LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari tujuan praktikum geologi ini kita dapat mengenal,
mengetahui, dan menguasai ilmu tentang batun sedimen yang menjadi salah satu
aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat menjelaskan proses pembentukan batuan sedimen
2. Praktikan dapat membedakan jenis batuan sedimen ( klastik dan non klastik )
3. Praktikan dapat mendeskripsi jenis – jenis batuan sedimen.
1.3.1 Alat
1. ATM (alat tulis menulis)
2. Lap kasar dan lap halus
3. Loop perbesaran minimal 10x
1.3.2 Bahan
1. Problem set 5 lembar
2. Skala Wentworth
3. HCL 0,1 M
Dalam proses sedimentasi itu sendiri terdapat yang disebut dengan diagenesis.
Diagenesis memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Eoldiagenesis, Tahap ini merupakan tahap awal dari pengendapan sedimen.
Dimana terjadi pembebanan, yang menyebabkan adanya kompaksi pada tiap lapisan
sedimennya. Pada tahap ini proses kompaksi mendominasi
b. Mesodiagenesi, earlydiagenesis
c. Latelydiagenesis, Tahap mesogenesis ini terjadi setelah melewati tahap
eoldiagenesis. Pada tahap ini, kompaksi yang sangat kuat disertai dengan proses
burial, menyebabkan kenaikan suhu dan tekanan yang memicu terjadinya dissolution.
Pada tahap ini proses yang mendominasi adalah proses dissolution (pelarutan).
Sampai dengan proses ini, dikategorikan sebagai earlydiagenesis. Apabila setelah
proses pelarutan, masih terjadi burial, maka akan terjadi sementasi di sekitar butiran-
butiran sedimen. (inilah yang disebut dnegan latelydigenesis). Apabila kompaksi
terus berlanjut, hingga pada suhu 150 derajat celcius. Proses diagenesis akan berhenti
dan digantikan menjadi proses metamorfisme.
SENJA ZULCHAEDAH FEBRIANTI MUHTABSIR. S
093 2017 0117 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN
d. Telodiagenesis, Sedangkan jika setelah tahapan mesodiagenesis terjadi
pengangkatan, dalam proses pengangkatan ini, keberadaan berbagai jenis air (air
meteorik, air tanah, dll) mempengaruhi susunan komposisi kimia batuan, sehingga
memungkinkan terjadinya authigenesis (pengisian mineral baru).
2.3 Kekompakkan
2.4. Kebundaran
Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara,
yaitu 1.terbentuk dalam lembangan pengendapan atau dengan kata lain ianya tidak
mengalami proses pengangkutan. Sedimen sebegini dikenali sebagai sedimen
autochthonous. Antara sedimen yang termasuk dalam kumpulan ini ialah evaporit,
batu kapur, laterit.
2. mengalami proses angkutan, atau dengan kata lain, puncanya daripada kawasan
luar lembangan, dan proses luluhawa, hakisan dan angkutan membawa sedimen ini
ke lembangan pengendapan yang baru. Sedimen ini dipanggil sedimen
allochthonous. Antara yang termasuk dalam kumpulan ini ialah konglomerat,
volkanoklastik. Selain daripada pengelasan di atas, batuan sedimen boleh dikelaskan
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah ada dua tahap Detritus/klastik atau
Non Detritus / Non klastik,pertama sedimen klasik yaitu menentukan warna
batuan,setelah itu menentukan fragmen pembentuk kemudian matriknya, yang ke 4
semen yang kelima besar butir setelah itu pemilihan, bentuk butir kemudian
menentukan kemas apakah kemas terbuka atau tertutup kemudian mineral sedikit
yang terkandung dalam batuan setelah itu porositasnya dalam batuan , kemudian
kekompakan butir batuan tersebut setelah itu struktur sedimen apakah berlapis atau
berlapis dan terakhir nama batuannya setelah di dapatkan tekstur batuannya barulah
di tentukan nama batuannya.
Kemudian setelah menentukan sedimen detritusnya/klastiknya barulah
mencari batuan sedimen Non Detritusnya / Non klastiknya pertama menentukan
warna apa yang sesuai yanng dilihat setelah itu menentukan mineral pembentuknya
apa yang terkandung dalam batuan,kemudian yang kedua pencampuran dari batuan
tersebut setelah itu kekompakan butirannya, kemudian lanjut dengan struktur
sedimennya apakah berlapis atau tidak setelah menentukan nama batuannya,alat
yang digunakan dalam proses deskrifsinya adalah kaca lop dan air HCL 0,1. Setelah
semua langkah atau prosedur dilakukan,catatlah hasil pengamatan tersebut
dibproblem set. Terakhir mengambil atau memotret batuan tersebut.
4.1 Hasil
4.1.1 Percobaan 1
Nomor Urut :1
Warna Segar : Putih Kecoklatan
Warna Lapuk : Coklat
Tekstur : Keras Dan Padat
Batuan Sedimen Non Dertritus/Non Klastik
1. Mineral Pembentuk : Kalsit
2. Pencampuran : Dolomit
3. Kekompakan : Keras Dan Padat
Struktur Sedimen : Mudah Tergores Dan Pecah
Nama Mineral : Gamping
Simbol Batuan :
Asisten Praktikan
Asisten Praktikan
Asisten Praktikan
Asisten Praktikan
Nomor Urut :5
Warna Segar : Coklat
Warna Lapuk : Putih Susu
Tekstur : Keras Dan Padat
Batuan Sedimen Detritus / Klastik
1. Fragmen Pembentuk : Felsdpar Rijang
2. Matriks : Felsdpar
3. Semen : Silika
4. Besar Butir : > 256
5. Pemilihan : Sangat Buruk
6. Bentuk Butir : Budar Tanggung
7. Kemas : Terbuka
8. Porositas : Sedang
9. Kekompakan : Sangat Keras
Struktur Sedimen : Berlapis
Nama Mineral : Konglomerat
Simbol Batuan :
Asisten Praktikan
4.2.1 Percobaan 1
Warna segar putih kecoklatan lalu warna lapuk coklat dengan tekstur keras
dan padat dan termasuk batuan sedimen non detritus / non klastik , mineral
pembentukan yang ada di dalamnya kalsit pencampuran dolimit dan pada
kekompakan keras dan padat dan struktur sedimen mudah tergores dan pecah ( tidak
berlapis ) lalu nama daari mineral gamping.
Untuk batu gamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya tidak
jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terjadi secara organic. Yang
membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur tersebut yang
kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula.
Pada umumnya deposit batu gamping ditemukan dalam bentuk bukit, oleh sebab itu
teknik penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dalam bentuk kuari tipe sisi
bukit (side hiil type) Untuk penambangan skala besar pembongkaran dibantu dengan
sistem peledakan beruntun dibantu peralatan berat antara lain eksavator, bulldozer,
ripper (penggaruk), sedangkan untuk penambangan skala kecil dilakukan dengan alat
sederhana antara lain cangkul, ganco dan sekop. baja, Bahan pemutih, Soda
abu, Bahan penggosok, Pembuatan logam magnesium dari air laut Sebagian besar
cadangan batu kapur berada di Sumatra Barat dengan kisaran cadangan sekitar 23,23
milyar ton atau hampir 81,02 % dari cadangan keseluruhan di Indonesia.
Warna segar putih kekuningan lalu warna lapuk putih kekuningan dengan
tekstur keras dan padat dan termasuk batuan sedimen detritus / klastik , fragmen
pembentuknya batuan beku, matriks kuarsa , semen silika ,besar butirannya fine sand
( 1/8-1/4 ) pemilihannya terpilih sangat baik , bentuk butirannya membulat baik ,
kemas terbuka , porositas sangat terbuka dan kekompakan keras tetapi dapat diremas
dan struktur sedimen berlapis lalu nama daari mineral batu pasir kuarsa
Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil
pelapukan batuan yang mengandung mineral utama seperti kuarsa dan felsfar hasil
pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau air yang diendapakn ditepi-
tepi sungai, danau atau laut. Di Alam pasir kuarsa ditemukan dengan kemurnian
yang bervarisi tergantung kepada proses terbentuknya disamping adanya material
lain yang ikut selama proses pengendapan material pengotor tersebut bersifat sebagai
pemberi warna pada pasir kuarsa.
Warna segar hitam lalu warna lapuk hitam dengan tekstur keras dan padat
dan termasuk batuan sedimen non detritus / non klastik, mineral pembentukan yang
ada di dalamnya karbonat pencampuran tidak ada dan pada kekompakan mudah
tergores dan pecah (sofi)dan struktur sedimen mudah tergores dan pecah ( tidak
berlapis ) lalu nama daari mineral batubara.
Batubara adalah batuan sediment (padatan) yang dapat terbakar, berasal dari
tumbuhan, yang pada kondisi tertentu tidak mengalami proses pembusukan dan
penghancuran yang sempurnakarena aktivitas bakteri anaerob, berwarna coklat
sampai hitam yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia, yang
mana mengakibatkan pengayaan kandungan karbon. Dengan berjalannya waktu
karena terjadinya gerakan kulit bumi, rawa-rawa tersebut tertutup laut dan
mengalami pengendapan dari sedimentasi berlapis Makin tebal sedimen
menyebabkan tekanan dan temperatur yang tinggi, menyebabkan peat tumbuhan
tersebut berubah menjadi batubara. Diperkirakan anthracite (batubara yang paling
tua) terbentuk sekitar 80 juta tahun. Daerah eksplorasi batubara tim GeoAtlas antara
lain di Bengkulu, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Pada beberapa daerah
eksplorasi GeoAtlas, potensi batubara yang berada di daerah perbukitan dan
pegunungan cenderung memiliki dip (kemiringan) lebih dari 65 derajat, kalori
Warna segar merah maron lalu warna lapuk hitam dengan tekstur keras dan
padat dan termasuk batuan sedimen non detritus / non klastik , mineral pembentukan
yang ada di dalamnya silika pencampuran kuarsa dan pada kekompakan sangat padat
(dense) dan struktur sedimen mudah tergores dan pecah ( tidak berlapis ) lalu nama
daari mineral rijang merah
Rijang merupakan batuan sedimen yang di endapkan di laut dalam (zona
abyssal), yang berdasarkan kandungan fosil renik radiolaria menunjukan bahwa
batuan ini berumur kapur atas, sedangkan batu gamping merah adalah endapan
plankton gampingan yang mungkin terkumpul pada bagian-bagian meninggi.
Perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti diatom
dan Radiolaria. Endapan tersebut dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi
dari lumpur silika organik yang terakumulasi pada lautan yang dalam. Saat
organisme tersebt mati cangkang mereka di endapkan perlahan di dasar laut dalam
yang kemudian mengalami akumulasi yang masih saling lepas. Beberapa perlapisan
rijang belum tentu berasal dari bahan organik, Bisa saja berasal dari Prasipitasi silika
yang berasal dari dapur magma yang sama pada basaltik bawah laut (lava bantal)
yang mengalami presipitasi bersama dengan perlapisan rijang.
Secara umum dianggap bahwa batuan ini terbentuk sebagai hasil perubahan
kimiawi pada pembentukan batuan endapan erkompresi, pada proses diagenesis. Ada
teori yang mengatakan bahwa bahan serupa geliatin yang mengisi rongga sedimen,
misalnya lubang ayang di gali oleh mollusca, yang kemudian akan berubah menjadi
silikat. teori ini dapat menjelaskan bentuk kompleks yang di temukan pada rijang.
Metode penambangan yang digunakan biasanya adalah tambang terbuka atau open
pit, dikarenakan harga pasar rijang yang tidak begitu tinggi. Open pit adalah bukaan
yang di buat di permukaan tanah, bertujuan untuk mengambil bijih dan akan
dibiarkan tetap terbuka (tidak di timbun kembali) selama engambilan bijih masih
berlangsung. Untuk mencapai badan bijih yang umumnya terletak di kedalaman,
diperlukan pengupasan tanah/batuan penutup (waste rock) dalam jumlah yang besar.
Tujuan utama dari oprasi pertambangan adalah untuk menambang dengan biyaya
yang serendah mungkin sehingga mencapai keuntungan yang maksimal.
Warna segar coklat lalu warna lapuk putih susu dengan tekstur keras dan
padat dan termasuk batuan sedimen detritus / klastik , fragmen pembentuknya
felsdpar rijang, matriks felsdpar , semen silika ,besar butirannya fine .\> 256
pemilihannya terpilih sangat buruk , bentuk butirannya bundar tanggung , kemas
terbuka , porositas sangat terbuka dan kekompakan sangat keras dan struktur
sedimen berlapis lalu nama daari mineral Konglomerat
Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi,
batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan
ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh
batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya
membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup
besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
mengganti papan tulis yang baru, dan mengfasilitasi para asisten proyektor/LCD yang
lebih bagus.
Guide to, Schuster and simon. 1988. Rocks and Minerals. Reside. New York
Indonesia. Makassar