Anda di halaman 1dari 30

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan sedimen merupakan batuan yang paling sering ditemukan oleh


manusia. Hal ini wajar saja, sebab batuan sedimen memang paling banyak bertempat
di permukaan bumi. Batuan sedimen inilah yang paling banyak terlihat oleh manusia.
Mengapa demikian? Apakah faktor yang menyebabkan sehingga batuan sedimen
menjadi banyak ditemukan oleh manusia? Hal ini tentu sangat penting diketahui oleh
mahasiswa tambang. Sebab mahasiswa tambang akan banyak berinteraksi dengan
batuan saat di lapangan nantinya.
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan  suatu agregat
(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas lainnya
yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak
termasuk batuan, tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Salah satu jenis batuan
yang kita kenal adalah batuan sedimen. Batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi
pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah
longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium
karbonat, silika, garam dan material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di
permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume
seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan
bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis. Banyak hal dari Batuan sedimen yang bisa di
bahas untuk menambah pengetahuan mengenai batuan sedimen yang ada di
permukaan bumi ini.
Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur
batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang
meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan
antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan
mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan
keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum, dan
sesudah kristalisasi.

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari tujuan praktikum geologi ini kita dapat mengenal,
mengetahui, dan menguasai ilmu tentang batun sedimen yang menjadi salah satu
aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat menjelaskan proses pembentukan batuan sedimen
2. Praktikan dapat membedakan jenis batuan sedimen ( klastik dan non klastik )
3. Praktikan dapat mendeskripsi jenis – jenis batuan sedimen.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. ATM (alat tulis menulis)
2. Lap kasar dan lap halus
3. Loop perbesaran minimal 10x
1.3.2 Bahan
1. Problem set 5 lembar
2. Skala Wentworth
3. HCL 0,1 M

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batuan Sedimen

Pengertian Batuan Sedimen dan Jenis-Jenis Batuan Sedimen| Batuan Sedimen


atau endapan, menurut pengertian dan macam-macam batuan sedimen atau jenis-
jenis batuan sedimen, batuan sedimen digolongkan menjadi tiga, yaitu batuan
sedimen klastika, kimia, dan organik, sebelum kita membahas jenis-jenis batuan
sedimen atau penggolongan batuan sedimen mari kita membahas tentang pengertian
batuan sedimen, Batuan sedimen atau Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk
dari endapan bahan-bahan yang terbawa oleh air atau angin. ada juga yang di katakan
Sedimentasi, taukah kalian apakah pengertian sedimentasi? atau apa itu sedimentasi?.
dan macam-macam sedimentasi, pengertian sedimentasi dan macam-macam
sedimentasi telah dibahas sebelumnya.
Definisi ini meliputi material batuan sedimen dengan beberapa akumulasi,
seperti material & frakmental yang berasal dari kegiatan vulkano, disertai terbang di
udara di dalam kondisi padat mungkin terbentuk pada samudera dengan
tekanan yang sangat besar dari pada normal batuan sedimen tersingkap paling
banyak di daratan di bandingkan batuan lainnya batuan beku dan metamorf, sebesar
persen luas daratan, walaupun di perkirakan hanya beberapa persen meskipun
kelihatannya kecil, namun batuan sedimen sangat penting dalam geologi,
karena di dalamnya terekam sejarah peristiwa peistiwa geologi di masa lampau
lautan sedimen termasuk dalam batuan sedimen yang pembentuknya merupakan
hasil dari aktivitas kimia dan mekanik denudasi terhadap batuan yang sudah ada
Diendapkan dari lautan atau suspensi dalam air  atau udara pada suhu dan
tekanan normal endapannya adalah hasil rombakan dan hancuran batuan kerak
bumi, Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang
terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi
meskipun secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih ada
energy air, gelombang dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-
terumbu karang di laut dan hasil kikisannya terendapkan di sekitarnya,
material sedimen dapat berupa :

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
1.    Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil di
sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau di danau.
2.    Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang organism air
dan vegetasi di rawa-rawa.
3.   Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dan kalsim
karbonat di aut dangkal.
2.1.1 Proses Sedimentasi
Batuan yang berasal dari hasil rombakan berbagai jenis batuan adalah batuan
sedimen. Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya adalah
pecahnya atau terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil pecahannya
tertransportasi dan mengendap di suatu area tertentu. Proses-proses tersebut telah
lazim disebut sebagai proses-proses sedimentasi. Proses sedimentasi pada batuan
sedimen klastik terdiri dari 2 proses, yakni proses sedimentasi secara mekanik dan
proses sedimentasi secara kimiawi.
1. Proses sedimentasi mekanik
Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses dimana butir-butir
sedimen tertransportasi hingga diendapkan di suatu tempat. Proses ini dipengaruhi
oleh banyak hal dari luar. Transportasi butir-butir sedimen dapat dipengaruhi oleh
air, gravitasi, angin, dan es. Dalam cairan, terdapat dua macam aliran, yakni laminar
(yang tidak menghasilkan transportasi butir-butir sedimen) dan turbulent (yang
menghasilkan transportasi dan pengendapan butir-butir sedimen). Arus turbulen ini
membuat partikel atau butiran-butiran sedimen mengendap secara suspensi, sehingga
butiran-butiran yang diendapkan merupakan butiran sedimen berbutir halus (pasir
hingga lempung). Proses sedimentasi yang dipengaruhi oleh gravitasi dibagi menjadi 
4, yakni yang dipengaruhi oleh arus turbidit, grain flows, aliran sedimen cair, dan
debris flows.
a. Arus turbiditi dipengaruhi oleh aliran air dan juga gravitasi. Ciri utama
pengendpan oleh arus ini adalah butiran lebih kasar akan berada di bagian bawah
pengendapan dan semakin halus ke bagian atas pengendapan.
b. Grain flows biasanya terjadi saat sedimen yang memiliki kemas dan sorting
yang sangat baik jatuh pada slope di bawah gravitasi. Biasanya sedimennya
membentuk reverse grading.
c. Liquified sediment flows merupakan hasil dari proses liquefaction.

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
d. Debris flows, volume sedimen melebihi volume air, dan menyebabkan aliran
dengan viskositas tinggi. Dengan sedikit turbulens, sorting dari partikel mengecil dan
akhirnya menghasilkan endapan dengan sorting buruk.
2. Proses sedimentasi kimiawi
Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi fluida
menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan dnegan reaksi
mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang masuk tersebut. Berikut ini
merupakan beberapa proses kimiawi dari diagenesis batuan sedimen klastik:
a. Dissolution (pelarutan), mineral melarut dan membentuk porositas sekunder.
b. Cementation (sementasi), pengendpan mineral yang merupakan semen dari
batuan, semen tersebut diendapkan pada saat proses primer maupun sekunder.
c. Authigenesis, munulnya mineral baru yang tumbuh pada pori-pori batuan
d. Recrystallization, perubahan struktur kristal, namun kompsisi mineralnya tetap
sama. Mineral yang biasa terkristalisasi adalah kalsit.
e. Replacement, melarutnya satu mineral yang kemudian terdapat mineral lain yang
terbentuk dan menggantikan mineral tersebut
f. Compaction (kompaksi)
g. Bioturbation (bioturbasi), proses sedimentasi oleh hewan (makhluk hidup)

Dalam proses sedimentasi itu sendiri terdapat yang disebut dengan diagenesis.
Diagenesis memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Eoldiagenesis, Tahap ini merupakan tahap awal dari pengendapan sedimen.
Dimana terjadi pembebanan, yang menyebabkan adanya kompaksi pada tiap lapisan
sedimennya. Pada tahap ini proses kompaksi mendominasi
b. Mesodiagenesi, earlydiagenesis
c. Latelydiagenesis, Tahap mesogenesis ini terjadi setelah melewati tahap
eoldiagenesis. Pada tahap ini, kompaksi yang sangat kuat disertai dengan proses
burial, menyebabkan kenaikan suhu dan tekanan yang memicu terjadinya dissolution.
Pada tahap ini proses yang mendominasi adalah proses dissolution (pelarutan).
Sampai dengan proses ini, dikategorikan sebagai earlydiagenesis. Apabila setelah
proses pelarutan, masih terjadi burial, maka akan terjadi sementasi di sekitar butiran-
butiran sedimen. (inilah yang disebut dnegan latelydigenesis). Apabila kompaksi
terus berlanjut, hingga pada suhu 150 derajat celcius. Proses diagenesis akan berhenti
dan digantikan menjadi proses metamorfisme.
SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S
093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
d. Telodiagenesis, Sedangkan jika setelah tahapan mesodiagenesis terjadi
pengangkatan, dalam proses pengangkatan ini, keberadaan berbagai jenis air (air
meteorik, air tanah, dll) mempengaruhi susunan komposisi kimia batuan, sehingga
memungkinkan terjadinya authigenesis (pengisian mineral baru).

2.2 Macam-macam batuan sedimen

2.2.1 Batuan Sedimen Klastik


Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa
batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan
proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan
ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses
pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut.
Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari
ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga
diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan laut,
sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus
kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan
batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di
endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun
secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan
pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa
yakni, prosess- proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu
sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Contohnya; Breksi, Konglomerat,
Standsstone (batu pasir), dan lain-lain.
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau
pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen
itu sendiri. (Pettjohn, 1975). Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis,
terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar
butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik
yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang
ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan
dilingkungan sungai dan batuan batu pasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan
danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar.
Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua
lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan
di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam (Pettjohn, 1975). Fragmentasi
batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun secara kimiawi,
kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, proses
proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen,
selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu
sedimen menjadi batuan keras.
Proses diagenesa antara lain :
A Kompaksi Sedimen, Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain
akibat tekanan dari berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan
hubungan antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.
B Sementasi, Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan
secara kimiawi mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin
efektif bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.
C Rekristalisasi, Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan
kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu
sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan batuan
karbonat.
d     Autigenesis, Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga
adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral
autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum
dan lain-lain.
e     Metasomatisme, Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral
autigenik, tanpa pengurangan volume asal.
2.2.2 Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk
sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga
(insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi,

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia,
endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 CaCO3. Secara
organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan,
sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang
binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan
menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping), Coal (batu bara), dan lain-lain.
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari
kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau
reaksi organik (Pettjohn, 1975). Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan
sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :
a)         Golongan Detritus Kasar, Batuan sedimen diendapkan dengan proses
mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan
batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan
danau atau laut.
b)        Golongan Detritus Halus, Batuan yang termasuk kedalam golongan ini
diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala
golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.
c)         Golongan Karbonat, Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan
cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang
merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan
disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik,
sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial.
Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material
penyusunnya.
d)        Golongan Silika, Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross
organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini
rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya
sedikit dan terbatas sekali.
e)        Golongan Evaporit, Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang
memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di
lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat  memungkinkan terjadi
pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan
yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.
f)         Golongan Batubara, Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik
yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat
tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan
memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah
khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan
itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.

2.3 Kekompakkan

Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga


menjadi batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada
suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1 – 2 kilobar,
berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga terangkat dan tersingkap
kembali di permukaan. Berdasarkan hal tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :
1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.
2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami
penguburan semakin dalam.
3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap
kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.
Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan
sedimen juga sangat bervariasi, yakni :
1. Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau sedimen)
2. Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi
kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.
3. Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang dapat
dilepas dengan tangan atau kuku.
4. Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.
5. Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi).

2.4. Kebundaran

Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dan


kawan-kawan (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
ditunjukkan dengan pembulatan rendah dan tinggi. Keenam kategori kebundaran
tersebut yaitu:
1. Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)
2. Meruncing (menyudut) (angular)
3. Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)
4. Membundar (membulat) tanggung (subrounded)
5. Membundar (membulat (rounded)
6. Sangat membundar (membulat) (well-rounded).

Gambar 2.1 Kebundaran


2.5 Cara pembentukan batuan sedimen

Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara,
yaitu 1.terbentuk dalam lembangan pengendapan atau dengan kata lain ianya tidak
mengalami proses pengangkutan. Sedimen sebegini dikenali sebagai sedimen
autochthonous. Antara sedimen yang termasuk dalam kumpulan ini ialah evaporit,
batu kapur, laterit.

2. mengalami proses angkutan, atau dengan kata lain, puncanya daripada kawasan
luar lembangan, dan proses luluhawa, hakisan dan angkutan membawa sedimen ini
ke lembangan pengendapan yang baru. Sedimen ini dipanggil sedimen
allochthonous. Antara yang termasuk dalam kumpulan ini ialah konglomerat,
volkanoklastik. Selain daripada pengelasan di atas, batuan sedimen boleh dikelaskan

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
kepada beberapa jenis, bergantung kepada cara dan proses pembentukannya. Antara
klas batuan sedimen yang utama ialah;
3. Terrigenous (detrital atau berklas / klastik – clastic). Batuan klastik merupakan
batuan yang puncanya berasal daripada suatu tempat lain, dan telah diendapkan
dalam lembangan baru setelah mengalami proses pengangkutan. Antara nama batuan
utama yang terdapat dalam kumpulan ini ialah;Konglomerat atau breksia, Batu
pasir,Batu lodak, & Syal.
4. Sedimen endapan kimia / biokimia (Chemical/biochemical). Batuan endapat
kimia merupakan batuan yang terbentuk hasil daripada pemendapan kimia daripada
larutan, ataupun terdiri daripada endapan hidupan bercangkang mineral karbonat atau
bersilika atau berfosfat dan lain-lain.. Antara batuan yang tergolong dalam kumpulan
ini ialah; Evaporit, Batuan sedimen karbonat (batu kapur dan dolomit), Batuan
sedimen bersilika (rijang), & Endapan organik (batu arang).
5. Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks). Batuan volkanoklastik yang
berasal daripada aktiviti gunung berapi. Debu-debu daripada aktiviti gunung berapi
ini akan terendap seperti sedimen yang lain. Antara batuan yang ada dalam kumpulan
ini ialah; Batu pasir bertuf & Aglomerat.

2.6 Struktur batuan sedimen

Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan, dapat


dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :
1. Struktur Sedimen Primer
Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses
sedimenasi dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti
perlapisan, gelembur gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan
bersusun, dan lain-lain. Struktur primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses
pengendapan dan ketika batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada
singkapan yang terlihat. Struktur primer ini penting sebagai penentu kedudukan atau
orientasi asal suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam batuan sedimen. Struktur
yang terbentuk sewaktu proses pengendapan sedang berlangsung termasuk lapisan
mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro
(micro-crosslamination), yaitu adanya kesan riak.

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
2. Struktur Sedimen Sekunder
Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimenasi, sebelum atau pada waktu
diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan
dasar, lereng dan lingkungan organisnya. Antara lain : beban, rekah kerut, jejak
binatang.
3. Struktur Sedimen Organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau
binatang lainnya. Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.

Secara umum, struktur batuan sedimen terbagi atas 2 macam :

a. Struktur Syngenetik, struktur ini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya


batuan sedimen, kerap kali disebut sebagai struktur primer batuan.
b. Struktur Epiginetik, struktur ini terbentuk setelah terbentuknya kekar, sesar,
 

dan lipatan. Struktur Sygenetik batuan sedimen terklasifikasikan atas dua


bagian, karena proses fisik dan karena proses biologi.

Karena Proses Fisik :


a. Struktur Eksternal
kenampakan struktur batuan sedimen yang terlihat secara keseluruhan di
lapangan. Contoh struktur eksternal, antara lain sheet, lensa, wedge, dan prisma
tabular.
b. Struktur Internal
kenampakan struktur ini terdapat pada bagian dalam batuan sedimen. Macam-
macam struktur internal adalah sebagai berikut :
1. Perlapisan dan Laminasi Perlapisan dan laminasi terbentuk karena terjadi
perubahan fisik, kimia, dan biologi. Jika tebalnya lebih dari 1 cm, maka disebut
perlapisan. Jika tebalnya kurang dari 1 cm, maka disebut laminasi. Macam-macam
laminasi dan perlapisan:
a. Perlapisan / laminasi sejajar, lapisan / laminasi tersusun secara horisontal dan
saling sejajar satu dengan yang lainnya.
b. Perlapisan / laminasi silang siur, lapisan / laminasi saling memotong satu dengan
yang lainnya.
c. Gradaed Bedding, dimana butiran-butiran berubah secara gradual

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

2.7 Skala Wentworth 

Tabel 2.1 skala wentworth


UKURAN BUTIR(mm) NAMA BUTIR
>256 Bongkah
64-256 Brangkal
4-64 Kerakal
2-4 Kerikil
1-2 Pasir Sangat Kasar
½-1 Pasir Kasar
¼-½ Pasir Sedang
1/8-1/4 Pasir Halus
1/16-1/8 Pasir Sangat Halus

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah ada dua tahap Detritus/klastik atau
Non Detritus / Non klastik,pertama sedimen klasik yaitu menentukan warna
batuan,setelah itu menentukan fragmen pembentuk kemudian matriknya, yang ke 4
semen yang kelima besar butir setelah itu pemilihan, bentuk butir kemudian
menentukan kemas apakah kemas terbuka atau tertutup kemudian mineral sedikit
yang terkandung dalam batuan setelah itu porositasnya dalam batuan , kemudian
kekompakan butir batuan tersebut setelah itu struktur sedimen apakah berlapis atau
berlapis dan terakhir nama batuannya setelah di dapatkan tekstur batuannya barulah
di tentukan nama batuannya.
Kemudian setelah menentukan sedimen detritusnya/klastiknya barulah
mencari batuan sedimen Non Detritusnya / Non klastiknya pertama menentukan
warna apa yang sesuai yanng dilihat setelah itu menentukan mineral pembentuknya
apa yang terkandung dalam batuan,kemudian yang kedua pencampuran dari batuan
tersebut setelah itu kekompakan butirannya, kemudian lanjut dengan struktur
sedimennya apakah berlapis atau tidak setelah menentukan nama batuannya,alat
yang digunakan dalam proses deskrifsinya adalah kaca lop dan air HCL 0,1. Setelah
semua langkah atau prosedur dilakukan,catatlah hasil pengamatan tersebut
dibproblem set. Terakhir mengambil atau memotret batuan tersebut.

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Percobaan 1

Nomor Urut :1
Warna Segar : Putih Kecoklatan
Warna Lapuk : Coklat
Tekstur : Keras Dan Padat
Batuan Sedimen Non Dertritus/Non Klastik
1. Mineral Pembentuk : Kalsit
2. Pencampuran : Dolomit
3. Kekompakan : Keras Dan Padat
Struktur Sedimen : Mudah Tergores Dan Pecah
Nama Mineral : Gamping
Simbol Batuan :

Asisten Praktikan

(ASTIKA) (MUH. MUSHAWWIR ALI P)

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
4.1.2 Percobaan 2
Nomor Urut :2
Warna Segar : Putih Kekuningan
Warna Lapuk : Putih Kekuningan
Tekstur : Keras Dan Padat
Batuan Sedimen Detritus / Klastik
1. Fragmen Pembentuk : Batuan Beku
2. Matriks : Kuarsa
3. Semen : Silika
4. Besar Butir : Fine Sand ( 1/8 – ¼ )
5. Pemilihan : Terpilih Sangat Baik
6. Bentuk Butir : Membulat Baik
7. Kemas : Terbuka
8. Porositas : Sangat Baik
9. Kekompakan : Keras Tetapi Dapat Diremas
Struktur Sedimen : Mudah Tergores Dan Pecah
Nama Mineral : Batu Pasir Kuarsa
Simbol Batuan :

Asisten Praktikan

(ASTIKA) (MUH. MUSHAWWIR ALI P)

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
4.1.3 Percobaan 3
Nomor Urut :3
Warna Segar : Hitam
Warna Lapuk : Hitam
Tekstur : Keras Dan Padat
Batuan Sedimen Non Dertritus/Non Klastik
1. Mineral Pembentuk : Karbonat
2. Pencampuran :-
3. Kekompakan : Mudah Tergores Daan Pecah ( Safi )
Struktur Sedimen : Mudah Tergores Dan Pecah
ama Mineral : Batubara
Simbol Batuan :

Asisten Praktikan

(ASTIKA) (MUH. MUSHAWWIR ALI P)

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
4.1.4 Percobaan 4
Nomor Urut :4
Warna Segar : Merah Maron
Warna Lapuk : Hitam
Tekstur : Keras Dan Padat
Batuan Sedimen Non Dertritus/Non Klastik
1. Mineral Pembentuk : Silika
2. Pencampuran : Kuarsit
3. Kekompakan : Sangat Padat (Densi )
Struktur Sedimen : Tidak Berlapis
Nama Mineral : Rijang Merah
Simbol Batuan :

Asisten Praktikan

(ASTIKA) (MUH. MUSHAWWIR ALI P)


SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S
093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
4.1.5 Percobaan 5

Nomor Urut :5
Warna Segar : Coklat
Warna Lapuk : Putih Susu
Tekstur : Keras Dan Padat
Batuan Sedimen Detritus / Klastik
1. Fragmen Pembentuk : Felsdpar Rijang
2. Matriks : Felsdpar
3. Semen : Silika
4. Besar Butir : > 256
5. Pemilihan : Sangat Buruk
6. Bentuk Butir : Budar Tanggung
7. Kemas : Terbuka
8. Porositas : Sedang
9. Kekompakan : Sangat Keras
Struktur Sedimen : Berlapis
Nama Mineral : Konglomerat
Simbol Batuan :

Asisten Praktikan

(ASTIKA) (MUH. MUSHAWWIR ALI P)

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
4.2 Pembahasan

4.2.1 Percobaan 1
Warna segar putih kecoklatan lalu warna lapuk coklat dengan tekstur keras
dan padat dan termasuk batuan sedimen non detritus / non klastik , mineral
pembentukan yang ada di dalamnya kalsit pencampuran dolimit dan pada
kekompakan keras dan padat dan struktur sedimen mudah tergores dan pecah ( tidak
berlapis ) lalu nama daari mineral gamping.
Untuk batu gamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya tidak
jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terjadi secara organic. Yang
membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur tersebut yang
kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula.
Pada umumnya deposit batu gamping ditemukan dalam bentuk bukit, oleh sebab itu
teknik penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dalam bentuk kuari tipe sisi
bukit (side hiil type) Untuk penambangan skala besar pembongkaran dibantu dengan
sistem peledakan beruntun dibantu peralatan berat antara lain eksavator, bulldozer,
ripper (penggaruk), sedangkan untuk penambangan skala kecil dilakukan dengan alat
sederhana antara lain cangkul, ganco dan sekop. baja, Bahan pemutih, Soda
abu, Bahan penggosok, Pembuatan logam magnesium dari air laut Sebagian besar
cadangan batu kapur berada di Sumatra Barat dengan kisaran cadangan sekitar 23,23
milyar ton atau hampir 81,02 % dari cadangan keseluruhan di Indonesia.

Gambar 4.1 Gamping

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
4.2.2 Percobaan 2

Warna segar putih kekuningan lalu warna lapuk putih kekuningan dengan
tekstur keras dan padat dan termasuk batuan sedimen detritus / klastik , fragmen
pembentuknya batuan beku, matriks kuarsa , semen silika ,besar butirannya fine sand
( 1/8-1/4 ) pemilihannya terpilih sangat baik , bentuk butirannya membulat baik ,
kemas terbuka , porositas sangat terbuka dan kekompakan keras tetapi dapat diremas
dan struktur sedimen berlapis lalu nama daari mineral batu pasir kuarsa
  Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan  nama pasir putih merupakan hasil
pelapukan batuan yang mengandung mineral utama seperti kuarsa dan felsfar hasil
pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau air yang diendapakn ditepi-
tepi sungai, danau atau laut. Di Alam pasir kuarsa ditemukan dengan kemurnian
yang bervarisi tergantung kepada proses terbentuknya disamping adanya material
lain yang ikut selama proses pengendapan material pengotor tersebut bersifat sebagai
pemberi warna pada pasir kuarsa.

Gambar 4.2 Batu Pasir Kuarsa

Pasir kuarsa Indonesia terdapat di propinsi Sumatera Barat yaitu sekitar


82,5% dari seluruh cadangan yang ada di Indonesia berikutnya adalah Kalimantan
barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan
dengan cara seluri atau tambang semprot tergantung kepada letak dan penyebaran
endapan tahapan penambangan meliputi pengupasan tanah penutup pembongkaran

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
pemuatan dan pengangkutan. Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan
cara seluri atau tambang semprot tergantung kepada letak dan penyebaran endapan.

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
4.2.3 Percobaan 3

Warna segar hitam lalu warna lapuk hitam dengan tekstur keras dan padat
dan termasuk batuan sedimen non detritus / non klastik, mineral pembentukan yang
ada di dalamnya karbonat pencampuran tidak ada dan pada kekompakan mudah
tergores dan pecah (sofi)dan struktur sedimen mudah tergores dan pecah ( tidak
berlapis ) lalu nama daari mineral batubara.

Gambar 4.3 Batubara

Batubara adalah batuan sediment (padatan) yang dapat terbakar, berasal dari
tumbuhan, yang pada kondisi tertentu tidak mengalami proses pembusukan dan
penghancuran yang sempurnakarena aktivitas bakteri anaerob, berwarna coklat
sampai hitam yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia, yang
mana mengakibatkan pengayaan kandungan karbon. Dengan berjalannya waktu
karena terjadinya gerakan kulit bumi, rawa-rawa tersebut tertutup laut dan
mengalami pengendapan dari sedimentasi berlapis Makin tebal sedimen
menyebabkan tekanan dan temperatur yang tinggi, menyebabkan peat tumbuhan
tersebut berubah menjadi batubara. Diperkirakan anthracite (batubara yang paling
tua) terbentuk sekitar 80 juta tahun. Daerah eksplorasi batubara tim GeoAtlas antara
lain di Bengkulu, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Pada beberapa daerah
eksplorasi GeoAtlas, potensi batubara yang berada di daerah perbukitan dan
pegunungan cenderung memiliki dip (kemiringan) lebih dari 65 derajat, kalori

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
mencapai lebih dari 7000, namun dengan kuantitas yang tidak banyak. Kebanyakan
formasi batubara ini terputus dengan adanya perubahan struktur, sehingga kuantitas
batubara tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhan yang besar. Lokasi seperti ini
dapat dijumpai di lokasi eksplorasi GeoAtlas di Bengkulu Tengah - Bengkulu serta
Kutai Kartanegara dan Penajam- Kalimantan Timur. Potensi batubara yang terdapat
di sedimentasi dapat berupa hamparan luas dengan dip (kemiringan) kurang dari 20
derajat, kalori mencapai 5000 - 6000, dengan kuantitas yang banyak. Dengan
demikian, kuantitas batubara tersebut dapat mencukupi kebutuhan yang besar. Lokasi
seperti ini dapat dijumpai di lokasi eksplorasi GeoAtlas di Tebo, Jambi dan Tanah
Laut, Kalimantan Selatan.Batu bara di mamnfaat kan sebagai pembuat jalan,
pembangkit tenaga listrik dan masih banyak lagi.

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
4.2.4 Percobaan 4

Warna segar merah maron lalu warna lapuk hitam dengan tekstur keras dan
padat dan termasuk batuan sedimen non detritus / non klastik , mineral pembentukan
yang ada di dalamnya silika pencampuran kuarsa dan pada kekompakan sangat padat
(dense) dan struktur sedimen mudah tergores dan pecah ( tidak berlapis ) lalu nama
daari mineral rijang merah
  Rijang merupakan batuan sedimen yang di endapkan di laut dalam (zona
abyssal), yang berdasarkan kandungan fosil renik radiolaria menunjukan bahwa
batuan ini berumur kapur atas, sedangkan batu gamping merah adalah endapan
plankton gampingan yang mungkin terkumpul pada bagian-bagian meninggi.
     Perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti diatom
dan Radiolaria. Endapan tersebut dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi
dari lumpur silika organik yang terakumulasi pada lautan yang dalam. Saat
organisme tersebt mati cangkang mereka di endapkan perlahan di dasar laut dalam
yang kemudian mengalami akumulasi yang masih saling lepas. Beberapa perlapisan
rijang belum tentu berasal dari bahan organik, Bisa saja berasal dari Prasipitasi silika
yang berasal dari dapur magma yang sama pada basaltik bawah laut (lava bantal)
yang mengalami presipitasi bersama dengan perlapisan rijang.
Secara umum dianggap bahwa batuan ini terbentuk sebagai hasil perubahan
kimiawi pada pembentukan batuan endapan erkompresi, pada proses diagenesis. Ada
teori yang mengatakan bahwa bahan serupa geliatin yang mengisi rongga sedimen,
misalnya lubang ayang di gali oleh mollusca, yang kemudian akan berubah menjadi
silikat. teori ini dapat menjelaskan bentuk kompleks yang di temukan pada rijang.
Metode penambangan yang digunakan biasanya adalah tambang terbuka atau open
pit, dikarenakan harga pasar rijang yang tidak begitu tinggi. Open pit adalah bukaan
yang di buat di permukaan tanah, bertujuan untuk mengambil bijih dan akan
dibiarkan tetap terbuka (tidak di timbun kembali) selama engambilan bijih masih
berlangsung. Untuk mencapai badan bijih yang umumnya terletak di kedalaman,
diperlukan pengupasan tanah/batuan penutup (waste rock) dalam jumlah yang besar.
Tujuan utama dari oprasi pertambangan adalah untuk menambang dengan biyaya
yang serendah mungkin sehingga mencapai keuntungan yang maksimal.

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
Batu rijang ini biasanya digunakan untuk indkator dalam laut (abyssal) dan
pada zaman batu, rrijang banyak di gunakan untuk membuat senjata dan peralatan
seperti pedang, mata anak panah, pisau, kapak, dan lain-lain. Tetapi yang paling
populer rijang digunakan untuk ornamen-ornamen dan batu permata.

Gambar 4.4 Rijang Merah

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
4.2.5 Percobaan 5

Warna segar coklat lalu warna lapuk putih susu dengan tekstur keras dan
padat dan termasuk batuan sedimen detritus / klastik , fragmen pembentuknya
felsdpar rijang, matriks felsdpar , semen silika ,besar butirannya fine .\> 256
pemilihannya terpilih sangat buruk , bentuk butirannya bundar tanggung , kemas
terbuka , porositas sangat terbuka dan kekompakan sangat keras dan struktur
sedimen berlapis lalu nama daari mineral Konglomerat
Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi,
batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan
ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh
batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya
membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup
besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.

Gambar 4.5 Konglomerat


Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan dengan
ukuran berbeda dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk
fragmen yang membulat akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral
atau batuan yang mempunyai ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya. Di antara
fragmen- fragmen konglomerat diisi oleh sedimen-sedimen halus sebagai perekat
yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika, dan Kalsit. Fragmen-fragmen

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral atau batuan atau beraneka macam
campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya yang heterogen menjadikan berwarna-
warni. Konglomerat umumnya diendapkan pada air dangkal. Digunakan Sebagai
pondasi bangunan keterdapatan konglomerat ada di Indonesia

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan


endapan yang berupa bahan lepas
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa
batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan
proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan
ukuran besar butirnya sedangkan Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan
sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan
material di tempat itu juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok
ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya
(biokimia).
Mendeskripsikan batuan pertama dilihat warna segar, warna lapuk , telstur
alau apakah dia termasuk non kalstik atau kalstik dan tentukan struktur sedimen dan
tentukan nama mineralnya apa.

5.2 Saran

Adapun saran kami yaitu mengenai laboratorium batuan untuk segera

mengganti papan tulis yang baru, dan mengfasilitasi para asisten proyektor/LCD yang

lebih bagus.

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
DAFTAR PUSTAKA

Djauhari Noor. 2009. Pengantar Geologi. Bogor.

Guide to, Schuster and simon. 1988. Rocks and Minerals. Reside. New York

Korps Asisten. 2015. Penuntun Praktikum Geologi Dasar. Universitas Muslim

Indonesia. Makassar

Noer Aziz Megatsari. 2001. Geologi Fisik. ITB

Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan Dan Mineral. Nova. Bandung

SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S


093 2017 0117 093 2018 0078

Anda mungkin juga menyukai