Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Istilah diagenesis digunakan untuk menggambarkan semua perubahan kimia, fisik, dan
biologis, termasuk sementasi, yang dialami oleh sedimen setelah deposisi awal,
eksklusif pada pelapukan permukaan. Beberapa dari proses ini menyebabkan sedimen
terkonsolidasi: membentuk substansi solid dan kompak dari material lepas. Batuan
sedimen muda, terutama mereka yang berusia Kuarter (periode terbaru dari skala
waktu geologi) sering masih belum terkonsolidasi. Ketika deposisi sedimen terjadi,
pembebanan (overburden) menyebabkan tekanan meningkat, dan proses yang dikenal
sebagai litifikasi berlangsung.
Batuan sedimen sering terjenuhkan dengan air laut atau air tanah, di mana mineral
dapat terlarut atau terendapkan. Mengendapnya mineral mengurangi ruang pori dalam
batuan, proses yang biasa disebut sementasi. Karena penurunan ruang pori, cairan
bawaan asli terusir atau dikeluarkan. Mineral yang diendapkan membentuk semen dan
membuat batuan lebih kompak dan kompeten. Dengan cara ini, klas-klas yang semula
longgar dalam batuan sedimen dapat menjadi "terpaku" bersama-sama.
Seiring sedimentasi berlangsung, lapisan batuan yang lebih tua menjadi terkubur lebih
dari sebelumnya. Tekanan litostatik dalam batuan meningkat seiring meningkatnya
beban dari sedimen di atasnya. Hal ini menyebabkan Kompaksi (pemadatan), sebuah
proses di mana butir-butir klas ter-reorganisasi. Kompaksi adalah proses diagenesa
yang penting dalam pembentukan - misalnya- batulempung, yang awalnya dapat terdiri
dari 60% air. Selama pemadatan, air interstitial ini ditekan keluar dari ruang pori.
Kompaksi juga dapat terjadi sebagai hasil dari pelarutan butiran akibat larutan tekanan.
Material terlarut akan terendapkan lagi di ruang pori terbuka, yang berarti akan ada
aliran material ke dalam pori-pori. Namun, dalam beberapa kasus, mineral tertentu larut
dan tidak mengendap lagi. Proses ini, disebut pencucian (leaching), meningkatkan
ruang pori di batuan.
Beberapa proses biokimia, seperti aktivitas bakteri, dapat mempengaruhi mineral dalam
batuan dan oleh karena itu dianggap sebagai bagian dari diagenesis. Jamur dan
tanaman (oleh akarnya) dan berbagai organisme lain yang hidup di bawah permukaan
juga dapat mempengaruhi diagenesis.
Penguburan (overburden) batuan akibat sedimentasi yang sedang berlangsung
menyebabkan peningkatan tekanan dan temperatur, yang merangsang reaksi kimia
tertentu. Contohnya adalah reaksi di mana bahan organik menjadi lignit atau batubara.
Ketika suhu dan peningkatan tekanan lebih jauh, ranah diagenesis membuat jalan bagi
metamorfosis, proses yang membentuk batuan metamorf.