Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan  suatu agregat
(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas lainnya
yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak
termasuk batuan, tetapi disebut dengan aluvial deposit. Salah satu jenis batuan yang
kita kenal adalah batuan sedimen
     Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai
material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan
longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat
terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain.
Menurut tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen.
Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan
sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.
Banyak hal dari batuan sedimen yang bisa di bahas untuk menambah pengetahuan
mengenai batuan sedimen yang ada di permukaan bumi ini.
Batuan sedimen adalah batuan yang berasal dari batuan beku yangmengalami
proses sedimentasi. Proses sedimentasi yang dimaksud adalahpelapukan,
transportasi, pengendapan, litifikasi, diagenesa maka terbentuklahbatuan sedimen.
Batuan sedimen ada pula yang terbentuk oleh proses kimiawi.Proses kimiawi yang
dimaksud adalah pelarutan, evaporasi dan karbonisasi.Batuan sedimen adalah batuan
yang berasal dari batuan beku yangmengalami proses sedimentasi. Proses
sedimentasi yang dimaksud adalahpelapukan, transportasi, pengendapan, litifikasi.
Dunia pertambangan sangat erat kaitannya dengan ilmu geologi , ilmugeologi
merupakan ilmu yang mempelajari mengenai bumi termasuk mengetahuibatuan-
batuan yang terbentuk dipermukaan bumi. Masing-masing jenis batuan sedimen
memiliki sifat yang berbeda. Keberadaan batuan sedimen tertentu juga bisa menunjukkan
kondisi suatu lahan seperti status gunung berapi atau kondisi patahan lempeng bumi. Batuan
sedimen itu telah banyak tersebar luas. Ketebalannya antara beberapa centimeter hingga
beberapa kilometer ( Surapto 2010).

AYU ELVINA SANTI NIRA LA BAUCE


09320180126 09320190001
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

1.1.1 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Adapun maksud dari praktikumbatuan sedimen ini, agar kita dapat mengenal
dan mengetahui tentang batuan sedimen yang menjadi salah satu aplikasi dasar
terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu agar :
a. Praktikan dapat menjelaskan defenisi dari batuan sedimen
b. Praktikan dapat menjelaskan proses terbentuknya batuan sedimen..
c. Praktikan dapat mendeskripsi batuan sedimen.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
a. Alat tulis menulis
b. Lap kasar dan lap halus
c. Loop perbesaran 60X
d. HCL
1.3.2 Bahan
a. Problem set minimal 10
b. Skala Wentworth

AYU ELVINA SANTI NIRA LA BAUCE


09320180126 09320190001
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

BABII
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Batuan

Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang


sudah dalam kedaan membeku/keras. Batuan adalah salah satu elemen kulit bumi
yang menyediakan mineral-mineral anorganik melalui pelapukan yang selanjutnya
menghasilkan tanah. Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat fisik, dan
umur yang beraneka ragam. Jarang sekali batuan yang terdiri dari satu mineral,
namun umumnya merupakan gabungan dari dua mineral atau lebih. Mineral adalah
suatu substansi anorganik yang mempunyai komposisi kimia dan struktur atom
tertentu. Jumlah mineral banyak sekali macamnya ditambah dengan jenis-jenis
kombinasinya.Secara umum jenis-jenis batuan dibagi menjadi 3, yaitu batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorfik  berikut akan dibahas tentang batuan
sedimen.

2.2 Batuan Sedimen

Saat batuan yang telah terbentuk didalam bumi (batuan beku ataubatuan


metamorf) mencapai permukaan, maka batuan tersebut akanterpengaruh oleh gaya-
gaya eksogen seperti pelapukan oleh angin atau air.Akibatnya, batuan tersebut sedikit
demi sedikit akan hancur membentukbeberapa bagian. Bagian bagian ini ukurannya
akan semakin mengecil akibatdari kontak dengan lingkungan sekielilingnya, seperti
saling berbenturan denganbatuan sekitarnya. Proses ini disebut proses
pelapukan.Semakin jauh batuan tersebut berpindah tempat, ukurannya tentu
akansemakin kecil. Hingga pada akhirnya akan mengendap dan membentu
suatubatuan baru. Batuan tersebut dikenal sebagai batuan sedimen.
Batuan sedimennadalah batuan yang terbentuk dari hasil pelapukan,
transportasi, pengendapan,litifikasi dan diagenesa.Batuan sedimen dapat membentuk
lapisan, dapat dibedakan oleh batuan beku dan batuan metamorf. Contohnya
terpecahnya sendiri permukaan lapisan. Selain itu ditetapkan ciri-ciri tersendiri pada
fosil-fosil yang tidak pernah ditemukan pada batuan beku dan jarang ditemukan pada
batuan metamorf.

AYU ELVINA SANTI NIRA LA BAUCE


09320180126 09320190001
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi,


vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol
pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat
terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju. Mekanisme pengangkutan sedimen
oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih
kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat
besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin
umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah
sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen
cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.
Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut
cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena
daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang
cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut maka susah sekali
sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut. Dengan semakin
banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami penurunan
dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak sedimen
yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan
berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di
sekitar cekungan seperti adanya patahan.
Batuan sedimen klastika berbutir kasar (rudites, f > 2 mm) biasanya terdiri
dari fragmen dan matriks. Fragmen adalah klastika butiran lebih besar yang tertanam
di dalam butiran yang lebih kecil atau matriks. Matriks mungkin berbutir lempung
sampai dengan pasir, atau bahkan granule. Sedangkan fragmen berbutir pebble
sampai boulder. Mineral utama penyusun batuan silisiklastika adalah mineral silika
(kuarsa, opal dan kalsedon), felspar serta mineral lempung. Sebagai mineral
tambahan adalah mineral berat (turmalin, zirkon), mineral karbonat, klorit, dan mika.
Untuk batuan klastika gunungapi biasanya ditemukan gelas atau kaca gunungapi.
Selain mineral, maka di dalam batuan sedimen juga dijumpai fragmen batuan, serta
fosil binatang dan fosil tumbuh-tumbuhan.
Batuan karbonat (klastika dan non klastika) tersusun oleh mineral kalsit,
cangkang fosil dan kadang-kadang dolomit. Batuan evaporit (non klastika hasil
penguapan), utamanya tersusun oleh mineral gipsum (CaSO4.2H2O), anhidrit

AYU ELVINA SANTI NIRA LA BAUCE


09320180126 09320190001
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

(CaSO4) dan halit (NaCl). Batuan sedimen ironstone tersusun oleh mineral oksida
besi (hematit, magnetit, limonit, glaukonit dan pirit). Batuan sedimen posfat tersusun
oleh mineral apatit. Batubara tersusun oleh mineral carbon. Batuan sedimen silika
(chert atau opal) tersusun oleh kuarsa dan kalsedon.
Fragmen dan matriks di dalam batuan sedimen lebih menyatu karena adanya
bahan semen. Bahan penyemen butiran fragmen dan matriks tersebut adalah material
karbonat, oksida besi, dan silika. Semen karbonat dicirikan oleh bereaksinya dengan
cairan HCl. Semen oksida besi, selain tidak bereaksi dengan HCl secara khas
berwarna coklat, Semen silika umumnya tidak berwarna, tidak bereaksi dengan HCl
dan batuan yang terbentuk sangat keras. Semen itu tidak selalu dapat diamati secara
megaskopik.
Berbagai sifat fisik sedimen ditelah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya.
Diantaranya adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk
butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen,
komposisi mineral, serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran
butir menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan
sedimen yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena
ukuran butir berhubungan erat dengan dinamika transportasi dan deposisi.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan
endapan yang berupa bahan lepas. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk
oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi
pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah
longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium
karbonat, silika, garam dan material lain.

2.3 Genesa Batuan Sedimen

Proses pertama dalam bagaimana batuan sedimen terbentuk adalahsedimentasi.


Sedimentaasi meliputi didalamnya pelapukan, pengangkutan atautransportasi, dan
pengendapan. Pelapukan diartikan sebagai perubahan sifatfisik atau kimia dari
mineral ataupun batuan, akibat dari pengaruhgaya asal luar.Perubahan dapat terjadi
pada warna, komposisi kimia, dan kekerasan.Perubahan dapat disebabkan oleh
kegiatan atmosfer (seperti oksigen dan karbondioksida), biosfer (seperti akar
tumbuhan yang masuk kedalam batuan),ataupun hidrosfer (seperti arus sungai dan

AYU ELVINA SANTI NIRA LA BAUCE


09320180126 09320190001
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

abrasi), akibatnya batuan akanhancur.Batuan yang telah hancur akan terbawa oleh
agen pelapukan , sepertiangin ataupun air. Proses ini disebut proses transportasi.
Akibatnya, batuan yangtelah hancur terbawa ketempat dimana diendapkan. Semakin
banyak batuanyang dibawa oleh proses transportasi, maka endapan akan
terkompakan danmenjadi semakin padat. Hingga akhirnya membentuk batuan
sedimen setelahsebelumnya.

2.4 Proses Sedimentasi

Proses sedimentasi merupakan proses yang sangat mempengaruhidalam


pembentukan batuan sedimen. Proses sedimentasi diantaranya adalahpelapukan,
transportasi dan pengendapan. Pelapukan dapat terjadi secarakimiawi, dapat juga
terjadi secara mekanik. Pelapukan kimiawi menyebabkanperubahan susunan mineral
akibat pengaruh atmosfer hidrosfer. Didalamnyamelibatkan reaksi kimia seperti
proses oksidasi, hidrasi, karbonasi, danpelarutan. Selain perubahan kimia, proses
pelapukan juga menyebabkanperubahan struktur dan tingkat kekerasan batuan. Pada
pelapukan mekanik,perubahan diakibatkan oleh perbedaan suhu signifikan dan
berlangsung secarakonstan. Biasanya pelapukan mekanik terjadi pada daerah dengan
radiasimatahari yang tinggi dan curah hujan yang relatif rendah.Semakin jauh
tertransportasikan, maka bentuknya akan semakin membundardan ukurannya pun
akan semakin mengecil.
Proses pengendapan dapat dikarenakan oleh gravitasi dan gaya
berat,pemberian tekanan yang berlangsung secara terus-menerus sehingga
terjadipenurunan kadar air dan terbentuk pori-pori berukuran kecil, dan
prosesdiagenesa. Batuan sedimen dapat umum terendapkan pada laut dalam,
lautdangkal, pantai, danau, sungai, rawa, atau gurun.

2.5 Klasifikasi Umum

Pettijohn (1975), O’Dunn & Sill (1986) membagi batuan sedimen berdasar
teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastik dan batuan
sedimen nonklastik.
2.5.1 Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil
pengerjaan kembali (reworking) terhadap batuan yang sudah ada. Proses pengerjaan

AYU ELVINA SANTI NIRA LA BAUCE


09320180126 09320190001
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

kembali itu meliputi pelapukan, erosi, transportasi dan kemudian redeposisi


(pengendapan kembali). Sebagai media proses tersebut adalah air, angin, es atau efek
gravitasi (beratnya sendiri). Media yang terakhir itu sebagai akibat longsoran batuan
yang telah ada. Kelompok batuan ini bersifat fragmental, atau terdiri dari
butiran/pecahan batuan (klastik) sehingga bertekstur klastika.
2.5.2 Batuan sedimennonklastik
Batuan sedimennonklastik adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai
hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu).
Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi
/organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan
terbentuk sebagai hasil reaksi kimia. Secara organik adalah pembentukan sedimen
oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah
binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya
kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.Sanders (1981) dan
Tucker (1991), membagi batuan sedimen menjadi :
a. Batuan sedimen detritus (klastik).
b. Batuan sedimen kimia.
c. Batuan sedimen organik.
d. Batuan sedimen klastika gunungapi.
Batuan sedimen jenis ke empat itu adalah batuan sedimen bertekstur klastik
dengan bahan penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi.Graha
(1987) membagi batuan sedimen menjadi 4 kelompok juga, yaitu :
a. Batuan sedimen detritus (klastik/mekanis).
b. Batuan sedimen batubara (organik/tumbuh-tumbuhan).
c. Batuan sedimen silika.
d. Batuan sedimen karbonat.
Batuan sedimen jenis kedua pada umumnya bertekstur non-klastik. Tetapi
batuan sedimen jenis ketiga dan keempat dapat merupakan batuan sedimen klastik
ataupun batuan sedimen non-klastik.
Berdasar komposisi penyusun utamanya, batuan sedimen klastik (bertekstur klastik)
dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
a. Batuan sedimen silisiklastik adalah batuan sedimen klastik dengan
mineral penyusun utamanya adalah kuarsa dan felspar.

AYU ELVINA SANTI NIRA LA BAUCE


09320180126 09320190001
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

b. Batuan sedimen klastik gunungapi adalah batuan sedimen dengan


material penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi
(kaca, kristal dan atau litik).
c. Batuan sedimen klastik karbonat, atau batugamping klastik adalah
batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah
material karbonat (kalsit).

2.6 Tekstur Batuan Sedimen

2.6.1 Warna
Pada umumnya, batuan sedimen berwarna terang atau cerah, putih, kuning
atau abu-abu terang. Namun demikian, ada pula yang berwarna gelap, abu-abu gelap
sampai hitam, serta merah dan coklat. Dengan demikian warna batuan sedimen
sangat bervariasi, terutama sangat tergantung pada komposisi bahan penyusunnya.
2.6.2 Kekompakan
Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga
menjadi batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada
suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300 oC dan tekanan 1-2 kilobar,
berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga terangkat dan tersingkap
kembali di permukaan.
2.6.3 Tekstur
Batuan sedimen dapat bertekstur klastik atau non klastik. Namun demikian
apabila batuannya sudah sangat kompak dan telah terjadi rekristalisasi (pengkristalan
kembali), maka batuan sedimen itu bertekstur kristalin. Batuan sedimen kristalin
umum terjadi pada batugamping dan batuan sedimen kaya silika yang sangat kompak
dan keras.
2.6.4 Bentuk Butir
Berdasar perbandingan diameter panjang (long), menengah (intermediate)
dan pendek (short) maka terdapat empat bentuk butir di dalam batuan sedimen.
2.6.5 Kebundaran
Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka
Pettijohn(1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan ditunjukkan
dengan pembulatan rendah dan tinggi. Keenam kategori kebundaran tersebut yaitu:
a. Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular).

AYU ELVINA SANTI NIRA LA BAUCE


09320180126 09320190001
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

b. Meruncing (menyudut) (angular).


c. Meruncing (menyudut) tanggung (subangular).
d. Membundar (membulat) tanggung (subrounded).
e. Membundar (membulat (rounded).
f. Sangat membundar (membulat) (well-rounded).
2.6.6 Ukuran Butir
Ukuran butir batuan sedimen klastika umumnya mengikuti Skala Wentworth
(1922). Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopik.
Ukuran butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih
terasa ada butir seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa
sangat halus dan lembut di tangan, tidak terasa ada gesekan butiran seperti pada
lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin.
2.6.7 Kemas atau Fabrik
a. Kemas tertutup, bila butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling
bersentuhan atau bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast
supported). Apabila ukuran butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil),
maka disebut bimodal clast supported. Tetapi bila ukuran butir fragmen ada
tiga macam atau lebih maka disebut polymodal clast supported.
b. Kemas terbuka, bila butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di
antaranya terdapat material yang lebih halus yang disebut matrik (matrix
supported).
2.6.8 Pemilahan
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan
sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka
pemilahan semakin baik.
a. Pemilahan baik, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen tersebut seragam.
Hal ini biasanya terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup.
b. Pemilahan sedang, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen terdapat yang
seragam maupun yang tidak seragam.
c. Pemilahan buruk,bila ukuran butir di dalam batuan sedimen sangat beragam,
dari halus hingga kasar. Hal ini biasanya terdapat pada batuan sedimen
dengan kemas terbuka.
2.6.9 Porositas

AYU ELVINA SANTI NIRA LA BAUCE


09320180126 09320190001
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori


di dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyaiporositas tinggi apabila pada batuan
itu banyak dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori.Sebaliknya, batuan dikatakan
mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya kompak, padat atau tersemen
dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-pori.
2.6.10 Kompaksi
Batuan sedimen klastika berbutir kasarbiasanya terdiri dari fragmen dan
matriks. Fragmen adalah klastika butiran lebih besar yang tertanam di dalam butiran
yang lebih kecil atau matriks. Matriks mungkin berbutir lempung sampai dengan
pasir, atau bahkan granule. Sedangkan fragmen berbutir pebble sampai boulder.
Mineral utama penyusun batuan silisiklastika adalah mineral silika (kuarsa, opal dan
kalsedon), felspar serta mineral lempung. Sebagai mineral tambahan adalah mineral
berat (turmalin, zirkon), mineral karbonat, klorit, dan mika. Untuk batuan klastik
gunungapi biasanya ditemukan gelas atau kaca gunungapi. Selain mineral, maka di
dalam batuan sedimen juga dijumpai fragmen batuan, serta fosil binatang dan fosil
tumbuh-tumbuhan.
Batuan karbonat (klastik dan non klastik) tersusun oleh mineral kalsit,
cangkang fosil dan kadang-kadang dolomit. Batuan evaporit (non klastika hasil
penguapan), utamanya tersusun oleh mineral gipsum (CaSO 4.2H2O), anhidrit
(CaSO4) dan halit (NaCl). Batuan sedimen ironstone tersusun oleh mineral oksida
besi (hematit, magnetit, limonit, glaukonit dan pirit). Batuan sedimen posfat tersusun
oleh mineral apatit. Batubara tersusun oleh mineral carbon. Batuan sedimen silika
(chert atau opal)tersusun oleh kuarsa dan kalsedon.
Fragmen dan matriks di dalam batuan sedimen lebih menyatu karena adanya
bahan semen. Bahan penyemen butiran fragmen dan matriks tersebut adalah material
karbonat, oksida besi, dan silika. Semen karbonat dicirikan oleh bereaksinya dengan
cairan HCl. Semen oksida besi, selain tidak bereaksi dengan HCl secara khas
berwarna coklat, Semen silika umumnya tidak berwarna, tidak bereaksi dengan HCl
dan batuan yang terbentuk sangat keras. Semen itu tidak selalu dapat diamati secara
megaskopik.
2.6.11 Penamaan Batuan
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian
(data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian

AYU ELVINA SANTI NIRA LA BAUCE


09320180126 09320190001
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

batuan sedimen silisiklastikumumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan bentuk


butir, struktur dan komposisi.
a. Rudit, termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen
membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat
diamati, maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi
utama fragmen batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung,
konglomerat kuarsa.
b. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir
ini dapat ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh
batupasir berlapis, batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya,
misal batupasir kuarsa.
c. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir
lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau.
Serpih adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.

AYU ELVINA SANTI NIRA LA BAUCE


09320180126 09320190001
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN SEDIMEN

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Pada praktikum percobaan kali ini secara virtual menggunakan aplikasi gogle meet
dan whatspat. Dimana proses berjalannya laboratorium dan asistensi di ahlikan secara daring
atau online. Untuk berjalannya laboratorium online ini para praktikan hanya menyiapkan alat
dan bahan seperti alat tulis menulis dan problem set minimal 10 lembar untuk tempat
mengisi hasil pendiskiripsian mineral. Pertama-tama mendegarkan pemaparan materi dari
asisten lewat zoom sambil mencatat materi-materi penting kemudian asisten akan
memaparkan berbagai jenis batuan beku. Yang pertama dilakukan adalah mempersiapkan
semua bahan dan alat yang akan digunakan. Kemudian selanjunya mengamati batuan
sedimen dan mendeskripsikan warna segar dan lapuknya. Lalu mnedeskripsikan batuan
tersebut. Untuk sedmen klastk yang kita deskripsikan yaitu campuran, fragmen
pembentuk, matriks, semen, besar butir, pemlihan, bentuk butir, kemas, mineral
sedikit, porositas struktur sedimen, kekompakan dan menentukan nama batuan. Dan
untuk batuan non klastik yatu dengan melihat mneral pembentuk, pencampur,
kekompakan, struktur sedmen, dan menentukan nama batuan dengan skala
wentworth.

AYU ELVINA SANTI NIRA LA BAUCE


09320180126 09320190001

Anda mungkin juga menyukai