diendapkan batu gamping numulites. batuan gamping numulites
adalah batuan fosil nummulite adalah fosil lenticular besar, ditandai dengan banyak kumparannya,
dibagi oleh septa menjadi bilik batuan sedimen bioklastik yang dipenuhi oleh fosil foramnifera
nummulities yang memberikan petunjuk bahwa batuan ini diendapkan dilaut dangkal dan berumur
hingga 55 juta tahun lalu. batugamping numulites termasuk dalam batuan sedimen non klastik yang
memiliki warna segar putih dan warna lapuk yaitu warna putih kekuningan, memiliki tekstur pada
batugamping numulites adalah amorf yaitu terdiri dari mineral yang tidak mempunyai kristal,
sedangkan pada batugamping numulites memiliki suatu struktur yaitu fossiliferous adalah struktur
yang ditunjukkan oleh adanya fosil atau komposisi yang terdiri dari fosil terdapat pada batuan
sedimen organik komposisi pada batugamping numulites adalah terdapatnya fragmen yaitu fosil
yang ukuran koin kecil batugamping numulites

Proses pembentukan pada batugamping numulites adalah dikarenakan adanya sebuah proses
pelongsoran yang besar di dasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam dan biasanya
disebut dengan olistolit. Pada batuan fosil nummulite adalah fosil lenticular besar, ditandai dengan
banyak kumparannya, dibagi oleh septa menjadi bilik batuan sedimen bioklastik yang dipenuhi
oleh fosil foramnifera nummulities yang memberikan petunjuk bahwa batuan ini diendapkan dilaut
dangkal dan berumur hingga 55 juta tahun lalu batugamping numulites ini adalah merupakan jenis
batuan sedimen non-klastik yang terbentuknya akibat adanya pengaruh organisme, dimana pada
batuan ini terlihat sisa-sisa dari organisme yang terendapkan sampai terbentuk suatu batuan. Batuan
ini dapat juga terbentuk secara kimiawi dari pengendapan kalsium karbonat dari danau atau air laut,
yang terendapkan dalam air, disekresikan oleh organisme laut seperti alga,cangkang,pecahan
pecahan ini sisa dari hasil organisme dan karang yang meninggalkan cangkang setelah mati. batuan
ini juga dapat menjadi batuan sedimen yang terbentuk dari laut dangkal tenang dan pada perairan
yang hangat lingkungan disini merupakan lingkungan ideal dimana organisme maupun membentuk
cangkang pada suatu kalsium karbonat Produk sisa organisme tersebut juga dapat berkontribusi
untuk pembentukan sebuah massa sedimen. Batugamping yang terbentuk dari sedimen sisa
organisme dikelompokan sebagai batuan sedimen biologis. Asal biologis mereka sering terlihat
oleh kehadiran fosil.

Kegunaan dari batugamping numulites adalah batugamping ini biasa digunakan sebagai penetralisir
air asam tambang karena memiliki sifat yang basa dan juga fossiliferous merupakan salah satu
reservoir atau yang diketahui sebgai tempat terakumulasinya minyak dan gas yang terdapat di fosil-
fosil batuan tersebut, bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian
apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatife tidak banyak air, sebagai pupuk
untuk menambah unsur kalsium yang berkurang akibat panen, erosi serta untuk menggemburkan
tanah. kapur ini juga dipergunakan sebagai disinfektan pada kandang unggas, dalam pembuatan
kompos dan sebagainya, bahan bangunan yang dipergunakan untuk plester,adukan pasangan bata,
pembuatan semen tras ataupun semen, untuk di ekstrasi pada peralatan suatu pertambangan
Beberapa jenis batugamping banyak digunakan karena sifat mereka yang kuat dan padat dengan
sejumlah ruang/pori. Sifat fisik ini memungkinkan batugamping dapat berdiri kokoh walaupun
mengalami proses abrasi. Meskipun batugamping tidak sekeras batuan berkomposisi suatu silikat
4.2.4 BatuRijang

Gambar 4.4 Baturijang


Baturijang atau batu api adalah batuan endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan licin dari
glassy . batu ini termasuk di dalam batuan pra tersier yang termasuk dalam kelompok batuan
sedimen pelages biogen yang terdiri dari rijang atau chert dan batu gamping merah. disebut batu
api karena jika diadu dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat
membakar bahan kering. kebanyakan perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil
silica seperti diatom dan radiolatia. batu rijang atau batuapi adalah batuan sedimen mikrokristalin
atau kriptokristalin yang tersusun atas silikon dioksida (sio2) dengan permukaan yang licin
(glassy). rijang dapat terbentuk sebagai nodul, massa konkresi, dan deposit berlapis. serpihan rijang
dengan pecahan konkoidal sering menghasilkan bentuk yang tajam sehingga manusia pada zaman
dahulu memanfaatkan batu rijang sebagai alat pemotong bahkan sebagai asesoris senjata
tradisional. rijang terbentuk dalam berbagai macam warna. gradien warnanya berada di antara putih
dan hitam atau antara krim dan cokelat. rijang berwarna hijau, kuning dan merah juga cukup umum
dijumpai. rijang yang berwarna gelap dapat dihasilkan dari inklusi sedimen atau bahan organik.
nama "flint" sering digunakan dalam referensi untuk batu rijang yang berwarna lebih gelap. nama
"jasper" merupakan batu rijang yang berwarna kemerahan atau merah kecoklatan yang disebabkan
oleh subsitusi oksida besi. baturijang tersebut termasuk pada golongan sedimen non klastik, telah
memiliki warna segar yaitu warna coklat dan warna lapuk pada baturijang tersebut adalah warna
coklat kemerahan, serta memiliki struktur pada baturijang adalah amorf terdiri dari mineral yang
tidak punya bentuk kristal, sedangkan pada struktur yang tidak dimiliki oleh baturijang adalah hasil
karena tidak menunjukkan struktur yaitu massif atau ketebalan lebih dari 120 cm, sedangkan pada
komposisi pada baturijang pada fragmen adalah adanya terlihat urat pada batuanrijang yaitu
mineral kuarsa pada batuan rijang ditemukan batugamping merah yang terletak di bawah atau
menempel dengan rijang hal itu disebabkan oleh karena proses pengendapan batuan sedimen di
dalam suatu titik atau tempat yang terdapat berbagai macam batuan yang terbentuk yang disebut
fasies. batuan yang terbentuk terlebih dahulu rijang karena terbentuk dari hasil endapan organisme
yang mengandung silika seperti radiolaria yang mati kemudian berakumulasi di laut dalam,
selanjutnya terjadi pergeseran lempeng ke laut dangkal kemudian terabsorsi ke tempat dimana
terbentuknya batugamping

Proses pembentukan pada baturijang adalah tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti
diatom dan radiolaria. endapan tersebut dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi dari
lumpur silika organik yang terakumulasi pada lautan yang dalam. saat organisme tersebt mati
cangkang mereka di endapkan perlahan di dasar laut dalam yang kemudian mengalami akumulasi
yang masih saling lepas. beberapa perlapisan rijang belum tentu berasal dari bahan organik, bisa
saja berasal dari prasipitasi silika yang berasal dari dapur magma yang sama pada basaltik bawah
laut (lava bantal) yang mengalami presipitasi bersama dengan perlapisan rijang. lumpur tersebut
bersama-sama terkumpul di bawah zona-zona plangktonik radiolaria dan diatom saat hidup di
permukaan air laut dengan suhu yang hangat. material-material tersebut diendapkan jauh dari busur
daratan hingga area dasar samudra, saat suplai sedimen terrigenius rendah, dan pada bagan
terdalam dari dataran abissal terdapat batas ini dinamakan carbonate compensationdepth (ccd),
dimana akumulasi material-material carcareous tidak dapat terbentuk dari hal ini dikarenakan salah
satu sifat air adalah air dingin akan mengikat lebih banyak pada suatu co2

Kegunaan baturijang adalah biasanya digunakan untuk indkator dalam laut (abyssal) dan pada
zaman batu, rrijang banyak di gunakan untuk membuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata
anak panah,pisau,kapak, dan lain-lain. tetapi yang paling populer rijang digunakan untuk ornamen-
ornamen dan batu permata. berton-ton fragmen rijang ada di sekitar lokasi peninggalan sejarah di
mana benda-benda menyerupai pisau, panah, pencakar, dan kepala kapak ditemukanJika nodul-
nodul atau konkresi tersebut bergabung dalam jumlah yang besar maka akan membentuk lapisan
rijang dalam suatu massa sedimen. Rijang yang terbentuk dengan cara seperti ini biasa disebut
sebagai batuan sedimen kimia. Beberapa silikon dioksida dalam rijang diperkirakan memiliki asal
biologis. Batu rijang merah atau jasper saat ini banyak dicari oleh pemburu batu akik untuk
digunakan sebagai ornamen atau perhiasan. Batu rijang disebut "batu api" karena jika dibenturkan
dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar dari bahan kering
4.3 Klasifikasi Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen non klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh proses kimiawi atau
aktivitas organisme atau gabungan keduanya. proses pembentukannya melalui presipitasi langsung
dari larutan atau air yang membentuk batuan sedimen kimiawi maupun tumbuhan dan binatang
yang mengekstraksi mineral terlarut dari air laut untuk pembentukan tangkainya yang kemudian
membentuk batuan sedimen biokimia serta sisa-sisa tumbuhan yang banyak mengandung karbon
membentuk batuan sedimen organik. sebagian besar material pembentuk batuan ini terbentuk di
tempat. secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-
tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang
binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.
Contohnya adalah limestone (batu gamping), coal (batu bara) Dalam keadaan tertentu, proses yang
terlibat sangat kompleks, dan sukar untuk dibedakan antara bahan yang terbentuk hasil proses
kimia, atau proses biologi (yang juga melibatkan proses kimia secara tak langsung). Jadi lebih
sesuai dari kedua-dua jenis sedimen ini dimasukan dalam satu kelas yang sama, yaitu sedimen
endapan kimiawi / biokimia. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sedimen evaporit
(evaporites), karbonat (carbonates), batugamping dan dolomit (limestones and dolostone), serta
batuan bersilika (siliceous rocks), rijang (chert)

Klasifikasi pada batuan sedimen adalah golongan silika proses terbentuknya batuan ini adalah
gabungan antara proses organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. termasuk golongan
ini batu rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit
dan terbatas sekali, batuan ini terbentuk dari pada proses kimia, iaitu daripada bahan kimia yang
larut dalam air (terutamanya air laut). bahan kimia ini termendap hasil daripada proses kimia
(contohnya proses perwapan membentuk hablur garam), atau dengan bantuan proses biologi
(seperti pembesaran cangkang oleh hidupan yang mengambil bahan kimia yang ada dalam air).
dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar untuk dibezakan antara
bahan yang terbentuk hasil daripada proses kimia, atau proses biologi (yang juga melbatkan proses
kimia secara tak langsung). jadi lebih sesuai kedua-dua jenis sedimen ini diletak dalam satu klas
yang sama (sedimen endapan kimia atau biokimia). batuan sedimen silika tersusun dari mineral
silika (sio2). batuan ini terhasil dari proses kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan
organisme yang berkomposisi silika seperti diatomae, radiolaria dan sponges. kadang-kadang
batuan karbonat dapat menjadi batuan bersilika apabilaterjadi reaksi kimia, dimana mineral silika
mengganti kalsium karbonat. kelompok batuan silika Batuan sedimen karbonat adalah batuan
sedimen dengan komposisi lebih dari 55 % terdiri dari mineral mineral atau garam garam karbonat
, yang secara umum meliputi batugamping dan dolomit . proses terbentuknya batuan karbonat ini
dapat terjadi secara insitu berasal dari larutan yang mengalami proses kimia maupun biokimia
dimana organisme ikut berperan , atau dapat pula batuan karbonat ini terjadi dari butiran rombakan
yang mengalami transportasi secara mekanik lalu diendapkan di tempat lain. jadi dapat
disimpulkan bahwa batuan karbonat ini dapat dibagi menjadi dua yaitu batuan karbonat,
batugamping non klastik dan batugamping klastik . Berbagai penggolongan dan penamaan batuan
sedimen telah dikemukakan oleh para ahli, baik berdasarkan genetis maupun deskriptif. Secara
genetik disimpulkan dua golongan. yaitu batuan sedimen klasik dan batuan sedimen non klastik.

Tekstur batuan sedimen non klastik dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, kristalin tekstur ini
terdiri dari kristal – kristal yang interlocking yaitu kristal – kristal yang saling mengunci satu
dengan yang lain. tekstur amorf adalah pada tekstur ini terdiri dari mineral yang tidak membentuk
pada kristal – kristal atau amorf (non klastik),umumnya ukuran lempung atau koloid

Komposisi mineral pada batuan sedimen nonklastik biasanya hanya terdiri dari satu atau dua
macam mineral berikut batugamping nonklastik hanya terdiri dari mineral kalsit dan atau dolomit
batu rijang atau komposisinya mineral kalsedon. batu gypsum komposisi mineral pada gypsum

Struktur batuan sedimen non klastik terbentuk dari proses reaksi kimia ataupun kegiatan organik.
macam struktur yang penting pada batuan sedimen non klastik antara lain adalah struktur
fossiliferous ialah struktur yang ditunjukkan oleh adanya fosil atau komposisi yang terdiri dari fosil
( terdapat pada batuan sedimen organik ). struktur oolitik, ialah struktur dimana suatu fragmen
klastik diselubungi oleh mineral nonklastik , bersifat konsentris dengan diameter berukuran <2mm.
struktur pisolitik adalah , sama dengan struktur oolitik tetapi ukuran diameternya >2mm. struktur
konkresi adalah sama dengan struktu oolitik tetapi tidak menunjukkan sifat konsentris. struktur
cone in cone adalah struktur pada batu gamping kristalin yang menunjukkan pertumbuhan kerucut
per kerucut . struktur bioherm adalah struktur yang tersusun oleh organisme murni dan bersifat
insitu. struktur biostrome adalah seperti struktur bioherm tetapi bersifat klastik atau berlapis.
bioherm dan biostrome merupakan struktur luar yang hanya tampak dilapangan. struktur septaria
adalah sejenis struktur konkresi, tetapi mempunyai komposisi lempungan ciri khasnya adanya
rekahan rekahan yang tidak teratur akibat penyusutan bahan- bahan lempungan tersebut karena
proses dehidrasi, kemudian celah celah yang terbentuk terisi oleh kristal kristal karbonat berukuran
kasar struktur geode adalah banyak dijumpai pada batu gamping, berupa rongga rongga yang terisi
oleh kristal kalsit yang tumbuh kearah pusat rongga. stuktur stylolit, adalah struktur dari hal bergigi
4.4 Struktur Sedimen Non-Klastik
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan sedimen yang
diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya kenampakan struktur
dalam batuan sedimen hanya dapat dilihat dalam skala besar. kebanyakan sedimen tertransport oleh
arus yang akhirnya diendapkan, sehingga ciri utama batuan sedimen adalah berlapis Macam-
macam struktur:
‒ Fossiliferous, struktur yang menunjukkan adanya fosil

Gambar 4.5 Fossiliferous


‒ Oolitik, struktur dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik, bersifat
konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.

Gambar 4.6 Oolitik


‒ Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.

Gambar 4.7 Pisolitik

‒ Konkresi, sama dengan oolitik namun Tidak konsentris.


.
Gambar 4.8 Konkresi
‒ Cone in cone, strutur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan kerucut per kerucut.

Gambar 4.9 Cone in cone


‒ Bioherm, tersusun oleh organisme murni insitu.

Gambar 4.10 Bioherm


‒ Biostorm, seperti bioherm namun bersifat klastik

Gambar 4.11 Biostorm


‒ Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Ciri khasnya adalah adanya
rekahan-rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan lempungan tersebut karena proses
dehidrasi yang melalui celah-celahnya terisi oleh mineral karbonat.
Gambar 4.12 Septaria

‒ Goode, banyak dijumpai pada batugamping, berupa rongga-rongga yang terisi oleh kristal-
kristal yang tumbuh ke arah pusat rongga tersebut. Kristal dapat berupa kalsit maupun
kuarsa.

Gambar 4.13 Goode


‒ Styolit, kenampakan bergerigi pada batugamping sebagai hasil pelarutan.

Gambar 4.14 Styolit


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan praktikum dapat disimpulkan bahwa :

‒ Diketahi bahwa, tesktur pada batugamping kristalin termasuk batuan sedimen non klastik
yaitu adalah tekstur kristalin disebabkan kristal- kristal yang saling mengunci satu dengan
yang lain.
‒ Kegunaan baturijang adalah biasanya digunakan untuk indkator dalam laut (abyssal) dan
pada zaman batu, rrijang banyak di gunakan untuk membuat senjata dan peralatan seperti
pedang, mata anak panah,pisau,kapak, dan lain-lain. tetapi yang paling populer rijang
digunakan untuk ornamen-ornamen dan batu permata. berton-ton fragmen rijang ada di
sekitar lokasi peninggalan sejarah di mana benda-benda menyerupai pisau, panah.
‒ Struktur batuan sedimen non klastik terbentuk oleh reaksi kimia maupun aktifitas
organisme. struktur pada batugamping terumbu adalah bioherm yaitu pada struktur yang
tersusun oleh organisme murni dan bersifat insitu, disebabkan batugamping terumbu
mempunyai sebuah bentuk struktur organisme yang dibentuk oleh koloni organisme,
menyerupai kubah, tonjolan bukit kecil, lensa, ataupun bentuk lain yang penyebarannya
terbatas, dibangun seluruhnya atau terutama oleh organisme seperti koral
5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya pada batuan sedimen non klastik digunakan berbagai
macam-macam batuan sedimen non klastik yang lebih bervariasi, beragam serta jumlahnya
ditambah agar para praktikan dapat mengerti,mengetahui tentang pemahaman proses terbentuknya
batuan sedimen non klastik, berbagai macam tekstur yang ada pada batuan sedimen non klastik,
komposisi, serta penamaan pada batuan sedimen non klastik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Balfas, M. D. 2015. Geologi Untuk Pertambangan Umum. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Graha, D. S. 1987. Batuan dan Mineral. Nova : Bandung.
Sukandarrumidi, dkk. 2014. Geologi Umum. Gadjah mada University. Yogyakarta

Samarinda, 10 April 2020


Praktikan
Asisten

Nataya Lakshita Dianya Rafael Bonardy Gultom


Nim. 1609085013 Nim. 1909056040
LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN

Klasifikasi Tekstur Komposisi Struktur Nama Batuan


No

Non Klastik Kristalin Kalsit Goode Batugamping Kristalin


1

Non Klastik Amorf Koral Biorhem Batugamping Terumbu


2

Non Klastik Amorf Fosil fossiliferous Batugamping Numulites


3

Non Klastik Amorf Kuarsa Masif Batu Rijang


4

Samarinda, 7 April 2020


Asisten, Praktikan,

Nataya Lakshita Dianya Rafael Bonardy Gultom


Nim. 1609085013 Nim. 1909056040

Anda mungkin juga menyukai