PENDAHULUAN
Batuan adalah batuan penyusun kerak bumi sekaligus agregat atau kumpulan
piroklastik, dan metamorf yang terus berubah. Konservasi yang terjadi disiklus
Di bumi ini batuan paling banyak ditemukan ialah batuan sedimen dimana
banyak ditemukan pada kerak bumi. Batuan sedimen adalah jenis batuan yang
terbentuk oleh endapan dan sedimentasi yang biasa terjadi dipermukaan bumi dan
dibawah tanah atau didalam air. Sedimentasi adalah nama kolektif untuk proses
Sebelum diendapkan, batuan sedimen dibentuk oleh proses pelapukan dan erosi,
kemudian diangkut ketempat pengendapan oleh air, angin es, gerakan massa atau
glitser, yang disebut agen transportasi. Batuan sedimen juga dapar terbentuk karena
endapan mineral dari larutan air atau cangkang makhluk air yang terlepas dari
suspensi dan batuan sedimen ini disebut batuan sedimen non klastik.
Menurut data statistik yang ada pada saat ini, sekitar 86-90% produk mineral
tahunan berasal dari mineral sedimenter dan endapan biji. Manfaat ekonomis
pentimh dari batuan sedimen, antara lain : mengandung bahan bakar fosil serta air
terkandung, merupakan material bahan bakar, misalnya batu nara dan serpij
minyak, merupakan material baku industri keramik, semen portland, serta bahan
bangunan, tempat dimana mineral logam dan nonlogam terakumulasi. Kenyataan
itu sudah cukuo menjadi alasan untui mempelajari sedimentelogi, oleh karena itu
mendeskripsi, serta membuat sketsa dari batuan yang menjadi sampel pada
praktikum ini. Ada beberapa tujuan dilakukannya praktikum ini, antara lain :
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
2. Alat tulis
3. Buku prnuntun
4. Lup
7. HCL
8. Lap halus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada awalnya, Bumi adalah bola raksasa membara yang terdiri atas materi leleh
atau magma, yang mengandung zat kimia bernama unsur. Saat magma mendingin, unsur-
unsur ini bergabung membentuk mineral. Sekitar delapan unsur bergabung membentuk
mineral batuan. Oksigen dan silikon merupakan dua unsur paling lazim. Mereka bergabung
membentuk kelompok mineral yang disebut silikat. Gabungan unsur yang berbeda
menghasilkan berbagai jenis mineral batuan. Batuan menyelimuti seluruh bumi, tetapi
mungkin tersembunyi dibawah bangunan, tumbuhan, air, atau es. Ada tiga macam batuan
berdasarkan cara terbentuknya yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Mereka terbentuk dari senyawa kimia padat yang disebut mineral. Ada ribuan jenis mineral,
termasuk intan, emas, dan garam. Namun, kebanyakan batuan terbentuk dari beberapa jenis
mineral saja. Batu pasir murni, misalnya, hanya terdiri atas kuarsa, mineral yang paling
melimpah, sedangkan granit terdiri atas tiga mineral yaitu kuarsa, felsapar, dan mika. (
Hynes, 2006)
Beberapa mineral tidak seperti yan terlihat. Pirit misalnya, tampak seperti emas
bagi orang awam. Para ahli memanfaatkan ciri-ciri fisik untuk mengidentifikasi mineral
dengan benar. Diantaranya adalah warna, kenampakan khas mineral terutama bentuk dan
ukurannya, serta kekerasan. Kekerasan mineral diukur dengan Skala Mohs. Skala ini
meningkat seiring kekerasan mineral, dari 1 hingga 10. Intan adalah mineral paling keras
dengan tingkatan 10 Skala Mohs. Tingkatan pirit adalah 6 hingga 6,5 lebih lunak dari intan,
tetapi jauh lebih keras dari emas yang berkisar antara 2,5 sampai 3. Jadi, jika kamu mengira
sudah menemukan emas, jangan tertipu oleh penampilannya, yakinkan bahwa mineral itu
terlalu kecil untuk dilihat. Namun pada beberapa kasus langka, ukurannya bisa sebesar
tiang listrik. Kristal terbentuk saat mineral membeku atau mengkristal, menjadi bentuk
teratur dengan lempeng-lempeng datar yang Bersatu membentuk ujung tajam. Semua tipe
Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terbentuk oleh endapan dan
sementasi yang bias terjadi di permukaan bumi dan di bawah tanah atau didalam
air. Sedimentasi adalah nama kolektif untuk proses yang menyebabkan partikel
dibentuk oleh proses pelapukan dan erosi dari daerah sumber, yang terdiri dari
campuran kemudian diangkut ke tempat pengendapan oleh air, angin, es, gerakan
massa atau gletser, yang disebut agen transportasi. Sedimentasi juga dapat terjadi
karena endapan mineral dari larutan air atau cangkang makhluk air yang terlepas
dari suspensi. Hamparan batuan sedimen di benua-benua kerak bumi sangat luas
(73% permukaan tanah bumi saat ini), namun total kontribusi batuan sedimen
diperkirakan hanya 8% dari total volume kerak bumi. Batuan sedimen hanya
lapisan tipis di atas kerak yang terdiri dari batuan beku dan metamorf. Batuan
sedimen diendapkan dalam lapisan sebagai strata, membentuk struktur yang disebut
bedding. Studi tentang batuan sedimen dan batuan strata memberikan informasi
tentang lapisan bawah yang berguna untuk teknik sipil, misalnya dalam
sedimen juga sumber penting sumber daya alam seperti batubara, air minum, atau
bijih mineral. batuan sedimen adalah sumber utama untuk memahami sejarah Bumi,
bagian dari geologi dan geografi fisik dan tumpang tindih sebagian dengan disiplin
ilmu lain di bidang ilmu bumi, seperti pedologi, geomorfologi, geokimia dan geologi
sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil rombakan
batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme,
pengendapan sedimen, termasuk dalam hal ini semua sumber energi yang mampu
mentranspor dan mengendapkan seperti angin, air, es, dan gravitasi (Selly, 1976).
faktor utama, yaitu karena factor fisis dan faktor kimia, yang sangat dipengaruhi
Erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan
tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Proses erosi ini
erosi, di suatu tempat akan terjadi pengikisan sementara di tempat lainnya akan
Peristiwa ini terjadi secara alamiah dan berlangsung sangat lambat, sehingga akibat
yang ditimbulkan baru muncul setelah berpuluh bahkan beratus tahun kemudian.
(Apandi, 2015)
a. Gravitasi
melibatkan media di sekitarnya adalah jatuhan partikel dari tebing atau lereng
dasar lereng, biasanya secara umum terdiri dari debris kasar yang kemudian tidak
Akumulasi ini terlihat sebagai scree (akumulasi debris batuan di dasar tebing,
cone) dengan suatu permukaan pada sudut diam (angle of rest) kerikil, sudut
maksimum dimana material akan tetap stabil dan klastik tidak akan jatuh menuruni
lereng. Sudut ini bervariasi dengan bentuk dan distribusi ukuran butir, tetapi
biasanya antara 30 dan 35 derajat dari bidang horizontal. Endapan scree berada di
landslides dan massflow. Pada pergerakan masa subaeria (falls, slides, slumps,
avalanches, mudflows, dan subaerial debris flows) dan submarine debris flow
transportasi terjadi ketika gaya yang menahan (resisting force) terlampaui. Pada
falls, slides, slumps dan avalanches, retakan dihasilkan ketika batuan kehilangan
gaya kohesi antara partikelnya yang kemudian bergerak dan berhenti ketika
energinya habis. Sedimen yang dihasilkan berupa breksi yang terpilah buruk, tidak
berlapis.
b. Air
dalam channel dan sebagai aliran permukaan (overland flow). Arus-arus di laut
digerakkan oleh angin, tidal dan sirkulasi samudra. Aliran-aliran ini mungkin
cukup kuat untuk membawa material kasar di sepanjang dasarnya dan material yang
lebih halus dalam suspensi. Material dapat terbawa di dalam air sejauh ratusan atau
c. Udara
atas lahan mengangkat debu dan pasir kemudian membawanya sampai jarak yang
d. Es
Air dan udara adalah media fluida yang jelas, tapi kita juga dapat
besar debris klastik. Pergerakan detritus oleh es penting pada daerah di dalam dan
atau permanen. Volume material yang digerakkan es sangat besar ketika meluasnya
dihasilkan oleh proses pelapukan, ataupun tanah dan batuan ditambahkan ke suatu
lahan yang dataran lebih rendah yang di tansportasikan oleh angin, es, air, dan
transportasi sedimen tidak lagi cukup untuk mengatasi gaya gravitasi dan gesekan,
penumpukan sedimen dari bahan turunan organik atau proses kimia. Sebagai
Burial history menjelaskan sebuah proses sedimentasi dan subsiden dari suatu
denudasi. Porositas umumnya terjadi 60% selama proses sedimentasi awal. Dengan
sedimen semakin meningkat, porositas menurun turn sampai 10% ketika beberapa
air keluar dari proses tersebut. Dengan jumlah porositas yang menurun, maka
permeabilitas juga menurun, yang membuat cairan secara perlahan keluar dari
merekonstruksi ketebalan sedimen asli dari struktur geologi sekarang (Dian, 2016)
sedimen yang ada menjadi batuan sedimen yang berbeda selama dan setelah
terbentuknya batuan (litifikasi), pada suhu dan tekanan kurang dari yang
dibutuhkan untuk pembentukan batuan metamorf. Diagenesis tidak termasuk
perubahan terjadi baik secara kimia, fisika dan biologi yang kemudian akan
mengakibatkan hubungan agregasi antar butir batuan menjadi lebih lekat dan
air yang dikandung dalam pori-pori antar butir terdesak keluar. Akibatnya
adalah volume batuan sedimen yang terbentuk menjadi lebih kecil namun
sangat kompak.
c. Sementasi, dengan keluarnya air dari ruang pori-pori batuan maka material
Proses ini umumnya terjadi pada jenis batu gamping terumbu. Mineral aragonit
Batuan klastik terdiri dari fragmen, mineral dan batuan yang sudah ada
sebelumnya. Klastik adalah fragmen, potongan dan butir batu yang lebih kecil yang
terhasil dari batuan lainnya dengan pelapukan fisik. Ahli geologi menggunakan istilah
klastik dengan mengacu pada batuan sedimen serta partikel dalam transportasi
sedimen baik dalam suspensi atau lapisan, dan pada endapan sedimen. Batuan Klastik
dapat dibagi sesuai dengan ukuran butiran bahan komponen. Dari yang terbesar
Kata klastik merupakan bahasa Yunani yang mempunyai arti ‘jatuh’. Menurut
Pettjohn (1975), batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal yang berupa batuan
metamorf, batuan beku, atau batuan sedimen itu sendiri. Pengertian lain dari batuan
sedimen klastik adalah jenis batuan sedimen (batuan endapan) yang dihasilkan
dari proses sedimentasi batuan beku atau material padat lain yang
batuan sedimen itu sendiri maupun jenis- jenis batuan lain. Hasil pelapukan berupa
fragmen yang terbawa oleh aliran air kemudian diendapkan di sungai, danau atau
jenis menurut ukuran butiran batu. Batuan yang memiliki ukuran besar terjadi
di sekitar gunung berapi. Batuan yang terbentuk akan dikategorikan dalam batuan
detritus kasar. Sedangkan batuan yang berukuran kecil terbentuk akibat proses
pengendapan yang terjadi di zona laut dangkal maupun laut dalam. Dalam proses
karena proses- proses yang akan terjadi pada meterial endapan berlangsung pada
suhu yang rendah, baik selama litifikasi maupun sesudahnya. Diagenesa ini
bertujuan untuk membuat material endapan menjadi batuan yang keras. Tahapan
sedimen akan dimampatkan satu dengan yang lain. Pemampatan tersebut terjadi
akibat adanya tekanan berupa beban berat yang berasal dari atas material sedimen.
2. Sementasi – Dalam tahap kedua yang disebut dengan sementasi, material yang
berada di antara rongga butir sedimen akan mengendap dan mengikat butiran
mineral. Mineral tersebut diperoleh dari proses pelarutan material sedimen sebelum
partikel baru pada suatu sedimen. Mineral tersebut berupa silika, karbonat,
Batuan sedimen non klastik terdiri atas batuan sedimen kimiawi dan batuan
kimiawi, seperti pengendapan dan pengikisan oleh air yang mengandung banyak
2.3.3 Konglomerat
Konglomerat terdiri dari gabungan kerikil, dengan berbagai jumlah pasir dan
diurutkan dari berbagai macam ukuran butir bulat mulai dari pasir sampai batu bulat
(> 2 mm). Terlihat pada gambar beberapa butiran besar berada dalam butihan
butiran lebih halus. Batuan berbutir kasar ini telah tersemensasi dengan batuang
halus, dengan demikian batuan berbutir kasar ini sudah tidak bisa di epaskan lagi dari
Batu pasir mengacu pada batuan sedimen dengan butiran antara 1/16
milimeter dan 2 mm, yang sudah tersemen bersama melalui proses litifikasi. Oleh
karena itu batu pasir tidak memiliki mineral tertentu, namun dalam praktiknya,
kecil lempung mineral, hematit, ilmenit, feldspar, dan mika lainnya yang
menambahkan warna dan karakter pada matriks kuarsa. Pada Gambar 6.5 terlihat
batuan pasir yang sudah tidak bisa dideraikan lagi. Pasir pasir tersebut sudah melalui
2.3.5 Silt
Silt atau lempung adalah istilah ukuran yang digunakan untuk bahan yang lebih
Ini terutama terdiri dari butiran butiran bulat yang disortir dengan baik. Lumpur di
dalam siltstone ini sangat murni, tidak mengandung pasir dan tidak ada tanah liat. (
Islami, 2017)
2.3.6 Shale
Deposit padat lumpur dan tanah liat dikenal sebagai Shale. Shale adalah batuan
halus, cukup sampai halus yang terbentuk dari pemadatan butiran dengan ukuran
bulat dan dan sangat kecil dengan ukuran partikel kurang dari 1/256 mm. Warnanya
bervariasi, misalnya Serpih hitam kaya akan bahan organik (ini menununjukkan
deposit di lingkungan perairan yang tenang, seperti laguna, laut dangkal, dan zona
pasang surut. Serpih merah ini adalah karena diwarnai oleh oksida besi dan
( Islami, 2017)
Batu kapur adalah batuan sedimen non-klastik, terdiri dari kalsium karbonat
(kalsit atau CaCO3) dan berasal dari proses kimia dan organik. Ketika organisme ini
mati, kerang mereka terakumulasi di dasar laut, untuk waktu yang lama, kerang
tersebut membangun deposit batu kapur. Batu kapur bisa setebal seratus meter dan
lebih dari seribu kilometer persegi. Batu kapur adalah bahan bangunan yang umum.
Batu kapur terbuat dari mineral kalsit. Seringkali mengandung fosil. Batu kapur
terbentuk di lautan dari cangkang dan kerangka makhluk laut mati. Beberapa fosil
batu kapur terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop. Kapur adalah sejenis batu
kapur yang biasanya berwarna putih. Terdiri hampir seluruhnya dari cangkang
2.3.8 Dolostone
Dolostone sangat mirip dengan batu kapur, namun sebagian besar terdiri dari
yang ada di batu kapur. Untuk alasan ini, dolostone sering didahului dengan
pembentukan endapan batu kapur. Dolostone terbentuk sangat lambat dan jarang
diamati terbentuk di lingkungan modern saat ini. Sampel batuan dolostone dapat
Halit umumnya dikenal sebagai batu garam, adalah sejenis garam, mineral
Mineralnya biasanya tidak berwarna atau putih, tapi mungkin juga biru muda, biru
tua, ungu, merah muda, merah, oranye, kuning atau abu-abu tergantung pada jumlah
dan jenis lain yang mengotorinya. Biasanya terjadi dengan mineral deposit evaporite
lainnya seperti beberapa sulfat, halida, dan borat. Warna ini memberikan indikasi
2.3.10 Gypsum
Gypsum adalah mineral sulfat lunak yang tersusun dari kalsium sulfat dihidrat,
dengan rumus kimia CaSO4 · 2H2O. Ini banyak ditambang dan digunakan sebagai
pupuk, dan sebagai penyusun utama dalam banyak bentuk plester, kapur tulis dan
papan dinding. Varietas gypsum berbintik putih atau berwarna halus, yang disebut
alabaster, telah digunakan untuk patung oleh banyak kebudayaan termasuk Mesir
kekerasan 2 untuk gypsum. Gypsum terbentuk sebagai mineral evaporite dan sebagai
produk hidrasi anhidrit. Gambar 6.6 bagian tengah kanan memperlihatkan contoh
batuan gypsum.
Batu bara adalah batuan sedimen hitam atau kecoklatan yang mudah terbakar.
Batu bara antrasit, dapat dianggap sebagai batuan metamorf karena kemudian
terpapar dengan suhu dan tekanan tinggi. Batubara terdiri terutama dari karbon,
bersama dengan sejumlah unsur lainnya, terutama hidrogen, sulfur, oksigen, dan
nitrogen. Batubara adalah bahan bakar fosil yang terbentuk saat bahan tanaman mati
diubah menjadi gambut, yang kemudian diubah menjadi lignit, kemudian batubara
sub- bituminous, setelah itu batubara bitumen, dan terakhir antrasit. Pada Gambar
6.6 (bawah) terlihat urutan ini adalah dimulai dari kanan. Ini melibatkan proses
biologi dan geologi. Proses geologi berlangsung selama jutaan tahun sekitar 400 juta
tahun yang lalu. Sepanjang sejarah manusia, batubara telah digunakan sebagai
sumber energi, terutama dibakar untuk produksi listrik dan panas, dan juga
sumber energi terbesar untuk pembangkit listrik di seluruh dunia, sekaligus sebagai
salah satu sumber pelepasan karbon dioksida terbesar di dunia. Batubara diekstraksi
dari tanah oleh penambangan batubara. Sejak 1983, produsen batubara utama dunia
adalah China. Pada tahun 2015 Cina menghasilkan 3.747 juta ton batubara - 48% dari
7.861 juta ton produksi batubara dunia. Pada tahun 2015 produsen besar lainnya
adalah Amerika Serikat (813 juta ton), India (678), Uni Eropa (539) dan Australia
(503). Pada tahun 2010, eksportir terbesar adalah Australia dengan 328 juta ton
(27% ekspor batubara dunia) dan Indonesia dengan 316 juta ton (26%), sedangkan
importir terbesar adalah Jepang dengan 207 juta ton (18% impor batubara dunia ),
China dengan 195 juta ton (17%) dan Korea Selatan dengan 126 juta ton (11%).
2.4.1 Klastik
a. Ukuran butir (grain size)
Batuan sedimen klastik digolongkan dan diberi nama sesuai dengan ukuran
1. Kebundaran (roundness).
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi butiran pada
butiran cekung.
c. Kemas (fabric)
Kemas memiliki pengertian seberapa banyak rongga yang terdapat diantara butiran.
Batuan sedimen yang memiliki kemas baik, tertutup berarti semakin sedikit rongga
yang ada diantara butiran. Atau sebaliknya pada batuan sedimen yang memiliki
kemas terbuka berarti memiliki banyak rongga diantara butirannya. Batuan sedimen
terbuka sedangkan pada batu lempung dan batu lanau yang mempunyai butiran
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan
sedimen dalam dimensi yang lebih besar. Studi struktur paling baik dilakukan
2.4.2 Nonklastik
1. Kristalin
2. Amorf
lebih besar, merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan
pengendapan.
1. Erotional Structures
Struktur yang terbentuk akibat adanya arus yang mengikis batuan yang lebih tua
a. Flute cast
Terbentuk akibat pengikisan dan merupakan ciri dari endapan turbidit. Struktur ini
bagian yang membulat kearah hulu dan mempunyai panjang mulai dari beberapa
millimeter hingga mencapai puluhan centimeter. Struktur ini bisa menunjukan arah
b. Groove cast
ini terbentuk melalui pengikisan alur yang dipotong terutama oleh objek yang
terseret sepanjang arus dan merupakan ciri dari arus turbidit. Arah dari struktur ini
c. Tool mark
Struktur ini terbentuk ketika objek dibawa oleh arus sungai dan berhubungan
dengan permukaan sedimen dibawahnya. Tanda ini terjadi sebagai akibat objek
yang membuat tanda ini biasanya berupa mud clast, fragmen binatang dan
rombakan tumbuhan.
d. Scour mark
Merupakan struktur dalam skala kecil dan terdapat pada bagian bawah perlapisan.
bertambahnya ukuran, merkah gerus ini berangsur menjadi alur (channel). Ciri khas
permukaan merkah gerus adalah pemotongan endapan yang terletak di bawah dan
Alur pula sering terisi oleh sedimen yang kasar daripada sedimen dibawahnya atau
dengan sedimen yang berbatasan, dan sering berupa konglomerat alas (basalt
conglometare).
2. Depositional Structures
pengedapan ini terdapat pada bagian atas dan bagian bawah perlapisan. Termasuk
a. Masif
Bila tidak menunjukkan struktur dalam lapisan (Pettijohn & Potter, 1964) atau
ketebalan lapisan lebih dari 120 cm ( Mc. Kee & Weir, 1953). Faktor kemungkinan
pembentukan struktur masif ini yaitu : Pertama, saat diendapkan memang tidak
dibentuk dalam keadaan yang cepat dan umumnya berupa endapan turbidit, aliran
Bila bidang perlapisannya saling sejajar dengan ketebalan lapisan lebih dari 1 cm.
Perlapisan ini terbentuk akibat adanya perubahan dalam butiran sedimen, warna
d. Gradded bedding
Bila perlapisan disusun atas butiran yang berubah teratur dari halus ke kasar
(bersusun terbalik: inverse gradding) maupun dari kasar ke halus pada arah vertical,
struktur ini merupakan ciri dari suatu sedimentasi pada arus yang pekat.
Lamination)
Perlapisan atau laminasi yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang
berada diatasnya atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, struktur ini
f. Ripple
Struktur ini terbentuk pada permukaan lapisan yang dikontrol oleh arus yang
mengalir baik oleh air, angin maupun gelombang. Gelembur yang berasal dari arus
disebut current ripple, oleh angin disebut wind ripple dan oleh gelombang
disebut wave ripple. Skala yang lebih besar disebut sebagai dune (Gumuk Pasir).
Variasi ripple antara lain: Swaley & Hummocky, Herringbone, Symetry & Asymetry
Ripple dll.
Gambar 2.10 Ripple Marks
g. Rainspot
Rainspot adalah cekungan kecil yang terbentuk oleh butiran air hujan pada
permukaan batuan sedimen berbutir halus yang masih lunak. Struktur ini berguna
untuk menentukan lapisan atas dan lapisan bawah dari suatu perlapisan terutama
Pada daerah yang miring, masa sedimen dapat diangkut sepanjang lereng.
masa sedimen itu. Gerakan seperti ini disebut longsoran (slide). Jika masa sedimen
secara internal berubah selama gerakan sepanjang lereng disebut nendatan (slump).
nendatan dan longsoran dalam suatu runtunan dapat ditentukan dari terdapatnya
lapisan diatas dan dibawah perlapisan tersebut tidak terganggu. Struktur yang sering
dengan lapisan sekitarnya dan diisi dengan pasir. Sand volcano berbentuk kerucut
dengan suatu cekungan pada pusatnya yang terdapat pada bidang perlapisan
Struktur ini terdiri dari laminasi yang cekung keatas, biasanya beberapa centimeter
lebarnya, dipisahkan oleh zona tanpa struktur (pillar). Dish dan Pillar
structure dibentuk oleha air yang lewat sedimen secara mendatar dan keatas (fluid
Dibentuk melalui tenggelamnya suatu lapisan kedalam lapisan yang lain. Load
cast biasanya terdapat pada dasar batupasir yang terletak diatas batulumpur.
Lumpur yang ada dapat diinjeksikan keatas kedalam batupasir membentuk struktur
flame. Juga sebagai akibat pembebanan, biasanya pasir dapat tenggelam kedalam
e. Deformed bedding
tidak ada pergerakan sedimen secara mendatar dalam skala besar. Convolute
bedding terdapat dalam laminasi silang-siur, dengan laminasi diubah dalam bentuk
antiklin dan sinklin. Convolute seperti ini sering tidak asimetri atau menungging
orientasi.
f. Nodule
dolomit, siderit, pirit, colophane dan kuarsa. Nodul kalsit, pirit dan siderit
dalam batuan lumpur. Nodul chert biasanya terdapat dalam batugamping, nodul
bervariasi, bisa bulat, pipih, memanjang dan bisa juga tidak teratur.
timbulnya struktur ini, tetapi sifat alami binatangnya sendiri sulit untuk ditentukan
karena organisme yang berbeda sering mempunyai cara hidup yang sama. Suatu
lakunya dan sifat sedimen seperti ukuran butir, kandungan air dan sebagainya.
Struktur buluh (burrow) biasanya dibuat oleh crustacea, anellid, bivalve dan
echinoid, sedangkan permukaan track dan trail dibuat oleh crustacea, trilobite,
annelid, gastropod dan vertebrata. Struktur yang agak mirip buluh (burrow) dapat
dihasilkan oleh akar tumbuhan, walapun yang terakhir sering mengandung karbonat
Fosil jejak adalah struktur sedimen yang dihasilkan pada sedimen yang tidak
permukaan lapisan dan permukaan bawah lapisan adalah crawling, grazing (Jejak
makan) dan resting (Jejak istirahat), sedangkan yang terdapat dalam lapisan adalah
struktur feeding (Jejak sedang mencari makan) dan dwelling (Jejak menguni). Jejak
dinosaurus meninggalkan cetakan kaki sebagai fosil jejak. Struktur biogenik ini
structure) adalah macam-macam buluh (burrow) dari bentuk tebing tegak sampai
(non marine), transisi dan laut (marine). Beberapa contoh lingkungan darat
contohnya endapan rawa, sungai dan danau, angin dan gletser. Endapan transisi
merupakan endapan yang ada di daerah antara darat dan laut, delta, laguna dan
litoral. Sementara endapan laut adalah endapan neritik batial dan abisal
- Endapan Sungai
Sungai merupakan sarana atau wadah utama yang mentransport sedimen sepanjang
daratan. Endapannya dijumpai hampir di semua lokasi yang dilalui namun berbeda
dari satu tempat ke tempat lainnya tergantung tipe arus, energi pengangkutan dan
beban sedimennya. Sungai besar dan lebar arusnya tenang, mengendapkan endapan
berbutir kasar hingga halus. Saat banjir terjadi, lanau dan lempung diendapkan di
dataran banjir. Sedimen organik terkumpul pada alur-alur yang sudah tidak dialiri
air. Akan tetapi pada sungi yang sempit dan arus besar hasil endapannya berbutir
kasar, kerakal dengan pemilahan buruk yang disebut endapan aluvial. Pada kaki
lereng curam endapannya berbentuk kipas yang berbutir kasa hingga pasir,
- Endapan Danau
Endapan ini terakumulasi di tepian atau offshore dan di dasar danau. Endapan
tepian danau biasanya punya ukuran kerikil dan pasir, pemilahannya baik,
berbentuk tepian (beach) atau punggungan memanjang (bar). Ketika aliran sungai
masuk ke danau maka kecepatan dan energinya menurun dan sedimen yang terbawa
akan mengendap dan menyebar ke arah danau membentuk delta. Pada bagian depan
laminasi.
- Endapan Angin
Disebut juga eolian deposit yaitu sedimen yang dibawa angin. Ukuran sedimen ini
lebih halus dibandingkan yang dibawa oleh air. Hasil endapan akan terkumpul
sebagai tumpukan pasir terpilah baik, berbentuk bukit-bukit rendah di padang pasir
- Endapan Delta
Air tawar yang menuju muara masih dapat terus mengalir hingga menuju arah
mengendap di dasar laut atau bisa juga diserap oleh organisme permukaan dan
laut yang kasar diendapkan hingga 5-6 km dari daratan setelah disebar oleh arus
pantai. Sedimen kasar juga dijumpai di lepas pantai yang terendapkan saat muka
- Endapan Karbonat
sedimen yang datang darat sangat sedikit. Iklim dan suhu permukaan laut yang
hamparan melebar dan datar yang membatasi benua atau ke atas membentuk
daratan di dasar laut. Sedimen ini dominan berasal dari rombakan cangkang
lumpur karbonat. Rombakan bertekstur kasar ini terdapat di dekat terumbu koral
besar adalah hasil aktifitas biologi air permukaan dan sebagian sedimen darat
yang telah ditransport sangat jauh dari daratan benua yang menuju ke laut dalam.
menggambarkan kombinasi proses fisik, kimia dan biologi yang terkait dengan
pengendapan jenis endapan tertentu dan oleh karena itu tipe batuan yang akan
terbentuk setelah lithifikasi. Dengan demikian batuan yang ada pada lingkungan
tertentu akan menjadi alat perekam bagaimana lingkungan saat batuan tersebut
terbentuk dulu. Dalam kebanyakan kasus, lingkungan yang terkait dengan jenis
batuan atau asosiasi jenis batuan tertentu dapat disesuaikan dengan analog yang ada.
Namun, lebih jauh ke belakang pada sedimen yang di bentuk dengan skala waktu
lingkungan kontinen (darat), pantai dan laut lingkungan kontinen diberi warna
coklat, lingkungan pantai warna coklat muda dan lingkungan laut diberi warna biru.
Batuan sediment yang diendapkan pada setiap lingkungan pengendapan memiliki ciri
husus baik, dari segi ukuran partikel, warna, maupun komponen lainnya yang
pengendapan tersebut. Semakin dekat dari sumber sedimen, butiran akan semakin
kasar, dan semakin jauh dari sumber sedimen butiran semakin halus. Sedimen akan
disertai dengan mineral mineral tambahan lainnya bergantung pada lokasi dimana
secara megaskopis.
PENDAHULUAN
- DESKRIPSI STUDI
- ASISTENSI ACARA
- TUGAS PENDAHULUAN
PRAKTIKUM
MINERAL
TESKTUR
STRUKTUR
NAMA BATUAN
ANALISIS
BABLAPORAN
IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Sampel 1
Pada sampel nomor urut 1 dengan nomor peraga 01, merupakan jenis batuan
sedimen non-klastik yang memiliki warna segar merah kecoklatan serta warna
memiliki ukuran butir sehingga tidak ada parameter yang jela dalam
komposisi materialnya yaitu semen yang berbentuk angular serta nama batuannya
adalah Rijang.
4.1.2 Sampel 2
Pada sampel nomor urut 2 dengan nomor urut peraga Mohklis adalah jenis batuan
sedimen klastik yang memiliki warna segar kuning kecoklatan serta warna lapuk
fluida, dengan kemas terbuka , sortasi baik dan memilki ukuran butiran halus dan
bersortasi buruk karena memiliki besar butir yang beragam. Jadi berdasarkan ciri
fisik dan klasifikasi Weenworth, 1922 nama batuannyanya ialah Batu Pasir
Halus
4.1.3 Sampel 3
sedimen klastik yang memiliki warna segar kuning serta warna lapuknya warna
butirnya silt, dan komposisi kimianya yaitu karbonatan. Adapun nama batuan
4.1.4 Sampel 4
Pada sampel nomor urut 04 dengan nomor urut peraga N14 adalah jenis batuan
sedimen klastik yang memiliki warna segar abu-abu serta warna lapuk berwarna
abu-abu kecoklatan. Pada bagian tekstur batuan ini memiliki tekstur Low
sedimen klastik yang memiliki warna segar abu-abu, serta warna lapuk
Low Porositas. Pada struktur batuan ini termasuk Bedding serta komposisi kimia
Rijang dapat terbentuk ketika mikrokristal silikon dioksida (SiO2) tumbuh dalam
sedimen lunak yang akan menjadi batu kapur. Dalam sedimen tersebut, jumlah
yang sangat besar dari mikrokristal silikon dioksida akan tumbuh menjadi nodul
yang berbentuk tidak teratur atau konkresi silika terlarut terangkut oleh air ke
bergabung dalam jumlah yang besar maka akan membentuk lapisan rijang dalam
suatu massa sedimen. Rijang yang terbentuk dengan cara seperti ini biasa disebut
sebagai batuan sedimen kimia. Beberapa silikon dioksida dalam rijang
Batupasir adalah suatu batuan sedimen clastic yang dimana partikel penyusunnya
butiran-butiran yang terbawa oleh bergerakan air, seperti ombak pada suatu
sama olehtanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batu batupasir tersebut.
Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu
mineral yangumum yang bersifat menentang laju arus. Seperti halnya pasir, batu
pasir dapatmemiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat
muda, coklat,kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir sering
yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan
ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun
4.1 Hasil
4.1.2 Sampel 1
No urut : 01
Nomor Peserta : 01
Tekstur
Permeabilitas :
Porositas :
Kemas :
Sortasi :
Ukuran Butir :
Struktur Sedimen :
Komposisi Kimia :
Komposisi Material :
Material
Fragmen
Matriks
Semen
4.1.3 Sampel 2
No urut : 02
Tekstur
Kemas : Terbuka
Sortasi : Baik
Struktur Sedimen :
Komposisi Material :
Komposisi Bentuk Ukuran Batuan Asal %
Material
Fragmen
Matriks
Semen
Sketsa Keterangan
4.2.3 Sampel 3
No urut : 03
Tekstur
Permeabilitas : Rendah
Porositas : Rendah
Kemas : Tertutup
Sortasi : Baik
Struktur Sedimen :
Komposisi Material :
Material
Fragmen
Matriks
Semen
Nama Batuan :
Sketsa Keterangan
4.2.4 Sampel 4
No urut : 04
Tekstur
Permeabilitas : Rendah
Porositas : Rendah
Kemas : Tertutup
Sortasi : Baik
Struktur Sedimen :
Komposisi Material :
Material
Fragmen
Matriks
Semen
Nama Batuan :
Sketsa Keterangan
4.2.5 Sampel 5
No urut : 05
Tekstur
Permeabilitas : Rendah
Porositas : Rendah
Kemas : Terbuka
Sortasi : Buruk
Ukuran Butir :
Komposisi Material :
Komposisi Bentuk Ukuran Batuan Asal %
Material
Sketsa Keterangan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
• Alat dan sampel tetap terjaga dan terpebaharui jika diperlukan untuk
kedepannya.
ISI YOGYAKARTA